Frekuensi Pernapasan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya
Sistem pernapasan tidak terlepas dari pengaturan oleh sistem saraf. Kita sanggup menahan napas selama beberapa menit. Namun, kemudian kita akan mencicipi dorongan yang sangat kuat untuk menarik napas. Bagian otak yang berperan dalam mengatur pernapasan yakni penggalan medula oblongata Ketika kandungan O2 dalam darah sedikit, medula oblongata akan mengirimkan impuls kepada otot tulang rusuk atau diafragma untuk berkontraksi.
Frekuensi Pernapasan
Gerakan pernapasan diatur oleh sentra pernapasan di otak, sedangkan acara saraf pernapasan dirangsang oleh stimulus (rangsangan) dari karbon dioksida (CO2). Pada umumnya, insan bisa bernapas antara 15–18 kali setiap menitnya. Ketika darah banyak mengandung CO2, pH darah akan mengalami perubahan. Perubahan pH ini dideteksi oleh medula oblongata. Sebagai respons, medula oblongata mengirimkan impuls pada otot tulang rusuk untuk berkontraksi lebih cepat atau lebih pendek sehingga volume rongga dada menjadi lebih besar dan napas menjadi lebih dalam. Dengan demikian, lebih banyak oksigen yang sanggup diikat oleh darah dalam kapiler. Selain medula oblongata, penggalan lain dari sistem saraf yang ikut mengatur pernapasan yakni penggalan pons varolidi otak. Pada umumnya, laju pernapasan sesuai dengan laju penambahan karbon dioksida dalam darah atau laju pengurangan oksigen dalam darah dan jaringan. Hal tersebut dipengaruhi oleh jenis aktivitas. Ketika melaksanakan acara berat, kita akan terengah-engah. Hal tersebut terjadi lantaran peningkatan metabolisme dalam jaringan, terutama otot sehingga terjadi peningkatan kadar karbon dioksida dalam darah.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pernapasan
Frekuensi pernapasan dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut.
a. Umur
Bayi dan balita mempunyai frekuensi bernapas lebih banyak dibanding orang dewasa. Hal itu disebabkan volume paruparu yang relatif kecil dan sel-sel badan sedang berkembang sehingga membutuhkan banyak oksigen. Orang bau tanah juga mempunyai frekuensi napas lebih banyak lantaran kontraksi otototot dada dan diafragma tidak sebaik ketika masih muda, sehingga udara pernapasan lebih sedikit.
b. Jenis Kelamin
Frekuensi pernapasan perempuan pada umumnya lebih banyak daripada laki-laki. Hal ini disebabkan perempuan pada umumnya mempunyai volume paru-paru lebih kecil dari lakilaki sehingga frekuensi bernapasnya lebih banyak.
c. Suhu Tubuh
Semakin tinggi suhu tubuh, semakin cepat frekuensi pernapasannya. Hal ini bekerjasama bersahabat dengan peningkatan proses metabolisme tubuh.
d. Posisi Tubuh
Posisi badan sangat kuat terhadap frekuensi pernapasan. Pada badan yang berdiri, otot-otot kaki akan berkontraksi sehingga diharapkan tenaga untuk menjaga badan tetap tegak berdiri. Untuk itu diharapkan banyak O2 dan diproduksi banyak CO2. Pada posisi badan berdiri, frekuensi pernapasannya meningkat.
Pada posisi duduk atau tiduran, beban berat badan disangga oleh sebagian besar penggalan badan sehingga terjadi penyebaran beban. Hal ini menjadikan jumlah energi yang diharapkan untuk menyangga badan tidak terlalu besar sehingga frekuensi pernapasannya juga rendah.
e. Kegiatan Tubuh
Orang yang banyak melaksanakan kegiatan memerlukan lebih banyak energi dibandingkan dengan orang yang tidak melaksanakan kegiatan (santai/tidur). Oleh lantaran itu, badan memerlukan lebih banyak oksigen untuk oksidasi biologi dan lebih banyak memproduksi zat sisa. Tubuh perlu meningkatkan frekuensi pernapasan biar sanggup menyediakan oksigen yang lebih banyak.
Frekuensi Pernapasan
Gerakan pernapasan diatur oleh sentra pernapasan di otak, sedangkan acara saraf pernapasan dirangsang oleh stimulus (rangsangan) dari karbon dioksida (CO2). Pada umumnya, insan bisa bernapas antara 15–18 kali setiap menitnya. Ketika darah banyak mengandung CO2, pH darah akan mengalami perubahan. Perubahan pH ini dideteksi oleh medula oblongata. Sebagai respons, medula oblongata mengirimkan impuls pada otot tulang rusuk untuk berkontraksi lebih cepat atau lebih pendek sehingga volume rongga dada menjadi lebih besar dan napas menjadi lebih dalam. Dengan demikian, lebih banyak oksigen yang sanggup diikat oleh darah dalam kapiler. Selain medula oblongata, penggalan lain dari sistem saraf yang ikut mengatur pernapasan yakni penggalan pons varolidi otak. Pada umumnya, laju pernapasan sesuai dengan laju penambahan karbon dioksida dalam darah atau laju pengurangan oksigen dalam darah dan jaringan. Hal tersebut dipengaruhi oleh jenis aktivitas. Ketika melaksanakan acara berat, kita akan terengah-engah. Hal tersebut terjadi lantaran peningkatan metabolisme dalam jaringan, terutama otot sehingga terjadi peningkatan kadar karbon dioksida dalam darah.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pernapasan
Frekuensi pernapasan dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut.
a. Umur
Bayi dan balita mempunyai frekuensi bernapas lebih banyak dibanding orang dewasa. Hal itu disebabkan volume paruparu yang relatif kecil dan sel-sel badan sedang berkembang sehingga membutuhkan banyak oksigen. Orang bau tanah juga mempunyai frekuensi napas lebih banyak lantaran kontraksi otototot dada dan diafragma tidak sebaik ketika masih muda, sehingga udara pernapasan lebih sedikit.
b. Jenis Kelamin
Frekuensi pernapasan perempuan pada umumnya lebih banyak daripada laki-laki. Hal ini disebabkan perempuan pada umumnya mempunyai volume paru-paru lebih kecil dari lakilaki sehingga frekuensi bernapasnya lebih banyak.
c. Suhu Tubuh
Semakin tinggi suhu tubuh, semakin cepat frekuensi pernapasannya. Hal ini bekerjasama bersahabat dengan peningkatan proses metabolisme tubuh.
d. Posisi Tubuh
Posisi badan sangat kuat terhadap frekuensi pernapasan. Pada badan yang berdiri, otot-otot kaki akan berkontraksi sehingga diharapkan tenaga untuk menjaga badan tetap tegak berdiri. Untuk itu diharapkan banyak O2 dan diproduksi banyak CO2. Pada posisi badan berdiri, frekuensi pernapasannya meningkat.
Pada posisi duduk atau tiduran, beban berat badan disangga oleh sebagian besar penggalan badan sehingga terjadi penyebaran beban. Hal ini menjadikan jumlah energi yang diharapkan untuk menyangga badan tidak terlalu besar sehingga frekuensi pernapasannya juga rendah.
e. Kegiatan Tubuh
Orang yang banyak melaksanakan kegiatan memerlukan lebih banyak energi dibandingkan dengan orang yang tidak melaksanakan kegiatan (santai/tidur). Oleh lantaran itu, badan memerlukan lebih banyak oksigen untuk oksidasi biologi dan lebih banyak memproduksi zat sisa. Tubuh perlu meningkatkan frekuensi pernapasan biar sanggup menyediakan oksigen yang lebih banyak.