Permodalan Koperasi Lengkap

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memperlihatkan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis sanggup menuntaskan makalah  dengan judul “Permodalan Koperas”  dengan mata kuliah " Ekonomi Koprasi". Tak lupa kami sebagai penulis mengahanturkan shalawat beserta salam kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memperlihatkan ajaran hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
                                                                                                                    
ini merupakan salah satu kiprah mata kuliah" Ekonomi Koprasi", tidak lupa penulis mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah memperlihatkan bimbingan serta isyarat selama penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Ciamis, Januari 2015
Penyusu

 
BAB I
PENDAHULLUAN
1.1. Latar Belakang
Koperasi dalam melaksanakan kegiatan perjuangan dan sebagai tubuh perjuangan sangat ditentukan terhadap besar kecilnya modal yang digunakan.sejak munculnya UU Koperasi no. 79 tahun 1958, no.12 tahun 1967 dan kini UU perkoperasian  no.25 tahun 1992 simpanan koperasi yaitu merupakan modal. Kalangan masyarakat awam pengertian modal koperasi disamakan dengan simpanan, sedangkan simpanan koperasi hanya mencakup simpanan pokok dan simpanan wajib.
Ada yang berpandangan bahwa istilah simpanan merupakan ciri khas koperasi indonesia. akan tetapi kekhasan tersebut tidak akan ada gunanya jikalau tidak mempunyai keunggulan dibanding yang lain. Namun justru sebaliknya kekhasan bisa menempatkan koperasi menjadi langsung yang susah berkompetisi atau bahkan tersisih dalam kancah dunia usaha. Tidak ada bahwa rumusan ICA Coorporative Identy Statement (ICIS : 1995) menempatkan koperasi dalam koperasi eksklusif. Koperasi harus berani tampil dalam lingkungan dunia perjuangan memperjuangkan ekonomi anggota yang berdampingan dengan dunia perjuangan lainnya. Baru mulai tahun 1992 ditegaskan bahwa perbedaan pengertian status modal koperasi, yaitu modal sendiri dengan modal pinjaman.                                                                                                
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas sanggup di ambil sebuah rumusan masalah, yaitu:
1. Apa pengertian dari modal koperasi?
2. Apa saja sumber dari permodalan koperasi?
3. Bagaimana jikalau ada SHU(sisa hasil usaha) dari sebuah koperasi?
4. Apa saja jenis dan bentuk dari koperasi?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Menjelaskan pengertian dari modal koperasi
2. Menjelaskan sumber-sumber dari permodalan koperasi

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Arti Modal Koperasi
Pengertian modal koperasi yaitu sejumlah dana yang akan dipakai untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan atau usaha-usaha dalam koperasi. Modal koperasi ini bisa berasal dari modal sendiri maupun pinjaman anggota ataupun lembaga, maupun surat-surat hutang. Modal terdiri dari 2 yaitu modal jangka panjang (Fasilitas Fisik) dan modal jangka pendek (Kegiatan Operasional).
2.2. Sumber - Sumber Modal Koperasi
1.                  Modal Dasar 
Tujuan utama mendirikan sebuah organisasi koperasi yaitu untuk mengakumulasikan potensi keuangan para pendiri dan anggotanya yang meskipun pada awalnya berjumlah kecil tetapi tetap ada.
2.      Modal Sendiri
      Modal sendiri terdiri dari:
a)      Simpanan Pokok
        Simpanan pokok yaitu sejumlah uang yang wajib disetorkan ke dalam kas koperasi oleh para pendiri atau anggota koperasi pada ketika masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak sanggup ditarik kembali oleh anggota koperasi tersebut selama yang bersangkutan masih tercatat menjadi anggota koperasi.
b)      Simpanan Wajib
         Konsekuensi dari simpanan ini yaitu harus dilakukan oleh semua anggota koperasi yang sanggup diubahsuaikan besar kecilnya dengan tujuan perjuangan koperasi dan kebutuhan dana yang hendak dikumpulkan, arena itu akumulasi simpanan wajib para anggota harus diarahkan mencapai jumlah tertentu semoga sanggup menunjang kebutuhan dana yang akan dipakai menjalankan perjuangan koperasi.
c)      Dana Cadangan
           Dana cadangan ialah sejumlah uang yang diperoleh dari sebagian hasil perjuangan yang tidak dibagikan kepad anggoya; tujuannya yaitu untuk memupuk modal sendiri yang sanggup dipakai sewaktu-waktu apabila koperasi membutuhkan dana secara mendadak atau menutup kerugian dalam usaha.
d)     Hibah
      Hibah yaitu bantuan, sumbangan atau pemberian cuma-cuma yang tidak mengharapkan pengembalian atau pembalasan dalam bentuk apapun. Siapa pun sanggup memperlihatkan hibah kepada koperasi dalam bentuk apapun sepanjang mempunyai pengertian ibarat itu; untuk menghindarkan koperasi menjadi tergantung dengan pemberi hibah sehingga sanggup mengganggu prinsip-prisnsip dan asas koperasi.
3.    Modal Pinjaman
     Modal pinjaman terdiri dari:
a)      Pinjaman dari Anggota
           Pinjaman yang diperoleh dari anggota koperasi sanggup disamakan dengan simpanan sukarela anggota. Kalau dalam simpanan sukarela, maka besar kecil dari nilai yang disimpan tergantung dari kerelaan anggota. sebaliknya dalam pinjaman, koperasi meminjam senilai uang atau yang sanggup dinilai dengan uang yang berasal dari anggota.
b)      Pinjaman dari Koperasi Lain
             Pada dasarnya diawali dengan adanya kolaborasi yang dibentuk oleh sesama tubuh perjuangan koperasi untuk saling membantu dalam bidang kebutuhan modal. Bentuk dan lingkup kolaborasi yang dibentuk bisa dalam lingkup yang luas atau dalam lingkup yang sempit; tergantung dari kebutuhan modal yang diperlukan.
c)      Pinjaman dari Lembaga Keuangan
            Pinjaman komersial dari forum keuangan untuk tubuh perjuangan koperasi menerima prioritas dalam persyaratan. Prioritas tersebut diberikan kepada koperasi bergotong-royong merupakan janji pemerintah dari negara-negara yang bersangkutan untuk mengangkat kemampuan ekonomi rakyat khususnya perjuangan koperasi.
d)     Obligasi dan Surat Utang
              Untuk menambah modal koperasi juga sanggup menjual obligasi atau surat utang kepada masyarakat investor untuk mencari dana segar dari masyarakat umum diluar anggota koperasi. Mengenai persyaratan untuk menjual obligasi dan surat utang tersebut diatur dalam ketentuan otoritas pasar modal yang ada.
e)      Sumber Keuangan Lain
              Semua sumber keuangan, kecuali sumber keuangan yang berasal dari dana yang tidak sah sanggup dijadikan daerah untuk meminjam modal.
2.3. Cadangan Koperasi
1.      Distribusi Cadangan Koperasi
Cadangan menurut UU No. 25/1992, yaitu sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil perjuangan yang dimasukkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan. Sesuai Anggaran Dasar yang menunjuk pada UU No. 12/1967 memilih bahwa25 % dari SHU yang diperoleh dari perjuangan anggota disisihkan untuk Cadangan , sedangkan SHU yang berasal bukan dari perjuangan anggota sebesar 60 % disisihkan untuk Cadangan. Banyak sekali manfaat distribusi cadangan, ibarat pola di bawah ini:
·         Memenuhi kewajiban tertentu
·         Meningkatkan jumlah operating capital koperasi
·         Sebagai jaminan untuk kemungkinan kemungkinan rugi di kemudian hari
·         Perluasan usaha
·         Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi
2.      Pengertian SHU
Menurut pasal 45 ayat (1) UU No. 25/1992, yaitu sebagai berikut :
a.   Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
b.    SHU sesudah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa perjuangan yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta dipakai untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
c.       Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota.
d.      Penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta jumlahnya ditetapkan oleh Rapat Anggota sesuai dengan AD/ART Koperasi.
e.   Besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi.
f.       Semakin besar transaksi (usaha dan modal) anggota dengan koperasinya, maka semakin besar SHU yang akan diterima.
3.      Dasar SHU
Beberapa isu dasar dalam penghitungan SHU anggota diketahui sebagai berikut:
a.       SHU Total Koperasi pada satu tahun buku
b.      Bagian (persentase) SHU anggota
c.       Total simpanan seluruh anggota
d.      Total seluruh transaksi perjuangan (volume perjuangan atau omzet) yang bersumber dari anggota.
e.       Jumlah simpanan per anggota
f.       Omzet atau volume perjuangan per anggota
g.      Bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota
h.      Bagian (persentase) SHU untuk transaksi perjuangan anggota
4.      Istilah-istilah Informasi dasar :
a.  SHU Total adalah SHU yang terdapat pada neraca atau laporan laba-rugi koperasi sesudah pajak (profit after tax)
b.    Transaksi anggota adalah kegiatan ekonomi (jual beli barang atau jasa), antara anggota terhadap koperasinya.
c.    Partisipasi modal adalah kontribusi anggota dalam memberi modal koperasinya, yaitu bentuk simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan usaha, dan simpanan lainnya.
d.   Omzet atau volume perjuangan yaitu total nilai penjualan atau penerimaan dari barang dan atau jasa pada suatu periode waktu atau tahun buku yang bersangkutan.
e.     Bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota yaitu SHU yang diambil dari SHU cuilan anggota, yang ditujukan untuk jasa modal anggota
f.   Bagian (persentase) SHU untuk transaksi perjuangan anggota adalah SHU yang diambil dari SHU cuilan anggota, yang ditujukan untuk jasa transaksi anggota.
                                             
5.      Rumus Pembagian SHU
a.     Menurut UU No. 25/1992 pasal 5 ayat 1 menyampaikan bahwa “Pembagian SHU kepada anggota dilakukan tidak semata-mata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi. Ketentuan ini merupakan perwujudan kekeluargaan dan keadilan”.
b.      Di dalam AD/ART koperasi telah ditentukan pembagian SHU sebagai berikut: Cadangan koperasi 40%, jasa anggota 40%, dana pengurus 5%, dana karyawan 5%, dana pendidikan 5%, dana sosial 5%, dana pembangunan lingkungan 5%.
c.       Tidak semua komponen di atas harus diadopsi dalam membagi SHU-nya. Hal ini tergantung dari keputusan anggota yang ditetapkan dalam rapat anggota.
d.      SHU Per anggota
SHUA = JUA + JMA
Di mana :  
SHUA   =  Sisa Hasil Usaha Anggota
                        JUA     =  Jasa Usaha Anggota
                         JMA    =  Jasa Modal Anggota   
e.       SHU per anggota dengan model matematika 

SHU Pa =   VA      x  JUA  x   Sa    x  JMA
                                    VUK                 TMS
      Dimana :
SHU Pa  =Sisa Hasil Usaha per Anggota
JUA      = Jasa Usaha Anggota
JMA     = Jasa Modal Anggota
VA       = Volume perjuangan Anggota (total transaksi anggota)
UK       = Volume perjuangan total koperasi (total transaksi Koperasi)
Sa        = Jumlah simpanan anggota
TMS    =Modal sendiri total (simpanan anggota total)
6.      Prinsip-prinsip pembagian SHU koperasi
a.       SHU yang dibagi yaitu yang bersumber dari anggota
Pada umumnya SHU yang dibagikan kepada anggota koperasi, bersumber dari anggota itu sendiri. Sedangkan SHU yang sifatnya bukan berasal dari transaksi dengan anggota intinya tidak dibagi kepada anggota, tetapi dijadikan sebagai cadangan koperasi. Dalam hal ini sebuah koperasi tertentu, bila SHU yang bersumber dari non anggota cukup besar, maka rapat anggota sanggup menetapkannya untuk dibagi secara merata selama pembagian tersebut tidak mengganggu likuiditas koperasi.
Pada koperasi yang pengelolaan dan pembukuannya sydah bai, pada umumnya terdapat pemisahan sumber SHU yang asalnya dari non-anggota. Oleh sebab itu, langkah pertama yang dilakukan dalam pembagian SHU yaitu melaksanakan pemisahan antara yang bersumber dari hasil transaksi perjuangan dengan anggota dan yang bersumber dari non-anggota.
b.   SHU anggota yaitu jasa dari modal dan transaksi perjuangan yang dilakukan anggota sendiri.
SHU yang diterima oleh setiap anggota intinya merupakan insentif dari modal yang diinvestasikannya dan dari hasil transaksi yang dilakukan anggota koperasi. Oleh sebab itu, dibutuhkan penentuan  proporsi SHU untuk jasa modal dan jasa transaksi perjuangan yang akan dibagikan kepada para anggota koperasi.
Dari SHU cuilan anggota koperasi, harus ditetapkan beberapa persentase untuk jasa modal, misalkan 30% dan sisanya sebesar 70% berarti dipakai untuk jasa usaha. Sebenarnya belum ada formula yang baku mengenai penentuan proporsi jasa modal dan jasa transaksi usaha, tetapi hal ini sanggup dilihat dari struktur pemodalan koperasi itu sendiri.
Apabila total modal sendiri yang dimiliki koperasi sebagian besar bersumber dari simpanan-simpanan anggota (bukan dari bantuan ataupun dana cadangan), maka disarankan semoga proporsinya terhadap pembagian SHU cuilan anggota diperbesar, tetapi tidak akan melebihi dari angka 50%. Hal ini harus diperhatikan untuk tetap menjaga huruf yang dimiliki oleh koperasi itu sendiri, dimana partisipasi perjuangan masih lebih diutamakan.
c.       Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan.
Proses perhitungan SHU per-anggota dan jumlah SHU yang dibagi kepada anggota harus diumumkan secara transparan dan terbuka, sehingga setiap anggota sanggup dengan gampang menghitung secara kuantitatif berapa besaran partisipasinya kepada koperasi. Prinsip ini intinya juga merupakan salah satu proses pendidikan bagi anggota koperasi dalam membangun suatu kebersamaan, kepemilikan terhadap suatu tubuh usaha, dan pendidikan dalam proses demokrasi. Selain itu juga untuk mencegah kecurigaan yang sanggup timbul antar sesama anggota koperasi.
d.      SHU anggota dibayar secara tunai.
SHU yang dibagikan per anggota haruslah diberikan secara tunai, sebab dengan demikian koperasi menerangkan dirinya sebagai tubuh perjuangan yang sehat kepada anggota dan masyarakat kawan bisnisnya.
BAB III
PENUTUP
1.       Kesimpulan
modal merupakan sejumlah dana yang akan dipakai untuk melaksanakan usaha-usaha koperasi. Dan Sumber modal koperasi diatur dalam undang-undang, yaitu UU No. 12 tahun 1967 dan UU No. 25 tahun 1992.
2.       Saran
Melalui pembuatan ini, maka penulis mengharapkan agar permodalan koperasi bisa berjalan dengan lancar dan lebih baik lagi. 
DAFTAR PUSTAKA

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel