Perbedaan Pengetahuan Dan Ilmu Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) berbeda dengan ilmu pengetahuan (science). Pengetahuan bersifat ajaib karena lahir dari renunganrenungan. Adapun ilmu pengetahuan bersifat empiris (berdasarkan pengalaman indera). Contoh ilmu pengetahuan yakni matematika dan fisika, sedangkan pola pengetahuan yakni agama dan kepercayaan yang berada di luar jangkauan pengalaman manusia.
Ilmu pengetahuan harus mempunyai suatu hakikat dan tujuan tertentu, termasuk upayanya dalam menegakkan kebenaran. Oleh alasannya yakni banyak ilmu yang bermula dari pengetahuan manusia, apakah pengetahuan insan tersebut sanggup digolongkan sebagai ilmu pengetahuan? Padahal pengetahuan yang digolongkan menjadi ilmu itu bersifat ilmiah (scientific) dan objektif (objective)? Pertanyaan tersebut bertujuan untuk mengukur tingkat keilmiahan dan keobjektifan pengetahuan manusia. Untuk lebih jelasnya, perlu diketahui menyerupai apa pengetahuan ilmiah dan objektif tersebut. Jadi, unsur pokok dari ciri-ciri keilmuan ditentukan sebagai sesuatu yang ingin diketahui atau sesuatu yang menjadi objek kajiannya. Misalnya, secara ontologis, sosiologi mencoba untuk mengetahui masyarakat. Secara epistemologis, sosiologi memakai metode-metode dalam pengamatannya. Secara aksiologis, sosiologi mencoba untuk mencapai tujuan sesudah diketahui sifat-sifat masyarakat.
Secara sederhana, ciri-ciri keilmuan (scientific) didasarkan pada tanggapan yang diberikan ilmu terhadap ketiga pertanyaan pokok yang meliputi sebagai berikut.
1. Apa yang ingin diketahui (ontologi)?
2. Bagaimana cara mendapat pengetahuan (epistemologi)?
3. Apa nilai kegunaan dari pengetahuan tersebut bagi kita (aksiologi)?
Sesuatu yang ingin diketahui dari sebuah ilmu pengetahuan yakni suatu hal yang menjadi bidang kajiannya. Untuk mendapatkannya akan dilakukan melalui proses yang dinamakan metode ilmiah. Adapun dari apa yang didapatkan tersebut harus mempunyai nilai guna yang sanggup menunjang kehidupan manusia.
Jika dilihat dari aspek kebutuhannya, ada sejumlah kebutuhan hierarkis, contohnya kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Hal ini telah mengakibatkan insan sebagai makhluk hidup yang keberadaan dan dinamika hidupnya senantiasa menyukai dan membutuhkan kehadiran sesamanya. Kecenderungan menyukai dan membutuhkan kehadiran sesamanya itu merupakan salah satu kebutuhan dasar baginya, yaitu yang disebut kebutuhan sosial (social need). Manusia telah mengakibatkan dirinya hidup berkelompok dan membentuk suatu masyarakat yang selalu berinteraksi serta terorganisasi. Semua itu dilakukan insan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan dalam rangka mempertahankan hidupnya di muka bumi. Kedinamisan insan terwujud dalam perubahan yang telah membuatnya sebagai makhluk yang serba bervariasi, menyerupai daerah tinggal yang bervariasi, ras yang bervariasi, dan kebudayaan nya yang bervariasi. Oleh alasannya yakni itu, studi insan dan masyarakat tidak cukup hanya memakai satu disiplin ilmu, tetapi membutuhkan banyak disiplin ilmu sehingga setiap ilmu secara khusus sanggup menelaah setiap perkembangan dimensi yang dimiliki manusia.
1. Apa yang ingin diketahui (ontologi)?
2. Bagaimana cara mendapat pengetahuan (epistemologi)?
3. Apa nilai kegunaan dari pengetahuan tersebut bagi kita (aksiologi)?
Sesuatu yang ingin diketahui dari sebuah ilmu pengetahuan yakni suatu hal yang menjadi bidang kajiannya. Untuk mendapatkannya akan dilakukan melalui proses yang dinamakan metode ilmiah. Adapun dari apa yang didapatkan tersebut harus mempunyai nilai guna yang sanggup menunjang kehidupan manusia.
Jika dilihat dari aspek kebutuhannya, ada sejumlah kebutuhan hierarkis, contohnya kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Hal ini telah mengakibatkan insan sebagai makhluk hidup yang keberadaan dan dinamika hidupnya senantiasa menyukai dan membutuhkan kehadiran sesamanya. Kecenderungan menyukai dan membutuhkan kehadiran sesamanya itu merupakan salah satu kebutuhan dasar baginya, yaitu yang disebut kebutuhan sosial (social need). Manusia telah mengakibatkan dirinya hidup berkelompok dan membentuk suatu masyarakat yang selalu berinteraksi serta terorganisasi. Semua itu dilakukan insan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan dalam rangka mempertahankan hidupnya di muka bumi. Kedinamisan insan terwujud dalam perubahan yang telah membuatnya sebagai makhluk yang serba bervariasi, menyerupai daerah tinggal yang bervariasi, ras yang bervariasi, dan kebudayaan nya yang bervariasi. Oleh alasannya yakni itu, studi insan dan masyarakat tidak cukup hanya memakai satu disiplin ilmu, tetapi membutuhkan banyak disiplin ilmu sehingga setiap ilmu secara khusus sanggup menelaah setiap perkembangan dimensi yang dimiliki manusia.