Jenis-Jenis Hama Flora Dan Cara Mengendalikannya
Apakah hama itu? hama ialah binatang yang mengganggu atau merusak tumbuhan sehingaa pertumbuhan dan perkembangannya terganggu. Hama sanggup merusak tumbuhan secara eksklusif maupun tidak langsung. Gangguan atau serangan hama sanggup terjadi semenjak benih, pembibibitan, pemanenan, sampai di gudang penyimpanan. Gangguan dan serangan itu sanggup menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Secara garis besar, hama sanggup dikelompokkan menjadi dua jenis kelompok, yaitu hama dari kelompok binatang besar dan hama dari kelompok serangga.
Hama Dari Kelompok Hewan Besar
Hama tumbuhan dari kelompok binatang Chordata contohnya ialah gajah, babi hutan, tupai, kera, burung pipit, tikus, dan lainnya. Gajah biasanya merusak tumbuhan di kebun dengan memakan daun dan buahnya. Babi hutan merusak tanaman, khususnya daun tumbuhan dan umbi-umbian. Tupai merusak tanaman, khususnya buah-buahan termasuk kelapa. Kera merusak tumbuhan dengan memakan buahnya. Burung pipit merusak tumbuhan padi dengan memakan biji padi.
Hama Dari Kelompok Serangga
Hama yang termasuk dalam kelompok serangga contohnya sebagai berikut:
a. Wereng
Wereng ialah serangga sejenis kepik yang menimbulkan dan dan batang tumbuhan berlubang-lubang, kemudian kering, dan pada jadinya mati.
Cara mengendalikan hama Wereng:
- Pengaturan pola tanaman, yaitu dengan melaksanakan penanaman secara serentak maupun dengan pergiliran tanaman. Pergiliran tumbuhan dilakukan untuk memutus siklus hidup wereng dengan cara menanam tumbuhan palawija atau tanah dibiarkan selama 1-2 bulan.
- Pengendalian hayati, yaitu dengan memakai musuh alami wereng, contohnya laba-laba predator Lycosa Pseudoannulata, kepik Microvelia douglasi dan Cyrtorhinuss ividipenis, kumbang Paederuss fuscipes, Ophinea nigrofasciata, dan Synamornia octomaculata.
b. Walang Sangit
Walang sangit (Leptocorisa acuta) merupakan salah satu hama yang juga meresahkan petani. Serangga ini bila diganggu, akan meloncat dan terbang sambil mengeluarkan bau. Serangga ini berwarna hijau kemerah-merahan. Walang sangit menghisap butir-butir padi yang masih cair. Biji yang sudah dihisap akan menjadi hampa, agak hampa, atau liat. Kulit biji akan berwarna kehitam-hitaman.
Cara mengendalikan hama Walang Sangit:
- Membersihkan gulma di pematang, pertanaman, dan di sekeliling tumbuhan padi. Walang sangit tiba di pertanaman sebelum tumbuhan padi berbunga, hidup pada gulma
- Memasang bangkai binatang. Walang sangit tertarik kapada anyir bangkai, sehabis berkumpul sanggup disemprot dengan insektisida.
c. Gangsir/Orong-orong
Gangsir merupakan serangga yang sering menyerang tumbuhan yang masih muda, contohnya tumbuhan yang gres dipindah dari persemaian. Gigitan gangsir menimbulkan tumbuhan mati alasannya ialah batangnya putus atau patah. Potongan pangkal batang itu biasanya tidak dimakan, tetapi hanya diputus.
Cara mengendalikan hama Orong-orong:
- Perataan tanah, Orong-orong biasanya ada di sawah yang tidak digenangi atau sawah yang tanahnya tidak rata. Oleh alasannya ialah itu perataan tanah penting supaya air tergenang merata.
- Penggenangan sawah sanggup membantu membunuh telur orong-orong di tanah.
- Penggunaan umpan (sekam yang dicampur insektisida).
- Penggunaan insektisida (bila diperlukan) yang berbahan aktif karbofuran atau fipronil.
d. Lalat Buah
Lalat buah biasanya menyerang tumbuhan pada waktu trend hujan. Lalat betina menusuk buah-buahan dengan alat peletak telur untuk memasukkan telurnya ke dalam daging buah. Telur akan menetas dan menjadi belatung yang memakan buah tersebut sehingga buah akan busuk dan rusak.
Cara mengendalikan hama Lalat Buah:
- Sanitasi lingkungan dengan membersihkan semua buah yang rontok
- Pemasangan perangkap lalat berupa sex pheromon
- Penyemprotan insektisida secara berselang-seling. Penyemprotan dilakukan pada pagi hari dikala masih ada embun.
e. Ulat
Kupu-kupu merupakan serangga yang mempunyai sayap indah dan beraneka ragam. Namun demikian larva kupu-kupu atau yang disebut sebagai ulat, sanggup menimbulkan dilema pada petani. Kupu-kupu biasanya meletakkan telurnya pada kepingan bawah daun, yang kemudian bila menetas menjadi ulat. Pada fase ini, ulat aktif memakan dedaunan bahkan pangkal batang, terutama pada malam hari. Daun yang dimakan oleh ulat hanya tersisa rangka atau tulang daunnya saja.
Cara mengendalikan hama Ulat:
- Membuang telur-telur kupu-kupu yang menempel pada kepingan bawah daun.
- Menggenangi daerah persemaian dengan air dalam jumlah banyak sehingga ulat akan bergerak ke atas sehingga gampang untuk dikumpulkan dan dibasmi.
- Penyemprotan tumbuhan dengan memakai pestisida.
f. Tungau
Tungau ialah serangga berbentuk kutu kecil, biasanya terdapat di bawah daun untuk menghisap daun tersebut. Hama ini banyak terdapat pada trend kemarau. Pada daun yang terjangkit kutu akan timbul bercak-bercak kecil kemudian daun akan menjadi kuning kemudian gugur.
Cara mengendalikan hama Tungau:
- Mengambil secara eksklusif telur, larva, nimfa, atau imago kemudian dibakar/dimusnahkan.
- Menyemprotkan air beberapa kali sehingga tungau tercuci.
- Menggunakan varietas tumbuhan yang tahan terhadap hama
- Pergiliran tanaman
- Pemupukan
- Sanitasi lingkungan
Secara garis besar, hama sanggup dikelompokkan menjadi dua jenis kelompok, yaitu hama dari kelompok binatang besar dan hama dari kelompok serangga.
Hama Dari Kelompok Hewan Besar
Hama tumbuhan dari kelompok binatang Chordata contohnya ialah gajah, babi hutan, tupai, kera, burung pipit, tikus, dan lainnya. Gajah biasanya merusak tumbuhan di kebun dengan memakan daun dan buahnya. Babi hutan merusak tanaman, khususnya daun tumbuhan dan umbi-umbian. Tupai merusak tanaman, khususnya buah-buahan termasuk kelapa. Kera merusak tumbuhan dengan memakan buahnya. Burung pipit merusak tumbuhan padi dengan memakan biji padi.
Hama Dari Kelompok Serangga
Hama yang termasuk dalam kelompok serangga contohnya sebagai berikut:
a. Wereng
Wereng ialah serangga sejenis kepik yang menimbulkan dan dan batang tumbuhan berlubang-lubang, kemudian kering, dan pada jadinya mati.
Cara mengendalikan hama Wereng:
- Pengaturan pola tanaman, yaitu dengan melaksanakan penanaman secara serentak maupun dengan pergiliran tanaman. Pergiliran tumbuhan dilakukan untuk memutus siklus hidup wereng dengan cara menanam tumbuhan palawija atau tanah dibiarkan selama 1-2 bulan.
- Pengendalian hayati, yaitu dengan memakai musuh alami wereng, contohnya laba-laba predator Lycosa Pseudoannulata, kepik Microvelia douglasi dan Cyrtorhinuss ividipenis, kumbang Paederuss fuscipes, Ophinea nigrofasciata, dan Synamornia octomaculata.
b. Walang Sangit
Walang sangit (Leptocorisa acuta) merupakan salah satu hama yang juga meresahkan petani. Serangga ini bila diganggu, akan meloncat dan terbang sambil mengeluarkan bau. Serangga ini berwarna hijau kemerah-merahan. Walang sangit menghisap butir-butir padi yang masih cair. Biji yang sudah dihisap akan menjadi hampa, agak hampa, atau liat. Kulit biji akan berwarna kehitam-hitaman.
Cara mengendalikan hama Walang Sangit:
- Membersihkan gulma di pematang, pertanaman, dan di sekeliling tumbuhan padi. Walang sangit tiba di pertanaman sebelum tumbuhan padi berbunga, hidup pada gulma
- Memasang bangkai binatang. Walang sangit tertarik kapada anyir bangkai, sehabis berkumpul sanggup disemprot dengan insektisida.
c. Gangsir/Orong-orong
Gangsir merupakan serangga yang sering menyerang tumbuhan yang masih muda, contohnya tumbuhan yang gres dipindah dari persemaian. Gigitan gangsir menimbulkan tumbuhan mati alasannya ialah batangnya putus atau patah. Potongan pangkal batang itu biasanya tidak dimakan, tetapi hanya diputus.
Cara mengendalikan hama Orong-orong:
- Perataan tanah, Orong-orong biasanya ada di sawah yang tidak digenangi atau sawah yang tanahnya tidak rata. Oleh alasannya ialah itu perataan tanah penting supaya air tergenang merata.
- Penggenangan sawah sanggup membantu membunuh telur orong-orong di tanah.
- Penggunaan umpan (sekam yang dicampur insektisida).
- Penggunaan insektisida (bila diperlukan) yang berbahan aktif karbofuran atau fipronil.
d. Lalat Buah
Lalat buah biasanya menyerang tumbuhan pada waktu trend hujan. Lalat betina menusuk buah-buahan dengan alat peletak telur untuk memasukkan telurnya ke dalam daging buah. Telur akan menetas dan menjadi belatung yang memakan buah tersebut sehingga buah akan busuk dan rusak.
Cara mengendalikan hama Lalat Buah:
- Sanitasi lingkungan dengan membersihkan semua buah yang rontok
- Pemasangan perangkap lalat berupa sex pheromon
- Penyemprotan insektisida secara berselang-seling. Penyemprotan dilakukan pada pagi hari dikala masih ada embun.
e. Ulat
Kupu-kupu merupakan serangga yang mempunyai sayap indah dan beraneka ragam. Namun demikian larva kupu-kupu atau yang disebut sebagai ulat, sanggup menimbulkan dilema pada petani. Kupu-kupu biasanya meletakkan telurnya pada kepingan bawah daun, yang kemudian bila menetas menjadi ulat. Pada fase ini, ulat aktif memakan dedaunan bahkan pangkal batang, terutama pada malam hari. Daun yang dimakan oleh ulat hanya tersisa rangka atau tulang daunnya saja.
Cara mengendalikan hama Ulat:
- Membuang telur-telur kupu-kupu yang menempel pada kepingan bawah daun.
- Menggenangi daerah persemaian dengan air dalam jumlah banyak sehingga ulat akan bergerak ke atas sehingga gampang untuk dikumpulkan dan dibasmi.
- Penyemprotan tumbuhan dengan memakai pestisida.
f. Tungau
Tungau ialah serangga berbentuk kutu kecil, biasanya terdapat di bawah daun untuk menghisap daun tersebut. Hama ini banyak terdapat pada trend kemarau. Pada daun yang terjangkit kutu akan timbul bercak-bercak kecil kemudian daun akan menjadi kuning kemudian gugur.
Cara mengendalikan hama Tungau:
- Mengambil secara eksklusif telur, larva, nimfa, atau imago kemudian dibakar/dimusnahkan.
- Menyemprotkan air beberapa kali sehingga tungau tercuci.
- Menggunakan varietas tumbuhan yang tahan terhadap hama
- Pergiliran tanaman
- Pemupukan
- Sanitasi lingkungan