Perkembangan Seni Rupa

KATA PENGANTAR
 Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa alasannya yakni dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah saya sanggup menuntaskan makalah yang berjudul Perkembangan Seni Rupa Nusantara dan Mancanegara ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
Saya berharap makalah ini sanggup berkhasiat dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Perkembangan Seni Rupa Nusantara dan Mancanegara.
Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang saya harapkan. Untuk itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang tepat tanpa sarana yang membangun.
   Semoga makalah sederhana ini sanggup dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini sanggup berkhasiat bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
                                                                             Watansoppeng, September 2013
                                                            Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang
       Dalam makalah yang singkat ini, saya akan membahas wacana Perkembangan Seni Rupa Nusantara dan Mancanegara. Hal ini bertujuan untuk menambah wawasan kita mengenai Perkembangan Seni Rupa Nusantara dan Mancanegara.
Seni Rupa Nusantara yakni bermacam-macam bentuk kesenian yang tumbuh dan berkembang di masing-masing tempat yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Ragam bentuk kesenian Nusantara tumbuh sebagai hasil olah budaya masyarakat yang hidup disuatu wilayah sesuai dengan budpekerti istiadat dan kondisi lingkungannya. Dari sekian banyak bentuk kesenian yang berkembang, salah satunya yakni bentuk karya seni rupa.
Seni Rupa Mancanegara yakni  hasil karya seni rupa yang  berisi nilai budaya  mancanegara. Seni tersebut berasal dari luar negeri sehingga disebut seni rupa mancanegara.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian dari seni rupa nusantara dan mancanegara?
2.      Apakah fungsi seni rupa nusantara dan mancanegara?
3.      Bagaimana proses perkembangan seni rupa nusantara dan seni rupa mancanegara?
BAB II
PEMBAHASAN
SENI RUPA NUSANTARA
Seni Rupa Nusantara yakni bermacam-macam bentuk kesenian yang tumbuh dan berkembang di masing-masing tempat yang ada di seluruh wilayah Indonesia.
FUNGSI DAN MAKNA
Karya seni rupa nusantara dibentuk tentu mempunyai fungsi atau manfaat. Secara garis besar fungsi karya seni rupa nusantara sanggup dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi estetis dan fungsi praktis. Fungsi estetis pada karya seni rupa nusantara yakni untuk memenuhi kebutuhan hidup insan akan cita rasa keindahan. Fungsi mudah pada karya seni rupa nusantara yakni untuk memenuhi kebutuhan hidup insan akan benda pakai. Manusia sebagai makhluk yang berbudaya mempunyai nalar untuk berpikir,berekspresi, dan berkomunikasi dengan insan lain, didalam mengekspresikan cita rasa keindahan, insan membutuhkan karya seni rupa nusantara, misalnya  gambar,lukisan,patung,keramik, dan benda hias lainnya.
Seni rupa nusantara sebagai sebuah karya manusia, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup yang bersifat fisik belaka, namun sanggup juga memenuhi kebutuhan akan nilai – nilai dasar kehidupan. Nilai nilai dasar kehidupan ini dimiliki oleh masyarakat yang berbudaya. Karya seni rupa secara fisik memang berupa benda, namun di balik penampilan fisiknya mempunyai isi, yaitu nilai yang bermakna.

Fase – Fase Perkembangan Sejarah Senirupa Indonesia

Secara garis besar fase perkembangan sejarah senirupa Indonesia sanggup dikategorikan kedalam 7 fase, yaitu : 

1. Masa Perintisan  yaitu sekitar tahun 1817 hingga tahun 1880

Pada masa perintisan ini tokoh yang paling dikenal adalah  Raden Saleh, dengan nama lengkap Raden Saleh Syarif Bustaman Lahir di Terbaya, pada tahun 1814 -1880,  putra keluarga darah biru pribumi yang bisa melukis gaya atau cara barat, baik dari segi alat, media maupun teknik,  dengan  penggambaran yang natural.
Raden Saleh banyak mendapat bimbingan dari pelukis Belgia Antonio Payen, pelukis Belanda A. Schelfhouf dan C. Kruseman di Den Haag. Dia sering berkeliling dunia dan pernah tinggal di Negara-Negara Eropa.

Ciri-ciri karya lukisan pada masa ini dengan Raden Saleh sebagai pelopornya yakni :

  • Bergaya natural dan romantisme
  • Kuat dalam melukis potret dan binatang
  • Pengaruh romantisme Eropa terutama dari Delacroix.
  • Pengamatan yang sangat baik pada alam maupun binatang   

Beberapa judul Karya Raden Saleh:

  • Hutan terbakar
  • Perkelahian antara hidup dan mati
  • Pangeran Diponegoro
  • Berburu Banteng di Jawa
  • Potret para Bangsawan
Contoh karya Raden Saleh :

2. Masa Indonesia Jelita

Selanjutnya muncul pelukis-pelukis muda yang mempunyai konsep berbeda dengan masa perintisan, yaitu melukis keindahan dan keelokan alam Indonesia.Keadaan ini ditandai pula dengan datangnya para pelukis luar/barat atau sebagian ada yang menetap dan melukis keindahan alam.
Masa ini dinamakan Indonesia Jelita alasannya yakni pada masa ini Karya-karya yang dihasilkan para Seniman Lukis lebih banyak menggambarkan wacana keindahan alam, serta lebih banyak menonjolkan nada erotis dalam melukiskan manusia. 

Tokoh Pelukis pada Masa Indonesia Jelita ini yakni :

  • Abdullah Suriosubroto (1878-1941) 
  • Mas Pirngadi (1875-1936) 
  • Wakidi  
  • Basuki Abdullah 
  • Henk Ngantung, Lee Man Fong (dll) 
  • Rudolf Bonnet (Bld), Walter Spies (Bel), Romuldo Locatelli, Lee Mayer (Jerman) dan W.G. Hofker.

Ciri-ciri lukisan yang dihasilkan yaitu:

  • Pengambilan obyek alam yang indah
  • Tidak mencerminkan nilai-nilai jiwa merdeka
  • Kemahiran teknik melukis tidak dibarengi dengan penonjolan nilai spiritual
  • Menonjolkan nada erotis dalam melukiskan manusia.
Contoh Karya pada masa ini :
 The Day’s end Mount
Lukisan cat minyak, karya Abdullah SR

3.  Masa Cita Nasional

Masa Cita Nasional yaitu Bangkitnya kesadaran nasional yang dipelopori oleh Boedi Oetomo pada Tahun 1908. Seniman S. Sudjojono, Surono, Abd. Salam, Agus Djajasumita mendirikan PERSAGI (Persatuan Ahli Gambar Indonesia). Perkumpulan pertama di Jakarta, berupaya mengimbangi forum kesenian aneh Kunstring yang bisa menghimpun lukisan-lukisan bercorak modern. PERSAGI berupaya mencari dan menggali nilai-nilai yang mencerminkan kepribadian Indonesia yang sebenarnya
Hasil karya mereka mencerminkan :
  • Mementingkan nilai-nilai psikologis;
  • Tema usaha rakyat ;
  • Tidak terikat kepada obyek alam yang nyata;
  • Memiliki kepribadian Indonesia ;
  • Didasari oleh semangat dan keberanian;

Karya-karya seni lukis masa PERSAGI antara lain :

  • Agus Djajasumita : Barata Yudha, Arjuna Wiwaha, Nirwana, Dalam Taman Nirwana
  • S. Sudjojono: Djongkatan, Didepan Kelambu Terbuka, Mainan, Cap Go meh.
  • Otto Djaya: Penggodaan, Wanita Impian
                                         Penjual Jamu, karya Otto Djaya Suminta

4.   Masa Pendudukan Jepang

 Masa Pendudukan Jepang
  • Cita PERSAGI masih menempel pada para pelukis, serta menyadari pentingnya seni lukis untuk kepentingan revolusi. 
  • Pemerintah Jepang mendirikan KEIMIN BUNKA SHIDOSO,Lembaga Kesenian Indonesia –Jepang ini intinya lebih mengarah pada acara propaganda Jepang.
·         Tahun 1943 berdiri PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat) oleh Bung Karno, Bung Hatta, Ki Hajar Dewantara dan KH Mansur. Tujuannya memperhatikan dan memperkuat perkembangan seni dan budaya. Khusus dalam seni lukis dikelola oleh S. Sudjojono dan Afandi, selanjutnya bergabung pelukis Hendara, Sudarso, Barli, Wahdi dan sebagainya Hasil karya mereka mencerminkan kelanjutan dari masa cita Nasional

Tokoh utama pada masa ini antara lain:

  • S. Sudjojono
  • Basuki Abdullah, Emiria Surnasa
  • Agus Djajasumita, Barli
  • Affandi, Hendra dan lain-lain 
 Pengemis karya Affandi,
5. Masa Setelah Kemerdekaan
Setelah Jepang keluar dari bumi Indonesia, dunia seni lukis mendapat angin segar. Masa kemerdekaan benar-benar mendapat kebebasan yang sesungguhnya. Hal ini ditandai dengan munculnya banyak sekali kelompok atau perkumpulan seniman, yaitu antara lain :
  1. Pada tahun 1946 berdiri SIM (Seniman Indonesia Muda) yang sebelumnya berjulukan “Seniman masyarakat”. Dipimpin oleh S. Sudjojono, anggotanya : Affandi, Sudarso, Gunawan, Abdus Salam, Trubus dan sebagainya.
  2. Pada tahun 1947 berdiri perkumpulan pelukis rakyatyang dipimpin oleh Affandi dan Hendra yang keluar dari perkumpulan SIM. Anggota dari pelukis rakyat antara lain : Hendra, Sasongko, Kusnadi dan sebagainya.
  3. Pada tahun 1948 berdiri perkumpulan yang memperlihatkan kursus menggambar, yaitu Prabangkara. Selanjutnya para tokoh SIM, Pelukis rakyat dkk. merumuskan pendirian forum pendidikan Akademi Seni Rupa.Tokoh perintisan forum tersebut antara lain S. Sudjojono, Hendra Gunawan, Djayengasmoro, Kusnadi, Sindusisworo dan lain-lain.
  4. Pada tahun 1950 di Bandung berdiri Balai Perguruan Tinggi Guru Gambaryang dipelopori oleh Prof. Syafei Sumarja dibantu oleh Muhtar Apin, Ahmad Sadali, Sudjoko, Edi Kanta Subraka dan lain-lain.
  5. Pada tahun 1959 Balai Perguruan Tinggi Guru Gambar menjelma jurusan Seni Rupa pada Institut Teknologi Bandung.
       Contoh Karya Pada Masa sehabis kemerdekaan :
                                      Ikan Karya Hendra Gunawan
6. Masa Pendidikan Formal
Pada masa ini ditandai dengan lebih mantap berdirinya pendidikan formal
Berdirinya ASRI( Akademi Seni Rupa Indonesia ) Tanggal 18 Januari 1948 di Yogyakarta dengan administrator R.J. Katams.
Perguruan Tinggi Guru Gambar(sekarang jurusan seni rupa ITB) yang dipelopori oleh Prof. Syafei Sumarja di Bandung.
Guru gambar pada tingkat sekolah-sekolah menengah menuntut terbentuknya jurusan seni rupa pada perguruan tinggi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikanyang terbesar di Indonesia.
Dari Masa Pendidikan Formal lahir pelukis-pelukis akademisseperti:Widayat, Bagong Kusudiharjo, Edhi Sunarso, Saptoto, G. Sidharta, Abas Alibasyah, Hardi, Sunarto, Siti Rulyati, Mulyadi, Irsam, Arief Sudarsono, Agus Dermawan, Aming Prayitno, dan lainnya (Yogyakarta). Popo Iskandar, Achmad Sadali, But Muchtar, Srihadi, A.D. Pirous, Hariadi, Kabul Suadi, Sunaryo, Jim Supangat, Pandu Sadewa, T. Sutanto. (Bandung).
Contoh karya Masa pendidikan Formal :

7. Masa Seni Rupa Baru Indonesia

Pada sekitar tahun 1974, perkembangan seni rupa Indonesia disemarakkan oleh munculnya seniman-seniman muda yang berlatar belakang berbeda, yaitu seniman yang mendapat pendidikan formal dan belajar sendiri sama-sama mencetuskan fatwa yang tidak sanggup dikelompokkan pada aliran/corak yang sudah ada dan merupakan corak gres dalam kancah seni rupa Indonesia.

Kesenian yang diciptakan berlandaskan pada konsep :

  • Tidak membeda-bedakan disiplin seni
  • Mengutamakan ekspresi
  • Menghilangkan perilaku mengkhususkan cipta seni tertentu
  • Mengedepankan kreatifitas dan serta wangsit baru
  • Besifat eksprimental

Pelopor Masa Indonesia Baru :

  • Jim Supangkat,
  • Nyoman Nuarta,
  • S. Primka,
  • Dede Eri Supria,
  • Redha Sorana dan sebagainya.
 Contoh karya pada masa Indonesia Baru :
                 Inul Main Ta'Patung karya Nyoman Nuarta
SENI RUPA MANCANEGARA
Seni Rupa Mancanegara yakni  hasil karya seni rupa yang  berisi nilai budaya  mancanegara.
Fungsi Seni Rupa Mancanegara :
1.Seni rupa sebagai media ekspresi
2.Seni rupa sebagai media komunikasi
3.Seni rupa sebagai media rekreasi
4.Seni rupa sebagai media terapi
PERKEMBANGAN SENI RUPA MANCANEGARA
1. Seni rupa Mesir kuno. Seni rupa murni Mesir Kuno menghasilkan karya-karya berupa patung, relief dan lukisan. Patung yang dibentuk pada zaman Mesir Kuno selalu dihubungkandengan pembangunan tempat-tempat sakral. Biasanya patung Mesir merupakantradisi pengulangan (stereotype) bentuk patung yang pernah dibuat.Patung-patung Mesir mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Sikap: berjalan dengan perilaku kaki kiri di depan, tangan menggenggam. Kalau duduk dengan perilaku berlutut dan jongkok.
2) Model: raja-raja dan dewa-dewa, sedangkan rakyat jelata bentuknya dibedakan dengan jelas 
2. Corak seni rupa Yunani Kuno. Perkembangan seni rupa murni Yunani Kuno dimulai pada zaman Kreta berupa seni relief, seni lukis dan seni patung. Seni lukis zaman Kreta cenderungmenggunakan teknik fresco yaitu pewarnaan lukisan pada dinding bangunandalam keadaan basah. Sedangkan relief yang dikerjakan pada dinding bangunandengan teknik pahatan (stucco). Seni lukis ditemukan di Knostos yang bercorak dekoratif. Diperkirakan pada zaman Kreta bangsa Yunani telah mahir membuat patung, hasil peninggalannya tidak ditemukan.Pada zaman gemilang, seni patung Yunani benar-benar mengalami puncaknya. Hal ini alasannya yakni patung yang dibentuk mempertimbangkan proporsi yang mendekati sempurna. Kemajuan seni patung Yunani dipelopori oleh 3 seniman yang hidup pada masa itu. Mereka itu yakni Phiedias, Myron, dan Polycletos.
a. Aliran klasikisme dan fatwa neo klasikisme .Aliran klasikisme lebih banyak menjurus ke seni bangunan dan seni hias, akhir imbas dari gaya seni Yunani dan Romawi. Sedangkan fatwa neo klasikisme merupakan kelanjutan dari fatwa klasikisme dengan gaya yang lebih bebas.
b. Aliran romantisme, realisme, dan naturalism .Ciri dari lukisan romantisme yakni menampilkan adegan yang dramatis. Tahap berikutnya muncul fatwa realisme sebagai reaksi atas fatwa romantisme yang penuh ilusi. Seniman realis ini menghendaki penciptaan karya seni rupa sesuai aslinya. Lukisan realis serupa dengan naturalis, hanya saja lukisan alirannaturalis lebih banyak mengambil objek keindahan alam. Tokoh tersohor dari fatwa naturalis-realis ialah Leonardo Da Vinci dan Rembrandt. 
c. Aliran impresionisme dan fatwa neo-impresionisme .Para pelukis fatwa impresionisme lebih mengutamakan kesan pencahayaan yangdibuat secara impulsif dan singkat. Selanjutnya muncul gaya neo-impresionisme sebagai protes terhadap gaya impresionis yang melukis pencahayaan apa adanya.
d. Aliran ekspresionisme, surealisme, dan abstraksisme. Aliran ekspresionisme berusaha mengedepankan lisan jiwa, perasaan, danemosi. Sedangkan fatwa surealisme menggambarkan keadaan alam bawah sadar dan fantsai. Aliran absurd mempunyai cara membebaskan diri dari bentuk-bentuk figurative (nyata), dan lebih mengutamakan komposisi warna, garis,bidang, atau unsur-unsur lainnya.
e. Aliran  pop art dan fatwa seni kontemporer. Pop art adalah salah satu fatwa seni modern kurun ke-20. Aliran ini menentangaliran seni abstrak, ekspresionisme, dan surealisme yang sulit dimengerti.Kemajuan teknologi menjadikan seni rupa konvensional (seni lukis, patung,arsitektur) bergeser kearah seni mesin (machinal art).
Pelaku seni kontemporer tidak lagi terikat aturan-aturan seni lama. Mereka bebas berekspresi menciptakangaya, media, dan teknik berkarya seni baru.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara garis besar fase perkembangan sejarah seni rupa Indonesia sanggup dikategorikan kedalam 7 fase, yaitu :  1. Masa Perintisan  yaitu sekitar tahun 1817 hingga tahun 1880, 2. Masa Indonesia Jelita, 3.  Masa Cita Nasional, 4. Masa Pendudukan Jepang , 5. Masa Setelah Kemerdekaan, 6. Masa Pendidikan Formal, 7. Masa Seni Rupa Baru Indonesia. Sedangkan dalam Seni rupa Mancanegara ada 5 aliran, yitu: - Aliran klasikisme dan fatwa neo klasikisme, -  Aliran romantisme, realisme, dan naturalisme, - Aliran impresionisme dan fatwa neo-impresionisme, -  Aliran ekspresionisme, surealisme, dan abstraksisme, -  Aliran  pop art dan fatwa seni kontemporer.
B.  Saran
        Makalah wacana Perkembangan Seni Rupa Nusantara dan Mancanegara ini belumlah sempurna. Masih banyak yang harus diperbaiki dan lebih dikembangkan lagi. Oleh alasannya yakni itu saya meminta kritik dan saran dari pembaca semoga kedepannya saya dapan menulis makalah yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
1.      www.google.com
5.      http://blog-senirupa.blogspot.com/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel