Dasar Filsafat Dan Klarifikasi Lengkap



A. Dasar dan Tujuan Filsafat Pendidikan

Dasar filsafat pendidikan :

1. Metafisika

2. Epistemologi

3. Aksiologi

Tujuan filsafat pendidikan :

1. Dengan berfikir filsafat seseorang bisa menjadi manusia, lebih mendidik dan membangun diri sendiri

2. Seseorang sanggup menjadi orang yang sanggup berfikir sendiri

3. Memberikan dasar-dasar pengetahuan, memperlihatkan pandangna yang sintesis pula sehingga seluruh pengetahuan merupakan satu kesatuan

4. Hidup seseorang tersebut dipimpin oleh pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang tersebut. Sebab itu mengetahuai pengetahuan-pengetahuan terdasar berarti mengetahui dasar-dasar hidup diri sendiri

5. Bagi seorang pendidik filsafat mempunyai kepentingan istimewa lantaran filsafatlah yang memperlihatkan dasar-dasar dari ilmu-ilmu pengetahuan lainnya yang mengenai insan ibarat contohnya ilmu mendidik

Tujuan filsafat pendidikan juga sanggup dilihat dari beberapa aliran filsafat pendidikan yang sanggup menyebarkan pendidikan itu sendiri yaitu :

1. Idealisme

2. Realisme

3. Pragmatisme

4. Humanisme

5. Behaviorisme

6. konstruktivisme.

B. Peranan dan Fungsi Filsafat Pendidikan

Filsafat, termasuk juga filsafat pendidikan, juga mempunyai fungsi untuk memperlihatkan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan atau paedagogik. Suatu praktek kependidikan yang didasarkan dan diarahkan oleh suatu filsafat pendidikan tertentu, akan menghasilkan dan mengakibatkan bentuk-bentuk dan gejala-gejalan kependidikan yang tertentu pula. Hal ini ialah data-data kependidikan yang ada dalam suatu masyarakat tertentu. Analisa filsafat berusaha untuk menganalisa dan memperlihatkan arti terhadap data-data kependidikan tersebut, dan untuk selanjutnya menyimpulkan serta sanggup disusun teori-teori pendidikan yang realistis dan selanjutnya akan berkembanglah ilmu pendidikan (paedagogik). Filsafat, juga berfungsi memperlihatkan arah semoga teori pendidikan yang telah dikembangkan oleh para ahlinya, yang berdasarkan dan berdasarkan pandangan dan aliran filsafat tertentu, mempunyai relevansi dengan kehidupan nyata.artinya mengarahkan semoga teori-teori dan pandangan filsafat pendidikan yang telah dikembangkan tersebut bisa diterapkan dalam praktek kependidikan sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan hidup yang juga berkembang dalam masyarakat. Di samping itu, ialah merupakan kenyataan bahwa setiap masyarakat hidup dengan pandangan filsafat hidupnya sendiri-sendiri yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, dan dengan sendirinya akan menyangkut kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Di sinilah letak fungsi filsafat dan filsafat pendidikan dalam menentukan dan mengarahkan teori-teori pendidikan dan bila perlu juga merevisi teori pendidikan tersebut, yang sesuai dan relevan dengan kebutuhan, tujuan dan pandangan hidup dari masyarakat.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Dasar dan Tujuan Filsafat

Dasar filsafat pendidikan :

1. Metafisika F potongan filsafat yang mempelajari masalah hakekat. Mulai hakekat dunia, hakekat manusia, hakekat tuhan, termasuk di dalamnya hakekat anak. Metafisika secara simpel akan menjadi duduk masalah utama dalam pendidkan. Karena anak bergaul dengan dunia sekitarnya. Maka ia akan mempunyai dorongna yang berpengaruh untuk memahami perihal segala sesuatu yang ada. Memahami filsafat ini diharapkan cara implisit untuk mengetahui ke arah tujuan pendidikan

2. Epistemologi F ini diharapkan dalam pendidikan antara lain dalam hubungannya dengan penyusunan dasar kurikulum. Pengetahuan apa yang harus diberikan pada anak didik, diajarkan di sekolah dan bagaimana cara memperoleh pengetahuan dan cara menyampaikannya ibarat apa. Tepri pengetahuan ini bekerjasama dengan hakikat dari ilmu pengetahuan, pengadaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggungjawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia. Pengetahuan tersebut diperoleh insan melalui nalar dan panca indera dengan banyak sekali metode induktif, metode positivisme, metode kontemplatis

3. Aksiologi F dasar ini membahas nilai baik atau nilai buruk. Nilai indah atau tidak indah. Dan tidak mengakui nilai sewenang-wenang tetapi menolak pula nilai yang bersifat subjektif ibarat yang berlaku dalam nilai estetis. Nilai yang ada ialah nilai yang bersifat io-psikologis ekonomik historis. Dasar tingkah laris sopan santun ialah pengetahuan ilmiah serta cinta dan simpati manusia. Pertimbangan-pertimbangan sopan santun yang tertanam dalam diri langsung melalui proses pendidikan dan sosialisasi menjadi dasar kemauan bebas dalam menentukan pilihan norma-norma yang tertanam dalam kebiasaan-kebiasaan berfungsi motivatif bersifat mewajibkan.

Tujuan pendidikan beberapa aliran filsafat bisa membentuk abjad manusia. Aliran realisme berpandangan bahwa hakikat realitas ialah fisik dan ruh, bersifat dualistis. Tujuan pendidikannya membentuk individu yang bisa beradaptasi dalam masyarakat dan mempunyai rasa tanggung jawab kepada masyarakat. Pragmatisme merupakan kreasi filsafat dari Amerika, dipengaruhi oleh empirisme, utilitarianisme, dan positivisme. Esensi ajarannya, hidup bukan untuk mencari kebenaran melainkan untuk menemukan arti atau kegunaan. Tujuan pendidikannya memakai pengalaman sebagai alat untuk menuntaskan hal-hal gres dalam kehidupan priabdi dan masyarakat. Humanisme berpandangan bahwa pendidikan harus ditekankan pada kebutuhan anak (child centered). Tujuannya untuk aktualisasi diri, perkembangan efektif, dan pembentukan moral. Paham behaviorisme memandang perubahan sikap sehabis seseorang memperoleh stimulus dari luar merupakan hal yang sangat penting. Oleh alasannya itu, pendidikan behaviorisme menekankan pada proses mengubah atau memodifikasi perilaku. Tujuannya untuk menyiapkan pribadi-pribadi yang sesuai dengan kemampuannya, mempunyai rasa tanggung jawab dalam kehidupan langsung dan masyarakat. Menurut paham konstruktivisme, pengetahuan diperoleh melalui proses aktif individu mengkonstruksi arti dari suatu teks, pengalaman fisik, dialog, dan lain-lain melalui asimilasi pengalaman gres dengan pengertian yang telah dimiliki seseorang. Tujuan pendidikannya menghasilkan individu yang mempunyai kemampuan berpikir untuk menuntaskan duduk masalah hidupnya. Tujuan filsafat pendidikan memperlihatkan ide bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal. Teori pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran perihal kebijakan dan prinsip-rinsip pendidikan yang didasari oleh filsafat pendidikan. Praktik pendidikan atau proses pendidikan menerapkan serangkaian acara berupa implementasi kurikulum dan interaksi antara guru dengan penerima didik guna mencapai tujuan pendidikan dengan memakai rambu-rambu dari teori-teori pendidikan. Peranan filsafat pendidikan memperlihatkan inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat, memperlihatkan arah yang terang dan sempurna dengan mengajukan pertanyaan perihal kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan memakai rambu-rambu dari teori pendidik. Seorang guru perlu menguasai konsep-konsep yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi subyek terkait, semoga tidak terjadi salah konsep atau miskonsepsi pada diri penerima didik.

C. Peranan dan Fungsi Filsafat Pendidikan

Tidak semua masalah kependidikan sanggup dipecahkan dengan mengunakan metode ilmiah semata-mata. Banyak diantara masalah- masalah kependidikan tersebut yang merupakan pertanyaan- pertanyaan filosofis, yang memerlukan Pendekatan filosofis pula dalam memecahkannya. Analisa filsafat terhadap masalah- masalah kependidikan tersebut, dan atas dasar itu bisa disusun secara sistematis teori- teori pendidikan.disamping itu jawaban- balasan yang telah dikemukakan oleh jenis dan aliran fisafat tertentu sepanjang sejarah terhadap problematika pendidikan yang dihadapinya, pertanda pandangan- pandangan tertentu, yang tentunya juga akan memperkaya teori-teori pendidikan. Dengan demikian, terdapat kekerabatan fungsional antara filsafat dengan teori pendidikan. Hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan tersebut, secara legih rinci dapapt diuraukan sebagai berikut :

a. Filsafat, dalam arti analisa filsafat ialah merupakan salah satu cara Pendekatan yang dipakai oleh para hebat pendidikan dalam memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori- teori pendidikannya, disamping memakai metode- metode ilmiah lainnya. Sementara itu dengan filsafat, sebagi pandangan tertentu terhadap sesuatu obyek, contohnya filsafat idelisme, realisme, materialisme dan sebaginya, akan mewarnai pula pandangan hebat pendidikan tersebut dalam teori- teori pendidikan yang dikembangkannya. Aliran filsafat tertentu terhadap teori- teori pendidikan yang di kembangkan atas dasar aliran filsafat tersebut. Dengan kata lain, teori- teori dan pandangan- pandangan filsafat pendidikan yang dikembangkan oleh fillosof, tentu berdasarkan dan bercorak serta diwarnai oleh pandangan dan airan filsafat yang dianutnya.

b. Filsafat, juga berpungsi memperlihatkan arah semoga teori pendidikan yang telah dikembangkan oleh para ahlinya, yang berdasarkan dan berdasarkan pandangan dan aliran filsafat tertentu, mempunyai relevansi dengan kehidupan nyata.artinya mengarahkan semoga teori-teori dan pandangan filsafat pendidikan yang telah dikembangkan tersebut bisa diterapkan dalam praktek kependidikan sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan hidup yang juga berkembang dalam masyarakat. Di samping itu, ialah merupakan kenyataan bahwa setiap masyarakat hidup dengan pandangan filsafat hidupnya sendiri-sendiri yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, dan dengan sendirinya akan menyangkut kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Di sinilah letak fungsi filsafat dan filsafat pendidikan dalam menentukan dan mengarahkan teori-teori pendidikan dan bila perlu juga merevisi teori pendidikan tersebut, yang sesuai dan relevan dengan kebutuhan, tujuan dan pandangan hidup dari masyarakat.

e. Filsafat, termasuk juga filsafat pendidikan, juga mempunyai fungsi untuk memperlihatkan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan atau paedagogik. Suatu praktek kependidikan yang didasarkan dan diarahkan oleh suatu filsafat pendidikan tertentu, akan menghasilkan dan mengakibatkan bentuk-bentuk dan gejala-gejalan kependidikan yang tertentu pula. Hal ini ialah data-data kependidikan yang ada dalam suatu masyarakat tertentu. Analisa filsafat berusaha untuk menganalisa dan memperlihatkan arti terhadap data-data kependidikan tersebut, dan untuk selanjutnya menyimpulkan serta sanggup disusun teori-teori pendidikan yang realistis dan selanjutnya akan berkembanglah ilmu pendidikan (paedagogik). Di samping kekerabatan fungsional tersebut, antara filsafat dan teori pendidikan, juga terdapat kekerabatan yang bersifat suplementer, sebagaimana dikemukakan oleh Ali Saifullah dalam bukunya “Antara Filsafat dan Pendidikan”, sebagai berikut :

a. Kegiatan merumuskan dasar-dasar, dan tujuan-tujuan pendidikan, konsep perihal sifat hakikat manusia, serta konsepsi hakikat dan segi-segi pendidikan serta isi sopan santun pendidikannya.

b. Kegiatan merumuskan sistem atau teori pendidikan (science of education) yang mencakup politik pendidikan, kepemimpinan pendidikan atau organisasi pendidikan, metodologi pendidikan dan pengajaran, termasuk pola-pola akulturasi dan peranan pendidikan dalam pembangunan masyarakat dan Negara.

Definisi di atas merangkum dua cabang ilmu pendidikan yaitu, filsafat pendidikan dan system atau teori pendidikan, dan kekerabatan antara keduanya ialah bahwa yang satu “supplemen” terhadap yang lain dan keduanya diharapkan oleh setiap guru sebagai pendidik dan bukan hanya sebagai pengajar di bidang studi tertentu”. Beberapa pandangan tokoh perenialisme terhadap pendidikan:

1. Program pendidikan yang ideal harus didasarkan atas paham adanya nafsu, kemauan, dan nalar (Plato)

2. Perkemhangan kebijaksanaan merupakan titik sentra perhatian pendidikan dengan filsafat sebagai alat untuk mencapainya ( Aristoteles)

3. Pendidikan ialah menuntun kemampuan-kemampuan yang masih tidur semoga menjadi aktif atau nyata. (Thomas Aquinas)

BAB III

KESIMPULAN

Dasar filsafat pendidikan :

1. Metafisika

2. Epistemologi

3. Aksiologi

Tujuan filsafat pendidikan juga sanggup dilihat dari beberapa aliran filsafat pendidikan yang sanggup menyebarkan pendidikan itu sendiri yaitu :

1. Idealisme 4. Humanisme

2. Realisme 5. Behaviorisme

3. Pragmatisme 6. konstruktivisme.

Filsafat, termasuk juga filsafat pendidikan, juga mempunyai fungsi untuk memperlihatkan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan atau paedagogik. Suatu praktek kependidikan yang didasarkan dan diarahkan oleh suatu filsafat pendidikan tertentu, akan menghasilkan dan mengakibatkan bentuk-bentuk dan gejala-gejalan kependidikan yang tertentu pula. Hal ini ialah data-data kependidikan yang ada dalam suatu masyarakat tertentu filsafat pendidikan, juga mempunyai fungsi untuk memperlihatkan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan atau paedagogik. Suatu praktek kependidikan yang didasarkan dan diarahkan oleh suatu filsafat pendidikan tertentu, akan menghasilkan dan mengakibatkan bentuk-bentuk dan gejala-gejalan kependidikan yang tertentu pula. Hal ini ialah data-data kependidikan yang ada dalam suatu masyarakat tertentu. Analisa filsafat berusaha untuk menganalisa dan memperlihatkan arti terhadap data-data kependidikan tersebut, dan untuk selanjutnya menyimpulkan serta sanggup disusun teori-teori pendidikan yang realistis dan selanjutnya akan berkembanglah ilmu pendidikan (paedagogik).

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel