Hikayat Populer Bahasa Melayu Dengan Terjemahan: Bayan Budiman


 HIKAYAT TERKENAL BAYAN BUDIMAN 


hallooo, kali ini saya mengepost salah satu hikayat yang populer dan sering diperkenalkan ketika di kursi sekolah SMA. Nah, ini bagi siswa-siswi yang mencari hikayat budiman dengan bahasa melayu orisinil beserta terjemahannya dalam bahasa indonesia sanggup dibaca dibawah ini:

Hikayat Bayan Budiman

Sebermula ada saudagar di negara Ajam.Khojan Mubarok namanya, terlalu amat kaya, akantetapi ia tiada beranak. Tak seberapa usang sehabis ia berdoa kepada Tuhan, maka saudagar Mubarok pun beranaklah istrinya seorang anak pria yang di beri nama Khojan Maimun.
Setelah umurnya Khojan maimun lima tahun, maka di serahkan oleh bapaknya mengaji kepada banyak guru sehingga hingga umur Khojan Maimun lima belas tahun, ia di pinangkan dengan anak saudagar yang kaya, amat elok parasnya, namanya Bibi Zainab.
Hatta beberapa lamanya Khojan Maimun beristri itu, ia membeli seekor burung bayan jantan. Maka beberapa di antara itu ia juga membeli seekor tiung betina, kemudian di bawanya ke rumah dan ditaruhnya hampir sangkaran bayan juga.
Pada suatu hari Khojan Maimun tertarik akan perniagaan di laut, kemudian minta izinlah diakepada istrinya. Sebelum ia pergi, berpesanlah ia pada istrinya itu, jikalau ada barang suatu pekerjaan, mufakatlah dengan dua ekor unggas itu, hubaya-hubaya jangan tiada, alasannya yakni fitnah didunia amat besar lagi tajam dari pada senjata.
Hatta beberapa usang di tinggal suaminya, ada anak Raja Ajam berkuda kemudian melihatnya rupa Bibi Zainab yang terlalu elok. Berkencanlah mereka untuk bertemu melalui seorang wanita tua.
Maka pada suatu malam, pamitlah Bibi Zainab kepada burung tiung itu hendak menemui anak raja itu, maka bernasehatkah di perihal perbuatanya yang melanggar hukum Allah SWT. Maka marahlah istri Khojan Maimun dan disentakkannya tiung itu dari sangkarnya dan dihempaskannya hingga mati.
Lalu Bibi Zainab pun pergi mendapat bayan yang sedang berpura-pura tidur. Maka bayan pun berpura-pura terkejut dan mendengar kehendak hati Bibi Zainab pergi mendapat anak raja. Maka bayan pun berpikir bila ia menjawab menyerupai tiung maka ia juga akan binasa. Setelah ia sudah berpikir demikian itu, maka ujarnya, "Aduhai Siti yang baik paras, pergilah dengan segeranya mendapat anak raja itu. Apapun hamba ini haraplah tuan, jikalau jahat sekalipun pekerjaan tuan, Insya Allah di atas kepala hambalah menanggungnya. Baiklah tuan pergi, alasannya yakni sudah di nanti anak raja itu. Apatah di cara oleh segala insan di dunia ini selain martabat, kesabaran, dan kekayaan? Adapun akan hamba, tuan ini yakni menyerupai hikayat seekor unggas bayan yang dicabut bulunya oleh tuannya seorang istri saudagar.”Maka berkeinginanlah istri Khojan Maimun untuk mendengarkan dongeng tersebut. Maka Bayan pun berceritalah kepada Bibi Zainab dengan maksud biar ia sanggup memperlalaikan wanita itu. Hatta setiap malam, Bibi Zainab yang selalu ingin mendapat anak raja itu, dans etiap berpamitan dengan bayan, maka di berilah ia cerita-cerita hingga hingga 24 kisah dan 24malam burung tersebut bercerita, hingga balasannya lah Bibi Zainab pun insaf terhadap perbuatanya dan menunggu suaminya Khojan Maimun pulang dari rantauannya



Hikayat Bayan Budiman

Khojan Mubarok yakni saudagar dari kerajaan Ajam. Dia tidak mempunyai anak,
maka ia selalu berdoa kepada Tuhan. Setelah sekian lama, istrinya hamil dan melahirkan seorang anak pria yang diberi nama Khojan Maimun.
       Setelah Khojan Maimun berumur lima tahun, Khojan Mubarok menyuruh seorang guru mengaji untuk mengajarkan anaknya mengaji. Ketika Khojan Maimun berumur lima belas tahun, ia dinikahkan dengan anak saudagar kaya yang sangat anggun berjulukan Bibi Zaenab.
       Setelah beberapa usang menikah dengan Bibi Zaenab, ia membeli seekor Burung Bayan jantan. Selain membeli Burung Bayan, ia juga membeli Burung Tiung betina. Kedua burung tersebut dibawanya ke rumah dan di taruh pada kandang yang sama.
       Pada suatu hari Khojan Maimun tertarik untuk berdagang di laut, kemudian Khojan Maimun meminta izin kepada istrinya. Sebelum ia pergi, ia berpesan kepada istrinya, jikalau ada suatu permasalahan maka bermusyawarahlah dengan kedua burung itu, ingatlah itu alasannya yakni fitnah itu lebih tajam dari pada senjata.
       Setelah beberapa usang ditinggal suaminya , ada seorang anak Raja yang sedang berkuda melihat wajah Bibi Zaenab yang sangat cantik. Mereka saling jatuh cinta dan mereka bertemu dengan dibantu oleh seorang wanita tua. Maka pada suatu malam, Bibi Zaenab berpamitan kepada Burung Tiung untuk bertemu dengan Pangeran, tetapi Burung Tiung menasehati Bibi Zaenab alasannya yakni perbuatannya itu melanggar hukum Allah SWT. Mendengar nasehat Burung Tiung, Bibi Zaenab murka dan dilemparkanlah kandang itu hingga Burung Tiung mati.
       Ketika Bibi Zaenab hendak pergi, ia melihat Burubg Bayan yang sedang berpura-pura tertidur. Burung Bayan berpura-pura terkejut mendengar impian Bibi Zaenab yang hendak pergi menemui anak Raja. Maka Bayan berpikir, jikalau ia menjawab menyerupai yang dikatakan Tiung maka ia pun akan mati. Setelah usang berpikir, Bayan berkata, “Bibi Zaenab yang cantik, cepatlah pergi menemui anak Raja itu. Apapun yang anda lakukan itu baik atau jelek sekalipun, hamba yang akan menanggungnya. Segeralah tuan pergi, alasannya yakni anak Raja sudah menunggu. Apa yang dicari insan didunia ini selain martabat, kesabaran, dan kekayaan? Adapun hamba ini yakni menyerupai seekor Burung Bayan yang dicabut bulunya oleh istri tuannya sendiri.”
        Setiap malam, Bibi Zaenab selalu bertemu dengan anak Raja, dan setiap berpamitan dengan Bayan, Bayan selalu bercerita hingga 24 kisah dan 24 malam terus bercerita, hingga balasannya Bibi Zaenab insyaf terhadap perbuatannya dan menunggu suaminya Khojan Maimun pulang dari berdagang.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel