Proses Terjadinya Sosialisasi Dan Tahap-Tahap Sosialisasi (Pembentukan Kepribadian)
Melalui proses sosialisasi, seorang individu mendapatkan banyak pengetahuan dari kehidupan sosial masyarakat. Salah satunya individu mengetahui perihal nilai-nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Selain itu, melalui sosialisasi prinsip-prinsip hidup seorang individu akan terbentuk yang pada jadinya memunculkan suatu kepribadian yang tetap dalam diri individu. Lantas, yang menjadi pertanyaan, bagaimanakah proses terjadinya sosialisasi?
Proses Terjadinya Sosialisasi
Sosialisasi sanggup terjadi secara eksklusif bertatap muka dalam pergaulan sehari-hari, sanggup juga terjadi secara tidak eksklusif melalui telepon, surat atau melalui media massa. Sosialisasi sanggup berjalan lancar kalau seseorang tersebut sadar mensosialisasi kebudayaan suatu masyarakat. Namun, sosialisasi sanggup pula terjadi secara paksa, kejam, dan garang alasannya yakni adanya kepentingan tertentu. Misalnya, segolongan atau sekelompok tertentu memaksakan kehendaknya terhadap individu lain.
Keadaan lingkungan di mana individu berada berperan penting dalam proses sosialisasi. Keadaan lingkungan menyebabkan individu mengaktualisasi dirinya untuk memperoleh perilaku dan teladan tingkah laris yang sesuai dengan masyarakat. Oleh alasannya yakni itu, individu melaksanakan sosialisasi untuk mempelajari teladan kebudayaan yang fundamental menyerupai bahasa, cara berjalan, cara makan, dan lain-lain.
Sosialisasi sanggup pula terjadi melalui interaksi dan komunikasi. Melalui komunikasi, seseorang memperoleh pengalaman-pengalaman hidup, kebiasaan-kebiasaan yang menjadi bekal pergaulan di masyarakat luas. Selain itu, komunikasi sanggup pula melalui media massa menyerupai surat kabar, majalah, buletin, dan tabloid. Dengan memperoleh isu dari media massa, individu akan mencar ilmu nilai dan norma secara umum yang bisa menghasilkan tingkah laris yang dibutuhkan masyarakat.
Tahap-tahap Sosialisasi
Dalam pergaulan di masyarakat, seseorang harus melaksanakan adaptasi diri terhadap lingkungannya. Perubahan lingkungan sanggup menyebabkan terjadinya tindakan seseorang alasannya yakni terjadi penerapan nilai-nilai dan norma yang berbedabeda.
Sosialisasi merupakan proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia, mulai masa kanak-kanak, remaja, cukup umur hingga ia meninggal dunia.
Menurut George Herbert Mead, bahwa sosialisasi yang dilakukan seseorang melalui tahapan yang tidak sempurna.
Contoh: kata “Bapak” yang diajarkan pada anak balita diucapkan “Bap”, lama-kelamaan anak bisa mengucapkan kata bapak dan menggunakan makna kata bapak sesuai dengan kenyataan yang dialaminya.
Tahap-tahap Sosialisasi yakni sebagai berikut.
1. Persiapan (prepatory stage)
Tahap persiapan merupakan tahap awal dalam sosialisasi yang dilakukan oleh manusia. Pada tahap ini dimulai semenjak insan lahir di dunia. Sejak ketika itulah seseorang sudah mempunyai persiapan untuk melaksanakan tindakan sesuai dengan lingkungan.
2. Tahap memalsukan (play stage)
Pada tahap ini anak mulai bisa memalsukan secara sempurna. Tahap memalsukan ini juga disebut tahap bermain. Pada tahap ini kesadaran bahwa dunia sosial insan berisikan orang-orang yang jumlahnya relatif banyak sudah mulai terbentuk. Pada tahap ini anak mengenal “significant other” yaitu orang-orang di sekitarnya yang dianggap penting bagi pertumbuhan dan pembentukan diri, misal: ayah, ibu, kakak, pengasuh, kakek, nenek, yang sering berinteraksi dengannya.
Contoh: seorang anak kecil selalu memalsukan apa yang dikerjakan orang di sekitarnya dan mendapatkan apa yang sudah dilihatnya.
c. Tahap siap bertindak (game stage)
Pada tahap ini peniruan yang dilakukan seseorang mulai berkurang digantikan oleh peranan yang secara eksklusif dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Pada tahap ini kemampuan menempatkan dirinya pada posisi orang lain mulai meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara beregu. Pada tahap ini partner interaksinya makin banyak, hubungan pun makin kompleks. Kemantapan diri pada tahap ini jauh lebih tinggi dari tahap-tahap sebelumnya. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara sedikit demi sedikit mulai dipahami. Pada tahap ini mulai siap menjadi partisipan aktif dalam masyarakat.
Teman sebaya sangat kuat pada game stage, alasannya yakni dengan teman sebaya seseorang mulai mengenal dan berinteraksi dengan dunia di luar keluarga.
d. Tahap penerimaan norma kolektif (generalized other)
Pada tahap ini manusia/seseorang disebut sebagai insan dewasa. Dia bukan hanya sanggup menempatkan dirinya pada posisi orang lain, tetapi juga sanggup bertenggang rasa dengan masyarakat secara luas. Seseorang telah menyadari pentingnya peraturan-peraturan sehingga kemampuan bekerja sama menjadi mantap. Dalam tahap ini, insan telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.
Proses Terjadinya Sosialisasi
Sosialisasi sanggup terjadi secara eksklusif bertatap muka dalam pergaulan sehari-hari, sanggup juga terjadi secara tidak eksklusif melalui telepon, surat atau melalui media massa. Sosialisasi sanggup berjalan lancar kalau seseorang tersebut sadar mensosialisasi kebudayaan suatu masyarakat. Namun, sosialisasi sanggup pula terjadi secara paksa, kejam, dan garang alasannya yakni adanya kepentingan tertentu. Misalnya, segolongan atau sekelompok tertentu memaksakan kehendaknya terhadap individu lain.
Keadaan lingkungan di mana individu berada berperan penting dalam proses sosialisasi. Keadaan lingkungan menyebabkan individu mengaktualisasi dirinya untuk memperoleh perilaku dan teladan tingkah laris yang sesuai dengan masyarakat. Oleh alasannya yakni itu, individu melaksanakan sosialisasi untuk mempelajari teladan kebudayaan yang fundamental menyerupai bahasa, cara berjalan, cara makan, dan lain-lain.
Sosialisasi sanggup pula terjadi melalui interaksi dan komunikasi. Melalui komunikasi, seseorang memperoleh pengalaman-pengalaman hidup, kebiasaan-kebiasaan yang menjadi bekal pergaulan di masyarakat luas. Selain itu, komunikasi sanggup pula melalui media massa menyerupai surat kabar, majalah, buletin, dan tabloid. Dengan memperoleh isu dari media massa, individu akan mencar ilmu nilai dan norma secara umum yang bisa menghasilkan tingkah laris yang dibutuhkan masyarakat.
Tahap-tahap Sosialisasi
Dalam pergaulan di masyarakat, seseorang harus melaksanakan adaptasi diri terhadap lingkungannya. Perubahan lingkungan sanggup menyebabkan terjadinya tindakan seseorang alasannya yakni terjadi penerapan nilai-nilai dan norma yang berbedabeda.
Sosialisasi merupakan proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia, mulai masa kanak-kanak, remaja, cukup umur hingga ia meninggal dunia.
Menurut George Herbert Mead, bahwa sosialisasi yang dilakukan seseorang melalui tahapan yang tidak sempurna.
Contoh: kata “Bapak” yang diajarkan pada anak balita diucapkan “Bap”, lama-kelamaan anak bisa mengucapkan kata bapak dan menggunakan makna kata bapak sesuai dengan kenyataan yang dialaminya.
Tahap-tahap Sosialisasi yakni sebagai berikut.
1. Persiapan (prepatory stage)
Tahap persiapan merupakan tahap awal dalam sosialisasi yang dilakukan oleh manusia. Pada tahap ini dimulai semenjak insan lahir di dunia. Sejak ketika itulah seseorang sudah mempunyai persiapan untuk melaksanakan tindakan sesuai dengan lingkungan.
2. Tahap memalsukan (play stage)
Pada tahap ini anak mulai bisa memalsukan secara sempurna. Tahap memalsukan ini juga disebut tahap bermain. Pada tahap ini kesadaran bahwa dunia sosial insan berisikan orang-orang yang jumlahnya relatif banyak sudah mulai terbentuk. Pada tahap ini anak mengenal “significant other” yaitu orang-orang di sekitarnya yang dianggap penting bagi pertumbuhan dan pembentukan diri, misal: ayah, ibu, kakak, pengasuh, kakek, nenek, yang sering berinteraksi dengannya.
Contoh: seorang anak kecil selalu memalsukan apa yang dikerjakan orang di sekitarnya dan mendapatkan apa yang sudah dilihatnya.
c. Tahap siap bertindak (game stage)
Pada tahap ini peniruan yang dilakukan seseorang mulai berkurang digantikan oleh peranan yang secara eksklusif dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Pada tahap ini kemampuan menempatkan dirinya pada posisi orang lain mulai meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara beregu. Pada tahap ini partner interaksinya makin banyak, hubungan pun makin kompleks. Kemantapan diri pada tahap ini jauh lebih tinggi dari tahap-tahap sebelumnya. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara sedikit demi sedikit mulai dipahami. Pada tahap ini mulai siap menjadi partisipan aktif dalam masyarakat.
Teman sebaya sangat kuat pada game stage, alasannya yakni dengan teman sebaya seseorang mulai mengenal dan berinteraksi dengan dunia di luar keluarga.
d. Tahap penerimaan norma kolektif (generalized other)
Pada tahap ini manusia/seseorang disebut sebagai insan dewasa. Dia bukan hanya sanggup menempatkan dirinya pada posisi orang lain, tetapi juga sanggup bertenggang rasa dengan masyarakat secara luas. Seseorang telah menyadari pentingnya peraturan-peraturan sehingga kemampuan bekerja sama menjadi mantap. Dalam tahap ini, insan telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.