Kemiskinan Di Indonesia Lengkap
KATA PENGANTAR
Assalamu ‘alaikum wr.wb
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, lantaran berkat limpahan rahmat-Nyalah sehingga kami sanggup menuntaskan makalah ini dengan mata kuliah “Materi dan Pembelajaran IPS II SD”, dengan tema “MASALAH KEMISKINAN DI INDONESIA”, sesuai waktu yang diharapkan. Tujuan disusunnya makalah ini yakni sebagai materi evaluasi dan sebagai rujukan untuk kami lebih gampang memahami ruang lingkup IPS yaitu masalah-masalah dalam masyarakat. Mata kuliah ini mempunyai kegiatan 3 sks, untuk itu kami susun seoptimal mungkin demi tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Kami menyadari, makalah ini mempunyai banyak kekurangan. Untuk itu kami mohon maaf kalau dalam penyusunan makalah ini terdapat beberapa kesalahan informasi, dan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya kami mohon kritik dan saran. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu ‘alaikum wr.wb
Makassar, 1 Januari 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
Sampul............................................................................................ 1
KATA PENGANTAR........................................................................ 2
DAFTAR ISI..................................................................................... 3
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah............................................................................................ 5
C. Tujuan................................................................................................................. 6
D. Metode Penyusunan........................................................................................ 6
E. Sistematika Penulisan..................................................................................... 7
BAB II. LANDASAN TEORI............................................................. 8
A. Pengertian.......................................................................................................... 8
1. Teori............................................................................................................... 8
1.1. Teori berdasarkan para ahli...................................................................... 8
2. Kemiskinan.................................................................................................... 9
2.1. Kemiskinan berdasarkan para ahli........................................................... 9
2.2. Konsep kemiskinan............................................................................. 10
2.3. Pemahaman mengenai kemiskinan................................................. 10
2.4. Dimensi kemiskinan............................................................................ 11
3. Sosiologi........................................................................................................ 11
3.1. Sosiologi berdasarkan para ahli............................................................... 12
4. Politik.............................................................................................................. 12
4.1. Politik berdasarkan para ahli..................................................................... 12
5. Sosiologi politik............................................................................................ 13
5.1. Sosiologi politik berdasarkan para ahli................................................... 13
5.2. Konsep sosiologi politik..................................................................... 14
5.3. Asal mula perkembangan sosiolgi politik........................................ 14
5.4. Titik padang sosiologi politik............................................................. 14
BAB III. PEMBAHASAN............................................................. 16
A. Indicator-indikator Kemiskinan................................................................. 16
B. Penyebab Kemiskinan............................................................................... 17
1. Factor-faktor penyebab kemiskinan................................................... 18
2. Kondisi yang mengakibatkan terjadinya kemiskinan di Indonesia. 18
3. Aspek penyebab kemiskinan secara majemuk................................ 19
4. Penyebab kemiskinan berdasarkan para ahli.......................................... 20
5. Penyebab kemiskinan secara umum................................................. 21
C. Dampak Kemiskinan.................................................................................. 24
1. Dampak negative kemiskinan............................................................. 24
2. Dampak positif kemiskinan................................................................. 26
D. Kebijakan dan Program Penuntasan Kemiskinan................................. 28
E. Penanganan Masalah Kemiskinan Berbasis Masyarakat.................... 29
F. Usaha Pemerintah dalam Mengatasi Kemiskinan dari beberapa
Bidang.......................................................................................................... 30
1. Di Bidang Sosial................................................................................... 30
2. Di Bidang Kesehatan........................................................................... 30
3. Di Bidang Pendidikan.......................................................................... 31
G. Penyebab Kegagalan Program Penanggulangan Kemiskinan.......... 31
H. Tanatangan Kemiskinan di Indonesia..................................................... 32
BAB IV. PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................... 33
B. Saran................................................................................................................. 34
DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 35
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemiskinan sesungguhnya telah menjadi perkara dunia semenjak berabad-abad lalu. Namun, realitasnya, hingga kini kemiskinan masih menjadi kepingan dari dilema terberat dan paling krusial di dunia ini. Teknologi boleh semakin maju, negara-negara merdeka semakin banyak, dan negara-negara kaya boleh saja kian bertambah. Tetapi, jumlah orang miskin di dunia tak kunjung berkurang. Kemiskinan bahkan telah bertransformasi menjadi wajah teror yang menghantui dunia.
Pada Juli 2008, pemerintah melalui BPS, kembali merilis perihal data kemiskinan terbaru. Pada Selasa, 1 Juli 2008, BPS mengumumkan jumlah penduduk miskin Indonesia per Maret 2008, turun 2,21 juta orang dibandingkan kondisi Maret 2007. Dengan demikian, jumlah penduduk miskin dikala ini sebanyak 34,96 juta orang atau turun dibandingkan sebelumnya sebanyak 37,17 juta orang. Ada dua argumentasi yang diungkapkan BPS dalam rilis tersebut, menyerupai yang dilansir Pertama, penurunan angka kemiskinan terjadi di pedesaan yang disebabkan kestabilan harga beras dan kenaikan riil upah petani periode Maret 2007 - Maret 2008. Kedua, inflasi umum pada Maret 2008 terhadap Maret 2007 relatif stabil, yakni 8,17% dan rata-rata harga beras turun 3,01% pada periode yang sama. Analisis BPS diperkuat dengan data bahwa 63% penduduk miskin tinggal di desa dan sebagian besar bekerja di sektor pertanian. Tentu saja rillis terbaru pemerintah tersebut kembali menuai kritik. Dan, beberapa pengamat ekonomi, memakai beras sebagai barometer pengukur angka kemiskinan merupakan penyederhanaan persoalan.
Kemiskinan merupakan problematika kemanusiaan yang telah populer diseluruh dunia dan hingga kini masih menjadi isu sentral di belahan bumi manapun. Selain bersifat laten dan aktual, kemiskinan yaitu penyakit sosial ekonomi yang tidak hanya dialami oleh Negara-negara berkembang melainkan negara maju sepeti inggris dan Amerika Serikat. Negara inggris mengalami kemiskinan di penghujung tahun 1700-an pada era kebangkitan revolusi industri di Eropa. Sedangkan Amerika Serikat bahkan mengalami depresi dan resesi ekonomi pada tahun 1930-an dan gres sesudah tiga puluh tahun kemudian Amerika Serikat tercatat sebagai Negara Adidaya dan terkaya di dunia.
B. Rumusan Masalah
Masalah yaitu sesuatu hal yang menimbulkan pernyataan yang mendorong untuk mencarikan jawabannya atau suatu yang harus di pecahkan Poerwadarminta(1976:634).selanjutnya Surachmad (1980 :3)juga menyampaikan bahwa perkara yaitu setiap kesulitan yang menggerakkan insan untuk memecahkannya.
Berdasarkan uraian di atas ,maka rumusan perkara dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Faktor dan penyebab apakah yang menimbulkan kemiskinan dari sudut pandang sosiologi politik.
2. Apakah dampak negatif dan positif yang di timbulkan akhir kemiskinan.
3. Bagaimana kiprah dan taktik pemerintah dalam mengatasi kemiskinan dan apakah penyebab kegagalan taktik tersebut.
C. Tujuan
Adapun tujuan penyusun menciptakan makalah ini yaitu untuk mencapai beberapa tujuan antara lain sanggup di kemukakan sebagai berikut:
1. Agar dapat mengetahui Faktor dan penyebab apakah yang menimbulkan kemiskinan dari sudut pandang sosiologi politik.
2. Agar Dapat memahami apakah dampak negatif dan positif yang di timbulkan akhir kemiskinan.
3. Agar sanggup mengerti serta memahami bagaimana kiprah dan taktik pemerintah dalam mengatasi kemiskinan dan apakah penyebab kegagalan taktik tersebut.
D. Metode Penyusunan
Metode penyusunan yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu :
1. Studi Kepustakaan. Yaitu pengumpulan data dengan jalan membaca, mengkaji dan mempelajari buku-buku, dokumen-dokumen laporan yang berkaitan dengan apa yang di analisis.
2. Bahan – materi embel-embel yang didapatkan melalui Intenet.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini di bagi menjadi 4 bab, sebagai berikut :
1. BAB I : PENDAHULUAN, Pada kepingan ini yang merupakan pendahuluan, terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.
2. BAB II : DASAR TEORI, Pada kepingan ini diuraikan sekilas mengenai pengertian /definisi dari materi yang akan di bahas dalam makalah ini serta jenis dan bagiannya.
3. BAB III : PEMBAHASAN, Pada kepingan ini menguraikan mengenai permasalahan yang akan di kaji dalam penyusunan makalah ini yaitu permasalahan di bidang ekonomi”Kemiskinan”
4. BAB IV : PENUTUP, Pada kepingan epilog ini berisikan perihal kesimpulan dan saran dari penyusunan makalah kami mengenai Kemiskinan di Negara Indonesia.
BAB II
LANDASAN TEORI
Ada dua kondisi yang mengakibatkan kemiskinan bisa terjadi, yaitu kemiskinan alami dan kemiskinan buatan. Kemiskinan alami terjadi akhir sumber daya alam (SDA) yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah dan tragedi alam. Kemiskinan Buatan diakibatkan oleh efek dari para birokrat kurang berkompeten dalam penguasaan ekonomi dan banyak sekali kemudahan yang tersedia, sehingga menjadikan susahnya untuk keluar dari kemelut kemiskinan tersebut. Dampaknya, para ekonom selalu gencar mengkritik kebijakan pembangunan yang mengedepankan pertumbuhan ketimbang dari pemerataan.
Sebelum Kita menbahas Lebih jauh mengenai Kemiskinan di Negara Indonesia ini,ada baiknya kita mengetahui apa itu Teori,Kemiskinan dan apakah sudut pandang atau hubungan antara kemiskinan dengan Sosiologi Politik.
A. Pengertian
1. Teori
Secara umum, teori yaitu sebuah sistem konsep absurd yang mengindikasikan adanya hubungan diantara konsep-konsep tersebut yang membantu kita memahami sebuah fenomena. Sehingga bisa dikatakan bahwa suatu teori yaitu suatu kerangka kerja konseptual untuk mengatur pengetahuan dan menyediakan suatu cetak biru untuk melaksanakan beberapa tindakan selanjutnya.
1.1 Teori berdasarkan para ahli
Adapun pengertian dari teori yang di utarakan oleh beberapa para ahli,berikut pengertiannya:
a. Jonathan N Tuner
Teori yaitu sebuah proses membuatkan ide-ide yang membantu kita menjelaskan bagaimana dan mengapa suatu kejadian terjadi.
b. Littlejohn dan Karen Foss
Teori merupaka sebuah sistem konsep yang absurd dan hubungan-hubungan konsep tersebut yang membantu kita untuk memahami sebuah fenomena.
c. Kerlinger
Teori yaitu konsep-konsep yang bekerjasama satu sama lainnya yang mengandung suatu pandangan sistematis dari suatu fenomena.
d. Nazir
Teori yaitu pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan mengenai suatu kejadian atau kejadian.
Tiga hal yang perlu diperhatikan kalau kita ingin mengenal lebih lanjut perihal teori adalah:
1) Teori merupakan suatu proporsi yang terdiri dari konstrak yang sudah didefinisikan secara luas sesuai dengan hubungan unsur-unsur dalam proporsi tersebut secara jelas.
2) Teori menjelaskan hubungan antar variable sehingga pandangan yang sistematik dari fenomena yang diterangkan variabel-variabel tersebut sanggup jelas.
3) Teori mengambarkan fenomena dengan cara menspesifikasikan variable yang saling berhubungan.
2. Kemiskinan
Kemiskinan yaitu keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai menyerupai makanan , pakaian , tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini bekerjasama erat dengan kualitas hidup . Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya susukan terhadap pendidikan dan pekerjaan yang bisa mengatasi perkara kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga negara.
2.1.Kemiskinan Menurut para Ahli
Zygmunt Baumant (1998:1) merinci setidaknya terdapat 3 pendekatan dalam mendefinisikan kemiskinan.
a. Kemiskinan yang dideskripsikan sebagai kekurangan material need. Kemiskinan, dalam hal ini, didefinisikan sebagai kondisi di mana seseorang atau sebuah komunitas kekurangan esensial untuk memenuhi standar kehidupan minimum yang terdiri dari sandang, pangan, papan (sumberdaya material).
b. Kemiskinan yang dideskripsikan dari aspek hubungan dan kebutuhan sosial, menyerupai social exclusion (pengucilan sosial), ketergantungan, dan kemampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat, termasuk pendidikan dan informasi.
c. Kemiskinan yang dideskripsikan sebagai kurangnya pendapatan dan kemakmuran—yang ditetapkan berdasarkan indikator-indikator tertentu. Dari sinilah munculnya pemilahan kemiskinan secara global berdasarkan pendapatan harian keluarga, yaitu kurang dari $1 atau $2 sehari.
2.2 Konsep Kemiskinan
Kemiskinan sanggup dilihat dari dua sisi yaitu kemiskinan diktatorial dan kemiskinan relatif. Kemiskinan diktatorial dan kemiskinan relatif yaitu konsep kemiskinan yang mengacu pada kepemilikan materi dikaitkan dengan standar kelayakan hidup seseorang atau kekeluarga. Kedua istilah itu menunjuk pada perbedaan sosial (social distinction) yang ada dalam masyarakat berangkat dari distribusi pendapatan. Perbedaannya yaitu bahwa pada kemiskinan diktatorial ukurannya sudah terlebih dahulu ditentukan dengan angka-angka nyata (garis kemiskinan) dan atau indikator atau kriteria yang digunakan, sementara pada kemiskinan relatif kategori kemiskinan ditentukan berdasarkan perbandingan relatif tingkat kesejahteraan antar penduduk.
2.3.Pemahaman Mengenai Kemiskinan
Kemiskinan dipahami dalam banyak sekali cara. Pemahaman utamanya meliputi :
a. Gambaran kekurangan materi, yang biasanya meliputi kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
b. Gambaran perihal kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasukpendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, lantaran hal ini meliputi masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
c. Gambaran perihal kurangnya penghasilan dan kekayaanyang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.
2.4.Dimensi kemiskinan
Adapun Dimensi Kemiskinan yang di bagi dalam beberapa macam di mensi,berikut penjelasannya:
a. Dimensi Mikro : mentalitas materialistic dan ingin serba cepat ( instan )
b. Dimensi Mezzo : melemahnya social trust ( kepercayaan social ) dalam suatu komunitas dan organisasi, dan otomatis hal ini sangat kuat terhadap si subyek itu sendiri.
c. Dimensi Makro : kesenjangan (ketidakadilan) pembangunan daerah yang minus (desa) dengan daerah yang surplus (kota), taktik pembangunan yang kurang tepat (tidak sesuai dengan kondisi sosio-demografis) masyarakat Indonesia
d. Dimensi Global : adanya ketidakseimbangan kekerabatan antara Negara yang sudah berkembang dengan Negara yang sedang berkembang.
3. Sosiologi
Kata sosiologi berasal dari bahasa Latin, yaitu Socius dan Logos. Socius berarti kawan, teman. Logos berarti ilmu pengetahuan. Jadi, sosiologi yaitu ilmu pengetahuan perihal masyarakat. Sedangkan masyarakat itu sendiri yaitu sekelompok individu yang mempunyai hubungan, mempunyai kepentingan bersama, dan mempunyai budaya.
Sosiologi mempelajari masyarakat, sikap masyarakat, dan sikap sosial insan dengan mengamati sikap kelompok yang dibangunnya. Kelompok tersebut meliputi keluarga, suku bangsa, negara dan banyak sekali organisasi politik, ekonomi, dan sosial.
Sosiologi mempelajari masyarakat, sikap masyarakat, dan sikap sosial insan dengan mengamati sikap kelompok yang dibangunnya. Kelompok tersebut meliputi keluarga, suku bangsa, negara dan banyak sekali organisasi politik, ekonomi, dan sosial.
3.1.Sosiologi berdasarkan para ahli
a. Pitirim Sorokin
Sosiologi yaitu ilmu yang mempelajari hubungan dan imbas timbal balik antara aneka macam tanda-tanda sosial (misalnya tanda-tanda ekonomi, tanda-tanda keluarga, dan tanda-tanda moral), sosiologi yaitu ilmu yang mempelajari hubungan dan imbas timbal balik antara tanda-tanda sosial dengan tanda-tanda non-sosial, dan yang terakhir, sosiologi yaitu ilmu yang mempelajari ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial lain.
b. Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi yaitu ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial. Menurut pengertian dari banyak sekali tokoh, sanggup disimpulkan bahwa sosiologi yaitu ilmu yang membicarakan apa yang sedang terjadi dikala ini, khususnya pola hubungan masyarakat serta timbal balik antara gejala-gejala sosial dengan tanda-tanda nonsosial.
c. Agus Comte
Sosiologi yaitu Suatu disiplin ilmu yang bersifat positif yaitu mempelajari gejala-gejala dalam masyarakat yang didasarkan pada pemikiran yang bersifat rasional dan ilmiah.
4. Politik
Politik yaitu suatu proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya negara.
4.1.Politik berdasarkan Para ahli
a. Aristoteles
Menurut Aristoteles, politik yaitu perjuangan yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama.
b. Suenarji
Menurut ia politik sanggup di lihat dari banyak sekali sudut pandang yang berbeda, antara lain:
1. Politik yaitu hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan Negara.
2. Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat.
3. Politik yaitu segala sesuatu perihal proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan politik.
5. Sosiologi Politik
Sosiologi politik yaitu sebuah penyelidikan antara masalah-masalah yang berkesinambungan antara masyarakat dan politik. Dalam korelasinya turut serta membahas struktur, kebudayaan, tingkah laku, pendekatan dan perkembangan melalui metode penelitian.
5.1.Sosiologi Politik Menurut Para Ahli
a. Drs. Mangohi Rahuman, M.Si. Sosiologi Politik :
Penelitian mengenai hubungan antara masalah-masalah politik dalam masyarakat antara struktur sosial dan struktur politik, dan antara tingkah laris sosial dengan tingkah laris politik.
b. Kolkorj 1987 :
Sebagai studi yang mempelajari partisipasi dalam pembuatan kegiatan perihal kehidupan yang luas dan yang menyempit.
c. Rush dan Ahoff :
Sebagai proses khususnya, proses hubungan antara masyarakat dan politik, hubungan antara struktur-struktur sosial dan hubungan antara tingkah laris sosial dan tingkah laris politik.
d. Pitirim Sorokin :
Ilmu yang mempelajari perihal hubungan dan imbas timbal balik antara aneka macam tanda-tanda sosial, hubungan dan saling imbas antara gejala-gejala sosial dan tanda-tanda non-sosial , ciri-ciri umum semua jenis tanda-tanda sosial.
5.2.Konsep Sosiologi Politik
Konsep sosiologi politik menyangkut empat konsep yaitu sosialisasi politik, partisipasi politik, rekruitmen politik dankomunikasi politik.
a. Sosialisasi politik yaitu proses pengenalan seseorang terhadap sistem politik untuk memilih persepsinya mengenai politik serta reaksi-reaksinya terhadap gejala-gejala politik.
b. Partisipasi poolitik yaitu keterlibatan seseorang terhadap sistem politik pada bermacam tingkatan.
c. Rekruitmen politik yaitu proses registrasi seseorang untuk menerima sebuah jabatan.
d. Komunikasi politik yaitu proses pengalokasian informasi dari sistem politik kepada sistem politik dan sistem sosial.
5.3.Asal Mula perkembagan Sosiologi Politik
Teori-teori yang dicetuskan oleh pemikir-pemikir terkemuka kuat besar terhadap studi-studi politik. Maka tidak mengherankan muncul studi-studi yang sanggup di golongkan dalam bidang “sosiologi politik”. Asal mula sosiologi politik sebagai bidang suatu studi sulit ditetapkan secara pasti. Namun hal ini bisa ditelusuri dari karya-karya sosiolog atau ilmuwan politik mengenai tema-tema sosiologi politik.
5.4.Titik Pandang Sosiologi Politik
Titik pandang yang dimaksudkan di sini yaitu sudut pandang atau pendekatan, metode yang digunakan oleh para mahir sosiologi politik untuk mempelajari masalah-masalah yang menjadi objek perhatian mereka. Umumnya para mahir sosiologi politik mempelajari masalah-masalah menyerupai berikut :
1. Kondisi – kondisi apakah yang menimbulkan tertib politik atau kekacauan politik dalam masyarakat?
2. Mengapa sistem-sistem politik tertentu dianggap sah atau tidak sah oleh warga negara?
3. Mengapa sistem-sistem politik tertentu stabil, sedangkan yang lainnya tidak ?
4. Mengapa ada pemerintahan yang demokratis, dan mengapa ada yang totaliter? Mengapa pula ada pemerintahan yang merupakan kombinasi antara keduanya.
BAB III
PEMBAHASAN
Kemiskinan sebagai suatu penyakit sosial ekonomi tidak hanya dialami oleh negara-negara yang sedang berkembang, tetapi juga negara-negara maju, menyerupai Inggris dan Amerika Serikat. Negara Inggris mengalami kemiskinan di penghujung tahun 1700-an pada era kebangkitan revolusi industri yang muncul di Eropa. Pada masa itu kaum miskin di Inggris berasal dari tenaga-tenaga kerja pabrik yang sebelumnya sebagai petani yang mendapatkan upah rendah, sehingga kemampuan daya belinya juga rendah. Mereka umumnya tinggal di permukiman kumuh yang rawan terhadap penyakit sosial lainnya, menyerupai prostitusi, kriminalitas, pengangguran. Berikut sedikit klarifikasi mengenai kemiskinan yang sudah menjadi dilema mengglobal yang sangat sulit dicari cara pemecahan terbaiknya.
A. Indikator-indikator Kemiskinan
Untuk menuju solusi kemiskinan penting bagi kita untuk menelusuri secara detail indikator-indikator kemiskinan tersebut.Adapun indikator-indikator kemiskinan sebagaimana di kutip dari Badan Pusat Statistika, antara lain sebagi berikut:
1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang, pangan dan papan).
2. Tidak adanya susukan terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi, air higienis dan transportasi).
3. Tidak adanya jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk pendidikan dan keluarga).
4. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massa.
5. Rendahnya kualitas sumber daya insan dan terbatasnya sumber daya alam.
6. Kurangnya apresiasi dalam kegiatan sosial masyarakat.
7. Tidak adanya susukan dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan.
8. Ketidakmampuan untuk berusaha lantaran cacat fisik maupun mental.
9. Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan sosial (anak-anak terlantar, perempuan korban kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marginal dan terpencil).
Beberapa contoh perkara kemiskinan yang Pernah terjadi di indonesia yaitu diantaranya :
1. Februari 2008, di Makassar, Sulsel; seorang ibu (45 th) dan seorang anak balitanya (4 th) meninggal dalam kondisi 3 hari kelaparan dan diare akut. Para tetangga, begitu pula RT/RW-nya, diberitakan tidak ada yang tahu lantaran mereka tidak pernah meminta-minta.
2. Mei 2008, seorang anak yatim laki2 usia SD di Cibinong terpaksa tidak sekolah lantaran harus menjaga 2 adiknya yang masih kecil. Ibunya harus mencari nafkah dengan pendapatan yang kecil sehingga tidak mencukupi untuk membayar pembantu rumah tangga.
3. Jatah beras miskin (raskin) yang didrop via ke-tua RT 1 x/ bulan tidak bisa ditebus oleh yang berhak. Saat beras datang, mereka tidak sanggup mengganti biaya transportasi lantaran sedang tidak punya uang (karena memang benar2 miskin). Akhirnya beras dibeli oleh orang yang lebih mampu.
4. Riba eceran (pinjaman bernilai kecil) banyak terja-di di kalangan orang miskin. Hutang Rp 200.000,- mesti dibayar Rp 8.000 per hari x 30 hari (bunga 20%/bulan)
5. Makassar, Maret 2008, seorang ibu miskin, sehabis bersalin, berniat menjual bayinya biar bisa membayar biaya pesalinan Rp300 ribu.
6. Di Bekasi, Maret 2008, seorang ibu membenamkan 2 anaknya sehingga mati lantaran kemiskinan
Dari perkara tersebut terbukti bahwa kemiskinan sangat kuat terhadap masing masing individu,yang mana di dalam sosiologi,sosiologi juga membahas kemiskinan yang mana kemiskinan tersebut berdampak pada masing masing indifidu dalam berkehidupan bermasyarakat.
B. Penyebab Kemiskinan
Dibawah ini akan di jabarkan beberapa penyebab secara umum,faktor-faktor maupaun imbas dalam kemiskinan.
1. Faktor-faktor penyebab kemiskinan di Indonesia.
Adapun faktor faktor yang mempengaruhi penyebab terjadinya kemiskinan di indonesia yaitu sebagai berikut:
a. Tingkat pendidikan masyarakat yang rata-rata masih rendah.
b. Cara berpikir yang masih tradisional dan konservatif, apatis, dan anti akan hal-hal yang baru.
c. Mentalitas dan etos kerja yang kurang baik.
d. Keadaan alam yang kurang mendukung.
e. Tidak adanya potensi atau produk andalan.
f. Adanya Bencana Alam.
g. Keterisoliran secara geografis dari pusat
h. Rendahnya kinerja aparatur pemerintah.
i. Adanya budaya korup di Indonesia.
j. Rendahnya produktivitas dan pertumbuhan modal.
k. Pengelolaan ekonomi yang masih memakai cara tradisional.
l. Tata pemerintahan yang buruk.
m. Terbatasnya kemampuan dalam pengelolaan SDA.
2. Kondisi yang mengakibatkan terjadinya kemiskinan di Indonesia.
Dari segi kondisi faktor penyebab terjadinya kemiskinan di indonesia di bagi atas dua kondisi yaitu di antaranya:
a. Kemiskinan Alamiah, terjadi akhir SDA yang terbatas, penggunaan teknologi yang masih rendah, dan tragedi alam.
Contohnya:
seperti sumberdaya alam yang terbatas( tidak ada hasil alam),dan adanya musibah yang cukup besar yang sanggup menimbulkan kerugian fisik maupun non fisik yang sangat besar.
b. Kemiskinan Buatan, terjadi lantaran lembaga-lembaga yang ada di masyarakat menciptakan sebagian anggota masyarakat tidak bisa menguasai sarana ekonomi dan banyak sekali kemudahan lain yang tersedia.
Contohnya:
1) Kecelakaan merupakan salah satu penyebab terjadinya kemiskinan diIndonesia, lantaran kecelakaan yang fatal mempunyai multidampak, bias berdampak psikologis, social, ekonomis, dan lain-lain. Misalnya cacat seumur hidup sanggup menciptakan korban menjadi patah semangat, sehingga mereka tidak mempunyai motivasi untuk melaksanakan sebuah usaha, dan lainnya.
2) Globalisasi juga telah melahirkan kemiskinan dan ketimpangan global, sehingga mereka yang tidak bisa tidak mempunyai susukan terhadap sumber daya yang cukup, baik untuk memproduksi ataupun membeli makanan yang layak.
3) Adanya swastanisasi. Perusahaan-perusahaan yang menghasilkan produk yang menguasai hajat orang banyak. Swastanisasi ternyata menimbulkan dampak negatif dalam distribusi pendapatan, yakni memperlebar kesenjangan kesejahteraan antara si miskin dan si kaya.
3. Aspek penyebab kemiskinan secara majemuk
Terdapat beberapa aspek yang mengakibatkan terjadinya kemiskinan secara beragam yang meliputi 3 aspek. yaitu:
a. Kelembagaan, rakyat miskin tidak punya susukan ke pembuat keputusan dan kebijakan, sedangkan kelembagaan yang ada tidak pernah menjaring atau menyalurkan aspirasi yang muncul dari bawah, dan setiap kebutuhan rakyat miskin sudah didefinisikan dari atas oleh kelembagaan yang ada, sehingga kemiskinan tidak sanggup terselesaikan.
b. Regulasi, kebijakan pemerintah yang mengutamakan kepentingan ekonomi. Kebijakan ekonomi dalam investasi modal pada sektor-sektor industri yang tidak berbasis pada potensi rakyat menutup kesempatan masyarakat untuk membuatkan potensinya dan menjadi akar proses pemiskinan.
c. Good governance, tidak adanya transparansi dan keterbukaan pada pembuatan dan pelaksanaan kebijakan yang menjadikan kebijakan hanya bisa diakses oleh orang-orang tertentu. Segala bentuk regulasi diputuskan oleh lembaga-lembaga pembuat kebijakan tanpa mengikutkan para pelaku yang terlibat dan tidak memahami aspirasi rakyat miskin sehingga kebijakan yang muncul tidak mendukung rakyat miskin.
4. Penyebab kemiskinan Menurut Para mahir
Adapun alasannya terjadinya kemiskinan yang mana di utarakan oleh para ahli,di antaranya adalah:
a. Menurut Kuncoro
Adapun Penyebab penyebab kemiskinan yang di sampaikan berdasarkan kuncoro seorang pengamat perekonomian negara dalam bukunya yang berjudul penyakit usang perekonomian Negara,yaitu sebagai berikut:
1) Secara makro, kemiskinan muncul lantaran adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan timpang, penduduk miskin hanya mempunyai sumber daya dalam jumlah yang terbatas dan kualitasnya rendah
2) kemiskinan muncul akhir perbedaan kualitas sumber daya insan lantaran kualitas sumber daya insan yang rendah berarti produktivitas juga rendah, upahnyapun rendah.
3) kemiskinan muncul alasannya perbedaan susukan dan modal
b. Menurut Sendalam Ismawan
Sendalam ismawan (2003:102) mengutarakan bahwa penyebab kemiskinan dan keterbelakangan yaitu dilema aksesibilitas. Akibat keterbatasan dan ketertiadaan susukan insan mempunyai keterbatasan (bahkan tidak ada) pilihan untuk membuatkan hidupnya, kecuali menjalankan apa terpaksa dikala ini yang sanggup dilakukan (bukan apa yang seharusnya dilakukan). Dengan demikian insan mempunyai keterbatasan dalam melaksanakan pilihan, jadinya potensi insan untuk membuatkan hidupnya menjadi terhambat.
5. Penyebab Kemiskinan secara umum
Dari beberapa macam penyebab yang di bahas sebelumnya, sanggup di simpulkan bahwa secara umum penyebab terjadinya kemiskinan sanggup di jabarkan menjadi beberapa kepingan yaitu sebagai berikut:
a. Laju Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk Indonesia terus meningkat. Di setiap 10 tahun berdasarkan hasil sensus penduduk. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) di tahun 1990 Indonesia mempunyai 179 juta lebih penduduk. Kemudian di sensus penduduk tahun 2000 penduduk meningkat sebesar 27 juta penduduk atau menjadi 206 juta jiwa. sanggup diringkaskan pertambahan penduduk Indonesia persatuan waktu yaitu sebesar setiap tahun bertambah 2,04 juta orang pertahun atau, 170 ribu orang perbulan atau 5.577 orang perhari atau 232 orang perjam atau 4 orang permenit. Banyaknya jumlah penduduk ini membawa Indonesia menjadi negara ke-4 terbanyak penduduknya sesudah China, India dan Amerika.
b. Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja dan Pengangguran.
Secara garis besar penduduk suatu negara dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Yang tergolong sebagi tenaga kerja ialah penduduk yang berumur didalam batas usia kerja. Batasan usia kerja berbeda-beda disetiap negara yang satu dengan yang lain. Batas usia kerja yang dianut oleh Indonesia ialah minimum 10 tahun tanpa batas umur maksimum. Makara setiap orang atausemua penduduk berumur 10 tahun tergolong sebagai tenaga kerja. Sisanya merupakan bukan tenaga kerja yang selanjutnya sanggup dimasukan dalam katergori bebabn ketergantungan. Tenaga kerja (manpower) dipilih pula kedalam dua kelompok yaitu angkatan kerja (labor force) dan bukan angkatan kerja. Yang termasuk angkatan kerja ialah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang bekerja atau mempunyai pekerjaan namun untuk sementara tidak bekerja, dan yang mencari pekerjaan. Seangkan yang termasuk sebagai bukan angkatan kerja yaitu tenaga kerja dalam usia kerja yang tidak sedang bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan tidak sedang mencari pekerjaan, yakni orang-orang yang kegiatannya bersekolah, mengurus rumah tangga, serta orang yang mendapatkan pendapatan tapi bukan merupakan imbalan pribadi atas jasa kerjanya.
c. Distribusi Pendapatan dan Pemerataan Pembangunan
Distribusi pendapatan nasional mencerminkan merata atau timpangnya pembagian hasil pembangunan suatu negara di kalangan penduduknya. Kriteria ketidakmerataan versi Bank Dunia didasarkan atas porsi pendapatan nasional yang dinikmati oleh tiga lapisan penduduk, yakni 40% penduduk berpendapatan rendah (penduduk miskin); 40% penduduk berpendapatan menengah; serta 20% penduduk berpemdapatan tertinggi (penduduk terkaya).
Pendapatan penduduk yang didapatkan dari hasil pekerjaan yang mereka lakukan relatif tidak sanggup memenuhi kebutuhan sehari-hari sedangkan ada sebagian penduduk di Indonesia mempunyai pendapatan yang berlebih. Ini disebut juga sebagai ketimpangan. Ketimpangan pendapatan yang ekstrem sanggup mengakibatkan inefisiensi ekonomi. Penyebabnya sebagian yaitu pada tingkat pendapatan rata ± rata bearapa pun, ketimpangan yang semakin tinggi akan mengakibatkan semakin kecilnya kepingan populasi yang memenuhi syarat untuk mendapatkan pinjaman atau sumber kredit. Selain itu ketimpangan sanggup mengakibatkan alokasi aset yang tidak efisien. Ketimpangan yang tinggi mengakibatkan pengutamaan yang terlalu tinggi pada pendidikan tinggi dengan mengorbankan kualitas universal pendidikan dasar, dan kemudian mengakibatkan kesenjangan pendapatan yang semakin melebar.
d. Tingkat pendidikan yang rendah.
Rendahnya kualitas penduduk juga merupakan salah satu penyebab kemiskinan di suatu negara. Ini disebabkan lantaran rendahnya tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tenaga kerja. Untuk adanya perkembangan ekonomi terutama industry, terperinci sekali dibuthkan lebih banyak teanga kerja yang mempunyai skill atau paling tidak sanggup membaca dan menulis. Menurut Schumaker pendidikan merupakan sumber daya yang terbesar keuntungannya dibandingkan faktor-faktor produksi lain.
e. Biaya kehidupan yang tinggi.
Melonjak tingginya biaya kehidupan di suatu daerah yaitu sebagai akhir dari tidak adanya keseimbangan pendapatan atau honor masyarakat. Tentunya kemiskinan yaitu konsekuensi logis dari realita di atas. Hal ini bisa disebabkan oleh lantaran kurangnya tenaga kerja ahli, lemahnya peranan perempuan di depan publik dan banyaknya pengangguran.
f. Pembagian subsidi in come pemerintah yang kurang merata.
Hal ini selain menyulitkan akan terpenuhinya kebutuhan pokok dan jaminan keamanan untuk para warga miskin, juga secara tidak pribadi mematikan sumber pemasukan warga. Bahkan di sisi lain rakyat miskin masih terbebani oleh pajak negara.
g. Kurangnya perhatian dari pemerintah
Pemerintah yang kurang peka terhadap laju pertumbuhan masyarakat miskin sanggup menjadi salah satu faktor kemiskinan. Pemerintah tidak sanggup menetapkan kebijakan yang bisa mengendalikan tingkat kemiskinan di negaranya.
h. Merosotnya standar perkembangan pendapatan per-kapita secara global.
Yang penting digarisbawahi di sini yaitu bahwa standar pendapatan per-kapita bergerak seimbang dengan produktivitas yang ada pada suatu sistem. Jikalau produktivitas berangsur meningkat maka pendapatan per-kapita pun akan naik. Begitu pula sebaliknya, seandainya produktivitas menyusut maka pendapatan per-kapita akan turun beriringan.
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kemerosotan standar perkembangan pendapatan per-kapita:
1. Naiknya standar perkembangan suatu daerah.
2. Politik ekonomi yang tidak sehat.
3. Faktor-faktor luar neger, diantaranya:
a. Rusaknya syarat-syarat perdagangan
b. Beban hutang
c. Kurangnya sumbangan luar negeri, dan
d. Perang
i. Menurunnya etos kerja dan produktivitas masyarakat.
Terlihat terperinci faktor ini sangat urgen dalam pengaruhnya terhadap kemiskinan. Oleh lantaran itu, untuk menaikkan etos kerja dan produktivitas masyarakat harus didukung dengan SDA dan SDM yang bagus, serta jaminan kesehatan dan pendidikan yang bisa dipertanggung jawabkan dengan maksimal.
C. Dampak kemiskinan
Kemiskinan yang mana sudah menjadi penyakit bangsa ini mempunyai dampak yang sangar besar demi perkembangan atau kemajuan negara dalam mensejahterakan rakyatnya,berikut kami akan membahas apa saja yang menjadi dampak dari kemiskinan tersebut yang mana terdiri dari:
1. Dampak Negatif Kemiskinan
Dampak Negatif kemiskinan sanggup kita lihat dari beberapa segi yaitu diantaranya adalah:
a. Dari Segi lapangan Pekerjaan
Meluasnya pengangguran bahwasanya bukan saja disebabkan rendahnya tingkat pendidikan seseorang. Tetapi, juga disebabkan kebijakan pemerintah yang terlalu memprioritaskan ekonomi makro atau pertumbuhan [growth]. Ketika terjadi krisis ekonomi di daerah Asia tahun 1997 silam contohnya banyak perusahaan yang melaksanakan perampingan jumlah tenaga kerja. Sebab, tak bisa lagi membayar honor karyawan akhir defisit anggaran perusahaan. Akibatnya jutaan orang terpaksa harus dirumahkan atau dengan kata lain meraka terpaksa di-PHK [Putus Hubungan Kerja.
b. Kekerasan( Kriminal)
Sesungguhnya kekerasan yang marak terjadi akhir-akhir ini merupakan efek dari pengangguran. Karena seseorang tidak bisa lagi mencari nafkah melalui jalan yang benar dan halal. Ketika tak ada lagi jaminan bagi seseorang sanggup bertahan dan menjaga keberlangsungan hidupnya maka jalan pintas pun dilakukan. Misalnya, merampok, menodong, mencuri, atau menipu [dengan cara mengintimidasi orang lain] di atas kendaraan umum dengan berpura-pura kalau sanak keluarganya ada yang sakit dan butuh biaya besar untuk operasi. Sehingga dengan gampang ia mendapatkan uang dari memalak.
Contoh:
a) Tetoris bom bunuh diri
teroris bom buninh diri,rata rata orng yang melaksanakan bunuh diri yaitu orang yang miskin,kepepet,tidak bekerja dan membutuhkan uang,dengan iming imingan uang yang banyak untuk melaksanakan bom bunuh diri,mungkin patut di coba.apapun di lakukan demi uang,padahal belum tentu sesudah mati mendapatkan uangnya.
b) Pembunuhan
Seorang Ibu membunuh 2 anak kandungnya ssendiri dengan cara menceburkannya ke sungai akhir tidak sanggup membiayainya ( miskin )
c) Berebutan sedekah sehingga ter-injak-injak (padahal ada orang yang berhak namun tidak mendapatkan nya )
d) Fasilitas umum / produksi (pabrik), yang dibangun dengan waktu yang cukup usang dan biaya besar, dirusak dalam sekejap oleh masyarakat / karyawan sendiri.
c. Pendidikan
Tingkat putus sekolah yang tinggi merupakan fenomena yang terjadi remaja ini. Mahalnya biaya pendidikan menciptakan masyarakat miskin tidak sanggup lagi menjangkau dunia sekolah atau pendidikan. Jelas mereka tak sanggup menjangkau dunia pendidikan yang sangat mahal itu. Sebab, mereka begitu miskin. Untuk makan satu kali sehari saja mereka sudah kesulitan.walaupun kini terdapat dana bos tetapi dana tersebut hanya berupa pembebasan uang spp dan buku saja,belum termasuk biaya pungutan pungutan yang di lakukan oleh sekolah dan banyaknya peralatan sekolah yang harus di beli.
Contohnya:
seorang penarik becak contohnya yang mempunyai anak cerdas bisa mengangkat dirinya dari kemiskinan ketika biaya untuk sekolah saja sudah sangat mencekik leher. Sementara belum dewasa orang yang berduit bisa bersekolah di perguruan-perguruan tinggi mentereng dengan kemudahan lengkap. Jika ini yang terjadi sesungguhnya negara sudah melaksanakan "pemiskinan struktural" terhadap rakyatnya.
Akhirnya kondisi masyarakat miskin semakin terpuruk lebih dalam. Tingginya tingkat putus sekolah berdampak pada rendahya tingkat pendidikan seseorang. Dengan begitu akan mengurangi kesempatan seseorang mendapatkan pekerjaan yang lebih layak. Ini akan mengakibatkan bertambahnya pengangguran akhir tidak bisa bersaing di era globalisasi yang menuntut keterampilan di segala bidang.
d. Kesehatan
Seperti kita ketahui, biaya pengobatan kini sangat mahal. Hampir setiap klinik pengobatan apalagi rumah sakit swasta besar menerapkan tarif atau ongkos pengobatan yang biayanya melangit. Sehingga, biayanya tak terjangkau oleh kalangan miskin.
e. Konflik Sosial
konflik sosial bernuansa SARA. Tanpa bersikap munafik konflik SARA muncul akhir ketidakpuasan dan kekecewaan atas kondisi miskin yang akut. Hal ini menjadi bukti lain dari kemiskinan yang kita alami. M Yudhi Haryono menyebut akhir ketiadaan jaminan keadilan "keamanan" dan proteksi aturan dari negara, dilema ekonomi-politik yang obyektif disublimasikan ke dalam bentrokan identitas yang subjektif.
2. Dampak Positif kemiskinan
Sebagai warga negara yang tingkat pendapatannya rendah atau miskin tidak perlu berkecil hati lantaran dari kemiskinan sanggup pula kita tarik dampak positifnya,Bila kita amati secara mendetai ,kemiskinan juga mempunyai daya guna,antara lain:
a. Menambah nilai guna suatu barang.
Contoh:
jika kita mempunyai pakaian bekas, niscaya kalau tidak di jadikan kain lap, niscaya di kasihkan kepada seseorang,dari pada menumpuk . dan tidak mungkin kita kasihkan kepada orang mampu(kaya),melainkan kepada orang tidak bisa ( miskin) nilai guna baju tersebut juga akan lebih panjang atau mempunyai kegunaan bila di pakai orang miskin.
b. Memperkuat status sosial seseorang. kalau kita orang kaya, kita akan lebih terpandang bila punya anak buah yang banyak. apakah anak buahnya atau pembantunya orang kaya,mana ada orang kaya mau jadi pembantu, tentu tidak!! niscaya orang miskin.
c. Untuk mengerjakan pekerjaan paling Hina dan kotor. kalau tidak ada orang miskin, siap yang akan menyapu jalan raya,siapa yang mau membersihkan parit dan riol yang bau, siapa yang mau menguras septik tank kalo penuh, apakah orang kaya mau melaksanakan pekerjaan itu,tentu tidak?
d. Sebagai TUMBAL PEMBANGUNAN. Kalo kita punya tanah dan tanah tersebut akan di jadikan sarana umum, maka tanah kita tsb akan di bayar dengan layak. Sedangkan untuk pemukiman kumuh, hal tersebut jarang sekali terjadi.
e. Sebagai sarana ibadah. setiap agama niscaya diajarkan menyantuni orang miskin. dalam agama saya (islam), zakat (sejenis sedekah tapi hukumnya WAJIB) termasuk dalam aturan islam. kalau saya tidak berinfak maka saya belum tepat Islamnya. bagai mana kalo semua orang di dunia ini jadi kaya, mau di berikan siapa zakat tersebut. sedangkan syarat zakat harus di berikan pada fakir miskin.
f. Membuka lapangan kerja. abnormal memang. tapi dari kemiskinan akan terbuka lapangan kerja baru. antara lain, tukang kredit(jika semua orang kaya mana ada yang mau kredit),jasa transportasi (becak) dan yang paling menghasilkan dan beromzet milyaran dollar per hari dari seluruh dunia yaitu JUDI. judi merupakan sarana untuk menjadikan duit yang sedikit menjadi berlipat. 80% orang yang berjudi yaitu orang miskin.
Jadi kemiskinan bukan selalu berdampak negatif. Kekayaan tidak ada artinya kalau tidak ada kemiskinan.
D. Kebijakan dan Program Penuntasan Kemiskinan
Upaya penanggulangan kemiskinan Indonesia telah dilakukan dan menempatkan penanggulangan kemiskinan sebagai prioritas utama kebijakan pembangunan nasional. Kebijakan kemiskinan merupakan prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2004-2009 dan dijabarkan lebih rinci dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) setiap tahun serta digunakan sebagai teladan bagi kementrian, lembaga dan pemerintah daerah dalam pelaksanaan pembangunan tahunan.
Sebagai wujud gerakan bersama dalam mengatasi kemiskinan dan mencapai Tujuan pembangunan Milenium, Strategi Nasional Pembangunan Kemiskinan (SPNK) telah disusun melalui proses partisipatif dengan melibatkan seluruh stakeholders pembangunan di Indonesia. Selain itu, sekitar 60 % pemerintah kabupaten/ kota telah membentuk Komite penanggulangan Kemiskinan Daerah (KPKD) dan menyusun Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) sebagai dasar arus utama penanggulangan kemiskinan di daerah dan mendorong gerakan sosial dalam mengatasi kemiskinan.
Adapun langkah jangka pendek yang diprioritaskan antara lain sebagai berikut:
1. Mengurangi kesenjangan antar daerah dengan;
a. penyediaan sarana-sarana irigasi, air higienis dan sanitasi dasar terutama daerah-daerah langka sumber air bersih.
b. pembangunan jalan, jembatan, dan dermaga daerah-daerah tertinggal.
c. redistribusi sumber dana kepada daerah-daerah yang mempunyai pendapatan rendah dengan instrumen Dana Alokasi Khusus (DAK) .
2. Perluasan kesempatan kerja dan berusaha dilakukan melalui sumbangan dana stimulan untuk modal usaha, pembinaan keterampilan kerja dan meningkatkan investasi dan revitalisasi industri.
3. Khusus untuk pemenuhan sarana hak dasar penduduk miskin diberikan pelayanan antara lain:
a. pendidikan gratis sebagai penuntasan kegiatan berguru 9 tahun termasuk tunjangan bagi murid yang kurang mampu
b. jaminan pemeliharaan kesehatan gratis bagi penduduk miskin di puskesmas dan rumah sakit kelas tiga.
Di bawah ini merupakan contoh dari upaya mengatasi kemiskinan di Indonesia.
Contoh dari upaya kemiskinan yaitu di propinsi Jawa Barat tepatnya di Bandung dengan diadakannya Bandung Peduli yang dibuat pada tanggal 23 – 25 Februari 1998. Bandung Peduli yaitu gerakan kemanusiaan yang memfokuskan kegiatannya pada upaya menolong orang kelaparan, dan mengentaskan orang-orang yang berada di bawah garis kemiskinan. Dalam melaksanakan kegiatan, Bandung Peduli berpegang teguh pada wawasan kemanusiaan, tanpa mengindahkan perbedaan suku, ras, agama, kepercayaan, ataupun haluan politik.
Oleh lantaran sumbangan dari para gemar memberi tidak terlalu besar bila dibandingkan dengan permasalahan kelaparan dan kemiskinan yang dihadapi, maka Bandung Peduli melaksanakan targetting dengan sasaran bahwa orang yang dibantu tinggal di Kabupaten/ Kotamadya Bandung, dan mereka yang tergolong fakir. Golongan fakir yang dimaksud yaitu orang yang miskin sekali dan paling miskin bila diukur dengan “Ekuivalen Nilai Tukar Beras”.
E. Penanganan perkara Kemiskinan berbasis masyarakat
1. Tindakan Kolektif
Tindakan kolektif yaitu tindakan yang dilakukan masyarakat secara bersama untuk memecahkan suatu masalah.
Tugas kolektif untuk memperlihatkan susukan pada terbentuknya forum-forum masyarakat miskin yang difasilitasi oleh pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat dan memberdayakan forum-forum sejenis yang telah terbentuk. kiprah tersebut kiprah seluruh institusi pemerintahan dan bukan kompartemen pemerintahan tertentu saja. Khususnya pada kiprah kolektif untuk memperlihatkan susukan pada terbentuknya forum-forum masyarakat miskin yang difasilitasi oleh pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat.
Memberdayakan forum-forum sejenis yang telah terbentuk. Hal itu sanggup diwujudkan kalau tersedia suatu kemudahan interaksi komunikasi melalui ketersediaan lembaga yang memungkinkan adanya susukan bagi masyarakat miskin untuk memperoleh pembelajaran biar sanggup meningkatkan produktifitasnya sesuai dengan kondisi mereka masing-masing.( pada dasarnya biar warga yang tidak bisa sanggup terkumpul dan di ketahui biar tidak salah sasaran antara kaya dan miskin).
2. Tindakan antisipatif
Di Indonesia program-program penanggulangan kemiskinan sudah banyak pula dilaksanakan, menyerupai : pengembangan desa tertinggal, perbaikan kampung, gerakan terpadu pengentasan kemiskinan. Sekarang pemerintah menangani kegiatan tersebut secara menyeluruh, terutama semenjak krisis moneter dan ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997, melalui program-program Jaring Pengaman Sosial (JPS). Dalam JPS ini masyarakat sasaran ikut terlibat dalam banyak sekali kegiatan. dan akhir-akhir ini adanya jamkesmas (jaminan kesehatan masyarakat) dan askeskin (asuransi kesehatan miskin) tapi itu semua belum menjawab perkara kemiskinan dan belum sepenuhnya tindakan antisipatif ini berhasil.
F. Usaha Pemerintah dalam Mengatasi Kemiskinan dari beberapa bidang
Pemerintah sebagai pengelenggara negara yang tugasnya untuk mensejahterakan rakyatnya sudah sepatutnya mengurus dan mengambil solusi akhir dari kemiskinan adapun perjuangan usaha pemerintah dalam mengatasi kemiskinan secara umaum yaitu seperti;
1. Di bidang sosial
Pemerintah sudah berupaya dalam menanngulangi kemiskinan dengan cara mengadakan Bantuan pribadi Tunai(BLT)kepada rakyat yang kurang mampu,memberikan sandang pangan,menyediakan materi pokok makanan yang murah bagi rakyat miskin(seperti beras bulog),mensubsidi BBM(Pertamina),dan final akhir ini menyerupai pembagian kompor gas untuk kalangan tidak bisa dan masih banyak lagi.
2. Di bidang kesehatan
Di dalam bidang kesehatan pemerintah juga terus berupaya dalam memerangi kemiskinan dengan cara menyediakan Askes untuk orang yang tidak mampu,mengadakan obat Generik yang harganya sanggup di jangjau oleh masyarakat kurang mampu,memberikan susu instan dan makanan untuk anak balita yang tumbuh di bawah garis merah(kurang gizi) dan masih banyak lagi.
3. Di Bidang Pendidikan
Pendidikan merupakan pilar utama dalam membangun sebuah negara tanpa adanya pendidikan negara yang kaya akan Sumber daya Alam pun tidak akan berkembang,karna tidak adanya pengelolanya.dari segi pendidikan pemerintah terus memperlihatkan sumbangan baik sumbangan dalam bidang sekolah Seperti Dana BOS(bantuan Operasional Sekolah) hingga menganalokasikan dana APBN sebesar 20% untuk dana pendidikan,walaupun dana tersebut tidak tepat sasaran yang di akibatkan oleh adanya opnum opnum yang tidak bertanggung jawab.
G. Penyebab kegagalan Program Penanggulangan Kemiskinan
Pada dasarnya ada dua faktor penting yang sanggup mengakibatkan kegagalan kegiatan penanggulangan kemiskinan di Indonesia yaitu adalah:
1. Program-program penanggulangan kemiskinan selama ini cenderung berfokus pada upaya penyaluran sumbangan sosial untuk orang miskin. Hal itu, antara lain, berupa beras untuk rakyat miskin dan kegiatan jaring pengaman sosial (JPS) untuk orang miskin. Upaya menyerupai ini akan sulit menuntaskan dilema kemiskinan yang ada lantaran sifat sumbangan tidaklah untuk pemberdayaan, bahkan sanggup menimbulkan ketergantungan.
Program-program sumbangan yang berorientasi pada kedermawanan pemerintah ini justru sanggup memperburuk moral dan sikap masyarakat miskin. Program sumbangan untuk orang miskin seharusnya lebih difokuskan untuk menumbuhkan budaya ekonomi produktif dan bisa membebaskan ketergantungan penduduk yang bersifat permanen. Di lain pihak, program-program sumbangan sosial ini juga sanggup menimbulkan korupsi dalam penyalurannya.Alangkah lebih baik apabila dana-dana sumbangan tersebut pribadi digunakan untuk peningkatan kualitas sumber daya insan (SDM), menyerupai dibebaskannya biaya sekolah, menyerupai sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama(SMP), serta dibebaskannya biaya- biaya pengobatan di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).
3. Kurangnya pemahaman banyak sekali pihak perihal penyebab kemiskinan itu sendiri sehingga program-program pembangunan yang ada tidak didasarkan pada isu-isu kemiskinan, yang penyebabnya berbeda-beda secara lokal.
H. Tantangan Kemiskinan di Indonesia
Masalah kemiskinan di Indonesia sarat sekali hubungannya dengan rendahnya tingkat Sumber Daya Manusia (SDM). dibuktikan oleh rendahnya mutu kehidupan masyarakat Indonesia meskipun kaya akan Sumber Daya Alam (SDA). Sebagaimana yang ditunjukkan oleh rendahnya Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) Indonesia pada tahun 2002 sebesar 0,692. yang masih menempati peringkat lebih rendah dari Malaysia dan Thailand di antara negara-negara ASEAN. Sementara, Indeks Kemiskinan Manusia (IKM) Indonesia pada tahun yang sama sebesar 0,178. masih lebih tinggi dari Filipina dan Thailand. Selain itu, kesenjangan gender di Indonesia masih relatif lebih besar dibanding negara ASEAN lainnya.
Tantangan lainnya yaitu kesenjangan antara desa dan kota. Proporsi penduduk miskin di pedesaan relatif lebih tinggi dibanding perkotaan. Data Susenas (National Social Ekonomi Survey) 2004 memperlihatkan bahwa sekitar 69,0 % penduduk Indonesia termasuk penduduk miskin yang sebagian besar bekerja di sektor pertanian. Selain itu juga tantangan yang sangat memilukan yaitu kemiskinan di alami oleh kaum perempuan yang ditunjukkan oleh rendahnya kualitas hidup dan peranan wanita, terjadinya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta masih rendahnya angka pembangunan gender (Gender-related Development Indeks, GDI) dan angka Indeks pemberdayaan Gender(Gender Empowerment Measurement,GEM).
Tantangan selanjutnya yaitu otonomi daerah. di mana hal ini mempunyai kiprah yang sangat signifikan untuk mengentaskan atau menjerumuskan masyarakat dari kemiskinan. Sebab ketika meningkatnya kiprah keikutsertaan pemerintah daerah dalam penanggulangan kemiskinan. Maka tidak tidak mungkin dalam jangka waktu yang relatif singkat kita akan bisa mengentaskan masyarakat dari kemiskinan pada skala nasional terutama dalam mendekatkan pelayanan dasar bagi masyarakat.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan latar belakang, perumusan perkara yang telah diuraikan di atas, sanggup disimpulkan sebagai berikut:
Kemiskinan yaitu keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai menyerupai makanan , pakaian , tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini bekerjasama erat dengan kualitas hidup . Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya susukan terhadap pendidikan dan pekerjaan yang bisa mengatasi perkara kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga negara.
Masalah dasar pengentasan kemiskinan bermula dari sikap pemaknaan kita terhadap kemiskinan. Kemiskinan yaitu suatu hal yang alami dalam kehidupan. Dalam artian bahwa semakin meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka kebutuhan pun akan semakin banyak. Pengentasan perkara kemiskinan ini bukan hanya kewajiban dari pemerintah, melainkan masyarakat pun harus menyadari bahwa penyakit sosial ini yaitu kiprah dan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat. Ketika terjalin kolaborasi yang romantis baik dari pemerintah, nonpemerintah dan semua lini masyarakat.
Meskipun jumlah kemiskinan hingga tahun 2011 kian berkurang yang mana pada tahun 2007 jumlah miskin berjumlah sekitar 37.17 juta orang ,2008 sekitaar 34,96 dan hingga tahun 2011 jumlahnya mencapai 30,02 Juta orang,kita sebagai warga negara indonesia jangan terlalu berbagga hati dulu,nyatanya meskipun tiap tahun kemiskinan berkurang,belum tentu yang menikmati kegiatan menanggulangi kemiskinan menyerupai BLT tepat sasaran masih banyak orang yang terlantar yang sama sekali belum menyentuh sumbangan tersebut.mengurangi bukan suatu penyelesaiaan,tetapi mengatasilah yang merupakan suatu penyelesaiannya,sebenarnya bisa saja mengurangu jumlah warga miskin dengan cara di bunuh saja biar tidak membebani negara tanpa mengeluarkan uang sedikitpun,tetapi itu bukan suatu cara menuntaskan perkara tetapi menambah masalah,jika kemiskinan di atasi dengan carayang tepat sasaran maka insya allah warga negara indonesia akan sejahtera adil dan makmur.
B. Saran
Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global dibutuhkan usaha-usaha yang lebih kreatif, inovatif, dan eksploratif. Selain itu, globalisasi membuka peluang untuk meningkatkan partisipasi masyarakat Indonesia yang unggul untuk lebih eksploratif. Di dalam menghadapi zaman globalisasi ke depan mau tidak mau dengan meningkatkan kualitas SDM dalam pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas, dan moralitas yang standarnya yaitu standar global.
Sebagai perkara yang menjadi isu global disetiap Negara berkembang, wacana kemiskinan dan pemberantasannya haruslah menjadi kegiatan wajib bagi para pemerintah dan pemimpin Negara. Peran serta pekerja sosial dalam menangani permasalahan kemiskinan sangat diperlukan, terlebih dalam memperlihatkan masukkan (input) dan melaksanakan perencanaan strategis (strategic planning) perihal apa yang akan menjadi suatu kebijakan dari pemerintah.
Berhubung kemiskinan yaitu perkara yang kompleks, tentu penanganannya tidak bisa distrukturkan secara tersentralisir. Penanganan kemiskinan juga menuntut kepekaan sosiokultural. Dengan masih besarnya tingkat kemiskinan di masyarakat maka pemerintah harus lebih tanggap dalam mengatasi perkara ini. Karena menyerupai yang kita ketahui kemiskinan merupakan salah satu penyebab ketidakmakmuran masyarakat Indonesia. Dengan demikian kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah, harus berpihak pada kaum miskin biar mereka tidak semakin tertindas dengan perkara kemiskinan yang mereka hadapi. Selain itu harusnya pemerintah sanggup memperbanyak sector-sektor perjuangan angka pengangguran sanggup ditekan lantaran menyerupai yang kita ketahui pengangguran merupakan salah satu penyebab kemiskinan.
DAFTAR PUSTAKA
Safrudin. (2008). Persentase Kemiskinan. http://persentase/kemiskinan/diindonesia/sejak/1994/2010 .html (diakses tanggal 27 Desember 2012).
Alians. (2009). Pemerintah dan Kemiskinan. http://google/searche?/pemerintah/dan.kemiskinan/.com.html (diakses tanggal 27 Desember 2012).
Santoso, Djoko. (2007). Wawasan Kebangsaan. Yogyakarta. The Indonesian Army Press.
Riyadi, Slamet dkk. (2006). Kewarganegaraan Untuk SMA/ MA. Banyumas. CV. Cahaya Pustaka.
Pidarta, Prof. Dr. Made. (2004). Penyakit usang Negara. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Addiy. (2010). Definisi Kemiskinan. http://google/Definisi-kemiskinan-artikel.com.html (diakses 27 Desember 2012).
Weiz, Fajar. (2011). Artikel Sosiologi. https://kanntongilmudunia.blogspot.com//search?q=artikel-sosiologi
Saidihardjo & Sumadi HS. (1996). Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. ( Buku 1 ). Yogyakarta : FIP FKIP