Mobilitas Sosial, Pengertian, Jenis-Jenis, Dan Ciri-Cirinya

Mobilitas sosial sanggup juga diartikan sebagai gerak sosial. Mobilitas sosial ialah gerak perpindahan seseorang ataupun sekelompok warga dari status sosial yang satu ke status sosial yang lain. Mobilitas sosial juga meliputi struktur sosial yang bersifat hubungan antarindividu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya. Setiap gerak cenderung menjadikan perubahan, baik itu berupa perubahan fungsi maupun perubahan posisi. Contoh yang terjadi pada individu ialah adanya alih profesi yang semula pegawai negeri berpindah menjadi wiraswasta. Sedangkan, dalam lingkup kelompok contohnya golongan minoritas suatu wilayah masyarakatnya berasimilasi dengan golongan mayoritas.

 Mobilitas sosial sanggup juga diartikan sebagai gerak sosial Mobilitas Sosial, Pengertian, Jenis-jenis, dan Ciri-cirinya

Pengertian Mobilitas Sosial Menurut Para Ahli
Ahli sosiologi mengartikan mobilitas berdasarkan pendapat mereka masing-masing.
a. Horton dan Hunt mengartikan mobilitas sosial sebagai gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya. Perpindahan kelas sosial ini sanggup diartikan sebagai peningkatan maupun penurunan.
b. Kimball Young mendefinisikan mobilitas sosial cenderung kepada tujuannya. Menurutnya, tujuan mobilitas sosial ialah memperoleh keterangan wacana kepantasan struktur sosial suatu masyarakat tertentu. Misalnya, mendapat status pegawai negeri sipil.

Mobilitas sosial sanggup terjadi pada setiap sistem pelapisan sosial baik yang terbuka maupun tertutup. Pada masyarakat pelapisan sosial terbuka akan terjadi mobilitas yang tinggi. Artinya, prestasi menentukan status sosial seseorang sehingga memberi peluang yang selebar-lebarnya untuk berpindah status sosial yang lebih tinggi/baik. Sebaliknya, masyarakat yang menganut pelapisan sosial tertutup, akan cenderung berpindah ke status sosial yang sama.

Pada dasarnya jenis mobilitas sosial dibedakan menjadi mobilitas horizontal dan mobilitas vertikal.

a. Mobilitas Horizontal
Mobilitas horizontal berarti perpindahan kedudukan secara mendatar atau perpindahan dalam lapisan yang sama. Dengan kata lain, perpindahan kedudukan individu atau objek-objek sosial lainnya dari satu kelompok sosial lainnya yang sederajat. Jadi, tidak terjadi perubahan derajat atau kedudukan seseorang dalam mobilitas horizontal ini.

Mobilitas horizontal mempunyai dua bentuk yaitu bentuk intragenerasi dan antargenerasi.
1) Mobilitas sosial horizontal intragenerasi, terjadi dalam diri seseorang. Misalnya, seseorang yang berpindah profesi tanpa melihat status sosialnya (walaupun status sosialnya lebih rendah) tetapi jadinya menjadi lebih sukses. Contoh konkretnya seseorang yang semula bekerja sebagai pengusaha, lalu beralih menjadi petani.
2) Mobilitas sosial horizontal antargenerasi, terjadi antara dua generasi atau lebih. Misalnya, ayah dan anak. Contoh konkretnya ialah seorang ayah dahulu sebagai petani sukses. Anaknya, tidak memalsukan jejak sang ayah, tetapi menentukan sebagai seorang polisi. Contoh lainnya, kakek, ayah, dan anak. Kakeknya dahulu sebagai petani miskin, ayahnya bekerja sebagai buruh bangunan dan anaknya berprofesi sebagai makelar karcis kereta api.


b. Mobilitas Vertikal
Mobilitas vertikal merupakan perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok warga pada lapisan sosial yang berbeda.
Mobilitas vertikal dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu mobilitas vertikal intragenerasi dan antargenerasi.
1) Mobilitas sosial vertikal intragenerasi, ialah mobilitas vertikal yang terjadi dalam diri seseorang. Misalnya, Rudi ialah seorang polisi mula-mula pangkatnya sersan, lalu naik menjadi letnan, dan seterusnya. Mobilitas sosial intragenerasi sanggup terjadi menaik maupun menurun. Contoh mobilitas sosial intragenerasi menurun ialah seorang polisi yang diturunkan pangkatnya alasannya ialah perkara pidana.
2) Mobilitas sosial vertikal antargenerasi, ialah mobilitas sosial yang tidak terjadi dalam diri orang renta sendiri, tetapi terjadi dalam dua generasi. Misalnya, ibunya dahulu seorang dokter, sedangkan anaknya hanya seorang yang lulus SMA. Hal itu menawarkan mobilitas vertikal menurun.

Dibandingkan dengan mobilitas horizontal, mobilitas vertikal lebih banyak membawa dampak pada masyarakat.

Ciri-ciri mobilitas vertikal ialah sebagai berikut:
- Mobilitas vertikal terjadi pada masyarakat yang menganut sistem pelapisan sosial terbuka maupun sistem pelapisan sosial tertutup.
- Mobilitas vertikal terjadi berdasarkan norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.
- Kondisi politik dan ekonomi masyarakat yang bersangkutan mensugesti laju mobilitas vertikal.
- Saluran-saluran dalam masyarakat merupakan saran berlangsungnya mobilitas vertikal.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel