Kesehatan Tubuh Lengkap



BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu faktor utama yang sanggup menghipnotis kebugaran dan penampilan tubuh, serta  harta yang paling berharga yang tidak pernah bisa ditukar dengan apapun. Oleh lantaran itu setiap orang tentu mendambakan hidup sehat senang dan ingin selalu tampak sehat, bugar, penampilan yang anggun dan abadi muda, tidak lekas keriput lantaran menua. Hal tersebut sanggup dirasakan apabila kita pernah sakit. Olahraga dan kesehatan merupakan kebutuhan bagi setiap orang, lantaran semua orang pasti ingin sehat, tidak seorangpun yang  ingin sakit atau terganggu kesehatannya.
Olahraga tentunya merupakan suatu upaya insan untuk mencapai kesehatan, ini merupakan tujuan umum yang setiap ada disetiap benak manusia. Namun di samping tujuan secara umum di atas, tujuan khusus setiap orang dalam berolahraga pasti berbeda-beda. Namun tujuan ini sering di salah gunakan oleh kebanyakan orang. Sebagian orang sering memakai olahraga sebagai ajang uji keberanian hingga ada yang memakai olahraga sebagai media perjudian. 
Untuk itu didalam penulisan makalah ini kami akan mengulas sekelumit hal-hal yang mengenai tujuan olahraga yang bertujuan untuk meluruskan kembali atau mengembalikan kembali tujuan olahraga ini ke rel semula. Inilah hal yang menjadi salah satu latar belakang penulisan makalah ini yang kesemusanya itu tidak lain hanya untuk memperlihatkan manfaat bagi semua orang.

B.     Rumusan Masalah
Ø    Apa pengertian dan manfaat olahraga?
Ø    Apa yang dimaksud dengan kesehatan?
Ø    Bagaimana pentingnya olahraga dalam agama Islam?
Ø    Bagaimana Paradigma Al-Quran dan As-Sunnah wacana olahraga dan kesehatan?
Ø    Bagaimana pandangan ulama wacana olahraga?
Ø    Bagaimana relasi antara  kesehatan fisik dengan kesehatan  jiwa?
 
C.    Tujuan
ü    Mengetahui  pengertian dan manfaat olahraga
ü    Mengetahui  yang dimaksud dengan kesehatan
ü    Mengetahui pentingnya olahraga dalam agama Islam
ü    Mengetahui  paradigma Al-Quran dan As-Sunnah wacana olahraga dan kesehatan
ü    Mengetahui  pandangan ulama wacana olahraga
ü    Mengetahui  hubungan antara  kesehatan fisik dengan kesehatan  jiwa

D.    Manfaat
·                     Pembaca sadar akan pentingnya berolahraga
·                     Menambah wawasan wacana olahraga
·                     Memahami bahwa olahraga dianjurkan dalam agama islam

E.     Kegunaan
Kegunaan makalah ini yaitu untuk memenuhi kiprah kelompok Pendidikan Agama Islam II
 

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian dan Manfaat Olahraga

1.      Pengertian Olahraga
Pada Hakekatnya makna olahraga berdasarkan ensiklopedia Indonesia yaitu gerak tubuh yang dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan. Sedangkan dalam Webster’s New Collegiate Dictonary (1980), olahraga  yaitu ikut serta dalam kegiatan fisik untuk mendapat kesenangan, dan kegiatan khusus menyerupai berburu atau dalam olahraga pertandingan (athletic games di Amerika Serikat)
Menurut Cholik Mutohir olahraga yaitu proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau perjuangan yang sanggup mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan prestasi puncak dalam pembentukan insan Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.
Untuk klarifikasi pengertian olahraga berdasarkan Edward (1973), olahraga harus bergerak dari konsep bermain, games, dan sport. Ruang lingkup bermain mempunyai karakteristik antara lain;
a. Terpisah dari rutinitas
b. Bebas,
c. Tidak produktif
d. Menggunakan peraturan yang tidak baku

2.      Manfaat Olahraga
Manfaat berolahraga sanggup dilihat dari dua aspek. Salah satunya manfaat olah raga terhadap otak yang diungkapkan oleh Daniel Landers, profesor pendidikan olahraga dari Arizona State University , antara lain:
1.      Meningkatkan kemampuan otak. Latihan fisik yang rutin sanggup meningkatkan konsentrasi, kreativitas, dan kesehatan mental. Karena olahraga bisa meningkatkan jumlah oksigen dalam darah dan mempercepat pedoman darah menuju otak. Para hebat percaya bahwa hal-hal ini sanggup mendorong reaksi fisik dan mental yang lebih baik
2.      Membantu menunda proses penuaan. Riset membuktikan bahwa latihan sederhana menyerupai jalan kaki secara teratur sanggup membantu mengurangi penurunan mental pada perempuan di atas 65 tahun. Semakin sering dan usang mereka melakukannya makan penurunan mental kian lambat. Kabarnya, banyak orang mencicipi manfaat kegiatan itu sehabis sembilan ahad melakukannya secara teratur tiga kali seminggu. Latihan ini tidak harus dilakukan dalam intensitas tinggi. Cukup berupa jalan kaki di sekitar rumah.
3.      Mengurangi stres. Olahraga sanggup mengurangi kegelisahan. Bahkan lebih jauh lagi, bisa membantu Anda mengendalikan amarah. Latihan aerobik sanggup meningkatkan kemampuan jantung dan membuat Anda lebih cepat mengatasi stres. Aktivitas menyerupai jalan kaki, berenang, bersepeda, dan lari merupakan cara terbaik mengurangi stres
4.      Menaikkan daya tahan tubuh. Jika Anda senang melaksanakan olahraga meski tak terlalu usang namun sering atau usang namun dengan santai melakukannya, maka kegiatan itu bisa meningkatkan hormon-hormon baik dalam otak menyerupai adrenalin, serotonin, dopamin, dan endorfin. Hormon ini berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh. Studi yang dilakukan di Inggris memperlihatkan bahwa 83 persen orang yang mempunyai ganguan mental mengandalkan olahraga untuk meningkatkan mood dan mengurangi kegelisahan. Memperbaiki kepercayaan diri, umumnya semakin mahir seseorang dalam suatu jenis aktivitas, maka kepercayaan diri pun akan meningkat. Bahkan suatu riset membuktikan bahwa sampaumur yang aktif berolahraga merasa lebih percaya diri dibandingkan dengan teman-temannya yang tidak melaksanakan kegiatan serupa.

B.     Pengertian dan Manfaat Kesehatan

1.      Pengertian Kesehatan
Menurut definisi yang dirumuskan oleh WHO, kesehatan yaitu sebagai : ”a state of complete physical, mental and social well being and not merely the absence of disease or infirmity“. (WHO, 1948), yaitu keadaan sejahtera fisik, mental, social tanpa ada keluhan sama sekali (cacat atau sakit). Dalam UU RI Nomor 23 tahun 1992 kesehatan juga dinyatakan mengandung dimensi mental dan social : “Kesehatan yaitu keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi “.
Pengertian lain, kesehatan yaitu keadaan seimbang yang dinamis, dipengaruhi faktor genetik, lingkungan dan pola hidup sehari-hari menyerupai makan, minum, seks, kerja, istirahat, hingga pengelolaan kehidupan emosional. Status kesehatan tersebut menjadi rusak bila keadaan keseimbangan terganggu, tetapi kebanyakan kerusakan pada periode-periode awal bukanlah kerusakan yang serius jikalau orang mau menyadarinya.

2.      Manfaat Kesehatan
Dan manfaat olahraga terhadap kesehatan tubuh itu sendiri  juga sudah dijelaskan dalam UU No. 23 tahun 1992 wacana Kesehatan ( olah raga kesehatan bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan), antara lain:
1.      Peningkatan
Meskipun orang itu bebas penyakit belum tentu orang itu sehat, dengan mengukur beban latihan yang di berikan pada seseorang, maka kebugaran sanggup di penjabaran menjadi sangat kurang. Latihan fisik yang teratur dan terukur di sertai gizi yang cukup akan meningkatkan kebugaran seseorang. Kebugaran ini ditandai olah daya tahan jantung, otot, kelenturan tubuh, komposisi tubuh, kecepatan gerak, kelincahan, denyut nadi. Latihan selalu di monitor supaya tidak melebihi denyut yang di perbolehkan antara72-87%  dari denyut yang maksimal.
2.      Pencegahan      
Olahraga sanggup mencegah dampak negatif dari hopokenisia [kurang gerak], memperlambat proses penuaan, memperlancar proses kelahiran pada perempuan kehamilan.
3.      Pengobatan
Membantu proses penyembuhan pada penyakit jantung, kencing manis, rematik, asma, kropos tulang, dll. Peredaran darah orang yang berolahraga lebih lancar, sehingga racun yang menumpuk di tubuh cepat di keluarkan.
4.      Pemulihan
Penyandang cacat, kerusakan otak, tuna rungu, epilepsi dan lain-lain membutuhkan olahraga yang sesuai dengan keadaan yang di penderita. Apabila penyandang cacat ini tidak melaksanakan olahraga maka cacatnya akan bertambah lantaran terjadi kekurangan gerak, otak menjadi lemah sehingga gampang timbul penyakit-penyakit, jantung, ginjal, saluran darah dll. Selain itu olahraga bagi penyandang cacat juga sangat di perlukan untuk menghilangkan anggapan masyarakat bahwa mereka tidak bisa berbuat apa-apa.

C.    Paradigma Al-Quran dan As-Sunnah wacana olahraga dan kesehatan

Perlindungan itu tentunya tidak sanggup diperoleh sacara tepat kecuali bagi mereka yang mengindahkan pentunjuk-petunjuk-Nya. Maka kata ‘afiat sanggup diartikan pula sebagai berfungsinya anggota tubuh insan sesuai dengan tujuan penciptaanya. Jika sehat di artikan sebagai keadaan baik bagi segenap anggota badan, maka agaknya sanggup dikatakan bahwa mata yang sehat yaitu mata yang sanggup melihat maupun membaca tanpa santunan kacamata. Tetapi, mata yang ‘afiat yaitu yang sanggup melihat dan membaca objek-objek yang bermanfaat serta mengalihkan pandangan dari objek-objek yang bermanfaat serta mengalihkan pandangan dari objek-objek yang terlarang lantaran itulah fungsi yang diharapkan dari penciptaan mata.
Nikmat dari Allah sangat berlimpah tidak terkira : ”Maka jikalau kau mau menghitung nikamat Allah, niscahaya kau tidak akan sanggup menghitungnya” (QS An Nahl :18). Dan diantara nikmat yang sangat berharga dan tidak ternilai itu yaitu nikmat kesehatan. Berapa harga mata, indra pendengaran, ginjal, jantung atau hati? Maukah kau menukar mata dengan kekayaan dunia beserta isinya? Dr. Harold J. Morovitz pernah iseng-iseng menaksir harga fisik tubuh insan beserta kelengkapanya organ-organnya. Menurutnya bila seseorang berbobot 60 kg maka nilai tubuhnya berkisar US$ 6 juta atau 60 milyar rupiah (jika kurs US$ 1 = Rp 10.000).
Begitu mahalnya insan sehingga Al- Qur’an menegaskan bahwa harga satu orang insan sama dengan seluruh kehidupan umat insan (QS Al-Maidah : 32). Demikian besarnya nikmat kesehatan ini, sehingga dalam sebuah Hadist, Nabi SAW menggandengkan dua nikmat yang sangat besar bagi insan yaitu nikmat kepercayaan dan kesehata : “Sesungguhnya insan tidak diberi yang lebih baik di dunia daripada keyakinan dan kesehatan maka mohnlah keduanya kepada Allah SWT”. (HR Ahmad). Dalam Hadist tersebut Rasullah SAW merangkaikan persyaratan fundamental untuk memperoleh kesejahteraan dunia dan kesejahteraan bagi kehidupan akhirat.
Iman yaitu dasar untuk sanggup selamat dalam menempuh hidup ini dan “terutama untuk kehidupan sehabis mati” lantaran hanya imanlah satu-satunya yang mengarahkan pandangan bahwa harapan kesuksesan hidup jangan sebatas pengalaman  teresterial duniawi tapi juga harus menembus sekat-sekat alam fisis ketika kelak kita memasuki pengalaman transcendental ketika mati nanti. Sedang kesehatan yaitu basis fisik meraih kesejahteraan hidup di dunia ini, kerena  betapapun banyak nikmat yang dimiliki menjadi tidak bermakna bila seseorang jatuh sakit. Rasullah menyampaikan : “Orang yang memasuki pagi hari dengan kesehatan yang baik, kondusif ditempat kediamannya dan mempunyai makanan harianya, maka seolah-olah seluruh kehidupan dunia initelah di anugerahkan kepadanya “, (HR At-Turmudzi).
Para ulama Salafusshaleh menyatakan bahwa ayat yang berbunyi : “Kemudian sungguhh kalian akan dimintai pertanggungjawaban wacana kenikmatan (yang kalian rasakan didunia ini),” (QS At Takatsur :8), juga mengisyaratkan wacana kesehatan. Seperti kata Soraya Susan Behbehani : “Tubuh harus dirawat lantaran ia yaitu cetakan bagi kehidupan dan jiwa ada di dalamnya ; semacam kerang yang mengandung mutiara yang sedang tumbuh, tanpa kerang tidak akan ada mutiara”.
Simpul-simpul pemeliharaan kesehatan dalam Islam terletak pada kehidupan yang bersih, aktif, tenang, moderat, adil, porposional, seimbang dan alami. Jangan melaksanakan sesuatu dengan mengabaikan kebutuhan diri. Rasullah SAW menegur beberapa sahabatnya yang bermaksud melampui batas, bersifat eksterm dan berlebih-lebihan dalam ibadah, menyerupai dalam sabdanya : “sesungguhnya badanmu mempunyai hak atas dirimu”. Ketika ada seorang shabat yang berazam akan berpuasa terus menerus, shalat tahajud sepanjang malam penuh sehingga kebutuhan jasmaninya terabaikan, Nabi malah menyampaikan “Sesungguhnya saya mengawini wanita, memakan daging, saya tidur, bangkit (shalat malam), puasa dan berbuka. Siapa yang tidak menyukai sunnahku maka ia bukan dari umatku.”
Sayyidina Ali r.a menyampaikan : “hiburlah hatimu, kerena bila ia lelah , hati cenderung menjadi buta”. Siapapun kita telah ditegaskan oleh Allah bahwa kita tidak dituntut melaksanakan sesuatu diluar batas kemampuan kodrat kita :”Allah tidak membebani seseorang malainkan sesuai dengan  kadar kemampuanya” (QS Al Baqarah : 286). Perintah-perintah dalam ibadah selalu proposional dengan menjaga keseimbangan kebutuhan materil dan spiritual.

D.    Pandangan Ulama Tentang Olahraga
Syekh Abdurrahman As Sa’di Rahimahullah menulis dalam kitabnya yang indah: Ar-Riyadhah An-Nadhirah pada kepingan ke-27 wacana olahraga yaitu latihan dan melatih hal-hal yang bermanfaat pada masa kini atau yang akan tiba dan melatih dengan cara yang bermanfaat dan dengannya kita mendapat tujuan yang baik. Ada tiga macam olahraga:
1.      Olahraga badan,
2.      Olahraga akhlaq,
3.      Olahraga otak.
Secara singkat sanggup dikatakan bahwa kesempurnaan insan yang kita maksudkan darinya kekuatan jasmaninya untuk menuntaskan aneka macam urusan, dan menyempurnakan sifatnya untuk hidup dengan baik bersama Allah SWT dan sesama makhluk. Agar seseorang mendapat ilmu yang bermanfaat, dan dengan demikian sempurnalah seorang hamba, dan kekurangan sesungguhnya terjadi lantaran hilangnya salah satu dari ketiga atau dua dari ketiga hal tersebut di atas.
Ketiga hal tersebut telah dianjurkan oleh agama dan akal. Kalau seandainya hanya dengan dalil syar’i logika yang besar, yang mana aturan mempunyai tujuan-tujuan, dan sesuatu yang dengannya tercapai perintah-perintah yang lain maka hal tersebut menjadi wajib dan diperintahkan, baik hal tersebut wajib atau sunnah,sungguh telah cukup sebagi dalil dan bukti akan perhatian kita terhadap olah raga dan jenis-jenisnya.
Adapun olah raga tubuh maka  menguatkannya  dengan gerakan yang bermacam-macam, berjalan kaki, menunggang kuda, dan segala jenis gerakan yang beragam, dan setiap kaum mamiliki adat yang tidak ada perbedaan dalam istilah kalau tidak ada yang  diperingatkan.
Jika kita memperhatikan perintah syari’at pada gerakan-gerakan tubuh pasti kita tahu bahwa itu sudah cukup dari yang lainnya. Gerakan-gerakan dalam bersuci dan shalat dan berjalan untuk ibadah, khususnya jikalau hamba tersebut menikmati ibadah tersebut, dan gerakan-gerakan dalam haji dan umrah dan jihad yang beragam, serta gerakan-gerakan dalam berguru dan mengajar dan latihan dalam berbicara, menulis, dan bermacam-macam hasil pembuatan, dan abjad kesemuanya masuk dalam olah raga tubuh, dan berbeda manfaat olah raga tubuh lantaran perbedaan tubuh-tubuh serta kuat dan lemahnya, serta rajin dan malasnya, dan kapan kita melatih dengan berolahraga tubuh pasti akan menguat anggota tubuh yang lain dan bertambah lincah dan gerakannya gampang serta bertambah rajin dan kekuatannya semakin baik sehingga dia bisa membantu dalam urusan-urasan yang bermanfaat, lantaran olah raga tubuh dimaksudkan untuk menjadi penolong bagi dirinya dan orang lain.
Apabila tubuh sudah kuat dan gerakannya maka logika bertambah kuat dan bertambah rajin serta berkurang penyakit dan olah raga mengakibatkan terpenuhinya kebutuhan terhadap obat yang dibutuhkan dan sangat dibutuhkan bagi orang yang tidak pernah olahraga.
Kita seharusnya tidak menjadikan olahraga tubuh sebagai tujuannya dan maksud utama sehingga menghabiskan waktunya dan hilangnya tujuan yang bermanfaat baik bagi agama dan dunianya, sehingga kita merugi dengan kerugian  yang besar sebagimana kebanyakan orang yang tidak punya tujuan mulia, akan tetapi tujuan mereka hanya mengikuti hewan saja, dan tujuan menyerupai ini sangat hina dan tidak akan membekas.
Dan adapun olahraga sikap maka sungguh sangat sulit dan berat bagi jiwa, namun dia gampang bagi siapa yang Allah SWT mudahkan untuknya, dan keuntungannya sangat banyak dan tidak terbatas. Demikian itu lantaran kesempurnaan seorang hamba yaitu dengan berakhlaq yang baik terhadap Allah, kepada makhluk-Nya, untuk mencapai cinta Allah dan makhluk-Nya, serta untuk mendapat ketenangan dan ketentraman dengan hidup yang mulia.
Cabang-cabangnya sangat banyak. akan tetapi pola tersebut seorang hambah harus melatih dirinya untuk menjalankan segala perintah Allah yang wajib atasnya,dan menyempurnakannya dengan amalan sunnah yang dilakukan dengan penuh muraaqabah, dan ihsan sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW wacana tafsir ihsan dalam ibadah kepada Allah SWT. yaitu: ”Engkau beribadah kepada Allah SWT seperti melihat-Nya dan kalaupun tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu,” maka hendaknya seorang hambah menghitung dirinya
Untuk menjalankan dengan tepat atau yang mendekatinya, supaya bisa melengkapi kekurangan dalam hal fardlu, dan bersungguh-sungguh untuk menjalankannya sesempurna mungkin,dan setiap kali dia melihat dirinya mulai lemah dan tidak semangat maka dia berusaha untuk bersungguh-sungguh dan menghitungnya dan dia tahu bahwa hal ini telah dimudahkan dengannya,dan dia berusaha untuk melengkapi keikhlasan yang merupakan pokok setiap amal.
Maka suatu amal yang mengakibatkan kita terpanggil untuk mengerjakannya dan menyempurnakannya lantaran Allah SWT dan mengharap ridho-Nya dan mendapat pahala disisi-Nya, maka amal tersebut diterima baik sedikit atau banyaknya,dan tujuannya yaitu sangat mulia,dan keuntungannya sepanjang masa,maka tatkala dia melihat dirinya berbuat kesalahan dia akan tetap menjalankan amalnya dengan jalan yang benar. Jika gerakan, perbuatan dan perkataan semuanya nrimo lantaran Allah, mengharapkn pahala dan keutamaan-Nya, maka seorang hamba senantiasa membiasakan dirinya dengan amal tersebut hingga keikhlasan menjadi hal yang biasa baginya, dan senantiasa di Muraqabah Allah SWT yaitu keadaannya dan sifatnya, maka dengan demikian dia menjadi orang-orang yang nrimo sekaligus muhsin,dan menjadi gampang baginya mengerjakan ketaatan, bahkan menjadi tidak mungkin baginya mengalami kesulitan dalam beribadah,dan itu merupakan keutamaaan yang Allah berikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki.
Dia juga membiasakan dirinya berakhlak yang mulia  sesama makhluk  dengan perbedaan kedudukan mereka, maka dia mencintai anak kecil, menghormati orang tua, memuliakannya, membantu orang yang terhina. Dia memaafkan siapa yang menyakitinya, dan dia berikan santunan kepada orang yang kikir kepadanya, serta berbuat baik kepada siapa yang berbuat jahat kepadanya baik dengan perkataan atau pun perbuatan dan dia mengikuti perintah Allah dalam firman-Nya: ”Maka hendaklah kau menolak dengan baik,  apabila ada permusuhan antara kalian berdua, anggaplah dia sebagai sahabat yang paling dekat. Sungguh sorga itu tidak dimasuki kecuali oleh orang-orang yang sabar dan orang-orang yang memperoleh nasib yang baik.”
Allah SWT  menjelaskan bahwa akhlaq yang baik yaitu nasib yang sangat besar dan tdak diberikan taufik kecuali orang-orang yang sabar dan melatih diri mereka dan ridho dengan tetap baerakhlak yang baik,dan dia membiasakan bersifat dengannya,maka membiasakan sesuatu bagi setiap insan yaitu hal yang bisa terjadi, baik perkataan atau perbuatan, dan bersabar  merupakan penolong yang besar mendapat taufik dalam  menjalankan etika yang mulia ini, dan juga membiasakan dirinya dengan menasehati sesama makhluk dengan perkataan dan perbuatannya dan seluruh tingkah lakunya. Karena sesungguhnya nasehat yaitu puncak kebaikan bagi makhluk dan dia merupakan agama yang hakiki, dan dia juga senantiasa membiasakan sifat benar, adil, dan menyamakan antara yang nampak dan tidak.
Maka olahraga ini  tidak akan terealisasi semua hak-hak Allah dan hak hamba-Nya kecuali dengannya, dan setiap urusan dari aneka macam urusan membutuhkannya, lantaran jiwa selalu mencicipi kemalasan, dan tidak gampang dalam menjalankan kebaikan, maka ia harus bersungguh-sungguh dalam memperbaiki keadaannya.
Adapun olah raga otak adalah  menyibukannya dengan ilmu-ilmu yang bermanfaat dan banyak memikirkan ilmu tersebut dan memulai dengan hal yang gampang bagi seseorang. Kemudian meningkat lebih tinggi, dan membiasakan otak supaya tetap dengan ilmu yang benar dan murni, dan membersihkannya dari ilmu yang rusak dan dusta dan hal-hal yang tidak bermanfaat, maka jikalau kita terbiasa dengan ilmu yang benar dan bebas dari selainnya,maka sungguh dia telah berjalan dengan pikiranya dan otaknya pada jalan yang bermanfaat, hendaknya dia tetap memperbanyak berpikir dan merenung sebagaimana yang Allah SWT menganjurkannya dalam Al-Quran.
Yang paling bermanfaat untuk melatih otak yaitu membaca firman Allah SWT dan Sabda Nabi SAW, karena sesungguhnya di dalamnya yaitu obat, petunjuk, secara global dan terperinci, di dalamnya ilmu yang paling tinggi dan bermanfaat dan paling banyak maslahatnya bagi hati, agama, dunia dan akhirat.
Memperbanyak mentadabburi Al-Quran dan sunnah merupakan hal yang paling utama secara mutlak, dan dengannya akan terbuka pikiran, dan meluas pemikiran dan pengetahuan yang benar, dan otak yang benar, tidak akan hingga kepada hal tersebut kecuali dengannya, dan demikian pula memikirkan apa yang Allah SWT perintahkan untuk memikirkannya menyerupai penciptaan langit dan bumi dan apa yang di antara keduanya dari makhlik-makhluk.
Dengan hal tersebut kita bisa memperkuat tauhid, kenabian dan bukti-bukti hal itu.dan supaya kita bisa mengeluarkan darinya darinya manfaat-manfaat bagi insan baik agama maupun dunia mereka.maka siapa yang membiasakan dirinya untuk memikirkan hal-hal ini maka tidak diragukan lagi bahwa akalnya akan berkembang,dan luas pemahamnnya dan tajam pemikirannya,dan siapa yang meninggalkan tafakur  akan bekulah otaknya dan dia akan dikuasai oleh pemikiran yang tidak berharga dan tidak menghilangkan lapar, bahkan bahayanya lebih besar dari pada manfaatnya.
Dari  pemikiran-pemikiran yang bermanfaat yaitu dengan memikirkan nikmat-nikmat Allah SWT, yang khusus bagi hamba dan umum, dengan demikian hamba tersebut akan mengetahui bahwa seluruh nikmat yaitu dari Allah SWT, dan sesungguhnya tidak ada yang mendatangkan kebaikan kecuali Allah SWT, dan sungguh tidak ada yang sanggup menolak keburukan dan kejahatan kecuali Allah SWT, dan dengan demikian didapatkan cinta Allah, dan dengannya hamba sanggup menimbang antara nikmat dan  musibah, sungguh tidak ada bandingannya dari aneka macam sisi,bahkan petaka tersebut yaitu kepingan dari hak seorang mukmin yang menjalankan tugasnya.
Sabar yaitu nikmat Allah SWT, maka setiap apa yang menimpa seorang mukmin yaitu baik baginya, lantaran dia berjalan dengan keimanannya, dan bersamanya di setiap keadaannya, dan inilah bunga keimanan yang utama. Demikian pula, pemikiran yang paling bermanfaat yaitu memikirkan kekurangan diri sendiri, dan kekurangan amal. Berusahalah memikirkannya, kemudian berusaha menghilangkan kekurangan-kekurangn tersebut, maka dengan begitu akan sucilah perbuatan  dan sempurnalah kedaannya. Semoga Allah SWT memperlihatkan taufik kepada kita.

E.     Hubungan Antara  Kesehatan Fisik Dengan Kesehatan  Jiwa
Pada dasarnya insan terdiri dari dua subsistem yaitu psikis (jiwa atau mental) dan fisik (soma atau badan). Kedua subsistem yang menyatu pada insan ini tidak sanggup dipisahkan satu dan yang lainnya. Jika salah satu mengalami gangguan maka akan kuat pada kepingan yang lain. Dari beberapa penelitian ditemukan bahwa antara pasien yang sakit secara medis membuktikan adanya gangguan mental menyerupai stress, depresi, gangguan kepribadian dan lain-lain. Sebaliknya orang-orang yang dirawat lantaran gangguan mental juga membuktikan adanya gangguan fisik, lantaran itu kondisi kejiwaan atau mental sesesorang sanggup menghipnotis fungsi tubuhnya. Seperti halnya perubahan emosi seseorang bisa menambah atau mengurangi rasa sakit yang dideritanya.
Moeljono Notosoedirdjo dan Latipun dalam bukunya "Kesehatan Mental: Konsep dan Penerapan" mengatakan; Goldberg (1984) mengungkapkan terdapat tiga kemungkinan relasi antara sakit secara fisik dan mental:
1.      Orang mengalami sakit mental disebabkan oleh sakit fisiknya. Karena kondisi fisiknya tidak sehat, dia tertekan sehungga menimbulkan tanggapan sekunder berupa gangguan secara mental.
2.      Sakit fisik yang diderita itu bergotong-royong tanda-tanda dari adanya gangguan mental.
3.      Antara gangguan mental dan sakit secara fisik adanya saling menopang, artinya bahwa orang menderita secara fisik menimbulkan gangguan secara mental, dan gangguan mental itu turut memperparah sakitnya.
Jelaslah bahwa kesehatan fisik dan kesehatan mental saling bekerjasama , artinya jikalau satu terganggu akan membawa dampak kepada kepingan yang lainnya. relasi antara keduanya sangat kompleks meskipun tidak sanggup dinyatakan bahwa satu aspek menentukan yang lainnya.
Untuk menemukan keseimbangan antara jiwa dan raga atau ingin sehat lahir dan batin maka seseorang itu harus mempunyai empat pilar kesehatan. Dalam bukunya "Alqur'an: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa" Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Psikiater memaparkan antara lain:
a.           Sehat secara jasmani / fisik (biologic)
b.         Sehat secara kejiwaan (psikiatrik / psikologik)
c.          Sehat secara sosial
d.         Sehat secara spiritual (kerohanian / agama)
Terkait dengan manfaat kesehatan mental dari religiusitas, Abernethy (2000) mengusulkan ada beberapa prosedur keagamaan untuk menghipnotis kesehatan antara lain:
1. Mengatur pola hidup individu dengan kebiasaan hidup sehat
2. Memperbaiki persepsi ke arah positif
3. Memiliki cara penyelesaian masalah yang spesifik
4. Mengembangkan emosi positif
5. Mendorong kepada kondisi yang lebih sehat

F.     Pentingnya Olahraga Dalam Agama Islam

Islam mempunyai perbedaan yang konkret dengan agama-agama lain di muka bumi ini. Islam sebagai agama yang tepat tidak hanya mengatur relasi insan dengan Sang Khalik-nya dan alam syurga, namun Islam mempunyai aturan dan tuntunan yang bersifat komprehensi, harmonis, terperinci dan logis. Dan salah satu kelebihan Islam yaitu perihal perspektif Islam dalam mengajarkan kesehatan bagi individu maupun masyarakat.
“Kesehatan merupakan salah satu hak bagi tubuh manusia” demikian sabda Nabi Muhammad SAW. Karena kesehatan merupakan hak asasi manusia, sesuatu yang sesuai dengan fitrah manusia, maka Islam menegaskan perlunya istiqomah memantapkan dirinya dengan menegakkan agama Islam. Satu-satunya jalan dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.
Agama islam dan olahraga mempunyai relasi atau relasi dengan olahraga dikarenakan setiap olahraga selalu mengedapankan sportifitas yang tak lain sangat bekerjasama erat dengan kejujuran, kejujuran sangat perlu ditanamkan dalam setiap insan olahraga demi menjaga gambaran sportif dalam setiap pertandingan.
Olahraga juga harus memilik insan-insan yang bertakwa dan beriman dikarenakan semua kegiatan olahraga terutama dicabang-cabang tertentu memerlukan kejujuran, selain kejujuran dibutuhkan rasa tanggung jawab dalam setiap hal. Olahraga berkaitan dengan ibadah lantaran kita berolahraga supaya tubuh sehat dan jikalau bedan sehat kita sanggup menjalankan ibadah dengan baik, sehingga kita tidak hanya memikirkan keadan jasmaniah saja tetapi juga rohaniah menyerupai kata orang bijak “mensana in corporesano” yan artinya didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat.
Dan agama merupakan penyeimbang dari olahraga lantaran tidak mungkin kita hanya memuaskan hasrat untuk berolahraga tetapi agama dipakai untuk memuaskan hasrat dalam mendekatkan diri kepa ALLAH SWT, sebagai Tuhan yang telah membuat kita yang telah memperlihatkan tubuh yang sehat, keterampilan dan kemampuan khusus sebagai penunjang kita dalam berolahraga. Agama islam dan olahraga mempunyai relasi atau relasi dengan olahraga dikarenakan setiap olahraga selalu mengedapankan sportifitas yang tak lain sangat bekerjasama erat dengan kejujuran, kejujuran sangat perlu ditanamkan dalam setiap insan olahraga demi menjaga gambaran sportif dalam setiap pertandingan.
Olahraga juga harus memilik insan-insan yang bertakwa dan beriman dikarenakan semua kegiatan olahraga terutama dicabang-cabang tertentu memerlukan kejujuran, selain kejujuran dibutuhkan rasa tanggung jawab dalam setiap hal. Olahraga berkaitan dengan ibadah lantaran kita berolahraga supaya tubuh sehat dan jikalau bedan sehat kita sanggup menjalankan ibadah dengan baik, sehingga kita tidak hanya memikirkan keadan jasmaniah saja tetapi juga rohaniah menyerupai kata orang bijak “mensana in corporesano” yan artinya didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat.
Dan agama merupakan penyeimbang dari olahraga lantaran tidak mungkin kita hanya memuaskan hasrat untuh berolahraga tetapi agama dipakai untuk memuaskan hasrat dalam mendekatkan diri kepada ALLAH SWT, sebagai Tuhan yang telah membuat kita yang telah memperlihatkan tubuh yang sehat, keterampilan dan kemampuan khusus sebagai penunjang kita dalam berolahraga.
Ada juga  kesan yang menyatakan bahwa agama Islam “mengharamkan” olahraga sehingga negara-negara berpenduduk dominan Muslim, tidak mempunyai prestasi menonjol di bidang olah raga. Padahal, sesungguhnya tidak demikian. Nabi Muhammad saw, berdasarkan sebuah hadis riwayat Imam Bukhari, menganjurkan para sahabatnya (termasuk seluruh umat Islam yang harus mengikuti sunnahnya) supaya bisa menguasai bidang-bidang olahraga. Terutama berkuda, berenang, dan memanah. Tiga jenis olah raga yang dianjurkan Nabi Muhammad saw itu, sanggup dianggap sebagai sumber dari semua jenis olah raga yang ada pada zaman sekarang. Ketiganya, mengandung aspek kesehatan, keterampilan, kecermatan, sportivitas, dan kompetisi.
Salah satu olahraganya yaitu beladiri. Dimana beladiri yaitu sarana untuk menempa diri, yang pada ujungnya untuk mengenal Penciptanya Berawal dari olah fisik dan raga, membuat praktisinya mengenal kekuatan dan kelemahan diri (tubuh)manusia. Semakin menyadari bahwa selain fisik insan juga punya aspek mental, emosi, kepingan energi dan atau tubuh non fisik lainnya. Dengan menyadari tubuh fisik, kemudian diharapkan menyadari tubuh yang non-fisik, energi, jiwa dan roh-nya. Sebab Sang Pencipta yaitu Ruh yang hanya bisa digapai oleh ruh juga. Inilah ujungnya ilmu beladiri. Kendati tidak semua pedoman beladiri punya aspek lengkap ini, setidaknya pencak silat masih memiliki.
                                                                                             
BAB III
STUDY KASUS

Study masalah yang kita ambil dari tema makalah ini yaitu mengenai olahraga tinju. Dimana olahraga ini populer dengan kekerasannya. Berikut yaitu klarifikasi berdasarkan hukum-hukumnya.

1.      Hukum Tinju Menurut Perspektif Islam

Ada beberapa pendapat yang berbeda dalam menentukan aturan tinju. Sebelum menentukan aturan tinju, terlebih dahulu kita lihat apakah Tinju itu mempunyai Faedah kemashlahatan atau sebaliknya yaitu kemudharatan bagi pelakunya.          
Sesungguhnya dewan Lembaga Fikih Islam yang bernaung dibawah Liga Dunia Islam dalam pertemuannya yang kesepuluh, yang dilaksanakan di kota Makkah Al-Mukarramah dari hari Sabtu 24 Shafar 1408H yang bertepatan dengan tanggal 17 Oktober 1987M hingga dari Rabu, 28 Shafar 1408H bertepatan dengan tanggal 21 Oktober 1987M telah membahas masalah tinju dari sudut pandang sebagai olah raga yang dibolehkan. Setelah membahas duduk masalah ini dari aneka macam sudut pandangnya dan aneka macam tanggapan yang terungkap dari aneka macam macam hal yang dipandang sebagai kepingan dari olah raga ini, serta menjadi acara siaran televisi di aneka macam negara Islam dan lainnya.
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala. Q.S Al-Baqarah: 195 yang artinya : “Dan belanjakanlah di jalan Allah, dan janganlah kau menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, lantaran Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”.
Asbabun Nudzul Q.S. Al-Baqarah: 195: Al-laits bin Sa’ad menceritakan dari Aslam Abi Imran, dia berkata, “seseorang dari kelompok imigran muslim di konstantinopel menyerang barisan musuh kemudian diantara mereka ada yang terbakar. Ikut pula bersama kami Abu Ayub al-Anshari, kemudian orang-orang berkata, ‘orang itu telah menjerumuskan dirinya ke dalam kebinasaan’. Namun Abu-Ayub berkata, “kami kami tahu ayat ini diturunkan berkaitan dengan masalah kami, kami telah menemui Rasulullah. Kami mengalami insiden bersama ia dan kami menolong beliau.
Dari ayat di atas, Islam menganjurkan insan untuk saling berbuat kebaikan,dan jangan tolong menolong dalam hal keburukan lantaran siksa Allah sangat pedih. Hal ini terdapat di dalam Alqur’an Surat A-Maidah ayat 2 yang artinya “ …dan tolong-menolonglah kau dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan gotong royong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kau kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya”
Dan firmanNya. "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kau saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kau membunuh dirimu, sesungguhnya Allah yaitu Mahapenyayang kepadamu" [An-Nisa : 29]
Dan sabda Nabi Shallalalhu 'alaihi wa sallam  Ù„ا ضرر ولا ضرار : "Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan dilarang membahayakan orang lain". Berdasarkan dalil-dalil itulah, para ulama menegaskan bahwa orang yang menghalalkan darahnya kepada orang lain dan berkata kepadanya, 'bunuhlah saya', dilarang membunuhnya. Jika ia melakukannya, ia harus bertanggung jawab dan mendapat eksekusi (qishah atau diyat, pent) Berdasarkan hal itulah, Lembaga memutuskan bahwa tinju ini dilarang dinamakan olahraga dan dilarang mempelajarinya (berlatih), lantaran pengertian olah raga yaitu berdasarkan latihan, tanpa menyakiti atau membahayakan. Wajib dihilangkan dari acara olahraga daerah, dan ikut serta dalam pertandingan dunia. Sebagaimana Dewan juga memutuskan dilarang menayangkannya di acara televisi supaya generasi muda tidak berguru perbuatan jelek ini dan berusaha menirunya.
a.            Hukumnya di perbolehkan
Pendapat yang membolehkan terdapat pada keputusan bahtsul masail syuriah NU cabang Kraksaan, yang dihimpun dalam kitab Ahkamul Fuqoha halaman 26yang merupakan himpunan keputusan bahtsul masail NU disebutkan bahwa berdasar keterangan dalam kitab Fatawa al-Kubra juz 3 halaman 272 aturan permainan tinju boleh selama tidak berbahaya dan tidak mengandung mungkarot menyerupai taruhan, pergaulan bebas antara pria dan perempuan dan tidak termasuk syi’ar orang fasiq.
b.                  Hukumnya Tidak Diperbolehkan.
Islam yaitu agama realis, Islam berjalan bersama insan di atas realita dan alam kenyataan. Oleh lantaran itu Islam tidak memperlakukan insan sebagai malaikat, dalam arti bahwa Islam tidak mengharuskan insan supaya dalam seluruh percakapannya berdzikir, seluruh pendengarannya kepada Al-Qur’an dan seluruh waktu senggangnya di mesjid. Tetapi islam mengakui fitrah dan instink manusia, tidak mengherankan kalau insan itu suka atau perlu kepada hiburan atau perlombaan, misalnya Tinju.
Yang kita ketahui dalam olahraga tinju, seorang petinju memakai teknik saling memukul dengan kedua tangan untuk saling menjatuhkan lawan. Kaprikornus dari kedua keterangan di atas mengandung arti bahwa setiap perbuatan insan dimintai pertanggung jawaban di hari final kelak. Sebagaimana firman Allah di Q.S Yasin: 65 yang artinya : “Pada hari ini Kami tutup verbal mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan”.
Dari beberapa rincian keterangan-keterangan sanggup di katakana bahwa tinju lebih banyak kemudhorotannya dari pada kemashlahatannya. Karena olahraga ini membahayakan jasad dan tidak memperlihatkan manfaat bagi badan. Secara Syar’i. “barra’ berkata, “yang dimaksudkan kebinasaan ialah bila seseorang melaksanakan dosa, berarti ia menjerumuskan dirinya ke dalam kebinasaan dan dia tidak bertobat.
Menurut Masjfuk Zuhdi (salah satu ulama dari Jatim), ada beberapa petunjuk yang perlu diperhatikan yang mengisyaratkan keharaman olahraga ini. Pertama, Allah SWT melarang insan mencampakkan dirinya ke dalam kebinasaan (Q.S. 2:195). Manusia wajib menghindari diri dari hal-hal yang mungkin menimbulkan celaka. Petarungan tinju yaitu sesuatu yang merusak jiwa dan akal.
Kedua. Hadist Nabi SAW yang menyatakan bahwa orang berduel untuk saling mengalahkan, baik yang menang ataupun yang kalah, sama-sama masuk neraka (H.R. Al- Bukhari).  Ini lantaran mereka sama-sama berusaha untuk mengalahkan lawannya. Ketiga, Olahraga tinju memang bermanfaat memupuk keberanian dan kekuatan, namun bahayanya jauh lebih besar daripada manfaatnya. Dalam kaidah aturan Islam dirumuskan bahwa menolak ancaman harus lebih diutamakan daripada mengambil manfaat. Karenanya, manfaat tinju tidak pada artinya sama sekali dibandingkan mudarat yang ditimbulkannya.
Keempat, olahraga tinju terutama yang professional sering dijadikan ajang perjudian, tidak sedikit orang yang terlibat dalam taruhan untuk menjagokan petinju yang mereka kagumi. Olahraga ini menjadi pintu bagi orang-orang untuk melaksanakan maksiat
Majma' Fiqhi Islamy yang berada dibawah Rabithah Alam Islamy dalam pertemuan ke-10 semenjak sabtu 24 Shafar 1408 H hingga Rabu 28 Shafar 1408 H memutuskan bahwa permainan TINJU dilarang dilakukan dan tidak bolh dinamai olahraga tubuh lantaran olahraga bertumpu pada latihan bukan menyakiti dan membuat bahaya. Dan wajib dihapuskan dari acara olahraga tingkat daerah/nasional ataupun tingkat dunia. Sebagaimana ditetapkan dilarang ditayangkan di televisi, supaya generasi muda tidak mempelajari perbuatan jelek ini dan berusaha mengikutinya
2.      Bahaya Tinju Dan Hukumannya
Seperti yang kita ketahui bahwa tujuan olahraga tinju ini yaitu melemahkan lawan dan mengalahkannya walaupun dengan menghancurkan sebagian jasad lawan. Dalam artian Tinju membolehkan memukul wajah dan dada, sehingga mengakibatkan kebutaan, gagar otak, patah tulang hingga pada final hidup tanpa ada tanggung jawab. Hal ini bertentangan dengan tujuan olahraga yang bergotong-royong yaitu perhatian terhadap jasad dengan melatih otot, menguatakan jantung dan membuat tubuh mempunyai kemampuan tahan banting.
Begitu banyak pukulan kebagian wajah dan kepala membuat para petinju tersebut dihari - hari menggantung sarung tinjunya ternyata harus menjalani perawatan lantaran menderita penyakit. Sebut saja petinju legendaries Muhammad Ali yang menderita penyakit Parkinson.
Salah satu petinju  yang kehilangan nyawanya sehabis memenangkan pertandingan yaitu Choi Yo-sam petinju profesional asal Korea. Dironde ke-12, Choi terkena pukulan staright kanan lawan dirahangnya. Akibat pukulan tersebut Choi pun ambruk dan pingsan. Setelah mengalami perawatan selama seminggu, Choi kesudahannya menghembuskan nafas terakhir. Walaupun telah tiada namun Choi tetap ingin berbuat kebajikan dengan cara mendonorkan lever, ginjal dan kornea untuk enam orang yang membutuhkan.
Dunia olah raga tinju memang keras, walaupun sudah memakai proteksi dibeberapa kepingan tubuh yang vital namun pukulan, benturan pada kepingan - kepingan vital tersebut sanggup menimbulkan imbas samping yang sanggup membahayakan jiwa mungkin tidak ketika ini namun bisa jadi diusia yang telah bau tanah hal tersebut dirasakan. “Para hebat aturan Islam mengungkapkan bahwa tindak pidana atas selain jiwa yaitu setiap perbuatan menyakiti yang mengenai jasmani (badan) seseorang yang dilakukan oleh orang lain, dan perbuatan tersebut tidak hingga menghilangkan nyawanya”.
Berbeda dengan pembunuhan, pelukaan hanya menimbulkan rusak,  cedera, atau hilangnya anggota badan, sedangkan si korban masih tetap hidup, oleh lantaran itu apabila perbuatan tersebut termasuk pembunuhan.
Hukumnya sudah ditetapkan Syara’ yaitu:
1.                  Hukuman Qishash
2.                  Hukuman Diat
3.                  Hukuman Kifarat.

 BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Olahraga yaitu proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau perjuangan yang sanggup mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan prestasi puncak dalam pembentukan insan Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.
Manfaat olahraga yaitu, meningkatkan kemampuan otak, membantu menunda proses penuaan, mengurangi stress, dan menaikkan daya tahan tubuh
Kesehatan yaitu keadaan sejahtera fisik, mental, social tanpa ada keluhan sama sekali (cacat atau sakit)
  Para ulama Salafusshaleh menyatakan bahwa ayat yang berbunyi : “Kemudian sungguhh kalian akan dimintai pertanggungjawaban wacana kenikmatan (yang kalian rasakan didunia ini),” (QS At Takatsur :8), juga mengisyaratkan wacana kesehatan.
 Menurut ulama, olahraga terdiri dari olahraga badan, akhlak, dan otak
  Pada dasarnya insan terdiri dari dua subsistem yaitu psikis (jiwa atau mental) dan fisik (soma atau badan) yang tidak bisa dipisahkan, saling berkaitan satu sama lain. Jika salah satu mengalami gangguan maka akan kuat pada kepingan yang lain.
  Islam memandang bahwa kesehatan itu sangat penting karena kesehatan merupakan hak asasi manusia, sesuatu yang sesuai dengan fitrah manusia, maka Islam menegaskan perlunya istiqomah memantapkan dirinya dengan menegakkan agama Islam. Satu-satunya jalan dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.
 Olahraga tinju diperbolehkan selama tidak berbahaya dan tidak mengandung mungkarot menyerupai taruhan, pergaulan bebas antara pria dan perempuan dan tidak termasuk syi’ar orang fasiq.
  Olahraga Tinju hukumnya tidak diperbolehkan lantaran tinju lebih banyak kemudhorotannya dari pada kemashlahatannya, selain itu olahraga ini membahayakan jasad dan tidak memperlihatkan manfaat bagi badan.


B.     Saran
  Kita sebagai manusia, makhluk ciptaan Allah SWT hendaknya selalu mensyukuri nikmat yang telah diberi, terutama nikmat kesehatan. Yaitu dengan menjaga dan merawatnya, menyerupai melaksanakan olah raga rutin
 Kita perlu menjaga kesehatan kita. Dimana kondisi fisik sangat berperan terhadap ibadah-ibadah kita. 
  Sebaik-baik insan yaitu yang paling bermanfaat untuk orang lain. Untuk sanggup bermanfaat untuk orang lain, dibutuhkan kesehatan, baik sehat fisik, etika serta otak.
 Sebaiknya kita mentaati perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Insya Allah kesehatan tubuh akan terjaga lantaran di dalam islam itu sendiri mengajarkan akan keseimbangan
Sebaiknya kita menentukan olahraga yang bermanfaat, dan untuk yang banyak mudhorotnya lebih baik dijauhi. Melaksanakan sunnah nabi, yaitu olahraga renang, berkuda serta memanah.

 
DAFTAR PUSTAKA

Al Jauziyyah Ibnu Qoyim. 2002. Tazkiyah an-Nafs, Solo : Pustaka Arafah
Hashman ade, Rasulullah saw. Tidak Pernah Sakit, Jakarta : Hikmah (PT Mizan Publika), 2009
Deni Ariyadi.2008. Definisi Olahraga. Diakses dari https://kanntongilmudunia.blogspot.com//search?q=definisi-olahraga. Tanggal 12 November 2010, pukul 19.00.
2008. Lima Manfaat Olahraga Bagi Otak. Diakses dari http://www.bloggaul.com/purnomo_w/readblog/91335/5-manfaat-olahraga-bagi-otak. Tanggal 12 November, pukul 19.00.
2007. Empat Tujuan Olahraga Untuk Kesehatan. Diakses dari http://www.bloggaul.com/ghautama/readblog/78591/empat-tujuan-olah-raga-untuk-kesehatan . Tanggal 12 November, pukul 19.00.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel