Pengaruh Kebudayaan Hindu-Buddha Terhadap Seni Rupa
Seni rupa Nusantara yang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu-Buddha dari India yaitu seni pahat atau ukir dan seni patung. Seni pahat atau ukir umumnya berupa hiasan-hiasan dinding candi dengan tema suasana Gunung Mahameru, tempat kediaman para dewa. Hiasan yang terdapat pada ambang pintu atau relung yaitu kepala kala yang disebut Banaspati (raja hutan). Kala yang terdapat pada candi di Jawa Tengah selalu dirangkai dengan makara, yaitu sejenis buaya yang menghiasi bab bawah kanan kiri pintu atau relung.
Pola hiasan lainnya berupa daun-daunan yang dirangkai dengan sulur-sulur melingkar menjadi sulur gelung. Pola ini menghiasi bidang naik horizontal maupun vertikal. Ada juga bentuk-bentuk hiasan berupa bunga teratai biru (utpala), merah (padam), dan putih (kumala). Pola-pola teratai ini tidak dibedakan menurut warna, melainkan detail bentuknya yang berbeda-beda. Khususnya pada dinding candi di Jawa Tengah, terdapat hiasan pohon kalpataru (semacam beringin) yang diapit oleh dua ekor binatang atau sepasang kenari.
Beberapa candi mempunyai relief yang melukiskan suatu cerita. Cerita tersebut diambil dari kitab kesusastraan ataupun keagamaan. Gaya relief tiap-tiap tempat mempunyai keunikan. Relief di Jawa Timur bergaya mayang dengan objek-objeknya berbentuk gepeng (dua dimensi). Adapun relief di Jawa Tengah bergaya naturalis dengan lekukan-lekukan yang dalam sehingga memberi kesan tiga dimensi. Pada masa Kerajaan Majapahit, relief di Jawa Timur menggandakan gaya Jawa Tengah dengan memperlihatkan latar belakang pemandangan sehingga tercipta kesan tiga dimensi.
Relief-relief yang penting sebagai berikut.
a. Relief candi Borobudur menceritakan Kormanibhangga, menggambarkan perbuatan insan serta hukum-hukumnya sesuai dengan Gandawyuha (Sudhana mencari ilmu).
b. Relief candi Roro Jonggrang menceritakan kisah Ramayana dan Kresnayana.
Seni patung yang berkembang umumnya berupa patung atau arca raja pada sebuah candi. Raja yang sudah meninggal dimuliakan dalam wujud arca dewa. Contoh seni patung hasil kebudayaan Hindu-Buddha sekarang sanggup kita saksikan di candi Prambanan (patung Roro Jonggrang) dan di Museum Mojokerto (Jawa Timur). Salah satu koleksi museum tersebut yang terindah yaitu patung Airlangga (perwujudan Wisnu) dan patung Ken Dedes.
Pola hiasan lainnya berupa daun-daunan yang dirangkai dengan sulur-sulur melingkar menjadi sulur gelung. Pola ini menghiasi bidang naik horizontal maupun vertikal. Ada juga bentuk-bentuk hiasan berupa bunga teratai biru (utpala), merah (padam), dan putih (kumala). Pola-pola teratai ini tidak dibedakan menurut warna, melainkan detail bentuknya yang berbeda-beda. Khususnya pada dinding candi di Jawa Tengah, terdapat hiasan pohon kalpataru (semacam beringin) yang diapit oleh dua ekor binatang atau sepasang kenari.
Beberapa candi mempunyai relief yang melukiskan suatu cerita. Cerita tersebut diambil dari kitab kesusastraan ataupun keagamaan. Gaya relief tiap-tiap tempat mempunyai keunikan. Relief di Jawa Timur bergaya mayang dengan objek-objeknya berbentuk gepeng (dua dimensi). Adapun relief di Jawa Tengah bergaya naturalis dengan lekukan-lekukan yang dalam sehingga memberi kesan tiga dimensi. Pada masa Kerajaan Majapahit, relief di Jawa Timur menggandakan gaya Jawa Tengah dengan memperlihatkan latar belakang pemandangan sehingga tercipta kesan tiga dimensi.
Relief-relief yang penting sebagai berikut.
a. Relief candi Borobudur menceritakan Kormanibhangga, menggambarkan perbuatan insan serta hukum-hukumnya sesuai dengan Gandawyuha (Sudhana mencari ilmu).
b. Relief candi Roro Jonggrang menceritakan kisah Ramayana dan Kresnayana.
Seni patung yang berkembang umumnya berupa patung atau arca raja pada sebuah candi. Raja yang sudah meninggal dimuliakan dalam wujud arca dewa. Contoh seni patung hasil kebudayaan Hindu-Buddha sekarang sanggup kita saksikan di candi Prambanan (patung Roro Jonggrang) dan di Museum Mojokerto (Jawa Timur). Salah satu koleksi museum tersebut yang terindah yaitu patung Airlangga (perwujudan Wisnu) dan patung Ken Dedes.