Teori Distribusi, Pendapatan Dan Kemiskinan

Pada cuilan pembahasan perihal teori keseimbanagan umum (bab 13), berhasil dibuktikan secara teoritis kemampuan pasar persaingan tepat sebagai alat alokasi yang efisien. Dengan memakai menggunakan model pertukaran pareto, kita mendifinisikan bahwa proses alokasi yang efisien bila pertukaran tidak memungkinkan kedua pihak yang saling bertukaran sanggup saling meningkatkan kepuasanEfisiensi Versus Keadilan       
1.   Efisiensi Versus Keadilan
      Masalahnya yakni apakah alokasi yang efisien juga merupakan alokasi yang adil (equal). Untuk menjawab pertanyaan itu, kita menyebarkan model Pareto untuk menganalisis proses pertukaran antara kelompok kaya dan kelompok miskindan di suatu Negara. Kelompok miskin yakni kelompok A dan kelompok yang kaya yakni kelompok B. diasumsikan tingkat kesejahteraan sanggup dengan utilitas, makin tinggi tingkat kesejahteraan. Dengan itu sanggup dikontruksi kurva batas kemungkinana utilitas (utility possibilities frontier, UPF). Seperti Diagram 15.1 berikut ini.
      Kurva UPF menggambarkan tingkat pertukaran antara dua kelompok, dimana satu kelompok  (keLompok A) hanya sanggup menaikkan utilitasnya (better of) bila utilitas kelompok lainnya (kelompok B) diturunkan. Titik -titik sepanjang garis UaUb (titik D dan E, F) dalah lokasi - lokasi yang fisien. Titik-titik dibawah garis UaUb (titik H) tidak efisien, lantaran baik A maupun B masih sanggup meningkatkan utilitasnya ke garis Ua Ub).
Dari yang telah dipelajari sebelumnya, yakni kiprah pemerintah untuk memberdayakan pasar semoga utilitas masyarakat meningkat kebatas maksimun yang paling mungkin. Minimal ada empat tanggapan yang berbeda, dikaitkan dengan teori keadilan.
a.     Ajaran Egalitarian (Egalitarianism)
b.     Ajaran Rawlsian (Rawlsianism)
c.     Ajaran Utilitarian (utilitianism)
d.     Ajaran Orientasi Pasar
2.   Distribusi Pendapatan Dan Kekayaan
Sulitnya  mengukur keadilan dengan memakai konsep utilitas menjadikan ekonom menentukan distribusi pendapatan dan kekayaan (income and wealth distribution) sebagai alat distribusi alternatif. Kisah-kisah dalam masyarakat memperlihatkan bahwa orang kaya tidak selalu berbahagia (utilitas hidupnya rendah). Namun hingga batas tertentu distribusi pendapatan dan kekayaan membantu untuk bisa melihat masalah-masalah menasar dalam kehidupan masyarakat.
a.    Konsep Pendapatan (income)
Pendapatan yakni total penerimaan (uang dan bukan uang) seseorang atau suatu rumah tangga selama periode tertentu. Ada tiga proses pendapatan rumah tangga, yaitu:
1)     Pendapatan dari Gaji dan Upah
        Gaji dan upah yakni balas jasa terhadap kesediaan menjadi tenga kerja. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas, yaitu sebagai berikut:
a)     keahlian (skill)
b)     Mutu modal insan Human capital)
c)     Kondisi kerja (Working conditions)
2)     Pendapatan dari Aset Produktif (Transfer Payment)
        Aset produktif yakni aset yang menawarkan pemasukan atas balas jasa penggunaannya. Ada dua kelomok aset produktif. Pertama aset financial dan yang kedua aset bukan financial.
3)     Pendapatan dari PemerintahPayment)
        Pendapatan dari pemerntah atau penerimaan transfer (transfer payment) yakni pendapatan yang diterima bukan sebagai balas jasa atas input yang diberikan.
              
b.     konsep kekayaan (Wealth)
     kekayaan yakni nilai aset seseorang diukur pada satu waktu tertentu. Kekayaan merupakan konsep stock (stock concept). Pengertian aset disini yakni aset produktif dan aet tidak produktif (misalnya tanah dan mobil  yang dibiarkan menganggur).
     Harus dibedakan antara kaya dan berpedaatn tinggi. Seseorang berpendapatan tinggi, diukur dari total pendapatannya selama periode
tertentu, belum tentu kaya. Misalnya total penghasilan Ardi, SE, MBA yakni Rp7 juta perbulan. Untuk ukuran Indonesia penghasilannya itu relatif tinggi tetapi ia tidak memilii mobil, depositonya hanya beberapa juta rupiah dan belum mempunyai rumah sendiri.
     Sebaliknya orang kaya belum tentu berpenghasilan tinggi  Misalnya Bang Somad berusia 35 tahun yakni orisinil Betawi, tinggal didaerah karet kuningan, Jakarta selatan, yang merupakan tempat “segitiga emas” dijakarta. Dari ayahnya beliau memperoleh warisan berupa tanh 1.000 m persegi.
c.   Pendapatan Uang dan pendapatan Ekonomi (Money and Econoc Income)
     Pendapatan ekonomi yakni sejumlah uang yang sanggup digunakan oleh keluarga dalam suatu periode tertentu untuk membelanjakan diri tanpa mengurangi atau menambah aset neto.
     Pendapatan uang yakni sejumah uang yang diterima keluarga pada periode tertentu sebagai balas jasa atas faktor produksi yang diberikan.
d.   Kemiskinan (Poverty)
        Kemiskinan yakni kondisi dimana seseorang ataukeluarga tidak bisa memenuhi kebutuhan mendasarnya (makanan, pakaian, perumahan, pendidikan dan kesehatan). Definisi kemiskinan juga sanggup iperdebatkan dengan membandingkaan antar kelompok dalam suatu negara (perekonomian).
          Konsep yang digunakan untuk mengnalisis kemiskinan yakni kemiskinan absolute (absolute proverty). Alat ukurnya yakni garis kemiskinan adikara (poverty line), yang merupakan batas minimum tingkat pendapatan untuk suatu kelurga dianggap miskin. Angka ini memperlihatkan batas penghasilan minimun kemiskinan absolut. Angka ini juga digunakan untuk menentukan upah minimum provinsi (UMP).
     Tujuan perhitungaan kemiskinan dan jumlah keluarga yang berada di bawah garis kemiskinan yakni untuk merencanakan dan mengevaluasi kebijaksanaan-kebijaksanaan dan program-program perbaikan distribusi pendapatan. Tujuan lebih lanjut yakni memperbaiki kehidupan bangsa, melalui perbaikan kehidupan ekonomi.
e.     Penukuran Distribusi Pendapatan (Income Distribution)
     Pendapatan dianggap didistribusikan tepat bila setiap individu menerima cuilan yang sama dari output nasional dikuasai oleh sebagian agak kecil penduduk.
1)     Kurva Lorenz (The Lorenz Curve)
        Sumbu vertikal yakni presentase output nasional atau pendapatan nasional. Sumbu horizontal menggambarkan presentase jumlah keluarga. Sumbu horizontal membagi distribusi jumlah keluarga menjadi lima kelompok, masing-masin 20% kelompok keluarga paling miskin, hingga dengan 20% keluarga paling kaya.
        Pendapatan didistribusikan adil tepat bila 20% keluarga paling miskin menikmati 20% pendapatan nasional. 20% kelompok keluarga berikutnya juga menikmati 20% pndapatan nasional. Dengan demikian 40% kelompok keluarga menikmati 40% pendapatan nasional.
        Distribusi pendapatan dikaitkan makin memburuk bila garis lengkung kurva Lorenz makin menjauhi garis nasional. Diagram 15.2.b memperlihatkan distribusi pendapatan yang sangat buruk.
2)  Koefsion Gini (Gini Coeficiont)
      Koefision gini merupakan alat ketidakadilan distribusi pendapatan dengan menghitung luas  kurva Lorenz. Jika distribusi pendapatan tidak adil tepat luas kurva Lorenz meliputi seluruh segitiga B0D; angka koefision gini sama dengan satu.
f.  Pengukuran distribusi kekayaan Income Distribution)
                   Di negara kapasitas maju, alternatif individu untuk menyimpan kekayaannya     sangat beragam. Pengukuran distribusi kekayaan dilakukan dengan menghitung kelompok-kelompok mana saja yang paling menguasai jenis-jenis aset tertentu.
        Di negara yang belum maju menyerupai Indonesia, jenis kekayaan yang dimiliki   keluarga tidak sebanyak di negara maju. Umumnya kekayaan yang dimiliki oleh keluarga di Indonesia yakni tamnah dan rumah.
                   Karena sebagian besar penduduk Indonesia masih mengandalkan pendapatan dari sector pertanian, maka distribusi kekayaan yang relevan dibicarakan yakni distribusi kepemilikan lahan pertanian (sawah dan perkebunan).
3.  Redistribusi Pendapatan
      Tujuan redistribusi pendapatan yakni memperbaiki distribusi pendapatan. Menurut standar bank dunia, kalau 16% atau lebih pendapatan nasional dinikmati oleh 20%  penduduk paling miskin, distrbusi pendpatn dikatakan relatif  baik.
a.     Pajak progresif dan subsidi
      Alat yang digunakan untuk melakukan redistribusi pendapatan yakni pajak progresif dan subsidi.
      Sisitem pajak penghasilan yang yang progresif mempunyai nilai ganda.
1.     Sebagai sumber penerimaan pemerintah j
Jika pendapatan individu dan perusahaan meningkat, penerimaan pemerintah pun meningkat. Pendapata dari pajak juga digunakan untuk membiayai subsidi bagi masyarakat miskin.
2.     Mengendalikan harapan bekerja (mengendalikan sisi penawaran tenaga kerja).
      Diagram di atas memperlihatkan tarif pajak yang diatur sedeikian rupa, memaksa seseorang untuk mempunyai jam bekerja minimal untuk sanggup mempertahankan hidup (Hi).
      Subsidi sanggup dikatakan sebagai pajak negatif. Sebab bila pajak mengurangi pendapatan yang bisa dibawa pulang, subsidi justru menambah
Pendapatan.
      Di indonesia, pengeluaran pemerintah untuk subsidi relatif besar,
misalnya subsidi pendidikan, ksehatan dan materi bakar minyak (BBM).
b.   Pro-Kontra Redistribusi Pendapatan
      Tidak semua pihak baiklah dengan redistribusi pendapatan. Mereka yang menolak (kontra) kebijakan ini mempunyai alasan subsidi bahwa redistribusi pendapatan melalui pajak dan subidi akan menurunkan tingkat produksi dan produk dan produktivitas perekonomian, lantaran menurunnya efisiensi.
      Kelompok kontra juga melihat subsidi lebih banyak merugikan, bahkan sanggup memperburuk distribusi pendapatan. Contoh yang sanggup diambil di Indonesia yakni subsidi BBM (solar).

      Kelompok yang baiklah dengan (pro) kebijakan redistribus pendapatan mengakui adanya imbas negative menyerupai yang dijelaskan kelompok kontra.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel