Metodelogi Penelitian Dan Jenis Jenis Penelitian



BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Penulisan
Latar belakang pembuatan makalah ini yaitu sebagai kiprah dari mata kuliah pengantar metodologi penelitian. Dimana dalam mata kuliah ini mahasiswa diajarkan untuk melaksanakan penelitian. Dan di semester ini materi yang disajikan berupa pengantar lantaran sebagai pendatang gres dalam dunia pendidikan tinggi mahasiswa perlu diberikan pengenalan berupa pengantar sebelum menginjak ke materi metodologi penelitian yang lebih kompleks.
Judul dari makalah ini yaitu “Jenis-jenis Penelitian” maka yang akan diulas dalam makalah ini yaitu jenis dari penelitian. Karena mata kulah ini pengantar metodologi pendidikan maka makalah ini merupakan pengenalan. Disini akan dijelaskan jenis-jenis penelitian yang sudah terpampang dalam slide power point yang sudah dibentuk oleh kelompok ini. Mahasiswa sebagai peneliti perlu untuk mengetahui apa saja jenis penelitian.
B.      Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memperkenalkan dan menjelaskan  kepada rekan-rekan mahasiswa ihwal jenis-jenis penelitian yang ada. Mulai dari penelitian dasar dan penelitian terapan sampai membandingkan penelitian ilmu sosial dengan ilmu alam.  
Namun tujuan utamanya yaitu menambah pengetahuan bagi mahasiswa dan memperluas wawasan ihwal penelitian.






BAB II
PEMBAHASAN

A.     Jenis Penelitian
Secara umum, penelitian sanggup dibagi menjadi dua jenis yaitu;
1.      Penelitian Dasar (Basic Research)
Penelitian dasar yaitu penelitian terhadap sesuatu lantaran adanya perhatian dan keingintahuan pada hasil suatu aktivitas. Penelitian ini dikerjakan tanpa harus memikirkan ujung praktis.
Penelitian dasar juga disebut sebagai penelitian murni. Penelitian murni tidak dibayang-bayangi oleh pertimbangan penggunaan dari inovasi tersebut untuk khalayak umum. Perhatian utama dari penelitian ini yaitu kesinambungan dan integritas dari ilmu dan filosofi. Penelitian murni tidak memikirkan ada tidaknya korelasi dengan kejadian-kejadian yang diharapkan masyarakat. Jalan pikiran peneliti bisa ke kondusif saja tanpa memikirkan sudut apa dan arah apa yang dituju dalam penelitian ini.
Hasil dari penelitian dasar dalah pengetahuan umum dan pengertian-pengertian ihwal alam serta hukum-hukumnya. Pengetahuan umum ini merupakan alat untuk memecahkan maslah-masalah mudah walaupun tidak menawarkan tanggapan menyeluruh bagi setiap masalah. Penelitian dasar memecahkan duduk masalah tanpa mempertimbangkan kehendak sosial atau ekonomi ataupun masyarakat.
2.      Penelitian Terapan (Applied Research)
Penelitian terapan yaitu penyelidikan yang hati-hati, sistematik dan terus-menerus terhadap suatu masalah. Hasil penelitian ini bukan inovasi gres tapi aplikasi gres dari penelitian yang telah ada. Peneliti terapan akan merincikan inovasi penelitian dasar untuk keperluan mudah dalam bidang-bidang tertentu. Setiap ilmuwan yang mengerjakan penelitian terapan mempunyai cita-cita semoga hasil penelitiannya sanggup dipakai dalam masyarakat.
Penelitian terapan menentukan duduk masalah yang ada hubungannya dengan kehendak masyarakat juga untuk memperbaiki praktik-praktik yang sudah ada. Hasil penelitian harus segera diumumkan semoga tidak kadaluwarsa.
Menurut Nasir penelitian terapan sanggup dilakukan dengan lima langkah. Kelima langkah tersebut yaitu sebagai berikut:
1)      Suatu yang sedang diperlukan, dipelajari, diukur, dan diperiksa kelemahannya.
2)      Satu dari kelemahan-kelemahan yang diperoleh dipilih untuk penelitian.
3)      Kelemahan yang dipilih dipecahkan dalam laboratorium.
4)      Setelah kelemahan dipecahkan kemudian dilakukan modifikasi sehingga penyelesaian sanggup dilakukan untuk diterapkan.
5)      Pemecahannya dipertahankan dan ditempatkan dalam satu kesatuan sehingga ia menjadi cuilan permanen dari satu sistem.
Perbedaan penelitian dasar dan terapan dari segi penerapannya yaitu penelitian dasar dipakai dalam jangka yang panjang. Sementara penelitian terapan penerapannya harus segera dipakai semoga tidak kadaluwarsa.
B.      Penelitian Ilmu Sosial vs Ilmu Alam
Ilmu-ilmu sosial menyerupai halnya ilmu-ilmu alam merupakan suatu pengetahuan yang bersifat umum.
Ilmu sosial yaitu suatu proses yang terus-menerus mengadakan analisis dan menawarkan interpretasi secara kritis terhadap fenomena sosial yang mempunyai hubungan. Ilmu sosial menyerupai halnya ilmu alam selalu dimulai dari satu premis bahwa semua tanda-tanda maupun keadaan sanggup dipecahkan dan diterangkan walaupun sangat sulit. Ilmu sosial mempunyai kerumitan pada interelasi antara fenomena dalam ilmu sosial itu sendiri. Itulah sebabnya mengapa peneliti harus mempunyai keterampilan yang khas dan harus didukung oleh kerangka analitis dan teoritis yang agak berbeda dalam menganalisis sebab-musabab dibandingkan penelitian ilmu alam.
Pembeda dalam ilmu sosial dan ilmu alam bukan saja lantaran fenomena-fenomena yang ditangani ilmu sosial lebih kompleks dengan data non-eksak dan tidak sanggup dikontrol, tetapi permasalahan dalam ilmu sosial lebih banyak lantaran orientasinya lebih luas daripada ilmu alam. Peneliti dalam ilmu alam merupakan pengamat yang imparsial di luar alam, meneliti proses alam dan mencoba menyempitkan prises tersebut ke dalam korelasi umum yang sederhana. Sebaliknya, peneliti ilmu sosial tidak sanggup mengakibatkan dirinya sebagai pengamat yang imparsial. Peneliti ilmu sosial tidak sanggup meneliti dan memperoleh pandangan ihwal proses sosial itu sendiri. Perhatiannya atau penilaiannya tertuju pada pada tujuan simpulan yang harus selalu berada di dalam proses sosial itu sendiri. Tujuan serta hasil penelitian akan dipakai untuk melayani keperluan masyarakat itu sendiri yang menjurus kepada modifikasi dari pengaturan-pengaturan sosial yang telah ada.
Fenomena-fenomena yang dihadapi ilmu sosial relatif lebih kompleks kalau dibandingkan dengan fenomena yang dihadapi oleh ilmu alam. Perubahan yang terjadi pada obyek secara relatif sanggup mengubah diri peneliti sendiri dalam waktu cepat, sedangkan perubahan-perubahan ini tidak punya pengaturan yang lebih nyata. Walaupun fenomena-fenomena ilmu alam lebih kompleks dan sulit diteliti, tetapi ilmu alam telah mempunyai alat-alat yang ampuh dan metode yang telah teruji dalam memecahkan duduk masalah dengan membagi fenomena menjadi bagian-bagian yang masuk akal untuk dipecahkan satu per satu.
Ilmu alam mempunyai umur lebih renta dibandingkan dengan ilmu sosial sehingga pengalaman peneliti ilmu alam sudah lebih mantap dan cukup trampil. Dengan kelahiran lebih awal, ilmu alam mempuyai unit pengukur yang lebih tepat dibandingkan dengan unit pengukur dalam penelitian ilmu sosial. Metode kuantitatif telah lazim penggunaannya dalam ilmu alam.
Masalah lain yang dihadapi penelitian ilmu-ilmu sosial ialah ketidak-mungkinan melaksanakan eksperimentasi yang terang terhadap fenomena-fenomena sosial. Penelitian ilmu sosial tidak memungkinkan melaksanakan percobaan dengan replikasi serta kontrol yang cukup terjamin ketepatannya. Dalam penelitian ilmu-ilmu alam variabel-variabel serta fenomena-fenomena sanggup diatur dalam bentuk percobaan dan sanggup dibandingkan dengan variabel kontrol secara akurat. Dengan adanya kontrol ini, efek-efek dengan perlakuan berlainan sanggup ditentukan dengan presisi yang sangat tepat. Sementara itu, pengelompokkan dari fenomena sosial dalam perlakuan dan kontrol secara umum tidak sanggup dilakukan kecuali untuk sebagian kecil cabang penelitian saja.
Kurangnya kemampuan prediksi dalam menciptakan ramalan terhadap masalah-masalah sosial merupakan kesulitan lain yang dihadapi oleh peneliti-peneliti ilmu sosial. setiap prediksi selalu terbentur dengan inferensi dari obyek-obyek penelitian sendiri sehingga memungkinkan terjadinya salah prediksi lebih besar. Prediksi dalam ilmu sosial lebih lanjut tidak setepat prediksi dalam ilmu alam.
Informasi yang diperoleh oleh peneliti ilmu sosial banyak disandarkan kepada daya ingat atau memori dari obyek dalam mencari fakta. Disebabkan faktor maka timbul lagi permasalahan dalam penelitian ilmu sosial ihwal bagaimana cara mengurangi bias dari gosip yang diterima. Hal ini merupakan pelengkap kerja yang membutuhkan kecermatan dari peneliti ilmu sosial yang jarang ditemui oleh peneliti di bidang ilmu alam.
















BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Dari pembahasan pada cuilan sebelumnya sanggup disimpulkan bahwa penelitian secara umum terdiri atas dua penelitian yaitu penelitian dasar dan penelitian terapan. Penelitian dasar menekankan pada hasil berupa ilmu pengetahuan dan orientasinya yang tidak mempertimbangkan masyarakat di dalamnya. Penelitian terapan yaitu penelitian yang jadinya berupa aplikasi gres dari penelitian yang sudah ada dan mempertimbangkan masyarakat di dalamnya.
Perbandingan penelitian ilmu alam dan penelitian ilmu sosial. Jika ilmu alam berumur lebih renta dan mempunyai alat-alat serta metode yang teruji untuk memecahkan duduk masalah sesulit dan sekompleks apapun itu. Penelitian ilmu alam memakai metode kuantitatif dan prediksinya cenderung lebih akurat. Dalam ilmu alam, peneliti sebagai pengamat yang imparsial. Sementara itu ilmu sosial mempunyai variabel yang lebih kompleks dan sulit kalau diukur dengan metode kuantitatif. Peneliti dalam ilmu sosial tidak bisa menjadi pengamat yang imparsial, ia harus berada di dalam obyek yang menciptakan proses dan fenomena sosial itu sendiri. Peneliti ilmu sosial susah mengadakan percobaan-percobaan dalam kerjanya sehingga pengelompokan-pengelompokan dengan perlakuan dan kontrol mustahil dilakukan secara akurat.
B.      Daftar Pustaka
Rohmad, Zaini. 2010. Pengantar Metodologi Penelitian. Surakarta; Islam Batik University Pers.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel