Proses Pembentukan Urine

Proses pembentukan urine terjadi di dalam ginjal. Urine terbentuk melalui serangkaian proses filtrasi (penyaringan) zat-zat sisa yang beracun, reabsorpsi dan sekresi, serta augmentasi (pengumpulan) zatzat sisa yang tidak dibutuhkan lagi.

Mula-mula darah yang mengandung air, garam, glukosa, urea, asam amino, dan amonia mengalir ke dalam glomerulus untuk menjalani proses filtrasi. Proses ini terjadi sebab adanya tekanan darah akhir imbas dari mengembang dan mengerutnya arteri yang memanjang menuju dan meninggalkan glomerulus. Akhir filtrasi dari glomerulus ditampung oleh kapsul Bowman dan menghasilkan filtrat glomerulus atau urine primer. Secara normal, setiap hari kapsul Bowman sanggup menghasilkan 180 L filtrat glomerulus.
Proses pembentukan urine terjadi di dalam ginjal Proses Pembentukan Urine

Filtrat glomerulus atau urine primer masih banyak mengandung zat yang dibutuhkan badan antara lain glukosa, garam-garam, dan asam amino. Perhatikan Tabel 8.1. Filtrat glomerulus ini kemudian diangkut oleh tubulus kontortus proksimal. Di tubulus kontortus proksimal zat-zat yang masih mempunyai kegunaan direabsorpsi. Seperti asam amino, vitamin, dan beberapa ion adalah Na+, Cl–, HCO3–, dan K+. Sebagian ionion ini diabsorpsi kembali secara transpor aktif dan sebagian yang lain secara difusi.

Proses reabsorpsi masih tetap berlanjut seiring dengan mengalirnya filtrat menuju lengkung Henle dan tubulus kontortus distal. Pada umumnya, reabsorpsi zat-zat yang masih mempunyai kegunaan bagi badan ibarat glukosa dan asam amino berlangsung di tubulus renalis. Akan tetapi, apabila konsentrasi zat tersebut dalam darah sudah tinggi, tubulus tidak bisa lagi mengabsorpsi zat-zat tersebut. Apabila hal ini terjadi, maka zat-zat tersebut akan diekskresikan bersama urine.

Selain reabsorpsi, di dalam tubulus juga berlangsung sekresi. Seperti K+, H+, NH4+ disekresi dari darah menuju filtrat. Selain itu, obat-obatan ibarat penisilin juga disekresi dari darah. Sekresi ion hidrogen (H+) berfungsi untuk mengatur pH dalam darah. Misalnya dalam darah terlalu asam maka ion hidrogen disekresikan ke dalam urine.

Sekresi K+ juga berfungsi untuk menjaga prosedur homeostasis. Apabila konsentrasi K+ dalam darah tinggi, sanggup menghambat rangsang impuls serta menjadikan kontraksi otot dan jantung menjadi menurun dan melemah. Oleh sebab itu, K+ kemudian disekresikan dari darah menuju tubulus renalis dan dieksresikan bersama urine.
Pada ketika terjadi proses reabsorpsi dan sekresi di sepanjang tubulus renalis secara otomatis juga berlangsung pengaturan konsentrasi pada urine. Sebagai contoh, konsentrasi garam diseimbangkan melalui proses reabsorpsi garam. Di serpihan lengkung Henle terdapat NaCl dalam konsentrasi tinggi. Keberadaan NaCl ini berfungsi biar cairan di lengkung Henle senantiasa dalam keadaan hipertonik. Dinding lengkung Henle descending bersifat permeabel untuk air, akan tetapi impermeabel untuk Na dan urea. Konsentrasi Na yang tinggi ini menjadikan filtrat terdorong ke lengkung Henle serpihan bawah dan air bergerak keluar secara osmosis.

Di lengkung Henle serpihan bawah, permeabilitas dindingnya berubah. Dinding lengkung Henle serpihan bawah menjadi permeabel terhadap garam dan impermeabel terhadap air. Keadaan ini mendorong filtrat untuk bergerak ke lengkung Henle ascending.

Air yang bergerak keluar dari lengkung Henle descending dan air yang bergerak masuk ketika di lengkung Henle ascending menciptakan konsentrasi filtrat menjadi isotonik. Setelah itu, filtrat terdorong dari tubulus renalis menuju duktus kolektivus. Duktus kolektivus bersifat permeabel terhadap urea. Di sini urea keluar dari filtrat secara difusi. Demikian juga dengan air yang bergerak keluar dari filtrat secara osmosis. Keluarnya air ini menjadikan konsentrasi urine menjadi tinggi.

Dari duktus kolektivus, urine dibawa ke pelvis renalis. Dari pelvis renalis, urine mengalir melalui ureter menuju vesika urinaria (kantong kemih) yang merupakan daerah penyimpanan sementara bagi urine.
Proses pembentukan urine terjadi di dalam ginjal Proses Pembentukan Urine

Urine ditampung di dalam kantong kemih (vesica urinaria) sampai mencapai kurang lebih 300 cc. Kemudian melalui uretra, urine dikeluarkan dari tubuh. Pengeluaran urine ini diatur oleh otot sfinkter. Pembentukan urine dari plasma darah menjadikan terjadinya banyak perubahan kandungan zat.
Di dalam urine tidak lagi terdapat protein dan glukosa. Apabila di dalam urine terdapat senyawa-senyawa tersebut, ini menunjukkan adanya gangguan pada ginjal.
Proses pembentukan urine terjadi di dalam ginjal Proses Pembentukan Urine

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel