Definisi Masalah, Ciri-Ciri, & Cara Merumuskannya Dalam Penelitian
Suatu permasalahan timbul akhir adanya kesangsian ataupun kebingungan kita terhadap suatu hal atau suatu gejala, penafsiran yang berbeda wacana arti sesuatu, halangan dan rintangan, celah antarkegiatan atau antargejala, baik yang telah maupun yang akan terjadi. Makara pemecahan problem dalam penelitian akan menghilangkan kebingungan kita wacana sesuatu, termasuk akhir dari penafsiran yang berbeda-beda atau terjadinya jurang yang sangat dalam antara idelaisme dengan kenyataan yang ada.
Definisi Masalah dalam Penelitian
Suatu penelitian harus didasarkan pada suatu permasalahan yang memenuhi syarat sebagai suatu problem yang perlu diteliti. Namun, sebelum meninjau syarat-syarat sebuah permasalah, hal yang perlu dipahami terlebih dahulu yaitu pengertian atau definisi dari problem itu sendiri. Secara teoritis, problem yaitu suatu keadaan yang tidak bersesuaian dengan apa yang diinginkan. Atau dengan kata lain, problem yaitu ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan yang ada.
Ciri-ciri Masalah dalam Penelitian
Beberapa kriteria untuk menentukan apakah suatu problem layak diteliti atau tidak yaitu sebagai berikut.
1. Masalah harus memiliki nilai penelitian
Mempunyai nilai artinya memiliki kegunaan tertentu serta sanggup dipakai untuk suatu keperluan. Dalam menentukan problem yang memiliki nilai penelitian, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a. Masalah harus asli, artinya permasalahan yang dipilih harus sesuai dengan kenyataan dan relatif baru. Selain itu, problem harus memiliki nilai dan kegunaan ilmiah.
b. Masalah harus menyatakan suatu hubungan, artinya suatu problem harus menyatakan kekerabatan antara dua atau lebih variabel.
c. Masalah harus merupakan hal yang penting, artinya hasil penelitian suatu permasalahan akan memiliki nilai kegunaan, baik untuk perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri maupun untuk bidang-bidang penerapan lainnya.
d. Masalah harus sanggup diuji, artinya suatu problem yang dipilih sanggup diselesaikan dengan cara menguji atau dengan menunjukkan perlakuan-perlakuan serta data dan kemudahan yang ada.
e. Masalah harus dinyatakan dalam bentuk pertanyaan, artinya yaitu problem harus dinyatakan dengan terang dan tidak membingungkan orang dalan bentuk pertanyaan.
2. Masalah harus fleksibel
Fleksibel berarti bahwa permasalahan sanggup dipecahkan (dianalisis, diuji, digeneralisasikan). Hal ini berarti bahwa:
a. Tersedia data dan metode untuk memecahkan masalah
b. Cukup biaya yang akan dipakai untuk memecahkan masalah
c. Waktu untuk memecahkan problem tidak terlalu usang (harus wajar)
d. Tidak bertentangan dengan aturan atau adab istiadat masyarakat setempat (tidak bernuansa SARA)
3. Masalah harus sesuai dengan kualifikasi peneliti
Masalah haruslah menarik bagi si peneliti, mengundang rasa penasaran, tantangan, dan kesenangan si peneliti untuk memecahkan problem tersebut. Masalah juga harus sesuai dengan kualifikasi peneliti, artinya tingkat kesulitan problem yang akan diteliti tergantung pada derajat ilmiah yang dimiliki oleh seorang peneliti.
Cara Merumuskan Masalah dalam Penelitian
Setelah diidentifikasi, problem dirumuskan untuk menghasilkan hipotesis. Dari hasil rumusan ini, sanggup pula ditemukan topik atau judul penelitian.
Kondisi perumusan problem yaitu sebagai berikut:
1. Masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
2. Rumusan problem hendaknya terang dan padat
3. Rumusan problem harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah
4. Rumusan problem harus merupakan dasar dalam menciptakan hipotesis
5. Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian
Contoh perumusan masalah:
"Apakah organisasi semakin tidak efisien kalau terjadi konflik sosial di masyarakat?"
Dari rumusan problem ini, judul penelitian yang sanggup dipergunakan adalah
"Pengaruh Konflik Sosial Terhadap Efisiensi Organisasi"
Definisi Masalah dalam Penelitian
Suatu penelitian harus didasarkan pada suatu permasalahan yang memenuhi syarat sebagai suatu problem yang perlu diteliti. Namun, sebelum meninjau syarat-syarat sebuah permasalah, hal yang perlu dipahami terlebih dahulu yaitu pengertian atau definisi dari problem itu sendiri. Secara teoritis, problem yaitu suatu keadaan yang tidak bersesuaian dengan apa yang diinginkan. Atau dengan kata lain, problem yaitu ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan yang ada.
Ciri-ciri Masalah dalam Penelitian
Beberapa kriteria untuk menentukan apakah suatu problem layak diteliti atau tidak yaitu sebagai berikut.
1. Masalah harus memiliki nilai penelitian
Mempunyai nilai artinya memiliki kegunaan tertentu serta sanggup dipakai untuk suatu keperluan. Dalam menentukan problem yang memiliki nilai penelitian, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a. Masalah harus asli, artinya permasalahan yang dipilih harus sesuai dengan kenyataan dan relatif baru. Selain itu, problem harus memiliki nilai dan kegunaan ilmiah.
b. Masalah harus menyatakan suatu hubungan, artinya suatu problem harus menyatakan kekerabatan antara dua atau lebih variabel.
c. Masalah harus merupakan hal yang penting, artinya hasil penelitian suatu permasalahan akan memiliki nilai kegunaan, baik untuk perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri maupun untuk bidang-bidang penerapan lainnya.
d. Masalah harus sanggup diuji, artinya suatu problem yang dipilih sanggup diselesaikan dengan cara menguji atau dengan menunjukkan perlakuan-perlakuan serta data dan kemudahan yang ada.
e. Masalah harus dinyatakan dalam bentuk pertanyaan, artinya yaitu problem harus dinyatakan dengan terang dan tidak membingungkan orang dalan bentuk pertanyaan.
2. Masalah harus fleksibel
Fleksibel berarti bahwa permasalahan sanggup dipecahkan (dianalisis, diuji, digeneralisasikan). Hal ini berarti bahwa:
a. Tersedia data dan metode untuk memecahkan masalah
b. Cukup biaya yang akan dipakai untuk memecahkan masalah
c. Waktu untuk memecahkan problem tidak terlalu usang (harus wajar)
d. Tidak bertentangan dengan aturan atau adab istiadat masyarakat setempat (tidak bernuansa SARA)
3. Masalah harus sesuai dengan kualifikasi peneliti
Masalah haruslah menarik bagi si peneliti, mengundang rasa penasaran, tantangan, dan kesenangan si peneliti untuk memecahkan problem tersebut. Masalah juga harus sesuai dengan kualifikasi peneliti, artinya tingkat kesulitan problem yang akan diteliti tergantung pada derajat ilmiah yang dimiliki oleh seorang peneliti.
Cara Merumuskan Masalah dalam Penelitian
Setelah diidentifikasi, problem dirumuskan untuk menghasilkan hipotesis. Dari hasil rumusan ini, sanggup pula ditemukan topik atau judul penelitian.
Kondisi perumusan problem yaitu sebagai berikut:
1. Masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
2. Rumusan problem hendaknya terang dan padat
3. Rumusan problem harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah
4. Rumusan problem harus merupakan dasar dalam menciptakan hipotesis
5. Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian
Contoh perumusan masalah:
"Apakah organisasi semakin tidak efisien kalau terjadi konflik sosial di masyarakat?"
Dari rumusan problem ini, judul penelitian yang sanggup dipergunakan adalah
"Pengaruh Konflik Sosial Terhadap Efisiensi Organisasi"