Siklus Menstruasi Pada Wanita
Menstruasi sanggup menjadi salah satu menandakan bahwa seorang perempuan sudah memasuki masa suburnya. Secara biologis, menstruasi menandakan sudah terbuangnya sel telur miliknya yang sudah matang. Pembuangan ini dilakukan alasannya ada proses pergantian sel telur dengan sel telur yang baru. Bayangkan saja, jikalau seandainya tubuh tidak mengeluarkan sel telur yang sudah matang ini, maka akan menjadi sel telur yang busuk.
Menstruasi terjadi pada semua perempuan yang sehat dan mempunyai organ reproduksi yang sehat juga. Menstruasi sanggup menjadi salah satu menandakan bahwa perempuan mempunyai organ reproduksi yang sehat, dan merupakan salah satu indikator kesuburan.
Faktor-faktor yang Menyebabkan Siklus Menstruasi Tidak Teratur
Ada beberapa faktor yang sanggup menyebabkan siklus dan contoh menstruasi menjadi tidak teratur, yaitu:
1. Kondisi hormonal belum stabil,
2. Kondisi ?sik terganggu,
3. Kondisi psikis terganggu,
4. Kurangnya asupan gizi,
5. Hamil.
Siklus Menstruasi
Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada pula setiap 21 hari dan 30 hari). Pada hari ke-1 hingga hari ke-14 terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel primer yang dirangsang oleh hormon FSH. Pada dikala tersebut sel oosit primer akan membelah dan menghasilkan ovum yang haploid. Saat folikel berkembang menjadi folikel de Graafyang masak, folikel ini juga menghasilkan hormon estrogen yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen yang keluar berfungsi merangsang perbaikan dinding uterus, adalah endometrium yang habis terkelupas waktu menstruasi. Selain itu estrogen menghambat pembentukan FSH dan memerintahkan hipofisis menghasilkan LH yang berfungsi merangsang folikel de Graafyang masak untuk mengadakan ovulasi yang terjadi pada hari ke-14. Waktu di sekitar terjadinya ovulasi disebut fase estrus.
Selain itu, LH merangsang folikel yang telah kosong untuk berkembang menjadi tubuh kuning (korpus luteum). Badan kuning menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi mempertebal lapisan endometrium yang kaya dengan pembuluh darah untuk mempersiapkan datangnya embrio. Periode ini disebut fase luteal. Selain itu progesteron juga berfungsi menghambat pembentukan FSH dan LH, alhasil korpus luteum mengecil dan menghilang, pembentukan progesteron berhenti sehingga donasi nutrisi kepada endometrium terhenti. Selanjutnya, endometrium akan terkelupas dan terjadilah perdarahan (menstruasi) pada hari ke-28. Fase ini disebut fase perdarahan atau fase menstruasi. Oleh alasannya tidak ada progesteron, maka FSH mulai terbentuk lagi dan terjadilan proses oogenesis kembali.
Fase-Fase Mesntruasi
1–5 hari
Fase Menstruasi
Menurunnya progesteron dan estrogen menyebabkan pembuluh darah pada endometrium menegang, sehingga menyebabkan suplai oksigen menurun. Karena tidak terjadi kehamilan maka endometrium mengalami degenerasi yang ditandai dengan luruhnya sel-sel pada dinding uterus, pecahnya pembuluh darah dalam endometrium, menyebabkan darah dan sel-sel tersebut keluar melalui V. Peristiwa ini disebut menstruasi. Menstruasi berlangsung antara 5–7 hari.
6–10 hari
Fase Folikuler (Fase Reperasi)
Terjadi proses penyembuhan tanggapan pecahnya pembuluh darah. Fase ini dipengaruhi oleh hormon estrogen yang dihasilkan oleh folikel. Hormon ini merangsang pertumbuhan endometrium adalah dengan mempertebal lapisan endometrium dan membentuk pembuluh darah serta kelenjar.
11–18 hari
Fase Fertil
Meningkatnya hormon estrogen sanggup memacu dihasilkannya LH. Apabila LH meningkat, maka folikel memproduksi progesteron. Hormon-hormon ini berperan mematangkan folikel dan merangsang terjadinya ovulasi adalah lepasnya ovum dari ovarium. Ovum ini bergerak sepanjang tuba fallopii. Pada dikala ibarat ini, perempuan tersebut dalam masa fertil atau subur sehingga ovum siap dibuahi.
19–28 hari
Fase Luteal
Pada dikala ovulasi, folikel Graaf pecah berkembang menjadi korpus rubrum yang mengandung banyak darah. Adanya LH menyebabkan korpus rubrum berkembang menjadi korpus luteum (badan kuning) untuk menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi mempersiapkan endometrium mendapatkan embrio. Pada dikala ini endometrium menjadi tebal dan lembut, serta dilengkapi banyak pembuluh darah. Jika tidak ada kehamilan, korpus luteum berdegenerasi menjadi korpus albikans sehingga progesteron dan estrogen menurun bahkan hilang.
Menstruasi terjadi pada semua perempuan yang sehat dan mempunyai organ reproduksi yang sehat juga. Menstruasi sanggup menjadi salah satu menandakan bahwa perempuan mempunyai organ reproduksi yang sehat, dan merupakan salah satu indikator kesuburan.
Faktor-faktor yang Menyebabkan Siklus Menstruasi Tidak Teratur
Ada beberapa faktor yang sanggup menyebabkan siklus dan contoh menstruasi menjadi tidak teratur, yaitu:
1. Kondisi hormonal belum stabil,
2. Kondisi ?sik terganggu,
3. Kondisi psikis terganggu,
4. Kurangnya asupan gizi,
5. Hamil.
Siklus Menstruasi
Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada pula setiap 21 hari dan 30 hari). Pada hari ke-1 hingga hari ke-14 terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel primer yang dirangsang oleh hormon FSH. Pada dikala tersebut sel oosit primer akan membelah dan menghasilkan ovum yang haploid. Saat folikel berkembang menjadi folikel de Graafyang masak, folikel ini juga menghasilkan hormon estrogen yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen yang keluar berfungsi merangsang perbaikan dinding uterus, adalah endometrium yang habis terkelupas waktu menstruasi. Selain itu estrogen menghambat pembentukan FSH dan memerintahkan hipofisis menghasilkan LH yang berfungsi merangsang folikel de Graafyang masak untuk mengadakan ovulasi yang terjadi pada hari ke-14. Waktu di sekitar terjadinya ovulasi disebut fase estrus.
Selain itu, LH merangsang folikel yang telah kosong untuk berkembang menjadi tubuh kuning (korpus luteum). Badan kuning menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi mempertebal lapisan endometrium yang kaya dengan pembuluh darah untuk mempersiapkan datangnya embrio. Periode ini disebut fase luteal. Selain itu progesteron juga berfungsi menghambat pembentukan FSH dan LH, alhasil korpus luteum mengecil dan menghilang, pembentukan progesteron berhenti sehingga donasi nutrisi kepada endometrium terhenti. Selanjutnya, endometrium akan terkelupas dan terjadilah perdarahan (menstruasi) pada hari ke-28. Fase ini disebut fase perdarahan atau fase menstruasi. Oleh alasannya tidak ada progesteron, maka FSH mulai terbentuk lagi dan terjadilan proses oogenesis kembali.
Fase-Fase Mesntruasi
1–5 hari
Fase Menstruasi
Menurunnya progesteron dan estrogen menyebabkan pembuluh darah pada endometrium menegang, sehingga menyebabkan suplai oksigen menurun. Karena tidak terjadi kehamilan maka endometrium mengalami degenerasi yang ditandai dengan luruhnya sel-sel pada dinding uterus, pecahnya pembuluh darah dalam endometrium, menyebabkan darah dan sel-sel tersebut keluar melalui V. Peristiwa ini disebut menstruasi. Menstruasi berlangsung antara 5–7 hari.
6–10 hari
Fase Folikuler (Fase Reperasi)
Terjadi proses penyembuhan tanggapan pecahnya pembuluh darah. Fase ini dipengaruhi oleh hormon estrogen yang dihasilkan oleh folikel. Hormon ini merangsang pertumbuhan endometrium adalah dengan mempertebal lapisan endometrium dan membentuk pembuluh darah serta kelenjar.
11–18 hari
Fase Fertil
Meningkatnya hormon estrogen sanggup memacu dihasilkannya LH. Apabila LH meningkat, maka folikel memproduksi progesteron. Hormon-hormon ini berperan mematangkan folikel dan merangsang terjadinya ovulasi adalah lepasnya ovum dari ovarium. Ovum ini bergerak sepanjang tuba fallopii. Pada dikala ibarat ini, perempuan tersebut dalam masa fertil atau subur sehingga ovum siap dibuahi.
19–28 hari
Fase Luteal
Pada dikala ovulasi, folikel Graaf pecah berkembang menjadi korpus rubrum yang mengandung banyak darah. Adanya LH menyebabkan korpus rubrum berkembang menjadi korpus luteum (badan kuning) untuk menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi mempersiapkan endometrium mendapatkan embrio. Pada dikala ini endometrium menjadi tebal dan lembut, serta dilengkapi banyak pembuluh darah. Jika tidak ada kehamilan, korpus luteum berdegenerasi menjadi korpus albikans sehingga progesteron dan estrogen menurun bahkan hilang.