Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Berbagai jenis materi kimia ditambahkan ke dalam kuliner dan produk rumah tangga. Bahan kimia kuliner yakni suatu materi yang tidak mempunyai nilai gizi dan sengaja ditambahan ke dalam olahan pangan dengan tujuan tertentu. Bahan kimia kuliner sering disebut materi tambahan. Bahan kimia yang ditambahkan dalam kuliner dibedakan menjadi zat pemanis, zat pengawet, zat pewarna, dan zat penyedap.
 Berbagai jenis materi kimia ditambahkan ke dalam kuliner dan produk rumah tangga Bahan Kimia dalam Kehidupan Sehari-hari
Zat Pemanis
Zat suplemen merupakan materi tambahan kuliner yang ditambahkan ke dalam olahan pangan untuk menunjukkan rasa manis. Zat suplemen yang biasa dipakai yaitu gula, sakarin, siklamat, aspartam, dan sorbitol. Gula merupakan suplemen alami, sedangkan sakarin, siklamat, aspasrtam, dan sorbitol merupakan suplemen sintetis. Pemanis sintetis tidak mempunyai nilai gizi dan kalori sehingga cocok dikonsumsi oleh seorang yang menjalani diet gula, menyerupai pada penderita diabetes miletus (DM).

Zat Pengawet
Zat pengawet kuliner merupakan materi tambahan kuliner yang ditambahkan ke dalam olahan pangan untuk mempertahankan mutu olahan pangan tersebut. Zat pengawet sanggup menghambat pertumbuhan mikroba sehingga olahan pangan sanggup bertahan lebih usang hingga masa kadaluwarsanya.
Contoh materi pengawet: garam dapur, natrium benzoat, asam benzoat, natrium nitrit, asam asetat (asam cuka), asam tartrat, dan asam propionat. Selain bahan-bahan tersebut, terdapat bahan-bahan tambahan nonpangan yang sering disalahgunaan sebagai pengawet. Bahan tambahan nonpangan ini contohnya yakni boraks dan formalin. Boraks sering disalahgunakan ke dalam bakso, sedangkan formalin sering disalahgunakan ke dalam tahu, mi basah, ikan, daging, dan ayam potong.
Formalin yang masuk ke dalam badan akan menjadikan iritasi lambung, alergi, muntah, diare bercampur darah, dan kencing bercampur darah. Sementara itu, boraks yang masuk ke dalam badan akan terakumulasi di jaringan otak, hati, lemak, dan ginjal. Pemakaian dalam jumlah banyak menjadikan demam, anuria, koma, depresi, dan apatis (gangguan syaraf).

Zat Pewarna
Zat pewarna merupakan materi tambahan kuliner yang ditambahkan ke dalam olahan kuliner untuk menunjukkan warna tertentu sehingga menambah daya tarik makanan/minuman. Zat pewarna dibedakan menjadi dua, yaitu zat pewarna alami dan buatan.
TABEL
Selain pewarna-pewarna tersebut, terdapat pewarna nonpangan yaitu pewarna tekstil yang sering disalahgunakan sebagai pewarna pangan. Misalnya: rhodamin B dan methanil yellow. Rhodamin B memberi warna merah, sedangkan methanil yellow menunjukkan warna kuning.

Zat Penambah Cita Rasa (Penyedap)
Zat penambah cita rasa merupakan materi tambahan kuliner yang ditambahkan untuk mempertegas cita rasa makanan, contohnya MSG (Monosodium glutamat) atau biasa dikenal dengan vetsin.
MSG mengandung asam glutarnat dan gamma-asam aminobutrat. Kedua senyawa ini besar lengan berkuasa terhadap transmisi sinyal otak. Asam glutamat meningkatkan transmisi sinyal di dalam otak, sementara gamma-asam aminobutrat menurunkan transmisi didalam otak. Dengan demikian, mengonsumsi MSG berlebih akan merusak kesetimbangan transmisi di dalam otak.
Zat penambah cita rasa yang lain berupa zat penyedap aroma. Zat penyedap aroma yakni materi kimia yang sering ditambahkan dalam kuliner atau minuman untuk menunjukkan aroma buah-buahan.
Contoh zat penyedap aroma:
a. Oktil asetat (aroma jeruk)
b. Amil asetat (aroma pisang)
c. Isoamil valerat (aroma apel)
d. Etil butirat (aroma nanas)
e. Etil asetat (aroma arbei)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel