Pembangunan Ekonomi Indonesia

KATA PENGANTAR

            Puji syukur tak henti-hentinya kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah menyampaikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menuntaskan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “PEMBANGUNAN EKONOMI”.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah Pembangunan Ekonomi ini. Kami menyadari bahwa yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna, oleh lantaran itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah kami ini.
            Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala perjuangan kita. Aamiin.


                                                                                       Bulukumba, 04 Maret 2015
                                                                                                                                                            
Tim Penyusun








DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR   i
DAFTAR ISI ii
BAB I   : PENDAHULUAN 1
A.    Latar Belakang 1
B.     Rumusan Masalah 1
C.     Tujuan dan Manfaat 2
BAB II  : ISI 3
1.      Pengertian Pembangunan Ekonomi 3
2.      Teori Pembangunan Ekonomi 5
3.      Perencanaan Pembangunan Ekonomi 10
4.      Kriteria Pengukuran Keberhasilan Pembangunan Ekonomi 12
5.      Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pembangunan Ekonomi 14
6.      Manfaat Pembangunan Ekonomi 15
7.      Pembangunan Ekonomi di Negara Sedang Berkembang 15
8.      Kebijakan dan Strategi Pembangunan 20
BAB III : PENUTUP 24
A.    Kesimpulan 24
B.     Saran 24
DAFTAR PUSTAKA 25





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang.
Selama ini banyak negara sedang berkembang telah berhasil memperlihatkan laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, tetapi masih banyak permasalahan pembangunan yang belum terpecahkan, seperti: tingkat pengganguran tetap tinggi, pembagian pendapatan tambah tidak merata, masih banyak terdapat kemiskinan absolut, tingkat pendidikan rata-rata masih rendah, pelayanan  kesehatan masih kurang, dan sekelompok kecil penduduk yang sangat kaya cenderung semakin kaya sedangkan sebagian besar penduduk tetap saja bergelut dengan kemiskinan, yang terjadi bukan trickle down tapi trickle up. Keadaan ini memprihatinkan, banyak andal ekonomi pembangunan yang mulai mempertanyakan arti dari pembangunan.
Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi merupakan dua istilah yang berbeda, sekalipun ada beberapa andal menyampaikan sama. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator dari keberhasilan pembanguanan ekonomi. Kaprikornus akan ada pertumbuhan ekonomi kalau ada pembangunan ekonomi dimana pembangunan ekonomi itu mengakibatkan perubahan-perubahan pada sektor ekonomi. Pendirian industri-industri gres dan meningkatnya kegiatan ekspor dan impor akan membawa perubahan dalam sektor industri dan sektor perdagangan. Sektor pertanian juga akan berubah melalui pembangunan di bidang sarana dan prasarana, menyerupai penambahan ruasa jalan.

B.     Rumusan Masalah.
Rumusan persoalan dalam penyusunan  makalah ini antara lain:
1.    Apakah pembangunan ekonomi itu?
2.    Siapa sajakah andal yang mengemukakan teori pembangunan ekonomi?
3.    Bagaimanakah perencanaan pembangunan ekonomi itu?
4.    Ada berapa factor yang terjadi pada ukuran keberhasilan pembangunan ekonomi?
5.    Faktor apa sajakah yang memengaruhi pembangunan ekonomi suatu negara?
6.    Apa saja manfaat pembangunan ekonomi?
7.    Bagaimanakah pengertian serta ciri-ciri dari negara sedang berkembang?
8.    Apakah tujuan dibuatnya kebijakan ekonomi?

C.    Tujuan dan Manfaat.
Tujuan kami membuat makalah mengenai “Pembangunan Ekonomi” ini yaitu guna memenuhi  kiprah mata pelajaran kami. Manfaat penulisan makalah ini yaitu untuk memperluas wawasan kami dan para pembaca perihal bagaimana pembahasan pembangunan ekonomi dari banyak sekali tokoh ekonomi, serta apa saja kelemahan dan faktor yang mempengaruhi pengembangan ekonomi.


BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Pembangunan Ekonomi.
Menurut Adam Smith pembangunan ekonomi merupakan proses perpaduan antara pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi (Suryana, 2000:55). Todaro (dalam Lepi T. Tarmidi, 1992:11) mengartikan pembangunan sebagai suatu proses multidimensional yang menyangkut perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap masyarakat, kelembagaan nasional maupun percepatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan ketidakmerataan dan pembatalan dari kemiskinan mutlak. Pembangunan ekonomi berdasarkan Irawan (2002:5) yaitu usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil perkapita.
Prof. Meier (dalam Adisasmita, 2005:205) mendefinisikan pembangunan ekonomi sebagai proses kenaikan pendapatan riil perkapita dalam suatu jangka waktu yang panjang. Sadono Sukirno (1985:13) mendefinisikan pembangunan ekonomi sebagai suatu proses yang mengakibatkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Definisi tersebut mengandung pengertian bahwa pembangunan ekonomi merupakan suatu perubahan yang terjadi secara terus-menerus melalui serangkaian kombinasi proses demi mencapai sesuatu yang lebih baik yaitu adanya peningkatan pendapatan perkapita yang terus menerus berlangsung dalam jangka panjang. 
Pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang mengakibatkan pendapatan perkapita penduduk meningkat dalam jangka panjang. Di sini terdapat empat unsur penting yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi.
a.       Pembangunan sebagai suatu proses.
Pembangunan sebagai suatu proses, artinya bahwa pembangunan merupakan suatu tahap yang harus dijalani olehsetiap masyarakat atau bangsa. Sebagai contoh, insan mulai lahir, tidak pribadi menjadi dewasa, tetapi untuk menjadi berilmu balig cukup akal harus melalui tahapan-tahapan pertumbuhan. Demikian pula, setiap bangsa harus menjalani tahap-tahap perkembangan untuk menuju kondisi yang adil, makmur, dan sejahtera.
b.      Pembangunan sebagai perubahan sosial.
Masyarakat sebagai pelaku dalam perubahan sosial dimana secara pribadi atau tidak pribadi perubahan sosial akan berdampak pada kelancaran pembangunan atau bahkan menghambat pembangunan di Indonesia.
c.       Pembangunan sebagai suatu perjuangan untuk meningkatkan pendapatan perkapita.
Sebagai suatu usaha, pembangunan merupakan tindakan aktif yang harus dilakukan oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan demikian, sangat dibutuhkan kiprah serta masyarakat, pemerintah, dan semua elemen yang terdapat dalam suatu negara untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan. Hal ini dilakukan lantaran kenaikan pendapatan perkapita mencerminkan perbaikan dalam kesejahteraan masyarakat.
d.        Peningkatan pendapatan perkapita harus berlangsung dalam jangka panjang.
Suatu perekonomian sanggup dinyatakan dalam keadaan berkembang apabila pendapatan perkapita dalam jangka panjang cenderung meningkat. Hal ini tidak berarti bahwa pendapatan perkapita harus mengalami kenaikanterus menerus. Misalnya, suatu negara terjadi musibah musibah ataupunkekacauan politik, maka mengakibatkan perekonomian negara tersebut mengalami kemunduran. Namun, kondisi tersebut hanyalah bersifat sementara yang terpenting bagi negara tersebut kegiatan ekonominya secara rata-rata meningkat dari tahun ke tahun.



2.      Teori Pembangunan Ekonomi.
Terdapat banyak andal yang mengemukakan teori pembangunan ekonomi, yaitu sebagai berikut.
a.      Friedrich List (1844)
Friedrich List sebetulnya yaitu seorang penganut paham Laissez faire yang beropini bahwa sistem atau paham ini sanggup menjamin alokasi sumber daya yang optimal. Dengan kata-kata lain perkembangan ekonomi hanya terjadi apabila dalam masyarakat terdapat kebebasan dalam organisasi politik dan kebebasan perorangan. Menurut Friedrich List perkembangan ekonomi yang sebetulnya tergantung kepada peranan pemerintah, organisasi swasta dan lingkungan kebudayaan masyarakat yang bersangkutan.
Friedrich List meneliti tahap-tahap pertumbuhan ekonomi dari segi perkembangan teknik produksi atau sikap masyarakat dalam berproduksi. Tahap-tahap tersebut adalah:
a)      Mengembara.
Ini yaitu bentuk kegiatan insan yang paling awal (primitif) dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (berproduksi). Produk yang dibutuhkan oleh masyarakat pada tahap ini yaitu materi makanan, yang terang merupakan suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi suatu kehidupan. Bila materi pangan di suatu daerah habis, maka mereka akan mencari yang lain di tempat yang lain pula dengan membawa serta binatang yang masih mereka miliki atau belum habis dimakan. Dengan demikian mereka mempunyai pola hidup mengembara dan dengan tingkat ketergantungan yang sangat tinggi kepada alam.
b)      Beternak.
Dalam perkembangan selanjutnya binatang yang mereka pelihara semakin banyak, baik lantaran berkembang biak maupun lantaran hasil tangkapan baru. Pengalaman dan kebiasaan ini secara perlahan pada kesannya menumbuhkan perjuangan peternakan.

c)      Pertanian.
Seiring dengan berjalannya waktu jumlah penduduk kian meningkat dan oleh lantaran itu kebutuhannya, khususnya kebutuhan akan materi pangan juga meningkat, sehingga diharapkan jumlah materi pangan yang semakin banyak pula. Dengan demikian jumlah materi pangan di suatu lokasi menjadi semakin cepat habis, dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Oleh lantaran itu pola hidup mengembara menemukan titik jenuhnya dan masyarakat tradisional tersebut terdorong untuk memikirkan cara produksi alternatif. Maka lama-kelamaan mulai dikenal kehidupan bercocok tanam (bertani) tradisional.Oleh lantaran pertanian dalam arti luas meliputi pula perjuangan peternakan, maka tahap ketiga ini disebut pertanian.
d)     Pertanian dan industri rumah tangga (manufaktur).
Dari sisi demand kebutuhan terhadap pangan terus meningkat terutama lantaran peningkatan jumlah penduduk. Dari sisi supply lahan pertanian yaitu tetap, kalaupun meningkat maka peningkatannya akan relatif kecil khususnya dibandingkan dengan peningkatan jumlah penduduk. Maka satu-satunya peluang penting untuk menyeimbangkan demand dan supply produk pertanian ini yaitu dengan memperbaiki teknologi pertanian sehingga menghemat pemakaian lahan.
e)      Pertanian, industri manufaktur dan perdagangan.
Dalam jangka panjang, secara alamiah masyarakat ternyata mencar ilmu dari pengalamannya, sehingga teknologi produksi, baik di sektor pertanian, maupun di sektor rumah tangga, dari waktu ke waktu terus diperbaiki. Jumlah produk yang dihasilkan semakin banyak, semakin bermacam-macam dan semakin canggih dan dengan cara yang semakin efisien.
b.      Bruno Hildebrand (1864)
Bruno Hildebrand mengkritik Friedrich List dan berdasarkan pengalaman Inggris ia menyampaikan bahwa perkembangan masyarakat atau ekonomi bukan lantaran sifat-sifat produksi atau konsumsi, tetapi lantaran perubahan-perubahan dalam metoda distribusi yang digunakan. Dia menganalisis proses pertumbuhan ekonomi dari segi evolusi alat-alat tukar, yaitu:
a)      Perekonomian barter
Perekonomian tukar barang (ditukarkan dengan barang), yaitu bentuk perekonomian pertukaran yang paling awal. Meskipun demikian dalam perekonomian modern berilmu balig cukup akal ini masih dijumpai tukar barang tetapi terwujudnya sudah lebih maju sesuai dengan perkembangan zaman. Dalam perekonomian barter, khususnya tukar barang yang tradisional barang-barang (atau jasa-jasa) dipertukarkan secara pribadi oleh kedua pihak.
Salah satu keterbatasan ssitem tukar barang yaitu bahwa perdagangan diantara kedua belah pihak hanya mungkin terjadi apabila keduanya saling membutuhkan barang yang dipertukarkan tersebut. Hal ini mengakibatkan jumlah dan ragam produk yang dipertukarkan menjadi sangat terbatas, sementara waktu dan biaya yang diharapkan untuk kegiatan pertukaran tersebut relatif besar.
b)      Perekonomian uang.
Dalam perekonomian ini, pertukaran dilakukan dengan memakai suatu media yang disbut uang. Namun demikian kegunaan uang lama-kelamaan juga mengalami perkembangan sehingga tidak hanya lagi sekedar alat tukar. Dalam kepustakaan teori ekonomi moneter dikenal 4 kegunaan uang berikut, dua yang pertama diantaranya sangat fundamental sedang dua lainnya merupakan tambahan, yaitu: (a) alat tukar, (b) alat penyimpan nilai/daya beli, (c) Satuan hitung, (d) Ukuran pembayaran masa depan (hutang piutang).

c)      Kredit
Dalam setiap transaksi selalu diharapkan sejumlah uang yang dalam kenyataan jumlahnya selalu terbatas.Sementara itu kebutuhan insan tidak terbatas yang berimplikasi kepada tidak terbatas pula kebutuhan terhadap uang.Dengan kata-kata lain uang merupakan hambatan dalam memaksimumkan kegiatan transaksi. Dalam kekerabatan ini, maka kredit terang merupakan suatu terobosan dalam mengatasi kelangkaan persediaan uang untuk transaksi. Pengenalan kredit akan memperlancar kegiatan transaksi, yang selanjutnya mendorong perkembangan produksi dan konsumsi yang dengan demikian berarti bagi pertumbuhan ekonomi.
c.       Karl Bucher (1893)
Karl Bucher mengemukakan analisisnya dengan mengacu kepada evolusi perekonomian di Jerman. Dia mencoba mensintesakan pendapat List dan Hildebrand dengan menyampaikan bahwa perekonomian tumbuh melalui 3 tahap, yaitu:
1)      Produksi untuk memenuhi kebutuhan sendiri (rumah tangga).
Pada tahap ini suatu rumah tangga memproduksi sendiri produk-produk yang mereka butuhkan, yang dengan demikian tidak terdapat perdagangan menyerupai yang banyak dikenal pada dikala sekarang.Unit-unit produksi dengan sendirinya juga merupakan unit-unit konsumsi. Dalam pada itu kebutuhan masyarakat terhadap barang-barang dan jasa-jasa masih sangat terbatas.Organisasi produksi hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup yang sangat pokok dengan memakai teknologi yang masih sangat sederhana.
2)      Perekonomian kota, dimana perdagangan sudah meluas.
Dalam tahap ini, perdagangan sudah meluas. Sebelumnya memang sudah terjadi juga perdagangan, tetapi skalanya masih sangat kecil dan mungkin hanya bersifat antar keluarga di suatu dusun, kampung atau pedesaan, dimana diantara para pelaku satu sama lain mungkin masih saling mengenal. Pasar (terutama dalam arti fisik) memang cenderung untuk berada di tempat yang relatif ramai, meskipun berlokasi di daerah pedesaan. Dengan semakin berkembangnya perdagangan, maka pasar akan semakin ramai pula, seingga lama-kelamaan bermetamorfosis suatu daerah yang disebut kota yang melahirkan perekonomian kota.
3)      Perekonomian nasional, dimana kegiatan produksi sudah berorientasi ke pasar (market oriented) yaitu barang diproduksi untuk dijual ke pasar.
Pada tahap ini produksi dan pertukaran sudah mengalami kemajuan selangkah lagi dimana hampir semua kegiatan ekonomi perkotaan dan pedesaan di suatu negara sudah semakin terintegrasi. Begitu pula batas wilayah kekuasaan antara satu negara dengan negara lainnya sudah semakin jelas.

            Teori Perkembangan Ekonomi Menurut W. W. Rostow.
Rostow yang berasal dari Texas University mengajukan lima tahap pertumbuhan ekonomi, yaitu:
a)      Masyarakat Tradisional.
Tahap ini yaitu tahap paling awal dari pertumbuhan ekonomi, yang menurut  Rostow mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a)        Kebiasaan-kebiasaan usang menentukan organisasi dan metoda produksi.
b)        Dampak sains teknologi terhadap kegiatan ekonomi relatif kecil.
c)        Masyarakat merasa tidak memerlukan perubahan.
Ketiga karakteristik utama ini satu sama lain saling berkaitan sehingga yang satu sering merupakan akhir bagi yang lain.
b)      Prakondisi untuk Take-off.
Tahap kedua yaitu tahap transisi dari tradisional ke take-off.  Pada tahap ini prasyarat-prasyarat untuk take-off dibangun atau tercipta. Di negara-negara Eropa Barat prasyarat-prasyarat ini diciptakan secara perlahan-lahan, yaitu sekitar simpulan kala XV dan awal kala XVI, yaitu pada waktu kala pertengahan berakhir dan kala modern dimulai.
c)      Periode Take-off.
Menurut Rostow waktu yang diharapkan dalam periode ini berkisar antara 20 hingga dengan 30 tahun. 
d)     Dorongan menuju kematangan (Drive to Maturity).
Tahap ini memperlihatkan adanya kematangan ekonomi, yaitu suatu periode ketika masyarakat secara efektif menerapkan teknologi modern terhadap sumber-sumber ekonomi.
e)      Konsumsi tinggi dan besar-besaran (High-mass consumption).

3.      Perencanaan Pembangunan Ekonomi.
Salah satu tujuan penting perencanaan ekonomi di negara sedang berkembang seperti negara kita, negara Indonesia yaitu untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi tersebut berarti perlu juga meningkatkan laju pembentukan modal dengan cara meningkatkan tingkat pendapatan, tabungan, dan investasi.
Peningkatan laju pembentukan modal pada Indonesia ini menghadapi banyak sekali kendala, salah satunya yaitu kemiskinan masyarakat Indonesia itu sendiri. Hal ini diakibatkan lantaran tingkattabungan yang rendah, tingkat tabungan rendah dikarenakan tingkat pendapatan rendah. Dankarena itu semua berakibat pada laju investasi, laju investasi juga rendah dan berpengaruh pada rendahnya modal dan produktivitas indonesia.
Tahapan Perencanaan Pembangunan:
a)    Penyusunan Rencana
b)   Penetapan Rencana
c)    Pengendalian Pelaksanaan Rencana
d)   Evaluasi Pelaksanaan Rencana
a)        Penyusunan Rencana
·         Penyiapan rancangan planning pembangunan yang bersifat teknokratik, menyeluruh, dan terukur.
·         Setiap Instansi Pemerintah menyiapkan rancangan planning kerja.
·         Partisipasi dan keterlibatan masyarakat untuk penyelarasan planning pembangunan.
·         Penyusunan rancangan simpulan perencanaan pembangunan.
b)     Penetapan Rencana
·      Penetapan planning menjadi produk aturan sehingga mengikat semua pihak untuk melaksanakannya.
·      RPJP Nasional-UU.
·      RPJP Daerah-Peraturan Daerah.
·      RPJM & Tahunan Nasional-PP.
·      RPJM & Tahunan Daerah-Perkada.
c)      Pengendalian Pelaksanaan Rencana
·      Untuk menjamin tercapainya tujuan dan target pembangunan.
·      Dilakukan oleh pimpinan Kementrian/Lembaga/SKPD.
·      Dihimpun dan dianalisis oleh Menteri/Kepala Bappeda hasil pemantauan pelaksanaan planning pembangunan.
d)     Evaluasi Pelaksanaan Rencana
·      Mengumpulkan dan menganalisis data dan informasi untuk menilai pencapaian sasaran, tujuan dan kinerja pembangunan.
·      Evaluasi dilakukan berdasarkan indikator dan kinerja meliputi input, output, result, benefit, dan impact.
·      Kementrian/Lembaga/SKPD wajib melaksanakan penilaian kinerja pembangunan yang terkait dengan fungsi dan tanggungjawabnya.



Dokumen Perencanaan
·         RPJP Nasional merupakan pembagian terstruktur mengenai dari tujuan dibentuknya pernerintahan Negara Indonesia yang tercanturn dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, dalam bentuk visi, misi, dan arah pernbangunan Nasional.
·         RPJM Nasional merupakan pembagian terstruktur mengenai dari visi, misi, dan acara Presiden yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, memuat taktik pembangunan nasional, kebijakan umum, acara Kementerian/Lembaga dan lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang meliputi citra perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam planning kerja yang berupa kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
·         Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) adalah sebuah masterplan yang diluncurkan pemerintah Indonesia pada tahun 2011. Dalam masterplan tersebut, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada kisaran tujuh hingga delapan persen per tahun mulai 2013. Hal itu bertujuan untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu Negara dengan ekonomi terbesar pada 2025. Masterplan ini meliputi investasi senilai USD 470 miliar yang sebagian besar akan ditawarkan kepada swasta melalui acara kolaborasi pemerintah dan swasta.

4.      Kriteria Pengukuran Keberhasilan Pembangunan Ekonomi.
Terdapat beberapa factor yang terjadi ukuran keberhasilan pembangunan ekonomi, yaitu sebagai berikut.
a.       Pendapatan Nasional
Tingkat pendapatan nasional yang tinggi membuktikan kapasitas produksi nasional yang tinggi. Hal ini berarti jumlah barang dan jasa yang dihasilkanbesar dan tingkat kesempatan kerja tinggi. Dengan demikian, pembangunan ekonomi sanggup dianggap berhasil.
b.      Pendapatan per Kapita
Keberhasilan pembangunan ekonomi sanggup juga diukur dengan pendapatan per kapita. Tinggi-rendahnya pendapatan per kapita sanggup menggambarkan sejauh mana kemampuan penduduk untuk mengonsumsi barang-barang hasil produksi. Pendapatan per kapita memberikanpetunjuk mengenai kemampuan yang dicapai oleh sebuah negara dalam memenuhi kebutuhan warganya.
c.       Distribusi pendapatan
Distribusi pendapatan yang merata juga merupakan ukuran yang penting. Jika hanya sebagian kecil penduduk yang berpenghasilan tinggi, sedangkan yang lainnya berpendapatan rendah, keberhasilan pembangunan belumlah sempurna. Distribusi pendapatan yang timpang atau tidak merata juga tidak bermanfaat bila ditinjaudari kemungkinan investasi lantaran penduduk berpenghasilan tinggi biasanya konsumtif.
d.        Peranan sektor industri dan jasa
Pada umumnya semakin besar kontribusi sektor industri dan jasa, maka akan semakin maju suatu negara. Atas dasar hal tersebut sanggup dikatakan bahwa besarnya proporsi donasi sektor industri dan jasa merupakan salah satu indikasi yang penting bagi tingkat kemajuan ekonomi.
e.       Kesempatan kerja
Apabila suatu negara bisa mempertahankan tingkat kesempatan kerja yang tinggi (full employment) berarti masyarakat bisa mempercepat laju perkembangan ekonominya. HaI ini sanggup dilihat dari meningkatnya investasi, meningkatnya lapangan kerja baru, dan berkurangnya pengangguran.
f.       Stabilitas ekonomi
Tingkat perekonomian yang stabil meliputi stabilitas tingkat pendapatan dan kesempatan kerja serta tingkat harga mempengaruhi pasar produk dalam negeri. Suatu negara dikatakan berhasil di dalam perkembangan ekonominya apabila bisa menjaga stabilitas ekonominya.
g.        Neraca pembayaran luar negeri
Pada umumnya setiap negara menginginkan agar neraca pembayarannya seimbang alasannya yaitu kalau neraca pembayaran mengalami defisit kuat terhadap dapat dipercaya negara tersebut. Apalagi bila neraca pembayaran mengalami surplus. Kondisi ini jauh lebih baik dibandingkan kondisi seimbang lantaran kuat terhadap kemajuan ekonomi negara tersebut.

5.      Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pembangunan Ekonomi.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut sanggup dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan faktor nonekonomi.
Faktor ekonomi yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diantaranya yaitu sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan keahlian atau kewirausahaan.
Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam menyerupai kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat memengaruhi pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan materi baku produksi. Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah materi mentah dari alam, menjadi sesuatu yang mempunyai nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses produksi).
Sumber daya insan juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada.
Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah materi mentah tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi lantaran barang-barang modal juga sanggup meningkatkan produktivitas.
Faktor nonekonomi meliputi kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat, keadaan politik, kelembagaan, dan sistem yang berkembang dan berlaku.

6.      Manfaat Pembangunan Ekonomi.
Dengan melihat tujuan pembangunan ekonomi yang telah diuraikan diatas, sanggup diuraikan manfaat pembangunan ekonomi yang dilakukan suatu negara. Adapula keuntungannya antara lain:
1)      Dengan adanya pembangunan ekonomi, kekayaan negara dan masyarakat akan meningkat.
2)      Masyarakat mempunyai kesempatan untuk mengadakan pilihan, baik untuk mengkonsumsi atau memproduksi.
3)      Memberikan kemampuan yang lebih besar kepada insan untuk menguasai alam dan mempertinggi kebebasan insan untuk melaksanakan banyak sekali tindakan.
4)      Dapat diperoleh suatu perhiasan kebebasan untuk menentukan kesenangan yang lebih luas.
5)      Pembangunan ekonomi sanggup mengurangi perbedaan antara kaum kaya dengan kaum miskin.

7.      Pembangunan Ekonomi di Negara Sedang Berkembang.
a.       Pengertian Negara Sedang Berkembang
Negara sedang berkembang yaitu sebuah negara dengan rata-rata pendapatan yang rendah, infrastruktur yang relative terbelakang, dan indeks perkembangan insan yang kurang dibandingkan dengan norma global. Istilah ini mulai menyingkirkan dunia ketiga, sebuah istilah yang dipakai pada masa Perang Dingin.
Perkembangan meliputi perkembangan sebuah infarstruktur modern (baik secar fisik maupun institusional) dan sebuah pergerakan dari sector bernilai tambah rendah menyerupai agrikultur dan pengambilan sumber daya alam. Negara maju biasanya mempunyai system ekonomi berdasakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan menahan sendiri.
Penerapan istilah negara berkembang keseluruh negara yang kurang berkembang dianggap tidak tepat bila kasus negara tersebut yaitu sebuah negara miskin, yaitu ngara yang tidak mengalami pertumbuhan situasi skonominya dan juga telah mengalami periode penurunan ekonomi yang berkelanjutan.
Dalam hal ini Indonesia termasuk dalam kategori Negara Sedang Berkembang. Hal itu dikarenakan di Indonesia masih rendahnya rata-rata riil pendapatan penduduk Indonesia, infrastruktur yang masih belum memadahi.
b.      Ciri-Ciri Negara Sedang Berkembang.
Ciri-ciri sedang berlembang berdasarkan Meir dan Baldwin, yaitu sebagai berikut:
1)   Produsen Barang-Barang Primer Negara sedang berkembang pada umumnya mempunyai struktur produksi yang terdiri dari materi pokok dan materi makanan. Sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian dan sebagian besar pendapatan nasional berasal dari sektor pertanian (primer). Sedangkan yang berkerja di sektor sekunder dan sektor tersier hanya sebagian kecil saja. Pemusatan pada kegiatan produksi di sektor primer ini disebabkan oleh adanya factor-faktor produksi tanah dan tenaga kerja yang relatif banyak di negara sedang berkembang. Oleh karenanya, sesuai dengan prinsip keunggulan komparatif dan biaya komparatif, maka negara-negara sedang berkembang lebih banyak memakai tanah dan tenaga kerja dalam kegiatan produksi mereka.
2)   Masalah Tekanan Penduduk Masalah tekanan penduduk sanggup berbentuk : pertama, adanya pengangguran di daerah perdesaan. Pengangguran ini disebabkan oleh sempitnya luas lahan disbanding jumlah penduduk yang bermukim disitu. Kedua, Pertumbuhan jumlah penduduk yang cepat. Hal ini disebabkan antara lain oleh menurunnya tingkat janjkematian dan semakin tingginya tingkat kelahiran di negara-negara sedang berkembang; dan ketiga, Tingkat kelahiran yang tinggi tersebut mengakibatkan amkin besarnya beban tanggungan orang tua, sehingga menurunkan tingkat konsumsi rata-rata. Keadaan tersebut disebabkan oleh tingkat produksi yang relatif tetap dan rendah.
3)   Sumber Daya Alam Belum Banyak Diolah Di negara-negara sedang berkembang, sumberdaya –sumberdaya alam belum banyak dimanfaatkan sehingga masih bersifat potensial. Sumber daya alam tersebut belum sanggup menjadi sumberdaya-sumberdaya yang riil lantaran kurangnya kapital, tenaga ahli, dan wiraswasta.
4)   Penduduk Masih Terbelakang Penduduk di negara-negara sedang berkembang relatif masih udik secara ekonomis. Hal ini berarti bahwa kualitas penduduknya sebagai factor produksi (tenaga kerja) rendah. Mereka masih merupakan factor produksi yang kurang efisien dan mobilitas kerjanya rendah baik secara vertical maupun horizontal.
5)   Kekurangan Kapital Kekurangan kapital ini bisa dijelaskan dengan memakai konsep bulat tak berujung pangkal (vicious circle). Kekurangan kapital disebabkan oleh rendahnya investasi, sedang rendahnya investasi disebabkan oleh rendahnya tingkat tabungan. Rendahnya tingkat tabungan disebabkan oleh rendahnya pendapatan, sedang rendahnya pendapatan lantaran tingkat produktivitas yang rendah dari tenaga kerja, sumber daya alam, dan kapital. Rendahnya produktivitas disebabkan oleh keterbelakangan penduduk, belum dimanfaatkannya sumber daya alam yang secara optimal, dan kurangnya kapital. Dengan kata lain, sanggup dikatakan bahwa negara itu miskin lantaran miskin.
6)   Orientasi Perdagangan Luar Negeri Negara sedang berkembang biasanya mengekspor komoditi-komoditi primer. Ekspor komoditi-komoditi primer tersebut kadangkala bukan berarti memperlihatkan adanya surplus dalam negeri, tetapi sebetulnya lantaran ketidakmampuan dalam mengolah komoditi-komoditi tersebut menjadi lebih berguna. 
c.       Masalah Pembangunan Ekonomi di Negara Sedang Berkembang.
a)      Kemiskinan.
Kemiskinan merupakan perwujudan keadaan serta kekurangan. Setiap negara memilik ukuran batas kemiskinan yang berbedadengan negara lain. Pemerintah Indonesia menyampaikan perhatian serius dalam menanggulangi persoalan kemiskinan yang dialami masyarakat. Dari tahun ke tahun pemerintah terus berupaya menurunkan jumlah dan persentase penduduk miskindengan banyak sekali cara, antara lain subsidi silang. Subsidi silang yang dilakukan pemerintah yaitu dengan tetapkan harga BBM untuk minyak tanah lebih rendah daripada bensin. Subsidi untuk bensin sedikit demi sedikit dikurangi dan nantinyadihilangkan sama sekali. Subsidi untuk minyak tanah masih dipertahankan supaya masyarakat berpenghasilan rendah mampumembeli minyak tanah.
b)      Keterbelakangan.
Masalah keterbelakangan sangat bekerjasama dengan persoalan kualitas sumber daya manusia. Disamping itu, masalahketerlebakangan sangat dekat hubungannya dengan rendahnya tingkat kemajuan dan pelayanan kesehatan, kurang terpeliharanya fasilitas-fasilitas umum, dan rendahnya disiplin masyarakat.Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, pemerintahan Indonesia berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia,misalnya dengan meningkatkan mutu pendidikan nasional. Persentase alokasi dana untuk pendidikan pada anggaran APBN setiap tahunnya ditingkatkan. Hal ini dimaksudkan untuk membantu sekolah yang kekurangan sarana dan prasarana belajar,seperti gedung sekolah yang rusak, buku-buku pelajaran yang kurang dan murid-murid yang memerlukan proteksi biaya sekolah.
c)      Pengangguran.
Masalah lain yang dihadapi negara berkembang dalam pembangunan ekonomi selain kemiskinan dan keterbelakangan, persoalan keterbatasan lapangan pekerjaan. Masalah pengangguran timbul karena ketimpangan an-tara jumlah angkatan kerja dan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia.
Hal ini biasa terjadi karena negara yang bersangkutan sedang mengalami masa transisi perubahanstruktur ekonomi dari negara agraris menjadi Negara industry. Negara berkembang, memiliki pertumbuhan penduduk yanglebih cepat daripada pertumbuhan kesempatan kerja. Untuk mengatasi persoalan pengangguran, pemerintahan melaksanakan pembinaan kerja sehingga tenaga kerja mempunyai keahlian sesuai denganlapangan kerja yang tersedia. Pelatihan kerja biasanya diselenggarakan oleh balai latihan kerja (BLK). Melalui programini diharapkan penerima pembinaan sanggup menyebarkan talenta dan keahlian untuk bekerja atau bahkan membuka perjuangan sendiri.
d)      Kekurangan Modal 
Kekurangan modal yaitu satu cirri setiap negara yang sedang mengalami proses pembangunan ekonomi. Kekurangan modal tidak hanya menghambat dalam percepatan pembangunan, tetapi juga menyebabkan kesukaran negara tersebut keluar darikemiskinan.Perkembangan zaman dan modernisasi perekonomian memerlukan modal yang besar. Negara berkembang mengalamikesulitan yang sama, yaitu kekurangan modal. Hal ini disebabkan tingkat tabungan dan tingkat pembentukan modal yangrendah.Untuk mengatasi kekurangan modal, pemerintah menarik investor, baik dari dalam maupun luar negeri. Misalnya BUMN memperlihatkan saham kepada investor supaya bersedia bekerjasama. Dengan meningkatkan investasi, diharapkan tabungan permintahan juga meningkat. Jika tabungan pemerintah meningkat, modal yang dikumpulkan pun akan lebih banyak.

e)      Ketidakmerataan hasil pembangunan
Masalah lain yang dihadapi negara berkembang yaitu melaksanakan pembangunan ekonomi yaitu persoalan pemerataan pendapatan. Contohnya di Indonesia, perekonomian yang sedang terkonsentrasi di kota-kota besar, terutama di pulau jawa. Sementara itu, dilihat dari hal hak penguasaan sector industry, perekonomian didominasi oleh kurang lebih 200 konglomerat. Hal ini disebabkansistem perekonomian yang terlau terpusat kepada negara sehingga potensi daerah kurang diperhatikan.

8.      Kebijakan dan Strategi Pembangunan.
Kebijakan ekonomi yaitu beberapa peraturan atau batasan-batasan di bidang ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Tujuan dibuatnya kebijakan ekonomi yaitu untuk meningkatkan taraf hidup atau tingkat kesejahteraan masyarakat. Selain kebijakan ekonomi diharapkan juga kebijakan nonekonmi, menyerupai kebijakan sosial yang menyangkut persoalan pendidikan dan kesehatan. Kebijakan ekonomi dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
1)      Kebijakan Mikro.
Kebijakan mikro yaitu kebijakan pemerintah yang ditujukan pada semua perusahaan tanpa melihat jenis kegiatan yang dilakukan oleh atau disektor mana  dan diwilayah mana perusahaan yang bersangkutan beroperasi.
Contoh kebijakan pemerintah :
a)      Peraturan pemerintah yang mempengaruhi pola kekerabatan kerja (manajer dengan para pekerja), kondisi kerja dalam perusahaan.
b)      Kebijakan kemitraan antara perusahaan besar dan perusahaan kecil di semua sektor ekonomi.
c)      Kebijakan kredit bagi perusahaan kecil di semua sektor dan lain-lain.
d)     Menetapkan harga minimum dan maksimum untuk melindungi produsen atau konsumen.
2)      Kebijakan Meso.
Kebijakan Meso di bagi menjadi 2 arti yaitu :
1.        Kebijakan ekonomi meso dalam arti sektoral yaitu kebijakan ekonomi yang khusus ditunjukan pada sektor-sektor tertentu. Setiap departemen pemerintah mengeluarkan kebijakan sendiri, yang bisa sama / berbeda, untuk sektornya. Kebijakan ini mencangkup keuangan, distribusi, produksi, tata niaga, sistem pengadaan materi baku, ketenagakerjaan, termasuk system penggajian, investasi, jaminan sosial bagi bekerja dan sebagainya.
2.        Kebijakan ekonomi meso dalam arti regional yaitu kebijakan ekonomi yang ditunjukan pada wilayah tertentu. Misalnya, kebijakan industri regional dikawasan timur Indonesia (KTI) yang menyangkup kebijakan industry regional, kebijakan investasi regional, kebijakan fiscal regional, kebijakan pembangunan infrastruktur regional, kebijakan pendapatan, dan pengeluaran pemerintah daerah,kebijakan distribusi pendapatan regional, kebijakan pendapatan, kebijakan perdagangan regional, dan sebagainya. Kebijakan ekonomi regional bisa dikeluarkan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
3)        Kebijakan Makro.
Kebijakan ini meliputi semua aspek ekonomi pada tingkat nasional, contohnya kebijakan uang ketat (kebijakan moneter). Kebijakan makro ini bisa mempengaruhi kebijakan meso (sektoral atau regional), kebijakan mikro menjadi lebih atau kurang efektif. Instrumen yang dipakai untuk kebijakan ekonomi makro yaitu tarif pajak, jumlah pengeluaran pemerintah melalui APBN, ketetapan pemerintah dan intervensi pribadi di pasar valuta untuk mempengaruhi nilai tukar mata uang rupiah terhadap valas. (Tulus Tambunan, 1996).

