Bahaya Tbc Tubercolosis

BAHAYA PENYAKIT TBC
1.      Pendahuluan
Kuman penyebab TBC ( mycobacterium tuberculosis ) ditemukan pertama kali pada tahun 1882 oleh Robert Koch, sedangkan vaksin BCG ditemukan pada tahun 1921. Kemudian pada tahun 1944 ditemukan streptomisin sebagai obat pertama anti TBC, kemudian disusul INH pada tahun 1949 penyakit TBC muncul kembali kepermukaan dengan meningkatnya perkara TBC di negara-negara maju atau industri pada tahun 1990. Selain itu, peningkatan perkara TBC sebagai reemerging disease dipengaruhi pula dengan terjadinya penyebaran infeksi HIV/AIDS. Saat ini diseluruh dunia terdapat 8 juta perkara terinfeksi dan 3 juta perkara meninggal. TBC umumnya menyerang golongan usia produktif  dan golongan sosial rendah sehingga berdampak pada pemberdayaan sumber daya insan yang sanggup menghambat pertumbuhan ekonomi negara.
Tuberkulosis yakni suatu penyakit menular yang sebagian besar disebabkan oleh kuman mycobaclerium tuberculosis. Uman tersebut biasanya masuk kedalam tubuh melalui udarapernapasan kedalam paru, kemudian kuman tersebut sanggup menyebardari paru kebagian tubuh lain melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limpa, melalui saluran pernapasa( bronchus ) atau penyebaran eksklusif kebagian tubuh lainnya. TBC paru pada insan sanggup dijumpai dalam 2 bentuk :
1.      Tuberkulosis primer : Bila penyakit infeksi terjadi pertama kali
2.      Tuberkulosis paska primer : Bila penyakit timbul sesudah beberapa waktu seseorang terkena infeksi dan sembuh. TBC ini merupakan bentuk yang paling sering ditemukan. Dengan terdapatnya kuman dalam dahak penderita merupakan sumber penularan.
Riwayat Terjadinya Tuberkulosis
a. Infeksi Primer
                     Infeksi primer terjadi ketika seseorang terpapar pertama kali dengan kuman TB. Droplet yang terhirup sangat kecil ukurannya,sehingga sanggup melewati system pertahanan mukosilier bronkus,dan terus berjalan sehingga hingga di alveolus dan menetap disana. Infeksi dimalai ketika kuman TB berhasil berkembang baik dengan cara pembelahan diri di paru,yang menimbulkan peradangan di dalam paru. Saluran limfe akan membawa kuman TB ke kelenjar limfe di sekitar hilus paru,dan ini sebagai kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi hingga pembentkan kompleks primer yakni sekitar 4-6 minggu.
Adanya infeksi sanggup dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi tuberculin dari negatif menjadi positif.
                     Kelanjutan sesudah infeksi primer tergantung dari banyaknya kuman yang masuk dan besarnya respon day tahan tubuh (imunitas seluler). Pada umumnya reaksi daya tahan tubuh tersebut sanggup menghentikan perkembangan kuman TB. Meskipun demikian,ada beberapa kuman akan menetap sebagai kuman persister atau dormant (tidur). Kadang-kadang daya tahan tubuh tidak bisa menghentikan perkembangan kuman,akibatnya dalam beberapa bulan,yang bersangkutan menjadi penderita TB. Masa inkubasi,yaitu waktu yang diharapkan mulai terinfeksi hingga menjadi sakit,diperkirakan sekitar 6 bulan.
b. Tuberkulosis Pasca Primer (post primary TB)
            Tuberculosis pasca primer biasanya terjadi sesudah beberapa bulan atau tahun setela infeksi primer,misalnya lantaran daya tahan tubuh menurun akhir trinfeksi HIV atau status gizi yang buruk. Ciri khas dari tuberculosis pasca primer yakni kerusakan paru yang luas dengan terjadinya kavitas atau efusi pleura.
Etiologi dan perjalanan penyakit
            Etiologi penyebab tuberculosis paru yakni kuman tahan asam mycobacterium tubercolosis,sangat jarang oleh M. Bovis dan M. Atipik. adapun pejalanan penyakit atau pathogenesis penyakit ini adalah:implantasi kuman terjadi pada ‘respiratori broncial’ atau alveoli yang selanjutnya akan berkembang sebagai berikut:
a.       Focus primer-komplek primer-sembuh pada sebagian besar atau meluas-tuberkulosis primer.
b.      Dari kompleks primer yang sembuh terjadi reaktivitasi kuman yang terjadinya dormant pada focus primer,reinfeksi endogen-tuberkulosis pasca primer penyebab kuman dalam tubuh penderita sanggup melalui empat cara,yaitu:
1.      .Lesi yang meluas
2.      Aliran limfa(limfogen)
3.      Melalui ajaran darah(hematogen) yang sanggup menimbulkan lesi tuberculosis ekstra paru,antara lain pleura,selaput otak,ginjal,dan tulang.
4.      Penyebaran milier
2.      Penyebab penyakit TBC
Penyebab penyakit TBC yakni diakibatkan adanya infeksi dari kuman (bakteri) yang berjulukan Mycobacterium tuberculosis dan biasanya menyerang paru-paru. Selain itu basil penyebab TBC ini juga menyerang organ tubuh lainnya ibarat kelenjar getah bening, usus, ginjal, kandungan, tulang, bahkan bisa menyerang otak. Penyakit TBC yakni jenis penyakit yang gampang menular, media penularannya bisa melalui cairan di dalam saluran nafas yang keluar ketika penderita batuk atau bersin kemudian terhirup oleh orang lain yang berada dilingkungan penderita TBC tersebut.                                                     
Bakteri penyebab TBC akan tertidur dan tidak akan menyerang terhadap orang yang memiliki tubuh sehat dengan asupan gizi cukup dan daya tahan tubuh yang baik. Bakteri TBC lebih gampang menular dan menyerang terhadap orang-orang yang mengalami kekurangan gizi dan daya tahan tubuh yang buruk. TBC bisa juga menginfeksi orang yang tinggal di lingkungan dengan udara jelek dan mengandung banyak kuman TBC. Gizi jelek dan lingkungan yang jelek bisa menimbulkan kuman (bakteri) TBC yang tertidur pulas di dalam tubuh menjadi aktif.
Serangan infeksi kuman TBC seringkali muncul tanpa disertai tanda-tanda atau tanda-tanda khas apapun, biasanya indikasi yang muncul cuma batuk-batuk ringan dan hali ini sering dianggap remeh dan tidak dihiraukan oleh calon penderita. Seorang penderita infeksi TBC paru-paru sanggup dengan gampang menularkan kuman (bakteri) TBC kepada orang lain di lingkungan sekitarnya baik itu di rumah, sekolah atau kawasan kerja (kantor). Jika sudah menjadi kuman yang aktif di dalam tubuh, kuman TBC akan terus merusak jaringan paru-paru hinggga menimbulkan tanda-tanda dan tanda-tanda yang khas ketika penyakitnya sudah dalam keadaan cukup parah.  Antara lain penyebabnya yakni :  
1.      Kemiskinan pada banyak sekali kelompok masyarakat, ibarat pada negara yang sedang berkembang. Lingkungan yang tidak higienis. TBC menyebar dengan cepat pada kawasan tinggal yang kurang ventilasi, sempit dan sesak, karenanya angka penularan tinggi terjadi di lingkungan yang penuh sesak dan kumuh.
2.      Kurangnya susukan ke perawatan medis, baik lantaran ketidakmampuan ekonomi atau ketidaktahuan. Kondisi ini menciptakan ia tidak mendapat tindakan medis yang cukup sehingga memperburuk penyebaran.
3.      Turunnya kekebalan tubuh. Jika sistem kekebalan tubuh bekerja dengan baik, maka sel darah putih akan menjadi benteng pelindng dari basil TB. Tapi jikalau sistem imunnya berkurang, maka kuman akan lebih gampang masuk ke dalam tubuh.
4.      Kontak dengan penderita penyakit TBC lainnya. Jika hidup dengan penderita TBC aktif yang tidak mendapat pengobatan akan menciptakan risiko tertular semakin tinggi, baik di lingkungan keluarga ataupun rekan kerja.
Jenis kelamin dan usia. Umumnya jenis kelamin pria dan orang cukup umur lebih berisiko terkena TBC.
3.      Gejala-Gejala Penyakit TBC
Gejala penyakit TBC sanggup dibagi menjadi tanda-tanda umum dan tanda-tanda khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat.
Gejala yang sering dijumpai :
·                Dahak bercampur darah
·                Batuk berdarah
·                Sesak napas dan nyeri dada
·                Badan lemah, nafsu makan menurun, berat tubuh turun, rasa kurang lezat badan(melaise), berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan, demam meriang satu bulan.
Gejala sistemik/umum :
*        Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam ibarat influenza dan bersifat hilang timbul.
*        Penurunan nafsu makan dan berat badan.
*        Batuk-batuk selama lebih dari 3 ahad (dapat disertai dengan darah).
*        Perasaan tidak lezat (malaise), lemah.
Gejala khusus :
*        Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akhir pengutamaan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan bunyi “mengi”, bunyi nafas melemah yang disertai sesak.
*        Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), sanggup disertai dengan keluhan sakit dada.
*        Bila mengenai tulang, maka akan terjadi tanda-tanda ibarat infeksi tulang yang pada suatu ketika sanggup membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
*        Pada belum dewasa sanggup mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya yakni demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC sanggup terdeteksi kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan penderita TBC paru cukup umur menawarkan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru cukup umur dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi menurut investigasi serologi/darah.
4.      Ciri – Ciri  Penderita TBC
Ciri-ciri tanda-tanda awal orang yang terkena infeksi penyakit TBC bisa dikenali dari tanda-tanda kondisi pada fisik penderitanya, yaitu salah satunya penderita akan mengalami demam yang tidak terlalu tinggi dan berlangsung lama, deman tersebut biasanya dialami pada malam hari disertai dengan keluarnya keringat. Kadang-kadang derita demam disertai dengan influenza yang bersifat timbul sementara kemudian hilang lagi.
5.      Manifestasi Klinis  dan Cara Penularan
              Tuberkulosis yakni penyakit infeksi yang umumnya menimbulkan tanda-tanda dan tanda-tanda yang sangat bervariasi pada masing-masing penderita, mulai dari tanpa tanda-tanda hingga tanda-tanda yang sangat akut dan hanya beberapa bulan sesudah diketahui sehat hingga beberapa tahun sering tidak ada relasi antara usang sakit maupun luasnya penyakit. Secara klinis manifestasi TBC sanggup terjadi dalam beberapa fase, yaitu:
a)      Dimulai dengan fase asimtomatik dengan lesi yang hanya sanggup dideteksi secara radiologik.
b)      Berkembang menjadi plisis yang terang kemudian mengalami stagnasi atau regresi.
c)      Eksaserbasi memburuk.
d)     Dapat berulang kemudian menjadi menahun.
Tanda-tanda dan tanda-tanda penderita TBC adalah:
a.       Sistemik : malaise, anoreksia,berat tubuh menurun,keringat malam. Akut : demam tinggi, ibarat flu,menggigil milier: demam akut,sesak nafas, dan sianosis
b.      Respiratorik: batuk-batuk usang lebih dari dua minggu, riak yang mukoid, nyeri dada, batuk darah, dan gejala-gejala lain, yaitu bila ada tanda-tanda penyebaran keorgan-organ lain ibarat pleura: nyeri pleuritik, sesak nafas, ataupun tanda-tanda meningeal, yaitu nyeri kepala, kaku kuduk dan lain-lain
Cara penularan: daya penularan dari seorang penderita TBC ditentukan oleh:
a.       Banyaknya kuman yang terdapat dalam paru penderita
b.      Peyebaran kuman di udara
c.       Penyebaran kuman bersama dahak berupa droplet dan berada disekitar penderita TBC
Sumber Penularan Adalah Penderita TBC  BTA Positif.
            Pada waktu batuk atau bersin,penderta berbagi kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan dahak). Droplet yang mengandung kuman sanggup bertahan di udara pada suhu kamar selama bebera jam. Orang sanggup terinfeksi jikalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernafasan. Setelah kuman TB masuk kedalam tubuh insan melalui pernafasan,kuman TB tersebut sanggup menyebar dari paru ke penggalan tubuh lainnya, atau penyebaran eksklusif ke bagian-bagian tubuh lainnya.
            Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat faktual hasil investigasi darah, makin menular penderita tersebut. Bila hasil investigasi dahak negatif (tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak menular.Kemungkinan seseorang terinfeksi TB ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.
6.      Program Penanggulangan TBC
                     Sampai ketika ini jadwal penaggulangan TB paru belum sanggup menjangkau seluruh puskesmas yang ada. Hal itu dikarenakan belum adanya keseragaman pengobatan dan system pencatatan pelaporan di semua unit pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta sehinga di perlukan adanya kolaborasi semua pihak yang terkait dalam pemberantasan TBC, Direktorat PPML, Ditjen PPMPLP dalam kegiatan penanggulangan TBC memiliki 2 tujuan yaitu:
a.       Tujuan jangka panjang
Memutuskan rantai penularan sehinga penyakit TB paru tidak lagi merupakan problem kesehatan masyarakat di Indonesia.
b.      Tujuan jangka pendek
1. tercapainya kesembuhan minimal 85% penderita gres BTA faktual yang di temukan.
2. tercapainya cakupan inovasi semua penderita secara bertahap.
3. tercegahnya resistensi obat TBC di masyarakat.
4. mengurangi penderita insan akhir penyakit TBC.
Untuk mencapai tujuan tersebut kegiatan yang di laksanakan dalam menaggulangi penyakit TBC meliputi:
a.       Kegiatan pokok
1.      Komponen diagnosis
-    Deteksi penderita di poliklinik
-    Penegakan diagnosis secara laboratorium
2.      Komponen pengobatan
-    Pengobatan yang cukup dan tepat
-    Melacak penderita lalai berobat 2 hari(kategori 1) atau semingu (kategori 2)
-     penyuluhan kepada penderita TBC dan masyarakat.
-      Pengadaan kebutuhan jadwal dan pendukunganya
-     Menjamin keperluan dana operasional.
7.      Cara Pengobatan Penyakit TBC
                Obat Tuberkulosis,- Ace Maxs memang dari dulu kandungan utamanya telah dipakai orang untuk mengobati banyak sekali macam penyakit baik penyakit degeneratif ibarat jantung, diabetes, darah tinggi dan penyakit kronis lainnya. Ace Maxs juga sanggup kita jadikan sebagai Obat Tuberkulosis. Untuk itu kami selalu merekomendasikan anda untuk segera melaksanakan pengobatan dengan obat herbal multikhasiat Ace Maxs yang telah terbukti sanggup berperan sebagai Obat Tuberkulosis.
             Tuberkulosis (TBC) sanggup menyerang banyak sekali organ tubuh tetapi yang akan dibahas yakni obat TBC untuk paru-paru. Tujuan pengobatan TBC ialah memusnahkan basil tuberkulosis dengan cepat dan mencegah kambuh. Idealnya pengobatan dengan obat TBC sanggup menghasilkan investigasi sputum negatif baik pada uji dahak maupun biakan kuman dan hasil ini tetap negatif selamanya.
Obat yang dipakai untuk TBC digolongkan atas dua kelompok yaitu :
  • Obat primer : INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol, Streptomisin, Pirazinamid.
    Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan toksisitas yang masih sanggup ditolerir, sebagian besar penderita sanggup disembuhkan dengan obat-obat ini.
  • Obat sekunder : Exionamid, Paraaminosalisilat, Sikloserin, Amikasin, Kapreomisin dan Kanamisin.
Meskipun demikian, pengobatan TBC paru-paru hampir selalu memakai tiga obat yaitu INH, rifampisin dan pirazinamid pada bulan pertama selama tidak ada resistensi terhadap satu atau lebih obat TBC primer ini.
Daftar Pustaka
Departemen  kesehatan.2001. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosisi . Jakarta : Bakti Husada
Helper Sahat P Manalu, Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 9 No 4, Desember 2010 : 1340 – 1346.
Notoatmodjo,Soekidjo.2007.Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta
- See more at: https://kanntongilmudunia.blogspot.com//search?q=faktor-penyebab gejala-dan-cara#sthash.HOUrW2do.dpuf

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel