Sejarah Runtuhnya Uni Soviet
SEJARAH RUNTUHNYA UNI SOVIET
Uni Soviet mulai dibuat semenjak meletusnya Revolusi Rusia pada 25 Oktober 1917.[1] Revolusi Rusia lahir sebagai reaksi kekecewaan rakyat terhadap Tsar Nicholas II yang korup. Revolusi digerakkan kaum Bolsyewik yang berhaluan marxisme di bawah pimpinan Vladimir Ilyich Lenin.
Setelah Revolusi Bolshevik tersebut, pemerintahan gres terbentuk mengembangkan filsafat sosialisme dengan transisi dan alhasil sedikit demi sedikit untuk membentuk Komunisme. Negara yang diciptakan Bolshevik dimaksudkan untuk mengatasi perbedaan-perbedaan nasional, dan bukan untuk membuat satu negara monolitik didasarkan pada sistem ekonomi dan politik terpusat. Tetapi negara yang dibangun di atas ideologi komunis alhasil berkembang menjadi sebuah negara totaliter, di mana kepemimpinan Komunis mempunyai kontrol penuh atas negara itu.
Ketotaliteran dirasakan oleh rakyat Uni Soviet dikala kepemimpina Joseph Stalin. Dimana semasa tampil di panggung kekuasaan, Stalin sering menindas dan melenyapkan semua saingan politiknya. Tidak tanggung-tanggung, tokoh sekaliber Leon Trotsky yang berjasa dalam Revolusi Rusia dipecat dan dibunuhnya. Stalin mendirikan kamp konsentrasi GULAG sebagai tempat bagi para nakal kebijakan pemerintah dan juga sebagai tempat bagi orang-orang yang membahayakan kedudukannya. Dia juga mengeluarkan kebijakan deportasi kepada para etnis-etnis minoritas untuk menempati wilayah di daerah Asia Tengah dan Siberia. Kebijakan ini dilakukan antara tahun 1936 hingga 1952, dengan jumlah kurang lebih 3 juta orang yang terkena kebijakan deportasi ini.[2]
Tidak hanya bentuk pemerintahan yang totaliter, penyelewengan atas impian Marx dan Lenin yang ingin membawa rakyat kedalam bentuk kehidupan masyarakat tanpa kelas demi kesejahteraan terkubur di bawah bentuk-bentuk ketidak adilan. Adanya perbedaan upah antara kaum Stakhanovis[3] (lapisan atas kelas pekerja) dan kaum buruh merupakan cerminan yang sangat menyakitkan. Dimana dalam waktu beberapa bulan telah muncul satu lapisan pekerja yang mereka sebut “orang-orang seribuan”, lantaran pendapatan mereka melampaui seribu rubel sebulan. Ada pula yang mendapat lebih dari dua ribu per bulan, sementara buruh dari kategori rendah seringkali hanya mendapat kurang dari seratus.[4]
Setelah kepemimpinan Stalin, Uni Soviet dipimpin oleh Kruschev yang menghentikan sistem komando administrasi-birokrasi yang berjaya pada masa Stalin. Dia juga mengeluarkan tahanan politik GULAG. Selain itu ia juga mengeluarkan kebijakan peniadaan GULAG. Banyak keberhasilan yang terjadi di masa Kruschev, antara lain pengiriman astronot pertama ke luar angkasa, keterbukaan kekerabatan diplomasi dengan Negara-negara di Eropa dan Asia, serta dimulainya negosiasi antara Uni Soviet dan Amerika, meskipun tidak membuahkan hasil yang baik.
Kruschev mundur dari dingklik kepemimpinan pada tahun 1964. Setelah itu, Uni Soviet mengalami kemunduran dan hal ini merupakan awal dari kehancurannya. Kruschev digantikan oleh Leonid Breznev, dengan perdana menteri Kosygin. Kosygin mencoba suatu sistem kebijakan ekonomi dengan tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, terutama ekonomi pedesaan. Akan tetapi kebijakannya tersebut berdampak sebaliknya. Pada awalnya, kebijakan ekonomi tersebut bisa meningkatkan pertumbuhan sebesar 3% antara tahun 1960-1970, akan tetapi sehabis itu terjadi kemunduran yang cukup signifikan. Terjadi urbanisasi besar-besaran dari desa ke kota. Sedangkan Breznev membuat kebijakan Dekruschevisasi[5] yang merupakan sebuah kebijkan yang kontra Kruschev. Dia berusaha untuk menguatkan sistem birokrasi pemerintahan.
Tahun 1985, Uni Soviet dipimpin oleh Mikhail Gorbachev. Dia berusaha membangun Uni Soviet melalui kebijakannya yaitu Glasnost dan Perestroika.[6] Konsep reformasi yang dibawa oleh Gorbachev melalui Parestroika (keterbukaan), berkembang menjadi angin ribut yang meruntuhkan pilar utama rezim diktator partai komunis. Rakyat di negara-negara kepingan Uni Soviet bangun secara serempak. Kesadaran rakyat atas hak-hak politiknya mulai muncul. Mereka merasa berhak untuk menentukan pemimpin-pemimpinnya, membentuk partai politik, dan menentukan status wilayahnya sendiri melalui referendum.
Sehingga sanggup dikatakan bahwa keruntuhan Uni Soviet akhir dari kegagalan agenda Glasnot dan Parestroika. Negara-negara pecahan Uni Soviet yang kini ini terbentuk berkat kebijakan dari Presiden Mikhail Gorbachev yang mencuatkan Glasnot dan Parestroika. Salah satu isi dari kebijakan itu ialah negara-negara kepingan boleh memisahkan diri dan menjadi negara sendiri.
Faktor lain yang menjadi penyebab keruntuhan dari Uni Soviet ialah keberhasilan dari liberalisme.[7] Seperti yang penulis ketahui bahwa Uni Soviet merupakan simbol dari sosialisme sedangkan AS ialah symbol dari liberalisme. Strategi AS untuk menghadapi Uni Soviet lewat containment policynya telah berhasil. Selain itu, negara-negara yang mengikuti bentuk liberalisme mengalami kemajuan yang pesat. Berbeda halnya dengan sistem sosialisme yang dianut oleh Uni Soviet di mana telah melahirkan keterpurukan ekonomi yang berdampak jelek bagi Uni Soviet itu sendiri. Sehingga Uni Soviet pun bubar secara resmi pada 25 Desember 1991.
AKHIR PERANG DINGIN
DAN RUNTUHNYA UNI SOVIET
- Perang Dingin (Cold War)
Perang masbodoh ialah perang dalam bentuk ketegangan sebagai perwujudan dari konflik-konflik kepentingan, supremasi, perbedaan ideologi dan lain-lain antara Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet.
Pada mulanya, guna mengakhiri Perang Dunia II, Uni Soviet dan Amerika Serikat bersekutu dan menjalin kekerabatan untuk menghadapi NAZI Jerman di bawah pimpinan Adolf Hitler. Amerika Serikat pernah mengirim sumbangan tentara ke Uni Soviet untuk menggempur pasukan Jerman.
Ketegangan paling awal dari persaingan ini, yang kemudian dikenal dengan sebutan Cold War (Perang Dingin), dimulai semenjak pembagian Jerman menjadi dua wilayah, yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur. Pembagian dua negara Jerman pasca PD II itu berakibat pada pembagian kota Berlin menjadi Berlin Barat dan Berlin Timur. Berlin Barat dikuasai oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis, sedangkan Berlin Timur dikuasai oleh Uni Soviet
- Berakhirnya Perang Dingin
Perang Dingin telah berlangsung selama 45 tahun lebih yang melibatkan USA dan sekutunya Blok Barat melawan USSR dan sekutunya Blok Timur, sehingga kedua negara Adikuasa berlomba-lomba untuk mempengaruhi dunia dan menjadi Peminpin Dunia dengan menyiapkan persenjataan yang mutakhir, hal ini tentu sangat mengakibatkan kemungkinan meletusnya Perang Dunia III yang sangat dahsyat dan akan menghancurkan dunia ini.
Perang Dingin antara Blok Barat dan Blok Timur yang semakin memanas menimbulkan kesadaran antara USA dan USSR untuk mengurangi ketegangan dengan mengadakan Perundingan. Perundingan tersebut antara lain:
- Perjanjian non Proliferasi Nuklir (Non-Proliferation Teaty) tahun 1968 antara USA, USSR, dan Inggris. Hasil dari perjanjian ini ialah kesepakatan untuk tidak menjual senjata nukliratau memperlihatkan warta perihal persenjataan nuklir kepada negara-negara yang tidak mengembangkan senjata nuklir.
- SALT (Strategic Arm Limitation Talks): Perundingan Pembatasan Persenjataan Strategis.
SALT I berlansung di Helsinki, Finlandia (17 November 1969) Hasilnya ditandatangani oleh Presiden Richard Nixon (USA) dan Leonid Brezhnev (USSR).
SALT II dilangsungkan di Jenewa, Swiss (November 1972) Hasilnya ditandatangani oleh Presiden Jimmy Carter (USA) dan Pemimpin USSR, Leonid Brezhnev pada tanggal 18 Juni 1979 di Wina, Austria.
START (Strategic Arms Reduction Treaty), Perjanjian pengurangan senjata-senjata strategis antara USA dan USSR. Hasil perjanjian ini adalah: Pemusnahan nuklir dengan daya luncur berjarak menengah. Perundingan kesepakatan pengurangan senjata nuklir juga berkembang ke negara atau wilayah lain.
Di Bangkok pada bulan Desember 1995 ditandatangani Southeast Asia Nuclear Weapons Free Zone oleh beberapa negara Asia Tenggara. Kesepakatan perihal wilayah yang bebas dari nuklir. Penandatanganan lain juga terjadi di Eropa dan Afrika sebagai bentuk realisasi dari penghentian Perang Dingin di dunia.
- Sampai Tahun 1980 Uni Soviet membelanjakan 11% GNP-nya untuk kepentingan militer yang banyak diambil dari laba ekspor minyak. Tapi sehabis tahun 1980 Uni Soviet tak bisa lagi membiayai Perang Dingin dari ekpor minyak, sehingga mulai mengurangi kekuatan senjata mereka di Eropa Timur. Tahun 1989 Uni Soviet menarik tentaranya dari Afghanistan. Akhirnya rezim komunis mulai runtuh di Eropa Timur.
- Tahun 1991 Uni Suviet bubar, Rusia dan negara-negara kepingan Uni Soviet yang lain menjadi negara yang merdeka. Runtuhnya Uni Soviet (USSR) di Eropa Timur inilah mengakhiri Perang Dingin yang berlangsung selama kurang lebih empat puluh lima tahun (45 tahun).
- Penjelasan terkait Runtuhnya Uni Soviet (USSR)
Revolusi Bolshevik pimpinan Lenin melahirkan negara Uni Soviet dan menjadikan Komunisme sebagai ideologi satu-satunya. Tahun 1920 Lenin mengumandangkan Komintern Pact ( Pacta Komunisme Internasional) sehingga komunis tidak hanya di Uni Soviet saja, tetapi juga berkembang di seluruh dunia.
1) Program Pembaharuan Gorbachev
Tanggal 11 Maret 1985 Mikhail Gorbachev terpilih menjadi Sekretaris Jendrak Komunis dan Presiden Uni Soviet, kemudian ia harus menghadapi kemacetan ekonomi warisan pendahulunya. Maka ia mencoba melaksanakan pembaharuan di bidang politk dan ekonomi melalui :
- Glasnost : Keterbukaan
- Perestroika: Restrukturisasi
- Democratizatsia: Demokratisasi
Melalui Glasnost dan perestroika, Gorbachev mempunya maksud menanmpilkan Komunisme Uni Soviet dalam bentu baru, tetapi agenda ini mendapat problem yang serius di dalam negerinya.
Tanggal 19 Agustus 1991 terjadi percobaan Kudeta dengan dalih Gorbachev kurang sehat oleh oleh Wapres Genadi Yenayev yang didampingi oleh kelompok komunis garis keras:
· Menteri Pertahanan: Marsekal Dimitri Yazov
· Kepala KGB: Jendral Vladimir Kruckhov
· Menteri Dalam Negeri: Boris Pugo
· Tindakan pengambilalihan kekuasaan ini mendapat saingan keras dari rakyat di bawah pimpinan Presiden Republik Rusia : Boris Yeltsin. Kudeta ini alhasil berhasil digagalkan.
2) Pembubaran Uni Soviet
Setelah menjadi Presiden kembali, Gorbachev melepaskan jabatannya sebagai Sekretaris Jendral Partai Komunis dan memerintahkan pembekuan segala acara Partai Komunis dan penyitaan semua kekayaan partai. Sementara negara bagian, kecuali Rusia dan Kazhaksthan, mengumumkan kemerdekaannya.
Tanggal 5 September 1991 diadakan Konggres wakil Rakyat untuk membicarakan pembubaran pemerintahan pusat warisan Lenin. 5 negara kepingan tidak ambil kepingan dalam sidang tersebut, yaitu: Lithuania, Estonia, Latvia, Georgia, dan Moldova. Sementara Lithuania, Estonia, dan Latvia telah mendapat kemerdekaannya dari Uni Soviet tanggal 6 September 1991. Georgia dan Moldova menolak mengikuti negosiasi lantaran sedang memperjuangkan pemerintahan sementara di wilayah masing-masing.
Konggres tersebut setuju membentuk Uni negara yang berdaulat, namun kesepakatan tidak berlaku lantaran keutuhan Uni Soviet tidak bisa dipertahankan lagi.
Desember 1991, Gobachev semakin tidak bisa mengatasi perpecahan Uni Soviet. Akhirnya pada tanggal 18 Desember 1991, Mikhail Gorbachev dan Boris Yeltsin setuju membubarkan Uni Soviet dan membentuk persemakmuran negara-negara merdeka berjulukan CIS (Commonwealth of Independent States).
Kronologi runtuhnya Uni Soviet atau USSR :
1) 1986 Kebijakan gres Glasnost, Perestroika, dan Democratizatsia USSR memuka diri bagi kemajuan ekonomi dan politik
2) 25 Mei 1989 Gorbachev menjadi Presiden USSR dan terpilih sebagai ketua tertinggi.
3) 5-7 Februari 1990 Pengesahan agenda Multi Partai komisi Sentral mendukung dilaksanakannya multi partai di USSR
4) 23 Februari 1990 Estonia menghapus tugas Partai Komunis. Dewan Soviet Esatonia menghapus kewenangan tunggal Partai Komunis dalam politik di Estonia
5) 11 Maret 1990 Lithuania merdeka. Pemimpin tertinggi Lithuania menyatakan kemerdekaan.
6) 13 Maret 1990 Monopoli Komunis dihapus. Konggres perwakilan rakyat memutuskan untuk menghapus monopoli partai komunis.
7) 12-13 Juni 1990 Rusia, Moldova, Usbekistan memproklamirkan kemerdekaan. Tiga anggota resmi mundur dan menjadi negara yang independent.