Untuk menjalankan kebijakan yang sudah dijelaskan tersebut harus disusun taktik tertentu. Berikut ini taktik pembangunan ekonomi di Indonesia.
1.      Mengembangkan koridor pembangunan ekonomi Indonesia dengan cara membangun pusat-pusat perekonomian di setiap pulau. Selain menyebarkan klaster industri berbasis sumber-sumber superior. Baik komoditas maupun sektor. Koridor pembangunan ekonomi Indonesia terbagi dalam empat tahap :
1)      Mengindentifikasikan pusat-pusat perekonomian, contohnya ibukota provinsi.
2)      Menentukan kebutuhan pengubung antara pusat ekonomi tersebut, menyerupai trafik barang.
3)      Validasi untuk memastikan sejalan dengan pembangunan nasional, yakni pengaturan area tempat tinggal dengan sistem infrastruktur serta fasilitas.
4)      Menentukan kekerabatan lokasi sektor fokus, guna menunjang fasilitas. Misalnya menghubungkan area pertambangan dengan daerah pemrosesnya.
2.      Memperkuat kekerabatan nasional baik secara lokal maupun internasional. Hal ini bisa mengurangi biaya transaksi, membuat sinergi antara pusat-pusat pertumbuhan dan menyadari perlunya akses-akses ke sejumlah layanan. Seperti intra dan inter-konektivitas antara pusat pertumbuhan serta pintu perdagangan dan pariwisata internasional. Integrasi ekonomi merupakan hal terbaik untuk mencapai laba pribadi dari konsentrasi produksi. Serta dalam jangka panjang, meningkatkan standar kehidupan.
Saat ini, acara ekonomi Indonesia terpusat di kota-kota, khususnya Jawa dan Sumatra. Fasilitas transportasi yang bisa mengakibatkan area industri tak menjangkau pelosok. Pada jangka pendek, proyek-proyek yang perlu dibangun di Jawa yaitu TransJawa, TransJabodetabek, kereta jalur dua, Tanjung Priok. Pembangunan tersebut diharapkan bisa berdampak pribadi mengurangi kemiskinan di Jawa yang melebihi 20 juta jiwa, dua kali populasi miskin Sumatra yang sekitar tujuh juta jiwa. Pembangunan infrastruktur di Jawa bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi.
3.      Mempercepat kapabilitas teknologi dan ilmu pengetahuan nasional atau Iptek. Selain tiga taktik utama ini, juga ada beberapa taktik pendukung menyerupai kebijakan investasi, perdagangan dan finansial. Beberapa elemen utama di sektor Iptek yaitu meningkatkan kualitas pendidikan termasuk pendidikan kejuruan tinggi serta pelatihannya. Meningkatkan level kompetensi teknologi dan sumber daya ahli. Peningkatan acara riset dan pengembangan, baik pemerintah maupun swasta, dengan menyampaikan insentif serta menaikkan anggaran. Kemudian menyebarkan sistem penemuan nasional, termasuk pembiayaannya. Saat ini, persoalan utama yang dihadapi yaitu kemampuan riset dan pengembangan yang dipakai untuk mencari solusi teknologi. Kemampuan pengguna untuk menyerap teknologi yang ada. Serta transaksi antara riset dan pengembangan sebagai pemasok solusi teknologi dengan penggunanya tak terbangun dengan baik. 














BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Menurut pengertiannya, pembangunan ekonomi merupakan upaya yang dilakukan oleh suatu negara dengan tujuan menyebarkan kegiatan ekonomi.  Keberhasilan pembangunan suatu negara terletak pada pelaku utama atau subjek dari acara pembangunan ekonomi itu sendiri. Pelaku utama tersebut yaitu masyarakat. Keberhasilan pembangunan ekonomi akan berakibat pada kesejahteraan masyarakat di dalam suatu negara lantaran dengan adanya pembangunan ekonomi, kekayaan negara dan masyarakat akan meningkat.

B.     Saran
Untuk mendukung keberhasilan suatu pembangunan ekonomi, suatu negara sebaiknya mengelola dengan baik sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya modal, serta keahlian atau kewirausahaan dan teknologi di negaranya.  Sumber daya insan sangat menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi melalui jumlah dan kualitas penduduk. Dengan mempunyai modal, sumber-sumber ekonomi yang potensial sanggup diubah menjadi sumber daya ekonomi rill. Dan dengan mempunyai kemampuan mengkoordinasi faktor produksi, pengetahuan, dan teknologi serta mengombinasikan faktor-faktor produksi sangat membantu perjuangan peningkatan produksi. 






DAFTAR PUSTAKA

·         http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2194028-pengertian-pembangunan-ekonomi-tujuan-pembangunan/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel