Tantangan Global Terhadap Jati Diri Bangsa Indonesia

Tantangan globalisasi pada kenyataannya sanggup melemahkan jati diri suatu bangsa. Namun, sanggup pula mempertegas kalau bangsa tersebut bisa melaksanakan penyesuaian-penyesuaian dengan menciptakan forum kemasyarakatan yang bisa mengimbangi proses perubahan sosial yang populer diseluruh dunia tersebut

 Tantangan globalisasi pada kenyataannya sanggup melemahkan jati diri suatu bangsa Tantangan Global Terhadap Jati Diri Bangsa Indonesia
Berikut ini yakni tantangan global yang dihadapi bangsa Indonesia sehubungan dengan upaya mempertahankan jati diri bangsa.
a. Melemahnya Pengayatan Terhadap Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Pancasila merupakan gagasan bangsa Indonesia yang merupakan kesatuan yang lingkaran dan utuh. Pancasila merupakan gagasan atau wangsit yang ada dalam pikiran para pemilik budaya tersebut. Jika bangsaya Indonesia meyakini pancasila sebagai kebenaran dalam hidup berbangsa dan bernegara, maka sudah sewajarnya mereka bertingkah laris sesuai dengan apa yang terkandung dalam pancasila.

Bagi bangsa Indonesia, imbas terhadap pandangan hidup yang positif, artinya yang sesuai atau mendukung nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sebagai pandangan hidup, akan tetap diterima sebagai upaya memperkaya jati diri bangsa. Akan tetapi, imbas absurd yang bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila harus diwaspadai, contohnya kekerasan dan atheism.

b. Berkurangnya Pemakaian Bahasa Indonesia
Bahasa dipandang sebagai karya budaya yang penting dalam kehidupan manusia. Modernisasi dan globalisasi juga ikut memengaruhi, atau mungkin mengubah, sebagai unsur bahasa yang kita miliki. Misalnya, perbendaharaan kata, gaya berbahasa, dan struktur pembahasaan yang digunakan.

c. Berkurangnya Legitimasi agama
Diseluruh dunia berkembang aneka macam macam agama. Banyak sarjana sosiologi menganggap bahwa ketika agama berhadapan dengan modernisasi, peranannya sebagai pakar legitimasi utama dalam masyarakat akan tersisihkan dan digantikan oleh lembaga-lembaga kemasyarakatan yang dibuat oleh masyarakat itu sendiri atas dasar kemajuan ilmu pengetahuan.

Bangsa Indonesia yakni bangsa yang religious dan sangat mengagungkan nilai dan norma social yang berasal dari aliran agama. Gencarnya modernisasi dan globalisasi, sedikit banyak telah memperngaruhi teladan beragama dan penghayatan terhadap iktikad dalam masyarakat Indonesia. Namun, bukan berarti kita mengubah aliran fundamental dari agama dan keyakinan yang kita anut selama ini.

d. Dekadensi Moral dan Kekacauan Kemanusiaan
Dekadensi moral yakni melemahnya atau terkikisnya nilai-nilai kemanusiaan, kasih sayang, dan kebersamaan di dalam diri manusia. Ada kelompok masyarakat yang hanya memupuk kekayaan peribadi dan menghabiskan uang jutaan dolar untuk membangun sistem persenjataan dan kekuatan militer demi sanggup menanamkan dominasi terhadap Negara-negara lain. Inilah yang disebut sebagai paradoks, alasannya yakni terdapat dua kenyataan yang saling bertentangan dan mengatakan kelemahan serta kekacauan tataan kemanusiaan yang berlaku semenjak modernisasi melanda dinia sampai ketika ini.

e. Perubahan Pola Pirilaku Dalam Pergaulan
Modernisasi dan globalisasi melahirkan corak kehidupan yang sangat kompleks, cirri khas bangsa Indonesia yakni kekeluargaan, musyawarah untuk mencapai mufakat, dan gotong royong.

Kepribadian Untuk Menghadapi Globalisasi
Di dalam menghadapi tantangan global, Selo Soemardjan menyatakan bahwa bangsa Indonesia membutuhkan unsur-unsur kepribadian sebagai berikut.

1. Kemampuan dan kebiasaan berpikir secara rasional dan relistis serta objektif dalam menghadapi masalah-masalah yang dijumpai. Kemampuan ini menjadi sarana untuk berkerja secara sistematis, efisien, dan efektif.

2. Kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga masyarakat dan warga Negara untuk berprilaku yang tidak meanggar nilai-nilai sosial dan kaidah-kaidah hokum.

3.Memiliki rasa harga diri dan iktikad pada diri sendiri untuk ikut serta dalam tata masyarakat yang diwarnai dengan sistem bersaing (com-petitive system).

4. Memiliki pengetahuan yang luas dan suatu keahlian yang ditekuni secara professional.

5. Mempunyai keinginan hidup yang ingin dicapai melalui segala jalan yang sah dan etis serta yang sanggup dibenarkan.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel