Pembahasan Penilaian Pembelajaran
A. Pengertian Evaluasi
- Menurut UU No.20/2003 ihwal Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 ayat 21, dijelaskan bahwa penilaian pendidikan yakni acara pengendalian, penjaminan, dan penettapan mutu pendidikan terhadap komponen pendidikan pada seyiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.
- Dalam PP.19/2005 ihwal Standar Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 17, dikemukakan bahwa “penilaian yakni proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil berguru akseptor didik”.
- Ditjen DIKDASMEN Depdiknas (2003 : 1) secara eksplisit mengemukakan bahwa antara penilaian dan penilaian mempunyai persamaan dan perbedaan. Persamaannya yakni mempunyai pengertian menilai atau menentukan nilai sesuatu. Perbedaannya yakni pada konteks penggunaanya.
- Tes yakni alat ukur atau cara yang sistematis untuk mengukur perilaku.
B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi
- Secara umum, tujuan penilaian yakni untuk mengetahui efektivitas proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Secara khusus, tujuannya yakni : (a) mengetahui penguasaan siswa terhadap kompetensi yang telah ditetapkan, (b) mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam proses berguru sehingga sanggup dilakukan diagnosis dan kemungkinan memperlihatkan remedial teaching dan (c) mengetahui efisiensi dan efektivitas seni administrasi pembelajaran yang digunakan guru, baik yang menyangkut metode, media, maupun sumber-sumber berguru yang lain.
- Depdiknas (2003:6) mengemukakan bahwa tujuan penilaian pembelajaran yakni untuk : (a) melihat produktivitas dan efektivitas acara belajar-mengajar, (b) menyempurnakan dan memperbaiki acara guru, (c) memperbaiki, mengembangkan, dan menyempurnakan jadwal belajar-mengajar, (d) mengetahui kesulitan siswa dan mencari jalan keluar terhadap kesulitan yang dialami siswa tersebut, (e) menempatkan siswa dalam situasi belajar-mengajar yang tepat sesuai dengan kemampuannya.
- Fungsi penilaian yakni :
· Secara psikologis, siswa perlu mengetahui prestasi belajarnya, sehingga ia mencicipi kepuasan dan ketenangan.
· Secara sisiologis untuk mengetahui apakah siswa cukup bisa terjun ke masyarakat, dalam arti berkomunikasi dan menyesuaikan diri dengan segala bentuk karakteristiknya.
· Secara didaktis-metodis, penilaian berfungsi untuk membantu guru dalam menempatkan siswa pada kelompok tertentu sesuai dengan kemampuannya.
· Untuk mengetahui kedudukan siswa diantara temannya yang lain, apakah siswa tersebut pandai, sedang atau kurang.
· Untuk mengetahui taraf kesiapan siswa dalam menempuh pendidikannya
· Membantu guru dalam memperlihatkan bimbingan dan seleksi, baik dalam menentukan jenis pendidikan, jurusan maupun kenaikan kelas/tingkat.
· Secara administratif, untuk memperlihatkan laporan ihwal kemajuan siswa kepada pemerintah, kepala sekolah, guru/instruktur, termasuk siswa itu sendiri.
- Fungsi penilaian sanggup dilihat menurut jenis eevaluasi itu sendiri :
a. Formatif, untuk memperlihatkan feedback bagi guru sebagai dasar memperbaiki proses pembelajaran dan mengadakan remedial bagi siswa yang belum menguasai materi pelajaran sepenuhnya.
b. Sumatif, untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang dipelajari untuk materi pertimbangan kenaikan kelas dan laporan perkembangan berguru siswa .
c. Diagnostik, mengetahui latar belakang siswa (psikologis, fisik, dan lingkungan) yang mengalami kesulitan belajar.
d. Seleksi dan penempatan, hasil penilaian yang dijadikan dasar untuk menyeleksi dan menempatkan siswa sesuai dengan minat dan kemampuannya.
C. Prinsip-Prinsip Evaluasi
Prinsip-prinsip umum penilaian yakni : kontinuitas, komperehensif, objektivitas, kooperatif, mendidik, akuntanbilitas, dan praktis. Evaluasi pembelajaran hendaknya :
· Dirancang sedemikian rupa, sehingga terang abilitas yang harus dievaluasi, materi yang akan dievaluasi, alat evaluasi, dan interpretasi hasil evaluasi.
· Menjadi penggalan integral dari proses pembelajaran.
· Agar hasilnya objektif, penilaian harus memakai banyak sekali alat dan bersifat komperehensif.
· Diikuti dengan tindak lanjut. Disamping itu, juga harus memperhatikan prinsip keterpaduan, berorientasi kepada kompetensi dan memperhatikan prinsip hidup, prinsip berguru aktif, koherensi, dan prinsip diskriminalitas.
D. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran
Ruang lingkup penilaian pembelajaran dalam perspektif penilaian berbasis kelas yakni :
- Penilaian kompetensi dasar mata pelajaran. Hakikatnya yakni pengetehuan, keterampilan, sikap, daln nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesudah siswa menuntaskan suatu aspek atau subjek mata pelajaran tertentu.
- Penilaian kompetensi rumpun pelajaran. Ini merupakan kumpulan dari mata pelajaran atau disiplin ilmu yang lebih spesifik. Dengan demikian, kompetensi ini hakikatnya yakni pengetehuan, keterampilan, sikap, daln nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesudah siswa menuntaskan rumpun mata pelajaran tersebut.
- Penilaian kompetensi lintas kurikulum, ini merupakan kompetensi yang harus dicapai melalui seluruh rumpun pelajatran dalam kurikulium.
- Penilaian kompetensi tamatan, merupakan pengetahuan, keterampailan, dan sikap nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesudah siswa menuntaskan jenjang tertentu
- Penilaian terhadap Pencapaian keterampilan hidup. Penguasaan banyak sekali kompetensi dasar, lintas kurikulum, rumpun pelajaran, tamatan, melalui banyak sekali pengalaman berguru juga memperlihatkan imbas positif dalam bentuk kecakapan hidup. Kecakapan hidup ini juga dinilai sejauhmana kesesuaiannya sdengan kebutuhan mereka untuk sanggup bertahan dilingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Jenis-jenis kecakapan yang perlu dinilai antara lain :
· Keterampilan diri (personal) : penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan YME, motivasi berprestasi, komitmen, dan percaya diri serta mandiri.
· Keterampilan berfikir rasional dan berfikir kritis dan logisikir sistematis terampil menyusun planning dan memecahkan masalah secara sistematis.
· Keterampilan sosial : keterampilan berkomunikasi verbal dan tertulis, keterampilan bekerjasama, kolaborasi, lobi, keterampilan berpartisipasi, keterampilan mengelola konflik, keterampialn mempengaruhi orang lain.
· Keterampilan akademik : keterampilan merancang, melaksanakan, dan melaporakn hasil penelitian ilmiah, keterampilan menciptakan karya tulis ilmiah.
· Keterampilan vokasional.
· Keterampilan melakukan prosedur.
· Keterampilan mencipta produk dengan konsep, prinsip, bahan, dan alat yang telah dipelajari.
E. Teknik dan Bentuk Evaluasi
Secara keseluruhan, teknik dan bentuk penilaian sanggup digambarkan sebagai berikut :
¨ Tes
Tes yakni cara mengevaluasi yang didalamnya terdapat banyak sekali item atau serangkaian kiprah yang harus dikerjakan dan dijawab oleh siswa, kemudian pekerjaan dan balasan itu menhasilkan nilai ihwal sikap siswa tersebut.
Berdasarkan jumlah akseptor tes, tes hasil berguru dibedakan menjadi dua jenis yaitu tes kelompok dan tes perseorangan. Dari cara penyusunannya tes hasil berguru dibedakan menjadi dua jenis yaitu tes hasil buatan guru da tes yang di standarisasi.
- Tes Tertulis, tes yang menuntut balasan siswa secara tertulis. Tes ini diberikan pada seseorang atau kelompok pada waktu, tempat, dan untuk soal tes tertentu.
- Tes Essay (uraian), tes yang menuntut siswa menguraikan jawabanya secara tertulis dengan kata-kata sendiri dalam bentuk, teknik, dan gayanya sendiri. Tes ini disebut juga tes subyektif. Jenis tes ini ada dua macam yaitu uraian terbatas dan uraian bebas.
Contoh uraian terbatas :
· Jelaskan bagaimana masuknya Islam ke Indonesia dilihat dari segi ekonomi politik ?
· Sebutkan 5 rukun Islam
Contoh uraian bebas :
· Jelaskan perkembangan pendidikan Islam di Indonesia ?
· Bagaimana peranan Islam dalam memecahkan masalah pokok pendidikan di Indonesia ?
Tiga cara mengoreksi tes uraian :
1. Whole method, metode per nomor.
2. Separated method, metode per lembar.
3. Cross method, metode bersilang.
- Tes Objektif, menuntut siswa untuk menentukan balasan yang benar diantara kemungkinan balasan yang telah ada, memperlihatkan balasan singkat, dan melengkapi pertanyaan yang belum sempurna. Ini cocok untuk menilai kemampuan siswa yang menuntut proses mental yang tidak begitu tinggi menyerupai mengingat kembali, mengenal kembali, pengertian, dan mengaplikasikan prinsip-prinsip.
Tes ini terdiri dari beberapa bentuk :
- Bentuk Benar-Salah (true-false)
Petunjuk, berilah tanda (X) pada abjad B bila benar, dan abjad S bila salah.
Contoh bentuk tes benar-salah :
a. B-S : waqaf berarti menghentikan bacaan lantaran ada tanda waqaf.
b. B-S : Surat Al-Fatihah termasuk surat Makiyyah.
Bentuk Benar-Salah yang lain yakni jawabannya telah ada, tapi balasan yang ada itu bukan Benar-Salah, melainkan Ya-Tidak.
Contoh Ya-Tidak :
a. Ya-Tidak : dajjal yakni seorang pria dari kaum Yahudi.
b. Ya-Tidak : final hidup insan yakni final zaman qubra.
Bentuk soal benar-salah juga digunakan untuk mengukur kemampuan ihwal Sebab-Akibat.
Contoh Sebab-Akibat :
a. B-S : puasa wajib dimulai pada tanggal 1 Ramadhan SEBAB puasa diakhiri tanggal 1 Syawal.
b. Nikmat yang diberikan Allah harus disyukuri SEBAB nikmat Allah tak sama untuk setiap orang.
- Bentuk Pilihan Ganda (multiple choice).
Tes digunakan untuk mengukur hasil berguru berkenaan dengan ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Pembawa pokok dilema sanggup dikemukakan dalam bentuk pertanyaan dan pernyataan. Sedangkan pilihan balasan itu mungkin berbentuk perkataan, bilangan, atau kalimat yang sering disebut option.
Ada beberapa jenis bentuk pilihan ganda :
· Distracters, option yang bukan merupakan balasan yang benar.
Contoh ; salah satu tanda besar menjelang hari final zaman yakni :
a. Semua urusan diserahkan pada Tuhan
b. Munculnya dajjal
c. Banyak terjadi pembunuhan
d. Minuman keras sudah dianggap biasa
e. Beratnya orang masuk Islam untuk menjalankan syariatnya
· Analisis kekerabatan antar hal, untuk melihat kemampuan siswa dalam menganalisis kekerabatan pernyataan dengan alasan sebab-akibat.
Contoh : Pada soal di bawah ini terdapat kalimat yang terdiri dari atas pernyataan dan alaran.
Pilihan :
à Jika, pernyataan benar, alasan benar, dan alasan merupakan lantaran dari pernyataan.
à Jika, pernyataan benar, alasan benar, tapi alasan bukan merupakan lantaran dari pernyataan.
à Jika, pernyataan benar, tapi alasan salah.
à Jika, pernyataan salah tapi alasan benar.
à Jika, pernyataan salah dan alasan salah.
Soal : Gubernur Jawa Barat tinggal di Bandung SEBAB Bandung yakni ibukota provinsi Jawa Barat.
Penjelasan :
a. “Gubernur Jawa Barat tinggal di Bandung” merupakan pernyataan yang benar.
b. “Bandung yakni ibukota Provinsi Jawa Barat” merupakan alasan yang benar dan merupakan lantaran dari pernyataan.
Jadi, balasan yang benar yakni A.
· Variasi negatif, setiap pertanyaan atau pernyataan mempunyai kemungkinan balasan dan disediakan satu kemungkinan balasan yang salah. Tugas siswa yakni menentukan balasan yang salah tersebut.
Contoh : teladan yang bisa diambil dari cerita Nabi Musa a.s adalah, kecuali :
a. Menolong tanpa pamrih.
b. Konsekwen terhadap janji.
c. Berani menegakkan keadilan.
d. Sikap ragu-ragu.
· Variasi berganda, yaitu menentukan dari beberapa kemungkinan balasan yang semuanya benar, tapi ada satu balasan yang paling benar. Tugas siswa yakni menentukan balasan yang paling benar itu.
Contoh : Para siswa hendaknya menghormati...
a. Sesama temannya.
b. Guru-gurunya.
c. Orang tuanya.
d. Teman, guru, dan orang tuanya.
· Variasi tidak lengkap, pertanyaan atau pernyataan yang mempunyai beberapa kemungkinan balasan yang belum lengkap. Tugas siswa yakni mencari satu kemungkinan balasan yang tepat dan melengkapinya.
Contoh : Surat Al-Fatiha disebut juga sab’ul matsani. Artinya :
a. 5 ayat dibaca.....
b. 6 ayat dibaca.....
c. 7 ayat dibaca.....
d. 8 ayat dibaca.....
- Bentuk Menjodohkan (matching)
Bentuknya hampir sama dengan pilihan ganda, perbedaanya yakni pilihan ganda terdiri atas stem dan option, kemudian testi tinggal menentukan salah satu option yang diberikan. Sedangkan bentuk menjodohkan terdiri atas kumpulan soal dan balasan yang keduanya disusun pada dua koliom yang berbeda. Kolom sebelah kiri yakni kumpulan soal dan kolom sebelah kanan yakni jawaban. Jumlah alternatif balasan harus dibentuk lebih banyak dari jumlah soal.
Contoh 1 : petunjuk: Di bawah ini terdapat dua daftar, yaitu A dan B. Tiap-tiap kata yang ada di daftar A mempunyai pasangan masing-masing pada daftar B. Anda harus mencari pasangan-pasangan itu. Tulislah nomor kata yang anda pilih di depan pasangannya masing-masing.
Daftar A Daftar B
.....sunat
· Halal
.....Al-Ikhlas
- Surga
.....Neraka
- Wajib
.....Makhroj
- Ikhfa
Contoh 2 : petunjuk : berikut ini ada dua daftar nama. Sebelah kiri yakni pengertian dan sebelah kanan yakni istilah. Pilihlah pengertian tersebut dengan nama konsepnya dengan menuliskan angka 1,2,3, dan seterusnya pada daerah yang telah disediakan.
Pengertian Istilah
..... : Ilmiu dalam Al-Quran
1. Hadist
......: Tempat keluarnya huruf
2. Qanaa’ah
.......: Perkataan Rasulullah
3. tajwid
,.....:. Perbuatan Rasulullah
4. tasamuh
- Bentuk Jawaban Singkat (short answer) dan Melengkapi (completion)
Kedua tes ini masing-masing menginginkan balasan dengan kalimat dan atau angka yang hanya sanggup dinilai benar atau salah. Biasanya dikemukakan dengan bentuk pertanyaan.
Contoh bentuk balasan singkat :
- Siapakah malaikat yang menanyai di alam kubur ?
- Siapa nama Tuhan-mu ?
- Apa nama kitab suci-mu ?
- Apa kiblat-mu ?
Contoh bentuk balasan melengkapi ;
- Nabi Musa a.s lahir pada zaman raja ..... di negeri.....
- Hadist yakni ...... Rasulullah, sedangkan sunnah yakni ..... Rasulullah.
Cara mengoreksi bentu tes objektif yakni :
Sesudah item disusun, kemudian diadakan tes, maka selanjutnya kita mengoreksi balasan siswa dari tiap item yang diberikan. Untuk mengoreksi balasan tersebut digunakan kunci balasan (scoring key) sebagai contoh dan patokan yang pokok. Jika kunci balasan itu sudah disediakan, maka siapa pun sanggup mengoreksi balasan tersebut secara tepat dan cepat.
- Tes Lisan (oral test), tes yang menuntut balasan siswa dalam bentuk bahasa lisan. Siswa akan mengucapkan balasan dengan kata-katanya sendiri sesuai dengan pertanyaan atau perintah yang diberikan .
- Tes Perbuatan (perfomance test), bentuk tes yang menuntut balasan siswa dalam bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan. Siswa bertindak sesuai dengan apa yang diperintahkan dan ditanyakan. Misalnya, coba praktikan bagaimana cara melakukan sholat yang baik dan benar.
Jenis Tes Hasil Belajar
a. Tes Formatif, untuk memantau kemajuan berguru siswa selama proses berguru berlangsung, untuk memperlihatkan balikan bagi penyempurnaan jadwal berguru mengajar, serta untuk mengetahui kelamahan siswa yang memerlukan perbaikan, sehingga menjadi lebih baik. Soal-soal dalam tes ini ada yang gampang dan ada juga yang sulit, tergantung pada tugas-tugas berguru (learning tasks) dalam jadwal pengajaran yang akan dinilai. Tujuan tes ini yakni memperbaiki proses belajar, bukan untuk menentukan tingkat kemempuan anak. Tes ini gotong royong merupakan criterion –referenced test. Tes ini diberikan pada final satuan pelajaran, lantaran data yang didapat kesannya digunkan untuk menentukan tingkat hasil berguru siswa. Tes ini disebut sebagai subtes sumatif.
b. Tes Sumatif, diberikan dikala satuan pengalaman berguru dianggap telah selesai. Tes sumatif diberikan dengan maksud memutuskan apakah seseorang itu mencapai tujuan pembelajaran atau tidak. Tujuan tes ini untuk menentukan angka menurut tingkatan hasil berguru siswa yang selanjutnya digunakan sebagai angka rapor. Hasil tes ini sanggup dimanfaatkan untuk perbaikan proses pembelajaran.
c. Tes Penempatan (placement test), bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah mempunyai keterampilan yang diharapkan untuk mengikuti suatu jadwal pembelajaran hingga di mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran (kompetensi dasar) sebagaimana yang tercantum dalam Rencana Program Pembelajaran (RPP) meraka. Dalam hubungannya dengan tujuan yang pertama yakni berkaitan dengan kesiapan siswa menghadapi jadwal baru, sedangkan kedua berkaitan dengan kesesuaian jadwal pembelajaran dengan siswa.
d. Tes Diagnostik, untuk mengetahui kesulitan berguru siswa menurut hasil tes formatif sebelumnya. Tes ini diadakan untuk menjajaki pengetahuan dan kemampuan siswa, apakah mereka mempunyai pengetahuan tertentu yang diharapkan untuk sanggup mengikuti suatu materi pelajaran lain. Oleh lantaran itu, tes ini disebut juga test of entering behavior.
v NONTES
Para hebat beropini bahwa dalam mengadakan penilaian terhadap hasil belajar, juga menggunkan teknik tes dan nontes lantaran hasil pelajaran bersifat aneka ragam. Hasil berguru sanggup berupa pengetahuan teoritis, keterampilan, dan sikap. Pengetahuan sanggup diukur dengan teknik tes, keterampilan sanggup diukur dengan memakai tes perbuatan. Adapu perubahan sikap dan pertumbuhan siswa dalam psikologi hanya sanggup diukur dengan teknik nontes, contohnya observasi, wawancara, skala sikap, angket, check list, dan rating scale.
F. Prosedur Evaluasi Pembelajaran
Prosedur yang dimaksud yakni langkah-langkah pokok yang harus ditempuh dalam acara evaluasi, yaitu :
- Membuat perencanaan evaluasi, mencakup : menyusun kisi-kisi dan uji-coba.
- Mengumpulkan data.
- Mengolah data.
- Menafsirkan data, dan
- Menyusun laporan.