Pengertian Dan Kriteria Penelitian Ilmiah

Apakah metode ilmiah itu? Metode ilmiah yakni suatu cara pengejaran atau perjuangan memperoleh kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Ide dari ilmu yakni untuk mencari balasan atas fakta-fakta dengan memakai pendekatan kesangsian sistematis. Oleh lantaran itu, penelitian dan metode ilmiah memiliki kekerabatan yang dekat. Dengan memakai metode ilmiah, pertanyaan-pertanyaan dalam mencari dalil umum akan lebih mudaha terjawab, menyerupai menjawab seberapa jauh, mengapa begitu, apakah benar, dan sebagainya. Dengan demikian, sanggup dikatakan bahwa metode ilmiah yakni cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan, dan klarifikasi kebenaran, serta menemukan kekerabatan antara fakta-fakta yang ada.

 Metode ilmiah yakni suatu cara pengejaran atau perjuangan memperoleh kebenaran yang diatur ol Pengertian dan Kriteria Penelitian Ilmiah

Kriteria Metode Ilmiah
Apakah kriteria-kriteria metode ilmiah? Suatu metode ilmiah sanggup dikatakan ilmiah kalau memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Berdasarkan fakta
Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikumpulkan maupun yang dianalisis, haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata. Penemuan atau pembuktian dihentikan didasarkan pada daya khayal, kira-kira, atau legenda-legenda yang tidal berdasarkan fakta.

2. Bebas dari prasangka
Metode ilmiah harus memiliki sifat bebas dari prasangka serta higienis dan jauh dari pertimbangan subjektif. Suatu fakta harus dipakai dengan alasan dan bukti yang lengkap dan objektif. Jika suatu penelitian ilmiah tidak objektif, maka penelitian tersebut tidak akan berguna. Hal ini lantaran hasil penelitiannya diragukan sanggup diterapkan.

3. Menggunakan prinsip analisis
Di dalam memahami atau memberi arti pada suatu fenomena yang kompleks, metode ilmiah harus memakai prinsip analisis. Semua masalah harus dicari alasannya yakni dan pemecahannya dengan memakai analisis yang logis. Fakta yang mendukung tidak dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibentuk deskripsinya saja, tetapi harus dicari alasannya yakni dan akibatknya dengan memakai analisis yang tajam.

4. Menggunakan hipotesis
Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berpikir dengan memakai analisa. Hipotesa harus ada untuk mengonggokkan dilema serta memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai target dengan tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti.

5. Menggunakan ukuran objektif
Kerja penelitian dan analisa harus dinyatakan dengan ukuran yang objektif. Ukuran dihentikan dengan merasa-rasa atau menuruti hati nurani. Pertimbangan-pertimbangan harus dibentuk secara objektif dan dengan memakai pikiran yang waras.

6. Menggunakan teknik kuantifikasi
Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk artibut-artibut yang tidak sanggup dihitung. Seorang peneliti harus menjauhkan ukuran yang sulit dipahami atau bersifat kualitatif, contohnya tidak mengecewakan suka, sejauh mata memandang, dan lain sebagainya.

Langkah-langkah Penelitian Ilmiah
Pelaksanaan penelitian dengan memakai metode ilmiah harus mengikuti langkah-langkah tertentu. Beberapa langkah-langkah yang diambil oleh beberapa jago dalam mereka melakukan penelitian yakni sebagai berikut:
1. Merumuskan serta mendefinisikan masalah
langkah pertama dalam meneliti yakni memutuskan masalah yang akan dipecahkan. Untuk menghilangkan keragu-raguan. masalah tersebut didefinisikan secara jelas. Sampai ke mana luas masalah yang akan dipecahkan Sebutkan beberapa kata kunci (key words) yang terdapal dalam masalah Misalnya. masalah yang dipilih yakni Bagaimana imbas mekanisasi terhadap pendapatan perjuangan tani di Aceh?
Berikan definisi perihal perjuangan tani, perihal mekanisasi, pada animo apa. dan sebagainya

2. Mengadakan studi kepustakaan
Setelah masalah dirumuskan, step kedua yang dilakukan dalam mencari data yang tersedia yang pernah ditulis peneliti sebelumnya yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan. Kerja mencari materi di perpustakaan merupakan hal yang tak sanggup dihindarkan olch seorang peneliti. Ada kalanya. perumusan masalah dan studi keputusan sanggup dikerjakan secara bersamaan.

3. Memformulasikan hipotesa
Setelah diperoleh infonnasi mengenai hasil penelitian jago lain yang ada sangkut-pautnya dengan masalah yang ingin dipecahkan. maka datang saatnya peneliti memformulasikan hipotesa-hipolesa unttik penelitian. Hipotesa tidak lain dari kesimpulan sementara perihal hubunggan sangkut-paut antarvariabel atau fenomena dalam penelitian. Hipotesa merupakan kesimpulan tentatif yang diterima secara sementara sebelum diuji.

4. Menentukan model untuk menguji hipotesa
Setelah hipotesa-hipotesa ditetapkan. kerja selanjutnya yakni merumuskan cara-cara untuk menguji hipotesa tersebut. Pada ilmu-ilmu sosial yang telah lebih berkembang. scperti ilmu ekonomi misalnva. pcnguji’an hipotesa didasarkan pada kerangka analisa (analytical framework) yang telah ditetapkan. Model matematis sanggup juga dibentuk untuk mengrefleksikan kekerabatan antarfenomena yang secara implisif terdapal dalam hipotesa. untuk diuji dengan teknik statistik yang tersedia.
Pcngujian hipotesa menghendaki data yang dikumpulkan untuk keperluan tersebut. Data tersebut sanggup saja data prime ataupun data sekunder yang akan dikumpulkan oleh peneliti.

5. Mengumpulkan data
Peneliti memerlukan data untuk menguji hipotesa. Data tersebut yang merupakan fakta yang dipakai untuk menguji hipotesa perlu dikumpulkan. Bcrgantung dan masalah yang dipilih serta metode pcnelitian yang akan digunakan. teknik pengumpulan data akan berbeda-beda. Jika penelitian memakai metode percobaan. misalnya. data diperoleh dan plot-plot pcrcobaan yang dibual sendiri oleh peneliti Pada metodc scjarah ataupun survei normal, data diperoleh dengan mcngajukan pertanyaan-pertanyaan kepada responden. baik secara pribadi ataupun dengan memakai questioner Ada kalanya data yakni hasil pengamatan pribadi terhadap sikap insan di mana peneliti secara partisipatif berada dalam kelompok orang-orang yang diselidikinya.

6. Menyusun, Menganalisa, and Menyusun interfensi
Setelah data terkumpul. pcneliti menyusun data untuk mengadakan analisa Sebelum analisa dilakukan. data tersebul disusun lebih dahulu untuk mempermudah analisa. Penyusunan data sanggup dalam bentuk label ataupun menciptakan coding untuk analisa dengan komputer. Sesudah data dianalisa. maka perlu diberikan tafsiran atau interpretasi terhadap data tersebut.

7. Membuat generalisasi dan kesimpulan
Setelah tafsiran diberikan, maka peneliti menciptakan generalisasi dari penemuan-penemuan, dan selanjutnya memperlihatkan beberapa kesimpulan. Kesimpulan dan generalisasi ini harus berkaitan dengan hipotesa. Apakah hipotesa benar untuk diterima. ataukah hiporesa tersebut ditolak.

8. Membuat laporan ilmiah
Langkah terakhir dari suatu penelitian ilmiah yakni menciptakan laporan ilmiah perihal hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut. Penulisan secara ilmiah memiliki teknik tersendiri.

Variabel Penelitian
Variabel penelitian yakni suatu atribut yang dianggap mencerminkan dan mengungkapkan pengertian atau bangunan pengertian. Contoh: variabrl "usia" dan "tinggi tubuh seorang anak". Dalam suatu penelitian, variabel dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
1. Variabel bebas, yaitu  variabel yang mendahului atau memengaruhi variabel lain.
2. Variabel terikat, yaitu variabel yang merupakan akhir atau tergantung pada variabel yang mendahuluinya.

Contoh: tinggi tubuh seorang anak tergantung pada usianya
"tinggi tubuh seorang" = variabel terikat
"usianya: = variabel bebas

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel