Hakikat Insan Berdasarkan Islam



Hakikat Manusia Menurut Islam

Bab I
Pendahuluan

Berbicara wacana insan maka yang tergambar dalam fikiran yaitu banyak sekali macam perspektif, ada yang menyampaikan insan yaitu binatang rasional (animal rasional) dan pendapat ini dinyakini oleh para filosof. Sedangkan yang lain menilai insan sebagai animal simbolik yaitu pernyatakan tersebut dikarenakan
manusia mengkomunikasikan bahasa melalui simbol-simbol dan insan menafsirkan simbol-simbol tersebut. Ada yang lain menilai wacana insan yaitu sebagai homo feber dimana insan yaitu binatang yang melaksanakan pekerjaan dan sanggup gila terhadap kerja.Dan bagaimanakah hakikat insan berdasarkan islam? Insya Allah kami akan membahas masalah tersebut.





















Bab III
Pembahasan



A) Siapa bergotong-royong insan itu?
Manusia secara bahasa disebut juga insan yang dalam bahasa arabnya, yang
berasal dari kata nasiya yang berarti lupa dan bila dilihat dari kata dasar al-uns yang
berarti jinak. Kata insan digunakan untuk menyebut manusia, alasannya yaitu insan memiliki
sifat lupa dan jinak artinya insan selalu mengikuti keadaan dengan keadaan yang
gres disekitarnya. Manusia cara keberadaannya yang sekaligus membedakannya
secara faktual dengan mahluk yang lain. Seperti dalam kenyataan mahluk yang
berjalan diatas dua kaki, kemampuan berfikir dan berfikir tersebut yang menentukan
insan hakekat manusia. Manusia juga mempunyai karya yang dihasilkan sehingga
berbeda dengan mahluk yang lain. Manusia dalam mempunyai karya sanggup dilihat dalam
seting sejarah dan seting psikologis situasi emosional an intelektual yang
melatarbelakangi karyanya. Dari karya yang dibentuk insan tersebut mengakibatkan ia
sebagai mahluk yang membuat sejarah. Manusia juga sanggup dilihat dari sisi dalam
pendekatan teologis, dalam pandangan ini melengkapi dari pandangan yang
sesudahnya dengan melengkapi sisi trasendensi dikarenakan pemahaman lebih
bersifat fundamental. Pengetahuan pencipta wacana ciptaannya jauh lebih lengkap
dari pada pengetahuan ciptaan wacana dirinya. Dan sebagaimana yang telah Allah jelaskan bahwa insan yaitu makhluk  ciptaan-Nya yang paling mulia di antara makhluk yang lain.
Berbicara wacana insan maka yang tergambar dalam fikiran adalah
banyak sekali macam perfektif, ada yang menyampaikan masnusia yaitu binatang rasional
(animal rasional) dan pendapat ini dinyakini oleh para filosof. Sedangkan yang lain
menilai insan sebagai animal simbolik yaitu pernyatakan tersebut dikarenakan
insan mengkomunikasikan bahasa melalui simbol-simbol dan manusia
menafsirkan simbol-simbol tersebut. Ada yang lain menilai wacana insan adalah
sebagai homo feber dimana insan yaitu binatang yang melaksanakan pekerjaan dan
sanggup gila terhadap kerja. Manusia memang sebagai mahluk yang absurd dikarenakan
disatu pihak ia merupakan “mahluk alami”, menyerupai binatang ia memerlukan alam
untuk hidup. Dipihak lain ia berhadapan dengan alam sebagai sesuatu yang asing ia
harus menyesuaikan alam sesuai dengan kebutuh-kebutuhannya. Manusia dapat
disebut sebagai homo sapiens, insan arif mempunyai nalar kebijaksanaan dan mengungguli
mahluk yang lain. Manusai juga dikatakan sebagai homo faber hal tersebut
dikarenakan insan tukang yang memakai alat-alat dan menciptakannya. Salah
satu bab yang lain insan juga disebut sebagai homo ludens (mahluk yang
bahagia bermain).
Masalah insan yaitu terpenting dari semua masalah. Peradaban hari ini
didasarkan atas humanisme, martabat insan serta pemujaan terhadap manusia. Ada
pendapat bahwa agama telah menghancurkan kepribadian insan serta telah
memaksa mengorbankan dirinya demi tuhan. Agama telah memaksa ketika
berhadapan dengan kehendak Tuhan maka insan tidak berkuasa.
Manusia berdasarkan Paulo Freire mnusia merupakan satu-satunya mahluk
yang mempunyai korelasi dengan dunia. Manusia berbeda dari binatang yang tidak
mempunyai sejarah, dan hidup dalam masa sekarang yang kekal, yang mempunyai kontak
tidak kritis dengan dunia, yang hanya berada dalam dunia.
Itulah banyak sekali jawaban dikala ditanya siapa insan itu sebenarnya.
Banyak jawaban berbeda yang akan kita dapatkan.Dan terkadang bisa jadi antara
pendapat satu dengan yang lain saling bertentangan.Ada yang menyampaikan bahwa
insan dengan kekuatannya sendiri sanggup melakukab segalanya.Namun di sisi lain
ada juga yang beropini bahwa insan hanya mengikuti takdir yang berlaku pada
dirinya.Kedua pendapat yang bertentangan itu akan membingungkan bila tidak kita
hadapi dengan bijak.
Menurut Islam,manusia yaitu makhluk ciptaan Allah yang paling mulia di
antara makhluk ciptaan-Nya yang lain yang dipercaya untuk menjadi khalifah di
muka bumi.Dengan segala usaha,kerja keras,dan do’a insan sanggup menemukan
jalan kehidupannya sendiri,kecuali pada beberapa ketetapan yang tak bisa
diubah(rezeki,mati,jodoh).

Sebagaimana firman Allah dalam Surat Ar’ad ayat 11
“…Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum,maka tak ada yang sanggup menolaknya dan tidak ada pelindung mereka selain Dia.”
B) Tujuan insan diciptakan

Untuk apakah insan diciptakan Tuhan di dunia ini ?
Menurut Al-Qur’an Tuhan berfirman :
Adz-Dzaariyaat (51 ayat 56) :
“dan tidak saya jadikan jin dan insan kecuali hanya untuk beribadah  kepada-Ku.”
Awal ibadah ialah tafakur dan berdiam diri, selain untuk mengingat Alloh.. Sebenarnya bertafakur satu jam lamanya yaitu lebih baik dari pada beribadah selama satu tahun
Sebaik-baiknya Ibadah yaitu bertafakur wacana Alloh dan kekuasaan- Nya. Tafakur merupakan kunci untuk membuka pintu Ma’rifat dan mempelajari Rohani yang tersembunyi. Arti ibadah :
Ketahuilah bahwa bebas dari kesibukan lain demi tenggelamnya dalam ibadah sanggup terjadi bila mempunyai waktu yang luang dan hati yang masih kosong . dan ini merupakan salah satu hal amat penting dalamibadah, yang tampa hal ini kehadiran hati mustahil terjadi, dan ibadah yang dilakukan tampa kehadiran hati tidak ada nilainya.
Yang membuat hati hadir itu ada dua. Yang pertama yaitu mempunyai waktu yang luang dan hati yang masih belum disibukan oleh apapun. Sedangkan yang ke dua yaitu membuat hati memahami penting ibadah yang dimaksud waktu luang’ yaitu kita harus menyisihkan waktu kita khusus untuk Ibadah di mana kita harus mencurahkan diri semata-mata untuk ibadah tanpa di ganggu pedoman atau kesibukan lain. Berikut ini kami mencoba menjelaskan pokok masalah ini.

Orang yang saleh tentu akan memperhatikan waktu waktu ibadahnya dalam keadaan apapun. Tentu saja beliau akan memperhatikan waktu-waktu shalat, yang merupakan tindakan ibadah yang penting, dan  elaksanakannya,  dengan sebaik-baiknya, tidak memikirkan pekerjaan lain selama waktu - waktu itu.
Dan bila beribadah, itu dilakukan dengan tak bersungguh-sungguh atau asal-asalan saja, alasannya yaitu menganggap ibadah sebagai menghalangi apa yang dibayangkannya sebagai kiprah penting. Namun ibadah semacam itu bukan saja tidak mempunyai kecemerlangan spiritual, namun juga patut menerima marah Alloh, dan orang menyerupai itu yaitu orang yang meremehkan shalat dan mengabaikannya. Aku berlindung kapada Alloh dari meremehkan Shalat dan dari tidak  memberikan makna yang sepatutnya kepada shalat.
C) Untuk siapa insan hidup?

Ada caranya untuk mengabdi dan beribadah kepada ilahi yang benar,  beribadah kepada ilahi sanggup dibagi dalam tiga tahap

Tahap I. Bekerjalah untukku.
Engkau harus mengerti bahwa pekerjaan apapun yang kau lakukan di dunia ini hal itu telah terkait dengan ilahi (Alloh) alasannya yaitu Dia yaitu penguasa tertinggi di Dunia.
Al-Insaan (76 Ayat 30 ):
“Dan tiadalah kau berkehendak kecuali yang di kendaki Alloh.
Sesungguhnya Alloh yaitu Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

Tahap II. Semata-mata demi aku.
Apapun yang kau kerjakan tidak kau lakukan untuk kebaikan untuk dirimu sendiri. Siapakah engkau bergotong-royong ?  Tuhan berkata : “Akulah yang bersinar dalam dirimu” kata Aku ini timbul dari yang Esa, dari ROH itu sendiri.  “Apapun yang kau lakukan, lakukanlah bagi kepuasan-Ku, demi Aku.  Kerjakanlah semua atas nama-KU.
Bertindaklah sebagai alat-Ku, sadarlah bahwa aemua yang kau lakukan hanyalah demi Aku. Disini kata “Milik-Ku atau “Aku” membuktikan ROH, bukan tubuh Jasmani.
Tahap III. Berbaktilah Hanya Kepada-Ku
Engkau harus mengerti petunjuk ini.Bakti yaitu pernyataan taqwa.Emosi yang dinamakan taqwa memancar dari ROH.Taqwa yang bergotong-royong berarti bakti, yaitu sebutan untuk ROH.
Prinsip taqwa yang memancar dari lubuk hati ini harus menjiwai setiap perbuatan,perkataan dan pikiran.Hal ini akan terjadi bila engkau beranggapan bahwa segala sesuatu yang kau lakukan, katakana dan pikirkan, hanya kau perbuat untuk menyenangkan Tuhan saja. Tidur, makan dan banyak sekali acara dalam kehidupan
sahari-hari kau lakukan alasannya yaitu cinta kepada Aku dan Aku timbul dari ROH.
Al-An’aam (6 ayat 162)  Katakanlah, “Sesungguhnya Shalatku, ibadahku, hidup dan matiku (hanyalah) untuk Alloh, Tuhan semesta alam”.
Jadi,seluruh kehidupan kita ini bergotong-royong hanyalah untuk Allah. Ibadah, kerja,belajar,shalat,mati,dan semuanya hanyalah untuk Allah.Dan semua itu memang milik Allah semata.

D) TUGAS MANUSIA DI BUMI
Manusia dipercaya Allah untuk menjadi khalifah dimuka bumi ini.Allah.Dia pernah memberi amanat kepada bumi tapi bumi tak sanggup untuk memikulnya,begitu juga dengan gunung.Dan balasannya manusialah yang dipercaya unutuk mengemban amanat itu.
Sebagai wakil Allah di bumi ini,manusia salah satu kiprah insan yaitu untuk mennjaga keseimbangan kehidupan di bumi ini.Serta menjalin korelasi dengan Allah,dengan sesama manusia,dan dengan lingkungan kehidupannya.
Wallahu ‘alam bishawab


Reads:
12,253
Berbicara wacana insan maka yang tergambar dalam fikiran yaitu banyak sekali macam perspekt HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM
Uploaded:
11/23/2009
Category:
Rated:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel