Makalah Analisis Terhadap Pengemis

A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Kita insan sebagai makhluk individu dan sosial yang hidup di lingkungan masyarakat sering menjumpai kalangan orang yang meminta-minta. Kebutuhan yang semakin mendesak mendorong mereka untuk melaksanakan hal tersebut. Terutama orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan/penghasilan tetap. Tidak hanya mereka yang benar-benar tidak bisa mencari pekerjaan alasannya ketidakmampuan fisik dan mental, mereka yang mempunyai fisik dan mental yang normal juga melaksanakan pekerjaan tersebut. Tidak ada pekerjaan lain, tidak mempunyai modal untuk membuka usaha, dan tidak mempunyai pendidikan/keterampilan yang menciptakan mereka menentukan untuk mengemis.

  1. PERMASALAHAN
Pengemis sebagai persoalan sosial yang cukup signifikan, sudah menjadi permasalahan di dalam masyarakat dan memunculkan perbedaan pendapat perihal bagaimana cara menanggulanginya dan siapa yang bertanggung jawab atas mereka. Berbagai solusi dan kebijakan sudah dikemukakan, namun seakan-akan solusi dan kebijakan itu mengakibatkan kebuntuan dan kontroversi tersendiri.
Secara umum, kita mengetahui bahwa para pengemis ialah pecahan dari masyarakat yang dianggap sebagai tuna karya, tuna wisma (homeless). Akan tetapi, sebagian dari masyarakat kita terlanjur mengakui bahwa semua pengemis pantas untuk dianggap menyerupai yang telah disebutkan diatas, dan mengabaikan perihal latar belakang mereka.
Oleh alasannya itu kami melaksanakan observasi terhadap persoalan tersebut dan mencoba untuk menganalisis faktor-faktor penyebab mereka meminta-minta, akibat-akibat yang ditimbulkan dan bagaimana tugas masyarakat dalam mengatasi persoalan tersebut.

  1. ANALISIS
Untuk mendapat isu yang menyimpulkan faktor apa saja yang mengakibatkan orang meminta-minta, harus diadakan observasi dengan mewawancarai pihak-pihak yag terkait secara langsung, dan faktor yang mayoritas ialah :
1.      Kemiskinan.
Permasalahan ekonomi memang paling besar pengaruhnya terhadap keluarga yang tidak mampu. Biaya hidup jaman kini yang tinggi merupakan beban finansial bagi mereka yang berpenghasilan rendah. Sehinga jalan keluar yang mereka pilih ialah dengan meminta-minta.

2.      Budaya
Budaya mengemis ada alasannya sebagian besar masyarakat ditempat tinggal mereka berprofesi sebagai pengemis, sehingga mereka melaksanakan pekerjaan tersebut yang mereka anggap sudah turun temurun dan membudaya.
3.      Keterbatasan Fisik dan Mental
Bagi mereka penyandang cacat tentunya mustahil untuk melaksanakan pekerjaan sebagaimana yang orang normal lakukan. Apalagi bagi mereka dari  keluarga miskin, tidak mempunyai modal untuk membuka usaha, jadi yang bisa mereka lakukan hanyalah meminta-minta.

4.      Pergaulan
Ajakan dan bujukan seorang sobat memang sangat ampuh dalam menghipnotis pendirian seseorang. Banyak sekali orang memlih untuk menjadi pengemis alasannya bujukan teman, dan juga iming-iming memperoleh penghasilan tanpa harus bekerja keras.

Dampak negatif yang timbul akhir acara ini antara lain :
1.      Bagi diri sendiri
Mereka yang melaksanakan pekerjaan tersebut akan merasa aib di dalam masyarakat, lalu mereka akan dikucilkan. Dan mereka akan merasa terdiskriminasi di dalam masyarakat.

2.      Bagi Masyarakat/Lingkungan
Kegiatan meminta-minta yang mereka lakukan terang mengganggu kenyamanan masyarakat/lingkungan, alasannya mereka keberadaan mereka yang berada di kawasan umum. Tidak sedikit dari mereka meminta-minta dengan mengajak bawah umur mereka yang masih balita.

3.      Bagi Negara
Meminta-minta terang mempunyai dampak negatif terhadap negara kita, alasannya negara kita dianggap negara yang tidak bisa menjamin kemakmuran hidup warganya, sehingga hal ini mengakibatkan persoalan sosialyang juga menjadi tanggung jawab negara.
Tanggung jawab atas pengemis, mungkin seharusnya menjadi salah satu kewajiban pemerintah apabila kita merujuk pada Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 34:
(1) Fakir miskin dan bawah umur terlantar dipelihara oleh negara.
(2) Negara membuatkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak bisa sesuai dengan martabat kemanusiaan.
(3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan akomodasi pelayanan kesehatan dan akomodasi umum yang layak.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.

Beberapa Solusi
Setelah kita mengkaji latar belakang para pengemis dan mengetahui siapa yang seharusnya bertanggung jawab atas mereka, maka muncul beberapa solusi yang ditawarkan:
1.   Mengusulkan kepada pemerintah untuk segera membangun kawasan khusus bagi para pengemis, baik pengemis difabel maupun pengemis non difabel yang menyediakan akomodasi untuk meningkatkan kemampuan produktif ekonomi mereka.
2.   Mempertimbangkan untuk memotivasi para pengemis non difabel yang mempunyai sifat kemalasan berkepanjangan dan mungkin menjadikan mengemis sebagai sebuah profesi atau pekerjaan tetap dengan cara mengurangi pemberikan pertolongan kepada mereka.

  1. KESIMPULAN

Kenapa di Indonesia terus meningkat jumlah orang yang meminta-minta tiap tahunnya?? Apabila faktor pendorong orang untuk mengemis terus meningkat dan pemerintah lamban dalam menangani kasus ini maka peningkatan jumlah orang yang meminta-minta dan dampak negatif yang ditimbulkan akan terus bertambah, sehingga  akan memperburuk kondisi lingkungan sekitar kita maupun negara.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel