Cerita Menuju Sentra Galaksi Bima Sakti
Cerita Menuju Pusat Galaksi Bima Sakti
Halooo teman-teman. Saya sudah sangat usang tidak posting di blog. Berhubung ada waktu menulis dan saya ingin membuatkan ilmu dari kuliah, saya ingin posting lagi nihh di blog ini. Kali ini saya ingin membuatkan kisah mengenai astronomi. Objek langit yang ingin saya bahas yaitu galaksi kita, lebih tepatnya sentra galaksi.
Bumi kita berada di Tata Surya yang berpusat di Matahari. Matahari bersama anggota Tata Surya lainnya mengitari sentra galaksi.
Ada yang tahu, kita berada di galaksi apa?Ya! Kita berada di Galaksi Bima Sakti. Bumi dan anggota Tata Surya lainnya mengitari Matahari alasannya yaitu Matahari mempunyai gaya gravitasi yang kuat. Gaya gravitasi berafiliasi dengan massa. Jika massa besar maka gaya gravitasinya besar. Maka, Matahari yaitu anggota Tata Surya yang mempunyai massa paling besar. Massa Matahari sebesar 1.989 x 1030 kg. WOW! Besaarr sekalii! Lalu Tata Surya kita kan mengitari sentra galaksi, nah pastinya massa objek di sentra galaksi kita sangatlah besarrrr. Objek apa yaa itu?? Penasaran kan, mari lanjut baca kisah saya !
Para astronom sangat ingin tau dengan objek di sentra galaksi kita, namun sayangnya pada masa itu astronom sulit mengamati kawasan sentra galaksi. Pada masa itu astronom mengamati benda langit pada panjang gelombang visual. Pusat galaksi kalau diamati pada panjang gelombang visual tidak sanggup terlihat apa-apa alasannya yaitu di sekitar sentra galaksi banyak abu dan gas yang menghalangi radiasi panjang gelombang visual dari sentra galaksi hingga ke pengamat di Bumi. Hasil pengamatan pada panjang gelombang visual sanggup dilihat pada gambar 1.
Gambar 1 Citra galaksi Bima Sakti pada panjang gelombang visual. (Sumber: High Energy Astrophysics) |
Pengamatan hanya pada gelombang visual tidaklah cukup. Para astronom perlu mengamati objek-objek langit di panjang gelombang lainnya untuk mendapat informasi yang lebih lengkap. Untuk sanggup mengamati di panjang gelombang lain perlu instrumen-instrumen yang cocok untuk mengumpulkan radiasi tersebut. Instrumen diadaptasi dengan karakteristik panjang gelombangnya. Contohnya untuk pengamatan radio, bentuk teleskopnya menyerupai parabola TV.
Pada awal 1990an, pengamatan pada panjang gelombang inframerah sudah sanggup dilakukan. Oleh alasannya yaitu itu, kita sanggup mengamati sentra galaksi. Pada gambar 2 kita sanggup melihat galaksi Bima Sakti kalau diamati di panjang gelombang infra merah. Sangat berbeda bukan dengan gambar 1. Radiasi inframerah dari objek-objek di sentra galaksi sanggup hingga ke pengamat di Bumi sehingga kita sanggup mengamati radiasinya.
Gambar 2 Citra galaksi Bima Sakti pada panjang gelombang inframerah. (sumber: High Energy Astrophysics).
Jika kita mengusut lebih jauh ke sentra galaksi maka akan kita dapati objek-objek di sekitar pusat galaksi kita. Lihatlah gambar 3. Objek-objek itu yaitu bintang-bintang masif yang mempunyai angin bintang yang besar. Nama bintang-bintang tersebut diawali dengan IRS. IRS merupakan abreviasi dari Infrared Source (sumber inframerah). Pada gambar terdapat tanda + yang bertuliskan Sgr A*. Sgr A* merupakan objek Istimewa dimana tersimpan dinamika sentra galaksi. Pada kawasan yang lebih erat lagi ke Pusat Galaksi (sekitar 0,13 tahun cahaya atau 8200 SA), terdapat beberapa bintang yang mengorbit Sgr A* dengan sangat dekat. Salah satu bintang (S0-16) mengorbit sentra dengan jarak terdekat hanya sekitar 60 SA dan kecepatan sebesar 9000 km per detik. Dari data ini dan melalui Hukum Kepler, disimpulkan bahwa S0-16 mengorbit sentra dengan massa paling tidak 3 juta massa Matahari. Massa sebesar itu tidak lain mengatakan bukti besar lengan berkuasa bahwa sentra galaksi kita merupakan sebuah lubang hitam supermasif.
Gambar 3 Bintang-bintang di erat sentra galaksi pada panjang gelombang mid-infrared (gambar atas) dan simulasi orbit bintang-bintang yang lebih erat lagi ke sentra (gambar bawah). (sumber: A Trip to The Galactic Center).
Wahh, perjalanan cukup panjang yah untuk mengetahui sentra galaksi kita apa. Nah, kini sudah tahu yaa kalau di sentra galaksi kita yaitu lubang hitam supermasif. Kita sanggup mengetahui adanya lubang hitam dari objek-objek sekitar yang mengorbitnya. Lubang hitam tidak memancarkan radiasi sehingga kita hanya sanggup mengamatinya melalui objek di sekitarnya.
Sekian dulu ya kisah saya. Semoga saya sanggup menulis di blog ini lagi.
Sumber:
Tanner, Angelle. 2003. “A Trip to The Galactic Center”. Sky & Telescope
Longair, Malcom S. 2011. “High Energy Astrophysics”. United Kingdom: Cambridge University Press
Seward, Frederick D. 2010. “Exploring the X-ray Universe”. United Kingdom: Cambridge University Press