Pandangan Islam Bayi Tabung
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan pengetahuan dan ilmu teknologi yang baik pada ketika ini banyak membawa imbas positif bagi kehidupan masa sekarang, dengan adanya pengetahuan yang luas dan ilmu pengetahuan yang tinggi maka semakin banyak pulalah hal-hal yang sanggup di lakukan insan untuk membantu kehidupan di masa sekarang, khususnya di bidang kesehatan yang mengalami banyak perubahan dalam proses pengobatan maupun alat-alat medis yang di gunakan di rumah sakit .
Namun semakin tingginya pengetahuan tersebut banyak pulalah hal yang bertentangan terhadap pandangan norma kehidupan secara khususnya berdasarkan pandangan agama oleh lantaran itulah penulis sangat tertarik mengambil judul “Pandangan Agama Islam Bayi Tabung”
Sesuai dengan berkembangnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kehidupan jaman kini banyak hal yang mesti harus di ketahui oleh semua kalangan masyarakatsecara khususnya dari sudut pandangan agama
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan Umum : Agar kita bisa untuk memahami dan mengetahui bagaimana pandangan agama Nasrani protestan terhadap cloning dan bayi tabung.
Tujuan Khusus :Setelah mengetahui bagaimana pandangan agama Nasrani protestan terhadap cloning dan bayi tabung , kita harus bisa mengerti dan memahami bagaimana pandangan agama Nasrani protestan terhadap cloning dan bayi tabung.
1. Mengetahui pengertian Cloning.
2. Mengetahui pengertian Bayi tabung.
3. Mengetahiu pandangan agama kristen protestan terhadap cloning
4. Mengetahui pandangan agama kristen protestan terhadap bayi tabung.
1.3 Manfaat Penulisan
1.3.1 Teori
Manfaat makalah ini untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi para mahasiswa/mahasiswi STIKES Eka Harap supaya lebih mengetahui dan memahami bagaimana pandangan agama Nasrani protestan terhadap cloning dan bayi tabung.
1.3.2 Praktis
Manfaat yang kami harapkan dalam penulisan makalah ini, agar sanggup di jadikan sebagai sumber ilmu pengetahuan dan penunjang pendidikkan bagi mahasiswa/mahasiswi STIKES Eka Harap.
1.4 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah dan pengertian Cloning ?
2. Bagaimana sejarah dan pengertian Bayi Tabung?
3. Bagaimana pandangan agama Nasrani protestan terhadap proses Cloning ?
4. Bagaiman pandangan agama Nasrani protestan terhadap proses Bayi Tabung ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Dan Pengertian Cloning
Sejarah Cloning : Sejarah kloning muncul pertama kali pada tahun 1960 oleh Gurdon, percobaan Gurdon yang pertama kali dilakukanya terhadap berudu, yaitu dengan menaruh gen ke dalam sel berudu tersebut. Percobaan ini berhasil melahirkan berudu gres namun berudu tersebut tidak bisa tumbuh menjadi katak dewasa dan akhirnya mati terurai oleh air.
Pada tahun 1980 percobaan dilanjutkan oleh para ilmuwan di Granada yang melaksanakan transfer nukleus pada sapi ternak untuk memperbanyak produksi daging pada sapi miliknya. Steen Willadsen mempunyai reputasi brilian untuk memasuki bidang gres yaitu pada tahun 1980, ia berhasil di sentra riset binatang Cambridge, ia menerapkan teknik kloning gurdon pada katak dipeternaka. Orang yang pertama memakai embrio domba kemudian menanamnya kedalam sel telur domba dengan membuang nukleusnya. Ia yaitu orang yang pertama kali menemukan lima embrio domba kloning pertama. Willadsen ingin menyebarkan teknik ini secara komersil ia bergabung dengan perusahaan ternak di texas, Granada Corporation. Ia mencoba menerapkan kloning pada sapi.
Dr. Charles Looney dan Dr. Frank Barnes di ajak ke Granada Corporation untuk menyebarkan penelitian yang dimulai oleh Steen Willadsen, bersama Ian wilmuth mereka berhasil mengkloning sapi, akan tetapi ada sisi sedihnya bahwa anak sapi ini ada yang tidak normal ketika melahirkan anak sapi tersebut sangat besar dan ada sapi yang berbobot 180 pound. Dua kali berat normal. Anak sapi ini banyak yang mati. Sehingga menyebabkan penelitian ini tidak sanggup dilanjutkan sampai ditemukan penyebab kenaikan bobot sapi tersebut. Banyak sapi yang terkena diabetes. Sebagian mempunyai jantung yang membesar,dan mengalami penyakit diabetes semenjak lahir.
Percobaan ini berhasil melahirkan 1000 sapi dari 3000 sel hasil transfer nukleus. Selanjutnya, binatang kloning gres yang dihasilkan lewat penelitian Dr. Ian Willmut seorang ilmuwan Skotlandia pada 23 Februari 1997, untuk pertama kali mengambarkan bahwa kloning sanggup dilakukan pada binatang mamalia dewasa yaitu domba. Domba itu diberi nama domba Dolly. Kloning domba Dolly merupakan bencana penting dalam sejarah kloning. Dolly sanggup direproduksi tanpa pinjaman domba jantan, melainkan diciptakan dari sebuah sel kelenjar susu yang di ambil dari seekor domba betina. Dalam proses ini Dr. Ian Willmut memakai sel kelenjar susu domba finndorset sebagai donor inti sel dan sel telur domba blackface sebagi resepien. Sel telur domba blackface dihilangkan pada dasarnya dengan cara mengisap nukleusnya keluar dari selnya memakai pipet mikro pada. Kemudian, sel kelenjar susu domba finndorset didifusikan (digabungkan) dengan sel telur domba blackface yang tanpa nukleus.
Dalam Proses penggabungan ini dibantu oleh tegangan listrik sebesar 25 volt, sehingga terbentuk fusi antara sel telur domba blackface tanpa nucleus dengan sel kelenjar susu domba finndorsat. Hasil dari fusi ini kemudian bermetamorfosis embrio dalam tabung percobaan dan kemudian dipindahkan ke rahim domba blackface. Kemudian embrio berkembang dan lahir dengan ciri-ciri sama dengan domba finndorset. Kuncinya yaitu proses transfer nukleus dilakukan pada fase membisu sel sehingga tidak merusak siklus nukleus dan sub protein yang mengelilinginya. Pada percobaan tersebut telah dilakukan sebanyak 277 kali percobaan untuk mendapatkan kloning tersebut.
Pengertian cloning yaitu : gen-gen yang direkombinasi dan di kembangkan. Cloning berasal dari kata “clone” yang diturunkan dari bahasa Yunani “klon” yang artinya potongan yang dipakai untuk memperbanyak tanaman. Kata ini dipakai dalam dua pengertian (1) klon sel yaitu sekelompok sel yang identik sifat-sifat genetiknya, semua berasal dari satu sel. (2) klon gen atau molekuler yaitu sekelompok salinan gen yang bersifat identik yang direplikasi dari satu gen yang dimasukan dalam sel inang.
Proses Cloning insan sanggup digambarkan menyerupai ditunjukkan dan dijelaskan secara sederhana sebagai berikut :
· Mempersiapkan sel stem : suatu sel awal yang akan tumbuh menjadi banyak sekali sel tubuh. Sel ini diambil dari insan yang hendak dikloning. Sel stem diambil inti sel yang mengandung info geneti kemudian dipisahkan dari sel.
· Mempersiapkan sel telur : suatu sel yang diambil dari sukarelawan perempuan kemudian pada dasarnya dipisahkan. Inti sel dari sel stem diimplantasikan ke sel telur
· Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan dan pertumbuhan. Setelah membelah (hari kedua) menjadi sel embrio.
· Sel embrio yang terus membelah (disebut blastosis) mulai memisahkan diri (hari ke lima) dan siap diimplantasikan ke dalam rahim.
· Embrio tumbuh dalam rahim menjadi bayi dengan instruksi genetik persis sama dengan sel stem donor.
Dari pengertian kloning dan prosesnya di atas yang menghasilkan individu gres dan mempunyai sifat genetik yang “identik” (sama). Sifat “identik” inilah yang akan coba dibahas dalam koridor ruang – waktu proses kloning.
Ada beberapa jenin kloning yang di kenal :
1. Cloning DNA rekombinan
Kloning ini merupakan pemindahan sebagian rantai DNA yang diinginkan dari suatu organisme pada satu element replikasi genetik, contohnya penyisipan DNA dalam plasmid basil untuk mengklon satu gen.
2. Cloning Reproduktif
Merupakan teknologi yang dipakai untuk menghasilkan binatang yang sama, contohnya Dolly dengan suatu proses yang disebut SCNT (Somatic Cell Nuclear Transfer).
3. Cloning Terapeutik
Merupakan suatu kloning untuk memproduksi embrio insan sebagai materi penelitian. Tujuan utama dari proses ini bukan untuk membuat insan baru, tetapi untuk mendapatkan sel batang yang sanggup dipakai untuk mempelajari perkembangan insan dan penyembuhan penyakit.
2.2 Sejarah Dan Pengertian Bayi Tabung
Sejarah Bayi Tabung : Penemuan bayi tabung dipelopori sejumlah dokter Inggris. Bayi tabung pertama lahir ke dunia ialah Louise Brown. Ia lahir di Manchester, Inggris, 25 Juli 1978 atas pertolongan Dr. Robert G. Edwardsdan Patrick C. Steptoe. Sejak itu, klinik untuk bayi tabung berkembang pesat. Teknik bayi tabung ini telah menjadi metode yang membantu pasangan subur yang tidak mempunyai anak akhir kelainan pada organ reproduksi anak pada wanita.
Sejak kelahiran Louise Brown, teknik bayi tabung atau In Vitro Fertilization (IVF) semakin terkenal saja di dunia. Di Indonesia, teknik bayi tabung (IVF) ini pertama kali diterapkan di Rumah Sakit Anak-Ibu (RSAB) Harapan Kita, Jakarta, pada 1987. Teknik bayi tabung yang kini disebut IVF konvensional itu berhasil melahirkan bayi tabung pertama, Nugroho Karyanto, pada 2 Mei 1988. Setelah itu lahir sekitar 300 "adik" Nugroho, di antaranya dua kelahiran kembar empat.
Kesuksesan perdana agenda bayi tabung yang dilakukan secara konvensional/In Vitro Fertilization (IVF) dengan lahirnya Louise Brown membuat agenda ini semakin diminati oleh negara-negara di dunia. Di Indonesia, sejarah bayi tabung yang pertama dilakukan di RSAB Harapan Kita, Jakarta, pada tahun 1987. Program bayi tabung tersebut kesudahannya melahirkan bayi tabung pertama di Indonesia, yakni Nugroho Karyanto pada tahun 1988. Baru sesudah itu mulai banyak bermunculan kelahiran bayi tabung di Indonesia. Bahkan jumlahnya sudah mencapai 300 anak. Kesuksesan agenda bayi tabung tidak begitu saja memuaskan dunia kedokteran. Upaya untuk mengukir tinta emas sejarah bayi tabung terus berlanjut.
Pengertian Bayi Tabung : Bayi tabung yaitu individu atau bayi yang pembuahannya terjadi diluar badan wanita, dengan cara mempertemukan sel gemete (ga-met) betina (ovum) dengan sel jantan (spermatozoon) dalam sebuah baskom (petri disk) yang didalam baskom telah disediakan medium yang cocok (suhunya dan lembabnya) dengan didalam rahim sehingga ayigote (hasil pembuahan) yang terjadi dari dua sel tadi menjadi morulla (moerbei) dan kemudian menjadi blastuta (pelembungan). Pada stadium blastuta calon bayi dimasukkan (diinflantasikan) dalam selaput lendir perempuan yang siap untuk dibuahi dalam masa subur (sekresi). Teknik ini biasa dikenal dengan Fertilisasi in Vitro (FIV).
Jadi bayi tabung yaitu metode untuk membantu pasangan subur yang mengalami kesulitan di bidang pembuahan sel telur perempuan oleh sel sperma pria. Secara teknis, dokter
mengambil sel telur dari indung telur perempuan dengan alat yang disebut laparoscop ( temuan dr. Patrick C. Steptoe dari Inggris ). Sel telur itukemudian diletakkan dalam suatu mangkuk kecil dari beling dandipertemukan dengan sperma dari suami perempuan tadi. Setelah terjadi pembuahan di dalam mangkuk beling itu tersebut, kemudian hasil pembuahan itu dimasukkan lagi ke dalam rahim sang ibu untuk kemudian mengalami masa kehamilan dan melahirkan anak menyerupai biasa.
Tahap sel telur di buahi :
· Pengambilan sel telur : Sel telur yang telah matang diambil di suatu ruangan dalam klinik yang menyerupai dengan kamar operasi. Lalu anda akan diberi anestesi ringan dan dokter akan memakai panduan ultrasonografi untuk mengumpulkan sel-sel telur dengan pelacak ( probe )
· Menggabungkan sel telur dan sperma : Setelah berhasil diambil, sel telur anda yang telah matang akan digabungkan dengan sperma yang gres dikeluarkan oleh pasangan anda dalam cairan khusus di cawan petri, siap untuk pembuahan. Setiap sel telur yang dibuahi akan dipantau secara ketat.
· Memantau sel telur : Selama dua atau tiga hari, teknisi laboratorium akan mengamati dengan saksama perkembangan sel telur. Jika satu atau beberapa sel telur mulai membelah, anda akan dipanggil kembali untuk menjalani pemindahan sel telur ke dalam rahim anda.
· Pemindahan embrio ke dalam rahim : Melalui mekanisme yang lebih menyerupai investigasi apusan leher rahim yang tidak membutuhkan obat penenang, sel-sel telur yang telah di buahi akan dipindahkan secara hati-hati ke dalam rahim melalui kateter dengan memakai ultrasonografi sebagai pemandu.
2.3 Pandangan Agama Nasrani Protestan Tehadap Proses Cloning
Sekalipun Injil tidak secara khusus membicarakan topik mengenai kloning manusia, ada prinsip-prinsip Injil yang sanggup memberi pencerahan. Kloning membutuhkan sel-sel DNA dan embrio untuk sanggup berhasil. Pertama-tama DNA dikeluarkan dari inti sel makhluk itu. Materi itu, yang mengandung instruksi info genetik, kemudian ditempatkan dalam inti dari sel embrio. DNA dari sel yang mendapatkan info genetik yang gres harus disingkirkan supaya bisa mendapatkan DNA baru. Kalau sel mendapatkan DNA baru, maka embrio duplikat akan terbentuk. Namun sel embrio bisa saja menolak DNA gres dan mati. Juga sangat mungkin bahwa embrio itu tidak sanggup bertahan hidup sesudah info genetik yang orisinil dikeluarkan dari intinya. Dalam banyak kasus, ketika kloning diupayakan, beberapa embrio dipakai sekaligus untuk meningkatkan peluang keberhasilan penanaman materi genetik yang baru. Sekalipun mungkin saja untuk makhluk duplikat diciptakan dengan cara semacam ini (misalnya domba Dolly), kemungkinan untuk berhasilnya menduplikasikan suatu makhluk hidup tanpa ada variasi, dan tanpa adanya komplikasi, yaitu amat sangat tipis
Pandangan Nasrani mengenai proses kloning insan sanggup ditelaah dalam terang beberapa prinsip Alkitabiah. Pertama, umat insan diciptakan dalam rupa Allah, dan lantaran itu, bersifat unik. Kejadian 1:26-27 menegaskan bahwa insan diciptakan dalam rupa dan gambar Allah, dan bersifat unik dibandingan dengan ciptaan-ciptaan lainnya. Jelaslah bahwa itu yaitu sesuatu yang perlu dihargai dan tidak diperlakukan menyerupai komoditas yang dijual atau diperdagangkan. Sebagian orang mempromosikan kloning insan dengan tujuan untuk membuat organ pengganti untuk orang-orang yang membutuhkan pengcangkokan namun tidak sanggup menemukan donor yang cocok. Pemikirannya yaitu mengambil DNA sendiri dan membuat organ duplikat yang terdiri dari DNA itu sendiri akan sangat mengurangi kemungkinan penolakan terhadap organ itu. Walaupun ini mungkin benar, masalahnya melaksanakan hal yang demikian amat merendahkan kehidupan manusia. Proses kloning menuntut penggunaan embrio manusia; dan walaupun sel sanggup dihasilkan untuk membuat organ yang baru, untuk mendapatkan DNA yang diharapkan beberapa embrio harus dimatikan. Pada hakikatnya kloning akan “membuang” banyak embrio insan sebagai “barang sampah,” meniadakan kesempatan untuk embrio-embrio itu bertumbuh dewasa.
Mengenai apakah klon mempunyai jiwa, kita lihat kembali pada penciptaan hidup. Kejadian 2:7 mengatakan, “Ketika itulah TUHAN Allah membentuk insan itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah insan itu menjadi makhluk yang hidup.” Inilah citra Allah membuat jiwa manusia. Jiwa yaitu siapa kita, bukan apa yang kita miliki (1 Korintus 15:45).
Banyak orang percaya bahwa hidup tidak dimulai pada ketika pembuahan dengan terbentuknya embrio, dan lantaran itu embrio bukan betul-betul manusia. Injil mengajarkan hal yang berbeda. Mazmur 139:13-16 mengatakan, “Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun saya dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh lantaran kejadianku dahsyat dan ajaib; asing apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika saya dijadikan di kawasan yang tersembunyi, dan saya direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi saya bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.” Penulis, Daud, menyatakan bahwa ia dikenal secara langsung oleh Allah sebelum ia dilahirkan, berarti bahwa pada ketika pembuahannya ia yaitu insan dengan masa depan dan Allah mengenal Dia dengan dekat.
Selanjutnya, Yesaya 49:1-5 berbicara mengenai Allah memanggil Yesaya untuk melayani sebagai nabi ketika ia masih berada dalam kandungan ibu. Yohanes Pembaptis juga dipenuhi dengan Roh Kudus ketika ia masih berada dalam kandungan (Lukas 1:15). Semua ini menunjuk pada pendirian Injil bahwa hidup dimulai pada ketika pembuahan.
Pandangan Nasrani mengenai proses kloning insan sanggup ditelaah dalam terang beberapa prinsip Alkitabiah. Pertama, umat insan diciptakan dalam rupa Allah, dan lantaran itu, bersifat unik. Kejadian 1:26-27 menegaskan bahwa insan diciptakan dalam rupa dan gambar Allah, dan bersifat unik dibandingan dengan ciptaan-ciptaan lainnya. Jelaslah bahwa itu yaitu sesuatu yang perlu dihargai dan tidak diperlakukan menyerupai komoditas yang dijual atau diperdagangkan. Sebagian orang mempromosikan kloning insan dengan tujuan untuk membuat organ pengganti untuk orang-orang yang membutuhkan pengcangkokan namun tidak sanggup menemukan donor yang cocok. Pemikirannya yaitu mengambil DNA sendiri dan membuat organ duplikat yang terdiri dari DNA itu sendiri akan sangat mengurangi kemungkinan penolakan terhadap organ itu. Walaupun ini mungkin benar, masalahnya melaksanakan hal yang demikian amat merendahkan kehidupan manusia. Proses kloning menuntut penggunaan embrio manusia; dan walaupun sel sanggup dihasilkan untuk membuat organ yang baru, untuk mendapatkan DNA yang diharapkan beberapa embrio harus dimatikan. Pada hakikatnya kloning akan “membuang” banyak embrio insan sebagai “barang sampah,” meniadakan kesempatan untuk embrio-embrio itu bertumbuh dewasa.
Mengenai apakah klon mempunyai jiwa, kita lihat kembali pada penciptaan hidup. Kejadian 2:7 mengatakan, “Ketika itulah TUHAN Allah membentuk insan itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah insan itu menjadi makhluk yang hidup.” Inilah citra Allah membuat jiwa manusia. Jiwa yaitu siapa kita, bukan apa yang kita miliki (1 Korintus 15:45).
Banyak orang percaya bahwa hidup tidak dimulai pada ketika pembuahan dengan terbentuknya embrio, dan lantaran itu embrio bukan betul-betul manusia. Injil mengajarkan hal yang berbeda. Mazmur 139:13-16 mengatakan, “Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun saya dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh lantaran kejadianku dahsyat dan ajaib; asing apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika saya dijadikan di kawasan yang tersembunyi, dan saya direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi saya bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.” Penulis, Daud, menyatakan bahwa ia dikenal secara langsung oleh Allah sebelum ia dilahirkan, berarti bahwa pada ketika pembuahannya ia yaitu insan dengan masa depan dan Allah mengenal Dia dengan dekat.
Selanjutnya, Yesaya 49:1-5 berbicara mengenai Allah memanggil Yesaya untuk melayani sebagai nabi ketika ia masih berada dalam kandungan ibu. Yohanes Pembaptis juga dipenuhi dengan Roh Kudus ketika ia masih berada dalam kandungan (Lukas 1:15). Semua ini menunjuk pada pendirian Injil bahwa hidup dimulai pada ketika pembuahan.
Lebih dari itu, kalau insan diciptakan, tentulah ada Sang Pencipta, dan lantaran itu insan tunduk dan bertanggung jawab kepada Sang Pencipta itu. Sekalipun pandangan umum – pandangan psikologi sekuler dan humanistik – mau orang percaya bahwa insan tidak bertanggung jawab kepada siapapun kecuali dirinya sendiri, dan bahwa insan yaitu otoritas tertinggi, Injil mengajarkan hal yang berbeda. Injil mengajarkan bahwa Allah membuat manusia, dan memberi insan tanggung jawab atas bumi ini (Kejadian 1:28-29 dan Kejadian 9:1-2). Dengan tanggung jawab ini ada akuntabilitas kepada Allah. Manusia bukan penguasa tertinggi atas dirinya dan lantaran itu ia tidak dalam posisi untuk membuat keputusan sendiri mengenai nilai hidup manusia. Ilmu pengetahuan juga bukan otoritas yang memilih etis tidaknya kloning manusia, aborsi, atau eutanasia. Menurut Alkitab, Allah yaitu satu-satuNya yang mempunyai hak kedaulatan mutlak atas hidup manusia. Berusaha mengontrol hal-hal sedemikian yaitu menempatkan diri pada posisi Allah.
Kalau kita melihat insan semata-mata sebagai salah satu ciptaan dan bukan sebagai ciptaan yang unik, dan insan yaitu ciptaan yang unik, maka tidak sulit untuk melihat insan tidak lebih dari peralatan yang perlu dirawat dan diperbaiki. Namun kita bukanlah sekedar kumpulan molekul dan unsur-unsur kimia. Injil dengan terang mengajarkan bahwa Allah membuat setiap kita dan mempunyai rencana khusus untuk setiap kita. Lebih lagi, Dia menginginkan korelasi langsung dengan setiap kita, melalui Anak-Nya, Yesus Kristus. Sekalipun ada aspek-aspek kloning insan yang mungkin bermanfaat, umat insan tidak punya kontrol terhadap arah perkembangan teknologi kloning. Adalah kurang arif kalau beranggapan bahwa niat baik akan mengarahkan penggunaan kloning. Manusia tidak dalam posisi untuk menjalankan tanggung jawab atau memberi evaluasi yang harus dilakukan untuk mengatur kloning manusia.
2.4 Pandangan Agama Nasrani Protestan Terhadap Proses Bayi Tabung
Masalah utama di dalam bayi tabung dari perspektif Kristen yaitu bekerjasama dengan embrio-embrio “yang terbuang” Sebagian besar metode-metode dalam teknologi reproduksi memaksa untuk mengorbankan banyak embrio guna mendapatkan satu embrio yang lebih unggul dan sanggup bertahan hidup. Dengan kata lain sengaja menyebabkan maut manusian.
Injil dengan terang berkata bahwa kita tidak berdaulat atas hidup kita sendiri. “Tuhan yang memberi, Tuhan juga yang mengambil” (Ayub 1:21). Selain itu juga, Allah berkata kepada Musa, “Akulah yang mematikan dan Akulah yang menghidupkan” (Ulangan 32:39). Allah yang membuat kehidupan (Kejadian 1: 21,27) dan ia sendirilah yang menopangnya (Kis 17:28). Karena itu kita tidak mempunyai hak untuk mengambil hidup yang tidak bersalah (Kej 9:6, Kel 20:13). Segala sesuatu dalam hidup ini yaitu atas kuasa Tuhan. Dengan demikian terang bahwa bukan insan yang berkuasa untuk membuat kehidupan. Bayi tabung merupakan aktivitas yang melanggar ketetapan Allah lantaran insan berusaha membuat kehidupan.
Secara medis, teknik bayi tabung (In Vitro Fertilization/IVF) tidak dipermasalahkan. Tetapi berdasarkan kepercayaan Nasrani sebaiknya tidak dilakukan walaupun jikalau dalam proses IVF sel telur dan sperma yang dipakai memang dari pasangan suami-istri yang sah. Karena jikalau tidak, apa bedanya dengan perzinahan.
Namun demikian, IVF juga menyisakan problem yang jikalau dilihat dari kepercayaan Nasrani tidaklah diperbolehkan. Masalahnya yaitu dalam proses IVF, IVF akan mengambil beberapa sel telur dan sperma dari pasangan suami-istri tersebut sehingga nanti akan tercipta beberapa “batch” hasil pembuahan. Batch yang menyampaikan hasil pembuahan terbaiklah yang kemudian akan dikembangkan selanjutnya dalam rahim si ibu. Sementara hasil pembuahan lain yang juga berhasil terjadi tetapi dianggap “kualitasnya kurang prima” dibuang/dimusnahkan. Pemusnahan bayi-bayi yang lain ini yang termasuk dalam pembunuhan, yang berarti melanggar aturan ke-6. Teknik bayi tabung yang dikembangkan kemudian ternyata juga tidak menjawab masalah-masalah yang ditimbulkan, bahkan memperrumit dan menambahnya dengan problem pelik yang baru.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Penulis mengambil kesimpulan dari Cloning dan bayi tabung
3.2 Saran
Daftar Pustaka
· Parker Catharine – Littler. Konsultasi Kebidanan . Jakarta : Erlangga.copyright 2008.
· Ebrahim Mohsin Fadl Abdul. Kloning,Euthanasia,Transfusi darah,Transplantasi organ,dan Eksperimen pada hewan. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.2004.
· www.sejarah Cloning blogspot eka widia.com
· www.pandanganagamablogspot.com