Zoologi Invertebata Serangga (Insecta)



KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb.
Bismillahirrahmaanirrahim
Segala puji hanya bagi Allah Tuhan seluruh alam, shalawat beserta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhamad SAW. Karena atas karunia dan hidayah-Nya penulis sanggup menuntaskan makalah ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen Mata Kuliah Zoologi Invertebatayang telah membimbing dan mencurahkan ilmu kepada Penulis, sehingga Penulis sanggup menuntaskan makalah ini, walaupun dalam proses penyusunannya mengalami banyak sekali kesulitan. Makalah ini akan membahas ihwal serangga (insecta) dan peranannya bagi kehidupan manusia
Tetapi sangat dimungkinkan dalam penyusunannya masih banyak kekurangan, baik dalam penyajian materi maupun dalam penulisan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari banyak sekali pihak sangat penulis harapkan, demi lebih baiknya karya yang selanjutnya.
Penulis berharap, mudah-mudahan makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Wassalamualaikum, wr.wb
Bandung, ktober 2011
Penulis







DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
Latar belakang..................................................................................... 1
Perumusan masalah.............................................................................. 2
Tujuan dan manfaat pembahasan ....................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 3
Serangga (insecta)................................................................................. 3
Karakteristik serangga.................................................................... 4
Habitat dan kuliner serangga....................................................... 6
Reproduksi serangga...................................................................... 7
Sistematik serangga........................................................................ 8
Peranan Serangga Bagi Kehidupan Manusia........................................ 15
BAB III PENUTUP....................................................................................... 18
Kesimpulan........................................................................................... 18
Saran..................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 20






PENDAHULUAN
Latar Belakang
       Setiap orang yang mencari serangga yang kecil maupun yang besar dab menyolok, akan mendapat beratus-ratus spesies didalam atau di sekitar rumah. Didalam rumah dari atap hingga lantai, misalnya lalat, semut, kutu beras, ngengat, kupu-kupu dll. Banyak insecta yang hidup akrab dengan manusia. Rumput, bunga dan pohon menawarkan tempat hidup kepada lebih banyak insecta lagi. Pada tumbuhan didalam tanah yang menyangganya, dan di udara sekeliling tumbuhan tadi terdap[at belalang, kumbang, kupu-kupu, lebah, dan masih banyak lagi. Dalam air tawar mirip kolam, sungai, bahkan didalam air yang sedikit pun terdapat banyak larva capung dan larva nyamuk. Insecta sanggup berjalan , terbang, menggali, dan berenang. Insecta mempunyai peranan bagi insan , dari semua habitat yang penting di bumi ini , hanya lautan yanghampir tidak mempunyai insecta. Padahal lautan menawarkan tempat hidup untuk begitu banyak organisme lainnya. (Soematyoto, Idjah dkk.1984)
Rumusan Masalah
Bagaimanakah kehidupan serangga, jelaskan dengan karakteristik, habitat, makanan, reproduksi, dan sistematikanya?
Apa peranan serangga bagi kehidupan manusia?
Tujuan dan manfaat pembahasan
Tujuan pembahasan
Untuk mengetahui kehidupan serangga yang meliputi: karakteristik, habitat, makanan, reproduksi, dan sistematikanya.
Untuk memahami dan menelaah banyak sekali peranan dan manfaat serangga bagi kehidupan manusia.
Manfaat pembahasan
Memberikan pengetahuan pada pembaca mengenai kehidupan serangga melalui sumber-sumberbyang relevan.
Menumbuhkan kesadaran pembaca ihwal keanekaragaman serangga, peranan dan keuntungannya bagi kehidupan manusia.
Menumbyhkan kesadaran pembaca untuk tetap melestarikan keanekaragaman serangga dan tidak membiarkan serangga punah.


















BAB II
SERANGGA DAN PERANANNYA BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
Serangga
Kelas serangga ( insecta) mempunyai jumlah spesies terbesar, melimpah dan tersebar di darat, di banyak sekali habitat, kecuali di bahari jumlahnya kecil, mempunyai kemampuan untuk terbang. Ilmu yang mempelajari serangga disubut entomologi
Salah satu alasan mengapa serangga mempunyai keanekaragaman dan kelimpahan yang tinggi ialah kemampuan reproduksinya yang tinggi, serangga bereproduksi dalam jumlah yang sangat besar, dan beberapa spesies bahkan bisa menghasilkan beberapa generasi dalam satu tahun. Kemampuan serangga lainnya yang dipercaya telah bisa menjaga eksistensi serangga hingga sekarang ialah kemampuan terbangnya. Hewan yang sanggup terbang sanggup menghindari banyak predator, menemukan kuliner dan pasangan kawin, dan menyebar kehabitat gres jauh lebih cepat dibandingkan dengan binatang yang harus merangkak diatas permukaan tanah. (Campbell,N.A.J.B. Reece, dan L.G.Mitchell, 2003)
Berikut ini ialah salah satu ayat Al-Quran mengenai serangga :
. وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتاً وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ
68. Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia", (QS.An-Nahl:68)
ثُمَّ كُلِي مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلاً يَخْرُجُ مِن بُطُونِهَا شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاء لِلنَّاسِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
69. kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang beragam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.(QS.An-Nahl:69)
Karakteristik serangga
Disamping semua ciri-ciri Arthropoda, insecta juga mempunyai ciri-ciri sendiri:
Kepala, dada, perut jelas, antena sepasang: lisan untuk menghisap, menjilat, mengunyah, kaki 3 pasang, umumnya mempunyai 2 pasang sayap: abdomen terdiri atas 11 somit atau kurang, potongan simpulan termodifikasi menjadi organ genital.
Usus terbagi menjadi potongan depan, tengah dan belakang yang dilengkapi dengan kelenjar ludah.
Jantung ramping dengan aorta, tidak ada kapiler atau vena.
Respirasi dengan trakea.
Sistem saraf terdiri atas pasangan tali saraf ventral dengan beberapa ganglia segmental, kedua tali saraf bertemu di kepala : alat indera terdiri atas mata, (oceli, facet) kemoreseptor untuk bacin di antena , indera lidah mulut, terdapat indera pendengar , tidak ada statosit.
Ekskresi 2 atau banyak akses malphigi ke anterior atau kebelakang usus.
Jenis kelamin terpisah, fertilisasi internal, perkembangan langsung, metamorfosis, partenogenesis, paedogenesis. (Sa’adah, Sumiyati.2010).
Beberapa insectaseperti pinjal dan ngengat, tidak pernah membentuk sayap.(Soemarwoto,Idjah dkk.1984).
Ukuran umumnya 0,25-3,30 mm. Beberapa fosil 700 mm(bentangan sayap).
Serangga sanggup mempertahan kan diri dari serangan predator dengan banyak sekali prosedur diantaranya sebagai berikut:
Pura-pura mati
Mimikri
Bersembunyi
Memamerkan sayap
Mengeluarkan suara
Mengeluarkan bacin busuk
Menggigit, menyengat.(Sa’adah, Sumiyati.2010).
Habitat dan kuliner serangga
Habitat serangga disemua tempat, sebagian hidup didalam air tawar, tanah lumpur, parasit, pada macam-macam tumbuhan atau binatang lainnya.habitat serangga mulai dari bahari hingga 20.000 kaki dipegunungan. Kehidupan serangga sebagian besar dihabiskan diudara dari ketinggian 1000-14000 kaki pada siang hari.beberapa serangga ada yang melimpah pada suhu hangat. Serangga memakan jaringan dan cairan tumbuhan yang di sebut fitofagus mirip belalang, kupu-kupu raja, kumbang kentang makan getah tanaman. Berdasarkan jenis kuliner yang di makannya kita sanggup menbedakan tipe lisan serangga, mirip menusuk, menghisap, penghisap, penjilat, dll (Sa’adah,Sumiyati,2010)
Segala puji hanya bagi Allah Tuhan seluruh alam Zoologi Invertebata serangga (insecta)Tipe lisan serangga
Tipe orthopteran : mandibula keras, menggigit, dan mengunyah, contoh belalang
Tipe hemipteran : punya 4 alat penusuk (stilet) contoh kutu busuk dan walang sangit.
Tipe anopluran : punyz 3 stilet, menusuk dan menghisap, contoh kutu penghisap darah.
Tipe dipteran : lisan untuk menusuk dan menjilat, contoh nyamuk dan lalat.
Tipe hymenopteran : penghisap, contoh lebah.
Tipe lepidopteran : lisan mirip belalai untuk menghisap, misalnya kupu-kupu.


Reproduksi serangga
Serangga melalui serangkaian tahap larva dalam perkembangan dari telur hingga menjadi dewasa. Bentuk kebanyakan larva tidak mirip dengan yang dewasa. Siapa yang menerka bahwa ulat (larva) ialah satu spesies dengan kupu-kupu dewasa. Pada perubahan ulat menjadi kupu-kupu nmelalui tahap pupa atau kepompong, proses perubahan ini disebut metamorfosis.
Umumnya serangga mengalami metamorfosis sempurna, yaitu siklus hidup dengan beberapa tahapan yang berbeda: telur, larva, pupa dan imago.beberapa ordo yang mengalami metamorfosis tepat ialah lepidoptera, diptera, coleoptera dan hymenoptera.metamorfosis tidak tepat merupakan siklus hidup dengan tahapan : telur, nimfa dan imago. Peristiwa yang meninggalkan telur disebut dengan eclosion.
Setelah eclosion serangga yang gres ini sanggup serupa atau beberapa sama sekali dengan induknya, tahapan belum biasa ini biasanya mempunyai ciri sikap makna yang banyak. (Borror et al.2005)
Pertumbuhan tubuh dikendalikan dengan memakai contoh pertambahan berat badan, biasanya dalm bentuk tangga dimana pada setiap tangga digambarkan oleh lepasnya kulit usang (exuvium), dimana proses ini disebut molting. Karena itu pada setiap tahapan, serangga tumbuh hingga dimana pembungkus luar menjadi terbatas, sehabis ditinggalkan lagi dan seterusnya hingga sempurna. (Borror et al.2004)
Metamorfosis tepat pada kupu-kupu
Metamorfosis tidak tepat pada rayap dan belalang
Serangga bereproduksi secar ovivar, sebagian ada yang melaksanakan phartenogenesis, (aphid) dan ada yang paedogenesis ( miastor) kapasitas binatang membentuk populasi ( reproduksi ) bergantung 3 sifat: jumlah telur yang fertil, waktu generasi, perbandingan tipe generasi, betina akan memproduksi generasi berikutnya, misalnya Drosophila sanggup menghasilkan 25 keturunan setiap tahun bertelur hingga 100 butir. Jenis kelamin terpisah, fertilisasi internal,. Faktor yang mempengaruhi aktifitas reproduksi ialah ketersediaan makanan, cahaya, suhu,kelembaban. Tingkah laris kawin melibatkan feromon, cahaya (kunang-kunang), bunyi ( jangkrik)
Sistematika serangga
Kelas insecta ( serangga) terbagi atas 2 sub kelas:
Sub kelas Apterygota
Sub kelas pterigota
Sub kelas Apterygota (Ametabola)
Primitip tanpa sayap, sederhana atau tidak bermetamorfosis: pada abdomen terdapat appendage disebelah ventral. Terbagi menjadi 2 ordo yaitu:
protura
kecil (0,6-5 mm) primitif, lisan mirip insecta lainnya, tanpa antena,bernata atau bersayap,tanpa metamorfose, hidup ditempat yang berair antara daun-daun yang busuk beranggota 90 spesies, contoh: Acerentulus
Colembula
Wujudnya kecil (5mm) berwarna putih atau berwarna lain, antena terdiri atas 4 ruas yang menjadi satu, mulutm penggigit tanpa sayap, mata beragam biasanya tanpa trakea, tidak bermetamorfose, beranggotakan 2000 spesies. Contoh: papirius fuscus
Ordo Diplura
Berantena panjang, tanpa mata, lisan penggigit, tanpa sayap, tidak bermetamorfose,beranggota 200 spesies, contoh: Compodea japix
Ordo Tysanura
Besarnya 30 mm, berantena panjang, tanpa sayap, lisan penggigit, beranggotakan 7000 spesies. Contoh: Lepisma saccharina (kutu buku). ( jasin, maskoeri.1987).
Sub kelas pterygota
Ordo diptera
Memiliki dua pasang sayap, tipe lisan menusuk dan menghisap, kelompok yang lain mempunyai tipe memarut dan menjilat, mata biasanya berukuran besar, antena mempunyai jumlah segmen yang bervariasi dari 3-40 buah. Metamorfosis tepat dengan larva yang tidak berkaki, terdiri dari 120.000 spesies, misalnya : Musa domestica ( lalat rumah), Drophyla melanogaster, Culex fatibans.
Ordo lepidoptera
Merupakan ordo serangga dengan jumlah anggota terbesar, tipe lisan penyedot (simponing) dan menggulung dibawah kepala ketika tidak di gunakan, ciri sayap bersisik (lepido) yang letaknya saling tumpang tindih, sisik ini menawarkan kekakuan dan warna pada sayap, terdiri dari 140.000 spesies contonya: Bombix mory ( kupup-kupu sutera), Papilla memnon ( kupu-kupu raja)
Ordo hymenoptera
Memiliki dua pasang sayap membran dengan pasangan sayap belakang lebih kecil dari sayap depan, tipe alat lisan pengunyah termodifikasi menjadi tipe penghisap, penjilat pada yang lebih maju, mirip lebah, metamorfosis tepat dan larva mempunyai kepala yang berkembang dengan baik, larva kang menciptakan cocoon. Terdiri dari 100.000 spesies, contoh : Apis melifera, Apis dorsata, Vespula maculata(tawon). Monomorium( semut hitam), Oecophylla saragillina ( semut rangrang).
Oecophylla saragillinaApis dorsata
Sumber:www.google.com/images/
Ordo Coleoptera
Memiliki dua pasang sayap, sayap depan mengalami pengerasan dan membentuk suatu perisai yang disebut elytra, alat lisan dengan tipe pengunyah, kulit keras eksoskeleton tebal, metamorfosis sempurna, contoh:kumbang kelapa (Oycies rhinoceros), kutu gabah ( Rhizoptera dominica).
Ordo Shiponaptera
Serangga pada kelompok ini sering disebut pinjal, benalu tahapan remaja tidak bersayap, alat lisan termodifikasi menjadi tipe penusuk dan penghisap darah yang tersusun dari 3 jarum. Metamorfosis sempurna, telur biasanya diletakkan pada tanah atau tubuh inang , telur menetas dan menghasilkan larva yang tidak berkaki dan berwarna putih. Contoh: Ctenocephalus felis (pinjal kucing)
Ordo odonata
Merupakan kelompok serangga yang berukuran sedang hingga besar tergolong kelompok predator, serangga remaja mempunyai bentuk tubuh langsing dengan dua pasang sayap, mata beragam yang besar, antena pendek berbentuk mirip rambut, alat lisan tipe pengunyah, kaki berkenbang baik. Terdiri dari 5000 spesies. Conto: Anax imperator ( capung)
Ordo orthoptera
Metamorfosis terjadi secara sedikit demi sedikit ( tidak sempurna). Serangga remaja dengan nympha merupakan binatang darat, pada daerah temperata, orthoptera seringkali hanya mempunyai satu generasi untuk satu tahun, dan animo masbodoh dilalui dengan tahapan telur. Contoh: Locusta miragrotoria (belalang), Grylus bimaculatus (jangkrik).



Ordo Hemyptera
Memiliki dua pasang sayap depan satu pasang mirip berkulit dan sayap belakang transparan . mengalami metamorfosis tidak tepat , tipe lisan menusuk dan menghisap. Contoh: Cymex rotundus (kutu busuk), Leptocorisa acuta ( walang sangit ).
Ordo Isoptera
Mengalami metamorfosis tidak sempurna, tipe lisan menggigit, cara hidupnya membentuk koloni dengan sistem pembagian kiprah tertentu yang disebut polimorfisme. Pembagian kiprah itu ialah raja, ratu, dan prajurit atau tentara. Contoh: Helanithermis sp. (rayap).
Ordo Dermaptera
Memiliki dua pasang sayap ( satu pasang mirip berkulit dan satu pasang bermembran) atau tidak bersayap. Mengalami metamorfosis sempurna. Tipe lisan menggigit. Contoh: Earwig
Ordo Homoptera
Memiliki dua pasang sayap merupakan sayap membran ( sedikit mengalami pengerasan) dan tidak mengeras secara merata, sementara pasangan potongan belakang murni sayap membran. Ketika tidak digunakan, sayap akan terlipat mirip bentuk atap diatas tubuh dan tampak serupa , alat lisan ialah tipe penusuk-penghisap. Tipe metamorfosis bertahap.(Sa’adah, sumiyati.2010)
Peranan Serangga Bagi Kehidupan
Banyak serangga yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, diantaranya yaitu sebagai organisme pembusuk dan pengurai termasuk limbah, sebagai objek estetika, dan wisata, bermanfaat pada proses penyerbukan maupun sebagai musuh alami hama tanaman, pakan binatang ( burung) yang bernilai ekonomi tinggi ( Gandjar.1997 ), penghasil madu ( dari genus Apis) dll.( Suranto A.2004).
Serangga mempunyai protein yang tinggi, energi dan sejumlah vitamin dan mineral. Penelitian ihwal pemanfaatan serangga sebagai salah satu sumber kuliner sudah usang dilakukan. Salah satunya dilakukan oleh WS Bristowe pada tahun 1932 yang meneliti di Laos dan Siam (dikenal dengan Thailand). Jenis serangga yang di konsumsi bervariasi dan dalam jumlah yang sangat banyak , antara lain: Binatang air kecil ( sejenis kepiting), Belalang, Laba-laba, Lipas, Jangkrik, Kymbang, Lebah madu, Anai-anai, Rayap,Semut,Kutu,Ulat bulu. (Chapman, R.F,1971).
Di Thailand, serangga di konsumsi dalam bentuk telur, larva atau dewasa, baik mentah maupun sudah matang dipanggang, direbus atau digoreng. ,mereka memasaknya dalam banyak sekali jenis bumbu antara lain bawang putih, daun jeruk, buah jeruk, garam, dan saos kari udang, yang sanggup meningkatkan aroma dan cita rasa dari serangga, salah satu jenis bumbu saos yang terkenal ialah saos Nam Phala ( terbuat dari adonan udang ). Serangga tersebut dikonsumsi banyak sekali lapisan masyarakat, termasuk kalangan istana di Bangkok.kebiasaan mengkonsumsi serangga juga dikenal di indonesia , namun hanya pada golongan masyarakat tertentu, dan pada skala terbatas. ada beberapa jenis serangga yang sangat terkenal dan di usahakan komersil, mirip lebah madu, jangkrik, ulat sutera, rayap, dan semut. Jenis serangga belum di budidayakan, tetapi di buru di alam mirip belalang, laba-laba,kutu, kumbang kelapa, dan ulat sagu. Ulat sagu sangat digemari oleh masyarakat ambon alasannya ialah rasanya manis, lunak dan lezat. Bahkan Prof. Dr. Ir. Dodi Nadika, pakar rayap IPB menimbulkan Cryptotermes cynocepphalus light ( rayap kayu kering/RKK) sebagai permen. RKK mengandung protein yang cukup tinggi, sekitar 14.2 % dari bobot berair tubuh atau 55,7 % dari bobot kering tubuh, karbohidrat 10,2 %,dan lemak 25,2% terhadap bobot kering tubuh. Pembuatannya dilakukan dari pekatan protein di campur HFS( sirup fruktosa tinggi, dimasak pada suhu 70-1000c, ditambahkan gelatin, dilakukan proses penghilangan busa, pendinginan dan pencetakan. (Huttabarat P.1992).
Penggemar lebah madu atau tawon mengambil madu, lilin tawon, susu madu, perekat lebah, bernilai ekonomis, dan larvanya dengan cara berburu di alam. Banyak warga mengkonsumsi larva, mencampurkannya dengan gandum mirip pembuatan bakwan yang digoreng (Murtidjo B 1991).
Belalang dan jangkrik digemari penduduk indonesia di tempat timur. Mereka memanggang atau menyanggrainya, rasanya lembut dan gurih mirip udang. Peluang dan prospek pemanfaatan serangga sebagai sumber protein hewani sangat besar. Dari hasil analisis ternyata banyak sekali jenis serangga mempunyai kandungan protein dan lemak yang tinggi misalnya laba-laba mengandung protein sebesar 64,3 % dan lemak sebanyak 9,8%.
Pada kondisi krisis ekonomi ketika ini, mengkonsumsi serangga merupakan salah satu alternatif yang baik. Persoalannya, masih banyak warga masyarakat kita belum terbiasa melakukannya. Penduduk pada beberapa tempat di indonesia (seperti irian) mengkonsumsi belalang sebagai sumber lauk sehari-hari, namun tidak terkenal dikawasan lainnya. Maka perlu di masyarakatkan cara mengolah dan memasaknya untuk mendapat cita rasa yang nikmat. Dari sudut pandang agama, menhkonsumsi serangga bukan hal yang diharamkan, prospek pemanfaatan serangga terbuka luas. Kebutuhan konsumsi jika ditingkatkanlewat kampanye penyadaran sedang sediaan serangga masih sangat besar dan biaya infestasi masih relatif sangat kecil.
Serangga sangat bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya, pengelolaan relatif mudah, cukup dengan memakai teknologi sederhana. Munculnya peluang wisata konsumsi kuliner dari banyak sekali jenis serangga ialah suatu keunggulan komparatif. Jangkrik dan semut dijadikan sumber kuliner protein hewani, selain sebagai pakan burung, ikan hias, udang, umpan pancing, dan banyak spesies lainnya yang berkhasiat bagi kehidupan.
Serangga juga membantu proses penyerbukan pada banyak sekali macam tumbuhan disamping berperan sebagai pengurai (dekomposer), bioindikator lingkungan, membantu dibidang kesehatan, dan bernilai hemat sebagai materi aksesori dan di perjual belikan. Serangga berperan dibidang pertanian, mirip melaksanakan penyerbukan yang dilakukan lebah ( Rismunandar 1981), SPKS Elaidobius dan Thrips hawainensis. Serangga penyerbuk coklat, bersifat predator parasitoids ataupun musuh alami pada tumbuhan pangan, hortikultura, dan perkebunan.
Madu dihasilkan oleh lebah madu, mengandung banyak sekali jenis komponen yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Komponen yang dimaksud yaitu:karbohidrat , asam amino, mineral, enzim, vitamin dan air. Racun lebah (apitoxin) dihasilkan dari lebahn pekerja. Apitoxin disekresika oleh kelenjar racun dala bentuk cairan bening dengan bacin tajam, rasanya pahit dan pedas, aromanya spesifik dan cepat kering.
Apitoxin mengandung senyawa-senyawa kimia antara lain: triptofan, kolin, gliserin, asam fosfat, asam falmitat, asam lemak, asam vitelin, apromin, enzim, hystamin, dan mellitin. Perkembangan penelitian modern menerangkan bahwa racun lebah sanggup dipakai untuk pengobatan. Ada beberapa jenis penyakit yang sanggup disembuhkan melalui sengatan lebah antara lain: penyakit neuritis, penyakit reumatik, penyakit astma bronchial, penyakit pembuluh darah kapiler dan penyakit impoten. ( Huttabarat P. 1992).




BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kelas serangga ( insecta) mempunyai jumlah spesies terbesar, melimpah dan terbesar didarat, di banyak sekali habitat, kecuali di bahari jumlahnya kecil, mempunyai kemampuan nuntuk terbang, ilmu yang mempelajari serangga di sebut entamologi.
Salah satu alasan mengapa serangga mempunyai kesneksrsgsmsn dsn kelimpshsn ysng tinggi ialah kemampuan bereproduksi yang tinggi, serangga bereproduksi dalam jumlah yang sangat besar, dan pada beberapa spesies bahkan bisa menghasilkan beberapa generasi dalam satu tahun.
Habitat serangga di semua tempat , sebagian hidup di dalam air tawar, tanah lumpur, benalu pada macam-macam tumbuhan atau binatang lainnya habitat serangga mulai dari bahari hingga 20.000 kaki di pegunungan.
Umumnya serangga mengalami metamorfopsis tepat , yaitu siklus hidup dengan beberapa tahapan yang berbeda: telur, larva, pupa, dan imago. Beberapa ordo mengalami metamorfosis tepat yaitu : Lepidoptera, Diptera, Coeloptera, Dan Hymenoptera.
Metamorfosis tidak tepat merupakan siklus hidup dengan tahapan : telur, nimfa dan imago. Peristiwa larva meninggalkan telur disebut eclosion
Setelah eclosion serangga yang gres ini sanggup serupa atau beberapa sama sekali dengan induknya, tahapan belum remaja ini biasanya mempunyainciri sikap makna yang banyak
Kelas insecta ( serangga) terbagi atas dua sub kelas :
Sub kelas Apterigota
Sub kelas Pterogota
Banyak serangga yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, diantaranya yaitu sebagai organisme pembusuk dan pengurai termasuk limbah, sebagai objek estetika dan wisata, bermanfaat pada proses penyerbukan maupun sebagai musuh alami hama tanaman, pakan binatang ( burung) yang bernilai ekonomi tinggi, penghasil madu ( dari genus apis) dll.
Saran
Adapun saran yang akan penulis berikan kepada pembaca adalah:
Melihat keanekaragaman serangga ( insecta ) yang begitu luar biasa, penulis harap kita semua bisa melestarikan keanekaragaman kelompok binatang ini.
Perlu perhatian yang lebih dari pemerintah untuk menjaga kelestarian serangga mirip halnya pembuatan museum di daerah masing-masing yang berisi keanekaragaman serangga di daerah tersebut.
Peningkatan sosialisasi ihwal pelestarian dan budidaya serangga kepada masyarakat.












DAFTAR PUSTAKA
Dari buku
Borror et al
2004Study of insect.Ed-5. Amerika:Thomson Brook/ Cole,
Borror et al
2005Study of insect. Ed-7. Amerika: Thomson Brook/ Cole,
Campbell, N.A,J.B. Reece, dan L.G. Mtchell,
2003Biologi Edisi Kelima Jilid 2. ISBN: 979-688-469-0.jakarta:erlangga.
Chapman, R.F,
1071The Insect Structure And Function. New York: American Elsevier Publishing Company.
Gandjar
1997Prosiding Seminar Nasional Biologi XV, Universitas Lampung, ISBN 979-8287-17-7. Lampung: Perhimpunan Biologi Indonesia.
Holstvoogd,c.dr.dkk.
1960Buku Ilmu Binatang. Jakarta: Pradya Pramita.
Huttabarat P.
1992Konsep Metode Pemuliaan Lebah Madu, Fakultas Peternakan.Institut Pertanian Bogor.
Jasin, maskoeri
1987Sistematik Hewan Invertebrata dan Vertebrata.Surabaya:Sinar Wijaya.
Murtidjo B,
1991 Memelihara Lebah Madu, Yogyakarta: Kanasius.
Sa’adah,sumiyati
2010Materi Pokok Zoologi Invertebrata.Fak.Tarbiyah UIN SGD Bandung.
Soemarwoto,Idjah dkk
1984Biologi Umum.Jakarta:PT Gramedia.
Suranto A
2004Khasiat & Manfaat Madu Herbal. ISBN:9793702028.Jakarta: Agromedia.
Dari internet
http://insectzoo.msstate.edu/Students/basic.benefits.html
http://www.earthlife.net/insects/collpics.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel