Tahun 2016 Perkuliahan Wajib Memakai Dua Bahasa
Dalam rangka menghadapi kurun Masayarakat Ekonomi Asean (MEA) yang mulai diberlakukan pada 31 Desember 2015, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi tengah mempersiapkan kurikulum yang mengharuskan perkuliahan memakai dua bahasa (dula language).
“Kurikulum yang didesain di masa depan akan dirancang proses berguru dengan dual language,” kata Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir.
Pembelajaran dengan dua bahasa kata Menteri Nasir, akan menciptakan penguasaan bahasa Inggris tertata baik. Untuk itu, semua rujukan yang dipakai di kampus harus berbahasa Inggris.
“Dengan begitu penguasaan Bahasa Inggris menjadi given,” ujarnya.
Secara bertahap, pihak Kemenristek akan mewajibkan seluruh mahasiswa akademi tinggi biar berinteraksi dengan bahasa Inggris.
“Dosen pun harus dipacu dengan bahasa Inggris,” ujarnya.
Rencananya, kurikulum dual language itu akan dimulai tahun depan. “Tahun 2016 nanti akan kami galakkan. Semua akan kami syaratkan di akademi tinggi, terutama PTN,” tutur Nasir
“Kurikulum yang didesain di masa depan akan dirancang proses berguru dengan dual language,” kata Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir.
Pembelajaran dengan dua bahasa kata Menteri Nasir, akan menciptakan penguasaan bahasa Inggris tertata baik. Untuk itu, semua rujukan yang dipakai di kampus harus berbahasa Inggris.
“Dengan begitu penguasaan Bahasa Inggris menjadi given,” ujarnya.
Secara bertahap, pihak Kemenristek akan mewajibkan seluruh mahasiswa akademi tinggi biar berinteraksi dengan bahasa Inggris.
“Dosen pun harus dipacu dengan bahasa Inggris,” ujarnya.
Rencananya, kurikulum dual language itu akan dimulai tahun depan. “Tahun 2016 nanti akan kami galakkan. Semua akan kami syaratkan di akademi tinggi, terutama PTN,” tutur Nasir