Proses Fertilisasi Dan Perkembangan Zigot Pada Manusia

Setiap makhluk hidup diberi kemampuan untuk bereproduksi atau berkembangbiak. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menjaga kelestarian spesies atau jenisnya. Pada manusia, proses bereproduksi mempunyai beberapa rangkaian yang panjang, diantaranya ialah fertilisasi. Apakah yang dimaksud dengan fertilisasi? Apa pengertian fertilisasi? Bagaimana proses fertilisasi? Untuk mengetahui secara lebih jelas, mari kita bahas lebih lanjut.
Setiap makhluk hidup diberi kemampuan untuk bereproduksi atau berkembangbiak Proses Fertilisasi dan Perkembangan Zigot pada Manusia

Pengertian Fertilisasi
Fertilisasi ialah kejadian bertemunya sperma dengan ovum di tuba fallopi. Atau lebih lengkapnya, fertilisasi merupakan proses berfusinya pronukleus jantan pada sperma dengan pronukleus betina pada ovum hingga berbentuk zigot yang berlangsung di dalam tuba falopii (saluran telur).

Proses Fertilisasi
Pada manusia, proses fertilisasi didahului dengan proses coitus. Pada ketika P memasuki V reseptor di P akan mendapatkan rangsangan sentuhan yang mengakibatkan dikeluarkannya semen yang berisi jutaan sel sperma. Proses keluarnya semen tersebut dinamakan ejakulasi.

Pada lelaki normal, dalam satu kali ejakulasi akan dikeluarkan 300 juta – 400 juta sel sperma. Sel sperma akan berenang menuju oviduk atau tuba Fallopi tempat sel telur berada sesudah masa ovulasi. Oviduk atau tuba Fallopi merupakan tempat fertilisasi pada manusia.

Pada wanita, sel telur yang telah siap dibuahi akan membentuk zona pelindung yang dinamakan corona radiata di bab luar serta sebuah cairan bening di dalamnya yang disebut zona pelusida.

Sesaat sebelum terjadinya fertilisasi, sperma melepaskan enzim pencerna yang berjulukan hialuronidase yang bertujuan untuk melubangi corona radiata. Setelah dinding sel telur berlubang, maka sel sperma masuk ke dalam sel telur. Dikarenakan zona pelusida mempunyai reseptor yang bersifat "spesies spesifik", yaitu hanya sanggup dilalui oleh sel sperma dari satu species. Maka hanya ada satu sel sperma yang akan membuahi sel telur (ovum).

Pada ketika sel sperma menembus corona radiata, akrosom sperma akan meluluh. Sel telur kemudian akan segera menuntaskan tahap meiosis II menghasilkan inti fungsional yang haploid. Bagian inti sel sperma ini kemudian bersatu dengan membran sel telur untuk melaksanakan fusi bahan genetik. Gerakan ini ibarat dengan prosedur endositosis pada sel. Setelah terjadi peleburan atau fertilisasi ini, corona radiata akan menebal sehingga tidak ada lagi sel sperma lain yang sanggup masuk. Pada ketika ini sel tersebut sudah dibuahi dan bermetamorfosis zigot. Zigot akan membelah secara mitosis menjadi morula.

Tahap-Tahap Perkembangan Zigot
Zigot mengalami pertumbuhan dan perkembangan melalui 3 tahap selama kurang lebih 280 hari. Tahap-tahap ini mencakup periode preimplantasi (7 hari pertama), periode embrionik (7 ahad berikutnya), dan periode fetus (7 bulan berikutnya).

1. Periode Preimplantasi
Selama 2–4 hari pertama pasca pembuahan, zigot berkembang dari 1 sel menjadi kelompok 16 sel (morula). Morula kemudian tumbuh dan berdiferensiasi menjadi 100 sel. Selama periode ini, zigot berjalan di sepanjang oviduk, sesudah itu masuk ke uterus dan tertanam dalam endometrium uterus. Morula kemudian membentuk bola berongga yang disebut blastosit. Blastosit mempunyai lapisan luar yang disebut tropoblas. Tropoblas ini berkembang membentuk membran embrio, korion, dan amnion. Korion mengalami perkembangan lebih lanjut membentuk vili. Vili ini tumbuh menjadi plasenta. Pada perkembangan lebih lanjut, antara fetus dan plasenta dihubungkan oleh tali pusar. Plasenta berfungsi sebagai jalan pertukaran gas, makanan, dan zat sisa antara ibu dan janin. Selain itu, plasenta juga berfungsi melindungi janin dari penyakit dengan membentuk imunitas secara pasif, melindungi janin dari organisme patogen, dan sanggup menghasilkan hormon.
Setiap makhluk hidup diberi kemampuan untuk bereproduksi atau berkembangbiak Proses Fertilisasi dan Perkembangan Zigot pada Manusia
 Amnion berasal dari lipatan jaringan tropoblas yang melingkupi sebelah luar embrioblas. Amnion merupakan kantong yang berisi cairan tempat embrio berada. Dinding amnion menghasilkan cairan ketuban yang berkhasiat untuk menjaga biar embrio tetap lembap dan tahan goncangan.

Korion merupakan selaput yang terdapat di sebelah luar amnion. Korion tumbuh keluar membentuk jonjot yang terdiri atas mesoderma dan tropoblas yang berafiliasi dengan rahim. Di dalamnya terdapat pembuluh-pembuluh darah yang berafiliasi dengan peredaran darah induknya melalui perantaraan plasenta.

Alantois merupakan jaringan yang terletak di dalam tali pusat. Di dalam alantois berkembang banyak pembuluh darah yang berfungsi menghubungkan sirkulasi embrio dengan plasenta. Antara amnion dan plasenta terdapat kantong kuning telur (yolksack) atau sacus vatelianus. Yolksack merupakan tempat munculnya sel-sel darah dan pembuluh darah yang pertama. Bagian ini berfungsi menyediakan kuliner utama bagi embrio.

2. Periode Embrionik
Tahap perkembangan ini didominasi oleh pembentukan kepala. Ciri wajah makin terlihat jelas. Telinga, mata, hidung, dan leher sudah terbentuk secara normal. Pada tahap ini juga terbentuk lengan yang diawali dengan pembentukan jari-jari. Daerah kepala dan jantung akan mengalami pembesaran. Hati juga tumbuh dengan cepat hingga mendominasi organ-organ perut. Ekor akan memendek dan paha akan mengalami perkembangan. Embrio pada final periode ini disebut fetus.

3. Periode Fetus
Selama 6 bulan pada periode fetus akan terjadi perkembangan yang sangat cepat dan terjadi perbaikan proporsi komponen tubuh melalui diferensiasi jaringan. Pada periode ini terjadi perkembangan tubuh dengan pesat, sehingga proporsi kepala akan berkurang sebesar setengah dari seluruh panjang tubuh.

Setiap makhluk hidup diberi kemampuan untuk bereproduksi atau berkembangbiak Proses Fertilisasi dan Perkembangan Zigot pada Manusia
Pada bulan keempat, wajah sudah menunjukkan ibarat wajah insan normal. Mata sudah mengarah ke lateral dan ke bab depan wajah. Telinga juga sudah terletak pada tempat sejajar dengan mata. Lengan bawah tumbuh lebih lambat daripada lengan atas. Osifikasi sebagian besar terpusat pada tulang. Jenis kelamin fetus sudah terlihat secara eksternal pada bulan ketiga.

Pada bulan kelima, kulit yang keriput akan tertutup oleh rambut. Selama bulan ini, pergerakan fetus akan terasa oleh si ibu. Glandula sebasea terbentuk aktif sempurna sebelum bayi dilahirkan (bulan ke-7 dan 8). Lemak muncul pertama kali ketika jaringan lemak berdiferensiasi dan berproliferasi semenjak ahad ke-14. Pada dua bulan terakhir kehidupan fetus, lemak terdeposit mengisi keriput pada kulit dan mengisi berat tubuh bayi pada ketika kelahiran.

4. Proses Persalinan

Proses persalinan dalam ilmu kedokteran dibagi dalam 4 tahap. Perhatikan gambar di samping. Pada tahap I, mulai terjadi pembukaan jalan lahir dari 1 cm hingga lengkap (10 cm). Dalam proses persalinan normal, tahap pertama ini memerlukan waktu sekitar 20 jam untuk anak pertama.

Memasuki tahap II, yaitu sesudah pembukaan jalan lahir lengkap hingga bayi lahir. Biasanya, tahapan ini memerlukan waktu sekitar dua jam.

Selanjutnya tahap III, mulai ketika bayi lahir hingga keluar ari-ari. Pada tahap ini, otot rahim berkontraksi, serviks membesar, dan bayi didorong ke luar.

Persalinan yang normal umumnya kepala bayi keluar terlebih dahulu dan diikuti bab tubuh lainnya. Pada ketika berkontraksi, amnion pecah, dan cairan amnion keluar bersama bayi untuk melicinkan jalan keluar. Secara normal, tahapan ini hanya memerlukan waktu setengah jam.

Tahap IV, yaitu dua jam pasca kelahiran. Beberapa ketika sesudah bayi lahir dilakukan pemotongan tali pusar. Pada tali pusar tidak terdapat jaringan saraf sehingga tidak terasa sakit sewaktu dipotong. Keluarnya plasenta terjadi kira-kira tiga puluh menit sesudah bayi keluar alasannya ialah dinding rahim berkontraksi lagi.

Hormon-hormon yang Berperan dalam Proses Persalinan
Proses persalinan tidak sanggup terlepas dari pengaturan hormon. Adapun jenis hormon yang berperan pada proses persalinan sebagai berikut.
a. Hormon relaksin, mensugesti fleksibilitas simfisis pubis.
b. Hormon estrogen, berperan mengatasi imbas hormon progesteron yang menghambat kontraksi dinding rahim.
c. Hormon prostaglandin, dihasilkan semua sel dalam jumlah sedikit untuk mengatasi imbas progesteron.
d. Hormon oksitosin, mensugesti kontraksi dinding uterus.

Bayi yang tidak normal, terlalu besar atau posisinya melintang, harus dilakukan bedah sesar. Operasi ini dilakukan dengan menciptakan sayatan pada perut menuju rahim, selanjutnya bayi diangkat dari rahim.

Setelah dilahirkan bayi memerlukan perawatan secara cermat, di antaranya dengan memberi ASI. Air susu ibu merupakan kuliner dan minuman terbaik untuk bayi terutama semenjak lahir hingga bayi berusia enam bulan. Air susu ibu yang diberikan pertama kali berwarna kekuningan. Air ini dinamakan kolostrum. Kandungan protein kolostrum tiga kali lipat dari air susu ibu biasa. Kolostrum juga mengandung antibodi yang sangat tinggi sehingga bisa melawan banyak sekali bibit penyakit ibarat salesma dan radang paru-paru. Oleh alasannya ialah itu, kolostrum sanggup dipakai sebagai imunisasi pertama bagi bayi.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel