Makalah Penting Nya Akhlak,Moral,Etika Dalam Kehidupan Sehari-Hari
KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya saya masih diberikan kesehatan dan kesempatan sehingga sanggup menuntaskan penyusunan makalah yang berjudul “ Penting Nya Akhlak,Moral,Etika Dalam Kehidupan Sehari-hari ”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu kiprah yang diberikan dalam mata kuliah Pendidikan Agama Islam di Universitas Akademi Komunitas Aceh Utara.
Dalam Penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Oleh alasannya itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis memberikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menuntaskan makalah ini, khususnya kepada Dosen yang telah memperlihatkan kiprah dan petunjuk kepada saya, sehingga saya sanggup menuntaskan kiprah makalah ini.
Blang Jruen, Januari 2014
Penulis
HARZUKIL
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
1.
2.
3.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah Agama memperlihatkan bahwa kebehagiaan yang ingin dicapai dengan menjalankan syariah agama itu hanya sanggup terealisasi dengan adanya budpekerti yang baik. Kepercayaan yang hanya berbentuk pengetahuan perihal keesaan Tuhan, ibadah yang dilakukan hanya sebagai formalitas belaka, muamalah yang hanya merupakan peraturan yang tertuang dalam kitab saja, semua itu bukanlah merupakan jaminan untuk tercapainya kebahagiaan tersebut.
Timbulnya kesadaran budpekerti dan pendirian insan terhadap-Nya ialah pangkalan yang menetukan corak hidup manusia. Akhlak, atau moral, atau susila ialah contoh tindakan yang didasarkan atas nilai mutlak kebaikan. Hidup susila dan tiap-tiap perbuatan susila ialah balasan yang sempurna terhadap kesadaran akhlak, sebaliknya hidup yang tidak bersusila dan tiap-tiap pelanggaran kesusilaan ialah menentang kesadaran itu.
Kesadaran budpekerti ialah kesadaran insan perihal dirinya sendiri, dimana insan melihat atau mencicipi diri sendiri sebagai berhadapan dengan baik dan buruk. Disitulah membedakan halal dan haram, hak dan bathil, boleh dan dihentikan dilakukan, meskipun ia bisa melakukan. Itulah hal yang khusus manusiawi. Dalam dunia binatang tidak ada hal yang baik dan buruk atau patut tidak patut, alasannya hanya manusialah yang mengerti dirinya sendiri, hanya manusialah yang sebagai subjek menginsafi bahwa ia berhadapan pada perbuatannya itu, sebelum, selama dan sehabis pekerjaan itu dilakukan. Sehingga sebagai subjek yang mengalami perbuatannya ia bisa dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya itu.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini sanggup dirumuskan sebagai berikut:
1. Pengertian, pembagian dan peranan dari Etika ?
2. Pengertian dari Moral ?
3. Pengertian dan macam-macam dari Akhlak ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini ialah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian, pembagian dan peranan dari Etika
2. Untuk mengetahui pengertian dari Moral
3. Untuk mengetahui pengertian dan macam-macam dari Akhlak
BAB II
PEMBAHASAN
AKHLAK
A.Pengertian Akhlak
Akhlak secara terminologi berarti tingkah laris seseorang yang didorong oleh suatu harapan secara sadar untuk melaksanakan suatu perbuatan yang baik.
Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khalaqa, yang kata asalnya khuluqun berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, tabiat,adat atau khalqun insiden buatan,ciptaan.
Karenanya budpekerti secara kebahasaan bisa baik atau buruk tergantung pada tata nilai yang digunakan sebagai landasannya, meskipun secara sosiologis di Indonesia kata budpekerti sudah mengandung konotasi baik, jadi orang yang berakhlak berarti orang yang berakhlak baik.
Untuk menjelaskan pengertian budpekerti dari segi istilah, kita sanggup merujuk kepada banyak sekali pendapat para pakar di bidang ini. Ibnu Miskawaih (w. 421 H/1030 M) yang selanjutnya dikenal sebagai pakar bidang budpekerti terkemuka dan terdahulu contohnya secara singkat menyampaikan bahwa budpekerti ialah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melaksanakan perbuatan tanpa memerlukan fatwa dan pertimbangan.
Sementara itu, Imam Al-Ghazali (1015-1111 M) yang selanjutnya dikenal sebagai hujjatul Islam (pembela Islam), alasannya kepiawaiannya dalam membela Islam dari banyak sekali paham yang dianggap menyesatkan, dengan agak lebih luas dari Ibn Miskawaih, menyampaikan budpekerti ialah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gambling dan mudah, tanpa memerlukan fatwa dan pertimbangan.
Ciri-Ciri Perbuatan Akhlak:
1). Dilakukan dengan gampang tanpa pemikiran.
2) Tertanam berpengaruh dalam jiwa seseorang sehingga telah menjadi kepribadiannya
3) Timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.
4) Dilakukan dengan sungguh-sungguh.
5) Dilakukan dengan ikhlas.
B.Dalil Tentang Akhlak
Firman Allah subhanahu wa ta’ala :
عَظِيمٍ خُلُقٍ لَعَلى وَإِنَّكَ
Dan bahu-membahu kau benar-benar berakhlak yang agung. ( QS. Al-Qalam : 4 )
لدَّارِرَ ا ىذِكْبِخَالِصَةٍ أَخْلَصْنَاهُم إِنَّا
Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) budpekerti yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat.(QS.Shaad : 46 )
Hadits dari Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam :
سنن الترمذي ١٩٤١: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ خِرَاشٍ الْبَغْدَادِيُّ حَدَّثَنَا حَبَّانُ بْنُ هِلَالٍ حَدَّثَنَا مُبَارَكُ بْنُ فَضَالَةَ حَدَّثَنِي عَبْدُ رَبِّهِ بْنُ سَعِيدٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ عَنْ جَابِرٍ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا وَإِنَّ أَبْغَضَكُمْ إِلَيَّ وَأَبْعَدَكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ الثَّرْثَارُونَ وَالْمُتَشَدِّقُونَ وَالْمُتَفَيْهِقُونَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَدْ عَلِمْنَا الثَّرْثَارُونَ وَالْمُتَشَدِّقُونَ فَمَا الْمُتَفَيْهِقُونَ قَالَ الْمُتَكَبِّرُونَ
قَالَ أَبُو عِيسَى وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ وَهَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ وَرَوَى بَعْضُهُمْ هَذَا الْحَدِيثَ عَنْ الْمُبَارَكِ بْنِ فَضَالَةَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ عَنْ جَابِرٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَمْ يَذْكُرْ فِيهِ عَنْ عَبْدِ رَبِّهِ بْنِ سَعِيدٍ وَهَذَا أَصَحُّ وَالثَّرْثَارُ هُوَ الْكَثِيرُ الْكَلَامِ وَالْمُتَشَدِّقُ الَّذِي يَتَطَاوَلُ عَلَى النَّاسِ فِي الْكَلَامِ وَيَبْذُو عَلَيْهِمْ
Sunan Tirmidzi 1941: dari Jabir bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya di antara orang yang paling saya cintai dan yang daerah duduknya lebih akrab kepadaku pada hari simpulan zaman ialah orang yang akhlaknya paling bagus. Dan bahu-membahu orang yang paling saya benci dan paling jauh daerah duduknya dariku pada hari simpulan zaman ialah orang yang paling banyak bicara (kata-kata tidak bermanfaat dan memperolok manusia)." Para shahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling banyak bicara itu?" Nabi menjawab: "Yaitu orang-orang yang sombong."
C.Macam-Macam Akhlak
1. Akhlak Kepada Allah
Ø Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah. Mengakui bahwa dirinya rendah dan hina di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh alasannya itu tidak layak kalau hidup dengan arogan dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain, dan pamrih dalam melaksanakan ibadah kepada Allah.
Ø Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk menyembahNya sesuai dengan perintah-Nya. Seorang muslim beribadah membuktikanketundukkan terhadap perintah Allah.
Ø Berdo’a kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Do’a merupakan inti ibadah, alasannya ia merupakan ratifikasi akan keterbatasan dan ketidakmampuan manusia, sekaligus ratifikasi akan kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu
Ø Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam banyak sekali situasi dan kondisi,baik diucapkan dengan lisan maupun dalam hati. Berzikir kepada Allah melahirkan ketenangan dan ketentraman hati.
Ø Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menunggu hasil pekerjaan atau menanti akhir dari suatu keadaan.
2. Akhlak kepada diri sendiri
Ø Syukur, yaitu perilaku berterima kasih atas derma nikmat Allah yang tidak bisa terhitung banyaknya. Syukur diungkapkan dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Syukur dengan ucapan ialah memuji Allah dengan bacaan alhamdulillah, sedangkan syukur dengan perbuatan dilakukan dengan memakai dan memanfaatkan nikmat Allah sesuai dengan aturan-Nya.
Ø Sabar, yaitu prilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil daripengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya.Sabar diungkapkan dikala melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan dikala ditimpa musibah.
Ø Tawaduk, yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya, orang tua, muda, kaya atau miskin. Sikap tawaduk melahirkan ketenangan jiwa, menjauhkan dari sifat iri dan dengki yang menyiksa diri sendiri dan tidak menyenangkan orang lain.
3. Akhlak kepada keluarga
Akhlak terhadap keluarga ialah mengembangkann kasih sayang di antara anggota keluarga yang diungkapkan dalam bentuk komunikasi. Akhlak kepada ibu bapak ialah berbuat baik kepada keduanya dengan ucapan dan perbuatan. Berbuat baik kepada ibu bapak dibuktikan dalam bentuk-bentuk perbuatan antara lain :
· Menyayangi dan menyayangi ibu bapak sebagai bentuk terima kasih dengan cara bertutur kata sopan dan lemah lembut
· Mentaati perintah
· Meringankan beban, serta
· Menyantuni mereka kalau sudah renta dan tidak bisa lagi berusaha.
4. Akhlak Kepada Sesama Manusia
a) Akhlak Terpuji (Mahmudah)
Ø Husnuzan,berasal dari lafal husnun (baik) dan Adhamu (Prasangka). Husnuzan berarti prasangka, perkiraan, dugaan baik. Lawan kata husnuzan ialah suuzan yakni berprasangka buruk terhadap seseorang .
Ø Tawaduk,Tawaduk berarti rendah hati. Orang yang tawaduk berarti orang yang merendahkan diri dalam pergaulan. Lawan kata tawaduk ialah takabur.
Ø Tasamu,Artinya perilaku tenggang rasa, saling menghormati dan saling menghargai sesama manusia.
Ø Ta’awun,Ta’awun berarti tolong menolong, gotong royong, bantu membantu dengan sesama manusia.
b) Akhlak Tercela (Mazmumah)
Ø Hasad,artinya iri hati, dengki. Iri berarti merasa kurang senang atau cemburu melihat orang lain beruntung..
Ø Dendam,dendam yaitu harapan keras yang terkandung dalam hati untuk membalas kejahatan.
Ø Gibah dan Fitnah,membicarakan kejelekan orang lain dengan tujuan untuk menjatuhkannama baiknya. Apabila kejelekan yang dibicarakan tersebut memangdilakukan orangnya dinamakan gibah. Sedangkan apabila kejelekan yang dibicarakan itu tidak benar, berarti pembicaraan itu disebut fitnah.
Ø Namimah,adu domba atau namimah, yakni menceritakan perilaku atau perbuatan
seseorang yang belum tentu benar kepada orang lain dengan maksud
terjadi perselisihan antara keduanya.
Moral
moral ialah penentuan baik-buruk terhadap perbuatan dan kelakuan, Dari segi bahasa moral berasal dari bahasa Latin, mores (jamak dari kata mos) yang berarti budpekerti kebiasaan.
Secara istilah moral merupakan istilah yang digunakan uantuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atauperbuatan yang secara layak sanggup dikatakan benar, salah, baik, atauburuk
Etika
etika ialah hukum atau contoh tingkah laris yang dihasilkan oleh logika manusia, Secara etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani, ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat,dalam KBBI etika diartikan ilmupengetahuan perihal asas-asas akhlaq (moral).
Menurut para jago etika sebagai ilmu yang menjelaskanarti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan olehmanusia di dalam perbuatan mereka dan memperlihatkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat (Ahmad Amin).
Perbedaan Akhlak,Moral Dan Etika
Akhlak merupakan perangai, tingkah laku, tabiat,adat atau khalqun insiden buatan,ciptaan.
Moral ialah penentuan baik-buruk terhadap perbuatan dan kelakuan (adat kebiasaan). Etika ialah watak kesusilaan atau adat.
Dalam etika, untuk memilih nilai perbuatan insan baik atau buruk memakai tolok ukur logika pikiran atau rasio, sedangkan dalam moral memakai tolok ukur norma-norma yang tumbuh danberkembang dan berlangsung dalam masyarakat (adat istiadat), dan dalam budpekerti memakai ukuran Al Qur’an dan Al Hadis untuk memilih baik-buruknya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Akhlak ialah hal yang terpenting dalam kehidupan insan alasannya budpekerti meliputi segala pengertian tingkah laku, tabi'at, perangai, abjad insan yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk.
Moral ialah penetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Istilah moral biasanya dipergunakan untuk memilih batas-batas suatu perbuatan, kelakuan, sifat dan perangkai dinyatakan benar, salah, baik, buruk,layak atau tidak layak,patut maupun tidak patut.
Etika berdasarkan filasafat sanggup disebut sebagai ilmu yang menilik mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan insan sejauh yang sanggup diketahui oleh logika pikiran.
Ketiga hal tersebut (akhlak, moral dan etika) merupakan hal yang paling penting dalam pembentukan akhlakul karimah seorang insan dalam kehidupan sehari-hari. Dan insan yang paling baik budi pekertinya ialah Rasulullah S.A.W. Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu seorang sobat yang mulia menyatakan: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam ialah insan yang paling baik budi pekertinya.” (HR.Bukhari dan Muslim).
Saran
Dengan selesai nya makalah “ Penting Nya Akhlak,Moral,Etika Dalam Kehidupan Sehari-hari ” saya selaku penyusun berharap bagi siapapun yang membaca biar sanggup mengambil hikmah serta menerapkannya baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Nata, Abuddin. 2003. Akhlak Tasawuf. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
Etika Islam. Bandung : CV Diponegoro, 1988 (artikel ini disadur dari persentasi pada mata kuliah budpekerti tasawuf)
Al-Jazairi, Syekh Abu Bakar. 2003. Mengenal Etika dan Akhlak Islam. Lentera: Jakarta.
Bakry, Oemar. 1981. Akhlak Muslim. Aangkasa: Bandung
Al-Jazairi, Syekh Abu Bakar. 2003. Mengenal Etika dan Akhlak Islam. Lentera. Jakarta.
Masyhur, Kahar. 1986. Meninjau banyak sekali Ajaran; Budipekerti/Etika dengan Ajaran Islam. Kalam Mulia. Jakarta.
Fakhry, Majid, Etika Dalam Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996
Sinaga, Hasanudin dan Zaharuddin, Pengatar Studi Akhlak, Jakarta : PT Raja Grafmdo Persada, 2004
Yaqub, Hamzah