Metode Penelitian Eksperimental (Pengertian, Karakteristik, & Jenis-Jenisnya)
Penelitian eksperimental merupakan penelitian yang memanipulasi atau mengontrol situasi alamiah dengan cara menciptakan kondisi buatan (artificial condition). Pembuatan kondisi ini dilakukan oleh si peneliti. Dengan demikian, penelitian eksperimen ialah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan menipulasi terhadap objek penelitian, serta adanya kontrol yang disengaja terhadap objek penelitian tersebut.
Karakteristik Metode Penelitian Eksperimental
Danim (2002) menyebutkan beberapa karakteristik penelitian eksperimen, yaitu :
1. Variabel-veniabel penelitian dan kondisi eksperimen diatur secara tertib ketat (rigorous management), baik dengan tetapkan kontrol, memanipulasi langsung, maupun random (acak).
2. Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimen.
3. Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan variansi variabel pengganggu yang mungkin menghipnotis hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan penelitian. Di samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi kekeliruan, termasuk kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan subjek, serta penempatan subjek dalarn kelompok-kelompok dilakukan secara acak.
4. Validitas internal (internal validity) mutlak dibutuhkan pada rancangan penelitian eksperimen, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimen yang dilakukan pada ketika studi ini memang benar-benar menjadikan perbedaan.
5. Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan inovasi penelitian dan berkaitan pula dengan menggeneralisasikan pada kondisi yang sama.
6. Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.
Selain itu, dalam penelitian eksperimen ada tiga unsur penting yang harus diperhatikan dalam melaksanakan penelitian ini, yaitu kontrol, manipulasi, dan pengamatan. Variabel kontrol disini ialah inti dari metode eksperimental, sebab variabel control inilah yang akan menjadi standar dalam melihat apakah ada perubahan, maupun perbedaan yan terjadi akhir perbedaan perlakuan yang diberikan. Sedangkan manipulasi disini ialah operasi yang sengaja dilakukan dalam penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini, yang dimanipulasi ialah variabel independent dengan melibatkan kelompok-kelompok perlakuan yang kondisinya berbeda. Setelah peneliti menerapkan perlakuan eksperimen, ia harus mengamati untuk menentukan apakah hipotesis perubahan telah terjadi (Observasi).
Dari beberapa klarifikasi diatas secara garis besar sanggup kita simpulkan karakteristik penelitian eksperimen ialah antara lain :
1. Menggunakan kelompok kontrol sebagai garis dasar untuk dibandingkan dengan kelompok yang dikenai perlakuan eksperimental.
2. Menggunakan sedikitnya dua kelompok
3. Harus mempertimbangkan kesahihan ke dalam (internal validity).
4. Harus mempertimbangkan kesahihan keluar (external validity).
Langkah-langkah Penelitian Eksperimen
Menurut Sukardi (2003), pada umumnya, penelitian eksperirnental dilakukan dengan menempuh langkah-langkah ibarat berikut :
1. Melakukan kajian secara induktif yang berkait dekat dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.
2. Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah.
3. Melakukan studi literatur dan beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan variabel, dan merumuskan definisi operasional dan definisi istilah.
4. Membuat rencana penelitian yang didalamnya meliputi kegiatan:
- Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan terjadinya kontaminasi proses eksperimen.
- Menentukan cara mengontrol.
- Memilih rancangan penelitian yang tepat.
- Menentukan populasi, menentukan sampel (contoh) yang mewakili serta menentukan sejumlah subjek penelitian.
- Membagi subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
- Membuat instrumen, memvalidasi instrumen dan melaksanakan studi pendahuluan supaya diperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan.
- Mengidentifikasi mekanisme pengumpulan data. dan menentukan hipotesis.
Bentuk-bentuk Metode Penelitian Eksperimen
Menurut Prof. Dr. Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian Pendidikan (2010), dia membagi desain penelitian ekperimen kedalam 3 bentuk yakni pre-experimental design, true experimental design, dan quasy experimental design.