8) 1 Oktober 1990 Hak beragama dijamin. Pemerintah USSR menjamin kebebasan beragama bagi asyarakatnya secara bebas dan aman
9) 21 Desember 1991 Beberapa negara uni merdeka dari USSR Uzbekistan, Moldova, Kazakhstan, Tajikistan, Armenia, Kirzigistan, dan Turmenistan mengadakan pertemuan di Kazakhtan untuk mendirikan CIS.
10) 25 Desember 1992 Mikhail . Gorbachev mundur. Mundurnya Gorbachev dari jabatan Presiden menunjukan keruntuhan USSR
BAB II
BAB II
USA (AMERIKA SERIKAT) SEBAGAI POLISI DUNIA
DAN PENGUASA TUNGGAL
Setelah Pasca perang masbodoh maka Amerika serikat keluar sebagai penguasa atau negara adikuasa tunggal yang merajai dunia.Kini Amerika serikat menjadi negara super power di panggung internasional. Amerika telah membuatkan pengaruhnya ke seantero penjuru dunia baik militer, politik maupun kebudayaannya.
a. Militer Amerika Serikat
Amerika ialah kekuatan Ekonomi terbesar didunia,setelah runtuhnya Uni Soviet, Amerika berdiri sendiri sebagai negara Adidaya di dunia ini tanpa saingan, Amerika mempunyai angkatan Laut dan Udara terkuat dunia (secara jumlah), yaitu sebanyak 1,559 Angkatan Laut dan sebanyak 18,169 Mesin perang angkatan udara. Amerika mempunyai 1,3 Juta Personil aktif dalam militer, Amerika juga negara pemroduksi senjata terbesar di dunia.
b. Sebagai Polisi Dunia.
Ketika perang masbodoh berlangsung selama 45 tahun maka disitu masih ada dua negara adikuasa yang saling berimbang kekuatannya. Akan tetapi kini sehabis Uni Soviet runtuh maka Amerika Serikatlah yang muncul sebagai kekuatan tunggal untuk merajai dunia. PBB yang mana kala merupakan alat legitimasi nya turut mendukung segala kebijakan pemerintah Amerika Serikat. Amerika Serikat Akan senatiasa turut campur dalam setiap problem sengketa diantara negara-negra didunia. Dimana ada problem sengketa maka secara cepat atau lambat Amerika Serikat akan masuk dan mencoba untuk menengahinya. Walaupun pada garis besarnya Amerika Sertikat sendiri juga mempunyai maksud dibalik itu semua. Dengan kekuatan yang dimilikinya itulah yang dipakai oleh amerika Serikat untuk terus mencoba mengamankan situasi keamanan negara-negara didunia. Sebab bila kita lihat dari sejarah masa lalu, maka tentunya tak heran apabila dari tinggalan-tinggaln dongeng masa lampau tersebut memunculkan bibit-bibit perbencian dan bahkan akan senantuasa balas dendam.
Amerika serikat beraksi di Kosovo, Haiti, Somalia dan Liberia, dan Perang Teluk Pertama terhadap Irak yang menginvasi Kuwait. Selepas serangan teroris pada 11 September 2001 di World Trade Center dan Pentagon, AS melancarkan serangan jawaban terhadap Afganistan dan menjatuhkan negara Taliban di sana dan pada tahun 2003 melancarkan Perang Teluk Kedua terhadap Irak untuk menyingkirkan rezim Saddam Hussein. Disitulah tugas Amerika Serikat sebagai polosi dunia. Walaupun bila dilihat dari banyak sekali sudut pandang masyarakat luas tidaklah sama, bahkan beropini bahwa amerika justru menjadikan problem atau persengketaan tambah runyam dan besar.
c. Tindakan
Secara garis besar maka tindakan Amerika Serikat sebagai polisi dunia bisa disimpulkan sebagai berikut :
1) Semakin menguatkan kekuatan militernya baik didalam negerinya sendiri maupun pasukan yang ditempatkan disetiap wilayah. Amerika Serikat akan memperkuat pasukan dalam negerinya dan merambah keluar, dimana pasukan-pasukan yang dikirim kenegara-negara sengketa merupakan angkatan yang sangat berpengaruh dan penuh dengan segala amunisi.
2) Berupaya untuk selau paling unggul dan menguatkan ratifikasi di dunia internasional bahwa Amerika serikat merupakan negara adikuasa tunggal dan tidak ada tandingannya.
3) Akan selalu turut campur dalam setiap sengketa dipelosok dunia ini, apabila sengketa tersebut akan mengganggu eksisrensinya di kancah internasional.
Misalnya : Perang Irak-Iran, Perang Israel-Palestina, Revolusi Libya, Revolusi Tunisia, Revolusi Mesir, Pergolakan Libanon, dan masih ada beberapa kasus lainnya didunia. Amerika Serikat bersama PBB selalu masuk sebagai penengahnya dan berupaya menuntaskan sengketa.
Amerika Serikat masuk hampir disemua Benua, baik Asia, Eropa, Amerika, Afrika. Hanya saja disini secara jumlah kebanyakan banyak persengketaan di Timur-Tengah yang semenjak dari dulu tak pernah padam sepeti Israel-Palestina ini.
4) Amerika Serikat masuk dan memberi tawaran Solusi Penyelesaian terhadap negara yang bersengketa dan barulah akan mengambil tindakan apabila jalur diplomasi sudah tak sanggup lagi ditempuh. Amerika tidak akan segan untuk mengirimkan militernya dan menumpas negara yang dianggapnya sudah tidak lagi bisa ditoleran.
5) Segala pemberontakan ataupun intervensi-intervensi yang kiranya membahayakan pengaruhnya maka akan segera ditumapas oleh Amerika serikat. Kebijaksanaan ini diambil lantaran pada akhir-akhir ini banyak teroris yang dari golongan umat islam mencoba untuk meneror Amerika Serikat sebagai bentuk penolakan terhadap budaya Amerika Serikat.
6) Sebenarnya secara komprehensip atau menyeluruh maka Amerika Serikat tidak hanya mengandalkan dari segi militer saja, akan tetapi juga perekonomiannya yang sangat maju dan merajai pasaran duni juga politik yang didukung dibelakangnya yaitu PBB ( Perserikatan Bangsa-Bangsa) juga NATO.
7) “Sambil menyelam minum air”. Ungkapan itu sangat cocok untuk Amerika Serikat, lantaran dalam hal apapun baik regional maupun internasional maka ia akan selalu mengambil laba dan selalu menjaga bagaimana eksistensinya sebagai negara super power ini bisa menempel dan gambaran sebagai negara pelindung atau negara pengayom negara-negara lain.
BAB III
PERKIRAAN KE DEPAN TERKAIT
HUBUNGAN NEGARA-NEGARA INTERNASIONAL
Berdasarkan realita yang ada, dilihat dari banyak sekali aspek baik ekonomi, politik, militer dan kebudayaan sepertinya kedepan nanti Amerika Serikat akan tetap terus berupaya untuk ikut ambil dalam setiap problem negara-negara didunia. Amerika Serikat melaksanakan itu dikarenakan setiap kebijakannya mempunyai maksud dan tujuan tertentu yang menguntungkannya. Walaupun terkesan sangat royal dalam membantu banyak sekali negara-negara dalam sengketa, akan tetapi disetiap laju geraknya itu niscaya ada tujuan tertentu.
Adapun hubungan-hubungan antar negara internasional tentunya tidak akan pernah lepas dari konflik atau persengketaan bahkan perang. Hal tersebut disebabkan oleh banyak sekali faktor. Negara yang merasa mempunyai kekuatan militer yang lebih unggul akan terus berupaya untuk memakmurkan dan menancapkan pengaruhnya di seluruh dunia. Karena faktor kepentinganlah ini maka suatu negara akan selalu bergerak menuju kekuatan yang lebih maju dan mereka berlomba untuk saling mengungguli.
Disini kita soroti salah satunya Uni Soviet yang kalah dalam perang dingin. Pada masa awal transisi, Rusia mengalami situasi dalam negeri yang serba sulit akhir warisan krisis ekonomi dan politik yang sebelumnya terjadi menjelang keruntuhan Uni Soviet. Namun meskipun demikian, Rusia terus berkembang hingga dikala ini. Terutama, dalam hal pertahanan keamanan. Kekuatan militer, nuklir, dan peluncur ruang angkasa merupakan perangkat keamanan utama yang dibanggakan oleh Rusia. Kekuatan lainnya ialah sistem pertahanan rudal Rusia yang semakin meningkat produksinya. Rudal jarak jauh dengan jangkauan ratusan hingga ribuan kilometer milik Rusia terbagi menjadi 2 jenis, yaitu rudal balistik (ballistic missile) dan rudal jelajah (cruise missile).
Atas kemampuan produksi rudal ini, Rusia patut berbangga. Rudal jarak jauh generasi gres menyerupai RS-24 misalnya, merupakan rudal antar benua yang akan dimodifikasi lebih modern untuk melindungi diri dari sistem pertahanan rudal Amerika Serikat. Rudal RS24 juga akan melengkapi tameng rudal Rusia dengan tujuan mengimbangi pertahanan rudal Amerika Serikat. Hal ini juga didukung dengan efektivitas penggunaan anggaran militer Kremlin dibandingkan AS, meski jumlahnya masih lebih rendah. Tetapi, fokus Rusia tidak terbagi dan semata-mata untuk membangun kekuatan militer internal ketimbang AS yang membiayai perang di Irak dan Afghanistan.
Indikasi ini tentu mengakibatkan kewaspadaan dan kecemasan dunia, khususnya Amerika Serikat yang sehabis Perang Dingin memainkan tugas negara hegemoni dan kekuatan tunggal di dunia. Munculnya aktor-aktor negara yang mengembangkan nuklir menyerupai Iran dan Korea Utara. Negara Iran contohnya tertarik dengan sistem pertahanan rudal dan mulai mengadakan kerjasama pembelian rudal dari Rusia.
Jadi, hubungan-hubungan negara-negara internasional akan terus ada sehubungan dengan kepentingan masing-masing negara. Hanya saja disini akan ada problem ataupun muncul sengketa ketika suatu kepentingan yang satu telah merugikan atau berbenturan dengan kepentingan yang lain. Amerika Serikat sebagai negara adi kuasa tunggal tidak akan pernah tinggal membisu dan berupaya keras dengan jalan apapun untuk menjaga eksistensinya.
Adapun hubungan-hubungan tersebut akan lebih fokus antara lain dalam bidang :
a) Pertahanan dan Keamanan (militer)
b) Perekonomian
c) Budaya
d) Sosial
Pada umumnya bidang militer dan perekonomian selalu menjadi sektor penting yang dilakukan oleh negara-negara internasional terutama negara-negara maju dan berkembang menyerupai Amerika Serikat sendiri, Rusia, Jepang, Cina, Korea, Inggris, Perancis, Jerman dan beberapa negara maju lainnya. Karena mereka menginginkan kekerabatan atau kolaborasi simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan.
Jika dilihat dari segi negatif maka juga tidak amenutup kemungkinan akan adanya suatu Perang Dunia III ataupun Perang Dingin II, mengingat masing-masing negara hingga kini terus mengembangkan teknologinya guna memperkuat masing-masing negaranya dari ancaman luar. Kemudian dari persaingan tersebut tidak menutup kemungkinan untuk saingan baik dibidang militer, wekonomi, maupun bidang yang lain. Di dalam kehidupan yang selalu berkembang dinamis ini tidak menutup kemungkinan untuk terulangnya suatu sejarah masa lampau yaitu Perang.