Patih Ampat, 4 Tokoh Sakti Legenda Tanah Banjar
Zaman dahulu di tanah Banjar, terdapatlah kerajaan yang berjulukan Nagara Dipa. Kerajaan Dipa ketika itu belum mempunyai raja sebagai pemimpin. Hanya ada empat orang pemuka yang dikenal sebagai 'Patih Ampat' atau 'Mantri Ampat'. Mereka yakni orang-orang yang berpengaruh sakti mandraguna. Kekuatan dan kesaktian mereka populer ke seluruh pelosok negeri.
Panimba Sagara
Orang yang pertama yakni Panimba Sagara. Penampilannya sangat rapi. Warna pakaian kesukaannya yakni kuning. Senjatanya berjulukan Naga Runting.
Panimba Sagara mempunyai kesaktian sanggup menimba air lautan dengan kedua tangannya. Jika ingin mengeringkan air laut, ia bisa mengubah dirinya menjadi lebih besar daripada raksasa. Kalau ia bangun di tengah lautan yang paling dalam, air maritim hanya hingga pada tumitnya. Kalau ia bangun di daratan, gunung yang tinggi hanya sebatas lututnya. kalau Pambimba Sagara berjalan selangkah saja, satu bukit bisa dilewatinya. Teriakannya bisa menciptakan seluruh hewan ketakutan. Suaranya bisa terdengar dari arah matahari terbit ke arah matahari terbenam. Kedua telapak tangannya menjadi sebesar telaga ketika ia menimba air laut.
Pambalah Batung
Orang kedua dari Patih Ampat berjulukan Pambalah Batung. Ia suka menggunakan baju hijau. Pandai berbicara dan berdiplomasi. Senjata andalannya yakni Sampana Carita.
Lelaki ini sanggup membelah apa saja yang ada di bumi. Dia sanggup membelah sungai menjadi dua bagian, membelah gunung menjadi dua gundukan, memindahkan hutan dari utara ke selatan, dan memindahkan apa saja yang ia inginkan.
Garuntung Waluh
Garuntung Waluh yakni orang ketiga dari Patih Ampat. Ciri khasnya yakni berpakaian merah dan sederhana, pendiam, dan keras hati. Senjatanya dinamakan Tilam Upih.
Seperti anggota Patih Ampat yang lainnya, Garuntung Waluh pun mempunyai kesaktian yang mengagumkan. Dia sanggup menghilang dan mengecilkan tubuhnya sekecil yang ia inginkan. Tubuhnya bisa lebih kecil dari semut, bahkan bisa lebih kecil dari itu. Mampu bersembunyi di pucuk pohon, di rambut kepala, dan bisa juga bersembunyi di dalam sarung mandau.
Garuntung Manau
Sahabat keempat berjulukan Garuntung Manau. Pakainnya hitam, orangnya pendiam, dan jujur. Senjata pamungkasnya berjulukan Balitung.
Kesaktian Garuntung Manau yakni ilmu mengubah diri. Karena itu ia bisa berada di segalam tempat. Dia bisa mnejadi ikan laut, ikan sungai, atau menjadi kutu.
Jika Garuntung Manau ingin menjadi burung, ia menirukan bunyi dan gerakan burung yang diinginkannya. Tidak usang lalu ia pun menjadi burung. Dan jikalau ia ingin menjadi harimau, ia akan mengaum, dalam sekejap saja Garuntung Manau sudah menjelma harimau.
Sakti Mandraguna
Keempat patih tersebut berdasarkan legenda sangat sakti, sehingga sulit dikalahkan. Banyak jagoan yang mencoba kesaktian mereka alhasil pulang dengan kekalahan. Bahkan berdasarkan legenda, diceritakan ada seorang Mpu sakti mandraguna dari Majapahit yang mengirimkan sebuah keris yang bisa terbang. Keris itu dikatakan berjulukan Condong Campur. Setelah terjadi perkelahian selama 3 hari 3 malam antara keris Condong Campur dengan Patih Ampat, keris tersebut hancur berkeping-keping, sekaligus mengakhiri hidup Sang Mpu.
Kepergian Patih Ampat
Setelah berkelana ke tanah Jawa untuk mencari calon raja untuk tanah Banjar. Ahirnya Patih Ampat menerima ijin dari raja Majapahit untuk membawa cucunya, Pangeran Suryanata, untuk di bawa ke Banjar dan dinobatkan menjadi raja disana.
Ketika agama Islam masuk ke Kalimantan, Pangeran Suryanata pun memeluk agama Islam. Sejak ketika itu namanya diubah menjadi Pangeran Suryansyah atau Suriansyah.
Sewaktu Pangeran Suriansyah memeluk Islam, Patih Ampat pun tolong-menolong juga ingin ikut masuk agama Islam. Tetapi oleh Khatib Dayan mereka disuruh bersunat terlebih dahulu. Dikarenakan Patih Ampat takut bersunat, alhasil mereka tidak jadi untuk bersyahadat dan menentukan mengasingkan diri. Konon berdasarkan legenda, mereka menjadi Orang Gaib di Pegunungan Maratus.
***
Sumber : Asal-usul Kerajaan Banjar - Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Orang yang pertama yakni Panimba Sagara. Penampilannya sangat rapi. Warna pakaian kesukaannya yakni kuning. Senjatanya berjulukan Naga Runting.
Panimba Sagara mempunyai kesaktian sanggup menimba air lautan dengan kedua tangannya. Jika ingin mengeringkan air laut, ia bisa mengubah dirinya menjadi lebih besar daripada raksasa. Kalau ia bangun di tengah lautan yang paling dalam, air maritim hanya hingga pada tumitnya. Kalau ia bangun di daratan, gunung yang tinggi hanya sebatas lututnya. kalau Pambimba Sagara berjalan selangkah saja, satu bukit bisa dilewatinya. Teriakannya bisa menciptakan seluruh hewan ketakutan. Suaranya bisa terdengar dari arah matahari terbit ke arah matahari terbenam. Kedua telapak tangannya menjadi sebesar telaga ketika ia menimba air laut.
Pambalah Batung
Orang kedua dari Patih Ampat berjulukan Pambalah Batung. Ia suka menggunakan baju hijau. Pandai berbicara dan berdiplomasi. Senjata andalannya yakni Sampana Carita.
Lelaki ini sanggup membelah apa saja yang ada di bumi. Dia sanggup membelah sungai menjadi dua bagian, membelah gunung menjadi dua gundukan, memindahkan hutan dari utara ke selatan, dan memindahkan apa saja yang ia inginkan.
Garuntung Waluh
Garuntung Waluh yakni orang ketiga dari Patih Ampat. Ciri khasnya yakni berpakaian merah dan sederhana, pendiam, dan keras hati. Senjatanya dinamakan Tilam Upih.
Seperti anggota Patih Ampat yang lainnya, Garuntung Waluh pun mempunyai kesaktian yang mengagumkan. Dia sanggup menghilang dan mengecilkan tubuhnya sekecil yang ia inginkan. Tubuhnya bisa lebih kecil dari semut, bahkan bisa lebih kecil dari itu. Mampu bersembunyi di pucuk pohon, di rambut kepala, dan bisa juga bersembunyi di dalam sarung mandau.
Garuntung Manau
Sahabat keempat berjulukan Garuntung Manau. Pakainnya hitam, orangnya pendiam, dan jujur. Senjata pamungkasnya berjulukan Balitung.
Kesaktian Garuntung Manau yakni ilmu mengubah diri. Karena itu ia bisa berada di segalam tempat. Dia bisa mnejadi ikan laut, ikan sungai, atau menjadi kutu.
Jika Garuntung Manau ingin menjadi burung, ia menirukan bunyi dan gerakan burung yang diinginkannya. Tidak usang lalu ia pun menjadi burung. Dan jikalau ia ingin menjadi harimau, ia akan mengaum, dalam sekejap saja Garuntung Manau sudah menjelma harimau.
Sakti Mandraguna
Keempat patih tersebut berdasarkan legenda sangat sakti, sehingga sulit dikalahkan. Banyak jagoan yang mencoba kesaktian mereka alhasil pulang dengan kekalahan. Bahkan berdasarkan legenda, diceritakan ada seorang Mpu sakti mandraguna dari Majapahit yang mengirimkan sebuah keris yang bisa terbang. Keris itu dikatakan berjulukan Condong Campur. Setelah terjadi perkelahian selama 3 hari 3 malam antara keris Condong Campur dengan Patih Ampat, keris tersebut hancur berkeping-keping, sekaligus mengakhiri hidup Sang Mpu.
Kepergian Patih Ampat
Setelah berkelana ke tanah Jawa untuk mencari calon raja untuk tanah Banjar. Ahirnya Patih Ampat menerima ijin dari raja Majapahit untuk membawa cucunya, Pangeran Suryanata, untuk di bawa ke Banjar dan dinobatkan menjadi raja disana.
Ketika agama Islam masuk ke Kalimantan, Pangeran Suryanata pun memeluk agama Islam. Sejak ketika itu namanya diubah menjadi Pangeran Suryansyah atau Suriansyah.
Sewaktu Pangeran Suriansyah memeluk Islam, Patih Ampat pun tolong-menolong juga ingin ikut masuk agama Islam. Tetapi oleh Khatib Dayan mereka disuruh bersunat terlebih dahulu. Dikarenakan Patih Ampat takut bersunat, alhasil mereka tidak jadi untuk bersyahadat dan menentukan mengasingkan diri. Konon berdasarkan legenda, mereka menjadi Orang Gaib di Pegunungan Maratus.
***
Sumber : Asal-usul Kerajaan Banjar - Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.