1. Pre-experimental design
Desain ini dikatakan sebagai pre-experimental design sebab belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh sebab masih terdapat variabel luar yang ikut besar lengan berkuasa terhadap terbentuknya variabel dependen. Rancangan ini mempunyai kegunaan untuk mendapatkan warta awal terhadap pertanyaan yang ada dalam penelitian. Bentuk Pre- Experimental Designs ini ada beberapa macam antara lain :
a. One – Shoot Case Study (Studi Kasus Satu Tembakan)
Dimana dalam desain penelitian ini terdapat suatu kelompok diberi treatment (perlakuan) dan selanjutnya diobservasi akhirnya (treatment ialah sebagai variabel independen dan hasil ialah sebagai variabel dependen). Dalam eksperimen ini subjek disajikan dengan beberapa jenis perlakuan kemudian diukur hasilnya.
b. One – Group Pretest-Posttest Design (Satu Kelompok Prates-Postes)
Kalau pada desain “a” tidak ada pretest, maka pada desain ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan sanggup diketahui lebih akurat, sebab sanggup membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
c. Intact-Group Comparison
Pada desain ini terdapat satu kelompok yang dipakai untuk penelitian, tetapi dibagi dua yaitu; setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan).
2. True Experimental Design
Dikatakan true experimental (eksperimen yang sebenarnya/betul-betul) sebab dalam desain ini peneliti sanggup mengontrol semua variabel luar yang menghipnotis jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) sanggup menjadi tinggi. Ciri utama dari true experimental ialah bahwa, sampel yang dipakai untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random (acak) dari populasi tertentu. Makara cirinya ialah adanya kelompok kontrol dan sampel yang dipilih secara random. Desain true experimental terbagi atas:
a. Posstest-Only Control Design
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol.
b. Pretest-Posttest Control Group Design.
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak/random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
c. The Solomon Four-Group Design.
Dalam desain ini, dimana salah satu dari empat kelompok dipilih secara random. Dua kelompok diberi pratest dan dua kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok pratest dan satu dari kelompok nonpratest diberi perlakuan eksperimen, sehabis itu keempat kelompok ini diberi posttest.
3. Quasi Experimental Design
Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak sanggup berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang menghipnotis pelaksanaan eksperimen. Walaupun demikian, desain ini lebih baik dari pre-experimental design. Quasi Experimental Design dipakai sebab pada kenyataannya sulit medapatkan kelompok kontrol yang dipakai untuk penelitian.
Dalam suatu acara manajemen atau manajemen misalnya, sering mustahil memakai sebagian para karyawannya untuk eksperimen dan sebagian tidak. Sebagian memakai mekanisme kerja gres yang lain tidak. Oleh sebab itu, untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian, maka dikembangkan desain Quasi Experimental. Desain eksperimen model ini diantarnya sebagai berikut:
a. Time Series Design
Dalam desain ini kelompok yang dipakai untuk penelitian tidak sanggup dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest hingga empat kali dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapay diketahui dengan jelas, maka gres diberi treatment/perlakuan. Desain penelitian ini hanya memakai satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.
b. Nonequivalent Control Group Design
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Dalam desain ini, baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok yang ada diberi pretes, kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan postes.
c. Conterbalanced Design
Desain ini semua kelompok mendapatkan semua perlakuan, hanya dalam urutan perlakuan yang berbeda-beda, dan dilakukan secara random.
4. Factorial Design
Desain Faktorial selalu melibatkan dua atau lebih variabel bebas (sekurang-kurangnya satu yang dimanipulasi). Desain faktorial secara fundamental menghasilkan ketelitian desain true-eksperimental dan membolehkan penyelidikan terhadap dua atau lebih variabel, secara individual dan dalam interaksi satu sama lain. Tujuan dari desain ini ialah untuk menentukan apakah pengaruh suatu variabel eksperimental sanggup digeneralisasikan lewat semua level dari suatu variabel kontrol atau apakah pengaruh suatu variabel eksperimen tersebut khusus untuk level khusus dari variabel kontrol, selain itu juga sanggup dipakai untuk menunjukkan korelasi yang tidak sanggup dilakukan oleh desain eksperimental variabel tunggal.
Karakteristik Metode Penelitian Eksperimental
Danim (2002) menyebutkan beberapa karakteristik penelitian eksperimen, yaitu :
1. Variabel-veniabel penelitian dan kondisi eksperimen diatur secara tertib ketat (rigorous management), baik dengan tetapkan kontrol, memanipulasi langsung, maupun random (acak).
2. Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimen.
3. Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan variansi variabel pengganggu yang mungkin menghipnotis hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan penelitian. Di samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi kekeliruan, termasuk kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan subjek, serta penempatan subjek dalarn kelompok-kelompok dilakukan secara acak.
4. Validitas internal (internal validity) mutlak dibutuhkan pada rancangan penelitian eksperimen, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimen yang dilakukan pada ketika studi ini memang benar-benar menjadikan perbedaan.
5. Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan inovasi penelitian dan berkaitan pula dengan menggeneralisasikan pada kondisi yang sama.
6. Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.
Selain itu, dalam penelitian eksperimen ada tiga unsur penting yang harus diperhatikan dalam melaksanakan penelitian ini, yaitu kontrol, manipulasi, dan pengamatan. Variabel kontrol disini ialah inti dari metode eksperimental, sebab variabel control inilah yang akan menjadi standar dalam melihat apakah ada perubahan, maupun perbedaan yan terjadi akhir perbedaan perlakuan yang diberikan. Sedangkan manipulasi disini ialah operasi yang sengaja dilakukan dalam penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini, yang dimanipulasi ialah variabel independent dengan melibatkan kelompok-kelompok perlakuan yang kondisinya berbeda. Setelah peneliti menerapkan perlakuan eksperimen, ia harus mengamati untuk menentukan apakah hipotesis perubahan telah terjadi (Observasi).
Dari beberapa klarifikasi diatas secara garis besar sanggup kita simpulkan karakteristik penelitian eksperimen ialah antara lain :
1. Menggunakan kelompok kontrol sebagai garis dasar untuk dibandingkan dengan kelompok yang dikenai perlakuan eksperimental.
2. Menggunakan sedikitnya dua kelompok
3. Harus mempertimbangkan kesahihan ke dalam (internal validity).
4. Harus mempertimbangkan kesahihan keluar (external validity).
Langkah-langkah Penelitian Eksperimen
Menurut Sukardi (2003), pada umumnya, penelitian eksperirnental dilakukan dengan menempuh langkah-langkah ibarat berikut :
1. Melakukan kajian secara induktif yang berkait dekat dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.
2. Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah.
3. Melakukan studi literatur dan beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan variabel, dan merumuskan definisi operasional dan definisi istilah.
4. Membuat rencana penelitian yang didalamnya meliputi kegiatan:
- Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan terjadinya kontaminasi proses eksperimen.
- Menentukan cara mengontrol.
- Memilih rancangan penelitian yang tepat.
- Menentukan populasi, menentukan sampel (contoh) yang mewakili serta menentukan sejumlah subjek penelitian.
- Membagi subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
- Membuat instrumen, memvalidasi instrumen dan melaksanakan studi pendahuluan supaya diperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan.
- Mengidentifikasi mekanisme pengumpulan data. dan menentukan hipotesis.
Bentuk-bentuk Metode Penelitian Eksperimen
Menurut Prof. Dr. Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian Pendidikan (2010), dia membagi desain penelitian ekperimen kedalam 3 bentuk yakni pre-experimental design, true experimental design, dan quasy experimental design.
1. Pre-experimental design
Desain ini dikatakan sebagai pre-experimental design sebab belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh sebab masih terdapat variabel luar yang ikut besar lengan berkuasa terhadap terbentuknya variabel dependen. Rancangan ini mempunyai kegunaan untuk mendapatkan warta awal terhadap pertanyaan yang ada dalam penelitian. Bentuk Pre- Experimental Designs ini ada beberapa macam antara lain :
a. One – Shoot Case Study (Studi Kasus Satu Tembakan)
Dimana dalam desain penelitian ini terdapat suatu kelompok diberi treatment (perlakuan) dan selanjutnya diobservasi akhirnya (treatment ialah sebagai variabel independen dan hasil ialah sebagai variabel dependen). Dalam eksperimen ini subjek disajikan dengan beberapa jenis perlakuan kemudian diukur hasilnya.
b. One – Group Pretest-Posttest Design (Satu Kelompok Prates-Postes)
Kalau pada desain “a” tidak ada pretest, maka pada desain ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan sanggup diketahui lebih akurat, sebab sanggup membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
c. Intact-Group Comparison
Pada desain ini terdapat satu kelompok yang dipakai untuk penelitian, tetapi dibagi dua yaitu; setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan).
2. True Experimental Design
Dikatakan true experimental (eksperimen yang sebenarnya/betul-betul) sebab dalam desain ini peneliti sanggup mengontrol semua variabel luar yang menghipnotis jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) sanggup menjadi tinggi. Ciri utama dari true experimental ialah bahwa, sampel yang dipakai untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random (acak) dari populasi tertentu. Makara cirinya ialah adanya kelompok kontrol dan sampel yang dipilih secara random. Desain true experimental terbagi atas:
a. Posstest-Only Control Design
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol.
b. Pretest-Posttest Control Group Design.
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak/random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
c. The Solomon Four-Group Design.
Dalam desain ini, dimana salah satu dari empat kelompok dipilih secara random. Dua kelompok diberi pratest dan dua kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok pratest dan satu dari kelompok nonpratest diberi perlakuan eksperimen, sehabis itu keempat kelompok ini diberi posttest.
3. Quasi Experimental Design
Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak sanggup berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang menghipnotis pelaksanaan eksperimen. Walaupun demikian, desain ini lebih baik dari pre-experimental design. Quasi Experimental Design dipakai sebab pada kenyataannya sulit medapatkan kelompok kontrol yang dipakai untuk penelitian.
Dalam suatu acara manajemen atau manajemen misalnya, sering mustahil memakai sebagian para karyawannya untuk eksperimen dan sebagian tidak. Sebagian memakai mekanisme kerja gres yang lain tidak. Oleh sebab itu, untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian, maka dikembangkan desain Quasi Experimental. Desain eksperimen model ini diantarnya sebagai berikut:
a. Time Series Design
Dalam desain ini kelompok yang dipakai untuk penelitian tidak sanggup dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest hingga empat kali dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapay diketahui dengan jelas, maka gres diberi treatment/perlakuan. Desain penelitian ini hanya memakai satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.
b. Nonequivalent Control Group Design
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Dalam desain ini, baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok yang ada diberi pretes, kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan postes.
c. Conterbalanced Design
Desain ini semua kelompok mendapatkan semua perlakuan, hanya dalam urutan perlakuan yang berbeda-beda, dan dilakukan secara random.
4. Factorial Design
Desain Faktorial selalu melibatkan dua atau lebih variabel bebas (sekurang-kurangnya satu yang dimanipulasi). Desain faktorial secara fundamental menghasilkan ketelitian desain true-eksperimental dan membolehkan penyelidikan terhadap dua atau lebih variabel, secara individual dan dalam interaksi satu sama lain. Tujuan dari desain ini ialah untuk menentukan apakah pengaruh suatu variabel eksperimental sanggup digeneralisasikan lewat semua level dari suatu variabel kontrol atau apakah pengaruh suatu variabel eksperimen tersebut khusus untuk level khusus dari variabel kontrol, selain itu juga sanggup dipakai untuk menunjukkan korelasi yang tidak sanggup dilakukan oleh desain eksperimental variabel tunggal.