Teori Abiogenesis (Generatio Spontanea)
Pengertian Abiogenesis
Abiogenesis ialah teori yang menyampaikan bahwa asal-usul kehidupan berasal dari benda tak hidup. Atau dengan kata lain, teori abiogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup ada dengan sendirinya. Teori abiogenesis dikenal juga dengan sebutan teori Generatio Spontanea.
Penemu Teori Abiogenesis
Penemu dari teori ini ialah Aristoteles (384-322 SM), seorang tokoh ilmu pengetahuan dari Yunani. Aristoteles melaksanakan pengamatan pada ikan-ikan di sungai. Ia beropini bahwa ada sebagian ikan-ikan di sungai tersebut yang berasal dari lumpur. Aristoteles juga melaksanakan percobaan pada tanah yang direndam air. Dari tanah rendaman ini muncul cacing. Sehingga hal ini memperkuat dugaannya bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati.
Pendukung Teori Abiogenesis
Pendukung lain teori Abiogenesis ialah Nedham, seorang ilmuwan dari Inggris pada tahun 1700. Nedham melaksanakan penelitian dengan merebus kaldu dalam wadah selama beberapa menit lalu ditutup dengan gabus. Setelah beberapa hari, terdapat basil dalam kaldu tersebut. Nedham beropini bahwa basil berasal dari kaldu.
Setelah ditemukan mikroskop, Antonie van Leeuwenhoek melihat adanya mikroorganisme (animalculus) di dalam air rendaman jerami. Temuan ini seakan-akan menguatkan teori Abiogenesis. Para pendukung teori Abiogenesis menyatakan bahwa mikroorganisme itu berasal dari jerami yang membusuk. Akan tetapi, Leeuwenhoek menolak pernyataan itu dengan mengemukakan bahwa mikroorganisme itu berasal dari udara.
Runtuhnya Teori Abiogenesis
Pada tahun 1668, mahir biologi dari Italia, Fransesco Redi mengambarkan bahwa belatung tidak timbul di dalam makhluk yang sama. Namun, pembuktian itu diragukan kembali lantaran ditemukan basil dan mikroorganisme lain yang belum sanggup diterangkan.
Ahli biologi berkebangsaan Italia, Spallanzani, juga menyangsinkan kebenaran paham abiogeensis. Oleh lantaran itu, ia mengadakan percobaan yang pada prinsipnya sama dengan percobaan Francesco Redi, tetapi langkah percobaan Spallanzani lebih sempurna.
Sebagai materi percobaannya, Spallanzani memakai air kaldu atau air rebusan daging dan dua buah labu. Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang ada didalam kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi berasal dari kehidupan diudara. Jadi, adanya pembusukan lantaran sudah terjadi kontaminasi mikroba dari udara ke dalam air kaldu tersebut.
Pendukung paham Abiogenesis menyatakan keberatan terhadap hasil eksperimen Lazzaro Spallanzani tersebut. Menurut mereka untuk terbentuknya mikroba (makhluk hidup) dalam air kaldu dibutuhkan udara. Dengan dampak udara tersebut terjadilah generation spontanea.
Pada tertengahan kala 18, Louis Pasteur menolak teori abiogenesis dengan mengambarkan bahwa basil tidak sanggup berkembang di dalam benda yang disterilkan. Percobaan yang dilakukan Louis Pasteur ini sesungguhnya penyempurnaan dari percobaan yang dilakukan oleh Spallanzani. Pasteur memakai tabung berleher ibarat bebek dalam percobaannya Tabung berleher ibarat bebek ini diisi dengan air kaldu. Fungsi dari tabung leher bebek ini ialah supaya korelasi antara tabung dan udara luar masih ada, artinya masih terdapat oksigen. Tabung ini dipanaskan untuk men-sterilkan air kaldu dari mikroorganisme. Setelah dipanaskan, tabung lalu didinginkan dan disimpan.
Setelah beberapa hari, ternyata air kaldu dalam tabung leher bebek tetapjernih, namun di bab lehernya banyak terdapat debu dan partikel-partikel, sedangkan di tabung lainnya yang tidak berleher angsa, air kaldunya mengan-dung mikroorganisme. Berdasarkan hasil percobaannya, Louis Pasteur menyimpulkan bahwa mikroorganisme yang ada dalam air kaldu bukan berasal dari air kaldu itu sendiri, melainkan dari mikroorganisme yang ada di udara. Dengan hasil percobaan ini, maka Louis Pasteur dianggap berhasil menumbangkan teori abiogenesis.
Abiogenesis ialah teori yang menyampaikan bahwa asal-usul kehidupan berasal dari benda tak hidup. Atau dengan kata lain, teori abiogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup ada dengan sendirinya. Teori abiogenesis dikenal juga dengan sebutan teori Generatio Spontanea.
Penemu Teori Abiogenesis
Penemu dari teori ini ialah Aristoteles (384-322 SM), seorang tokoh ilmu pengetahuan dari Yunani. Aristoteles melaksanakan pengamatan pada ikan-ikan di sungai. Ia beropini bahwa ada sebagian ikan-ikan di sungai tersebut yang berasal dari lumpur. Aristoteles juga melaksanakan percobaan pada tanah yang direndam air. Dari tanah rendaman ini muncul cacing. Sehingga hal ini memperkuat dugaannya bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati.
Pendukung Teori Abiogenesis
Pendukung lain teori Abiogenesis ialah Nedham, seorang ilmuwan dari Inggris pada tahun 1700. Nedham melaksanakan penelitian dengan merebus kaldu dalam wadah selama beberapa menit lalu ditutup dengan gabus. Setelah beberapa hari, terdapat basil dalam kaldu tersebut. Nedham beropini bahwa basil berasal dari kaldu.
Setelah ditemukan mikroskop, Antonie van Leeuwenhoek melihat adanya mikroorganisme (animalculus) di dalam air rendaman jerami. Temuan ini seakan-akan menguatkan teori Abiogenesis. Para pendukung teori Abiogenesis menyatakan bahwa mikroorganisme itu berasal dari jerami yang membusuk. Akan tetapi, Leeuwenhoek menolak pernyataan itu dengan mengemukakan bahwa mikroorganisme itu berasal dari udara.
Runtuhnya Teori Abiogenesis
Pada tahun 1668, mahir biologi dari Italia, Fransesco Redi mengambarkan bahwa belatung tidak timbul di dalam makhluk yang sama. Namun, pembuktian itu diragukan kembali lantaran ditemukan basil dan mikroorganisme lain yang belum sanggup diterangkan.
Ahli biologi berkebangsaan Italia, Spallanzani, juga menyangsinkan kebenaran paham abiogeensis. Oleh lantaran itu, ia mengadakan percobaan yang pada prinsipnya sama dengan percobaan Francesco Redi, tetapi langkah percobaan Spallanzani lebih sempurna.
Sebagai materi percobaannya, Spallanzani memakai air kaldu atau air rebusan daging dan dua buah labu. Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang ada didalam kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi berasal dari kehidupan diudara. Jadi, adanya pembusukan lantaran sudah terjadi kontaminasi mikroba dari udara ke dalam air kaldu tersebut.
Pendukung paham Abiogenesis menyatakan keberatan terhadap hasil eksperimen Lazzaro Spallanzani tersebut. Menurut mereka untuk terbentuknya mikroba (makhluk hidup) dalam air kaldu dibutuhkan udara. Dengan dampak udara tersebut terjadilah generation spontanea.
Pada tertengahan kala 18, Louis Pasteur menolak teori abiogenesis dengan mengambarkan bahwa basil tidak sanggup berkembang di dalam benda yang disterilkan. Percobaan yang dilakukan Louis Pasteur ini sesungguhnya penyempurnaan dari percobaan yang dilakukan oleh Spallanzani. Pasteur memakai tabung berleher ibarat bebek dalam percobaannya Tabung berleher ibarat bebek ini diisi dengan air kaldu. Fungsi dari tabung leher bebek ini ialah supaya korelasi antara tabung dan udara luar masih ada, artinya masih terdapat oksigen. Tabung ini dipanaskan untuk men-sterilkan air kaldu dari mikroorganisme. Setelah dipanaskan, tabung lalu didinginkan dan disimpan.
Setelah beberapa hari, ternyata air kaldu dalam tabung leher bebek tetapjernih, namun di bab lehernya banyak terdapat debu dan partikel-partikel, sedangkan di tabung lainnya yang tidak berleher angsa, air kaldunya mengan-dung mikroorganisme. Berdasarkan hasil percobaannya, Louis Pasteur menyimpulkan bahwa mikroorganisme yang ada dalam air kaldu bukan berasal dari air kaldu itu sendiri, melainkan dari mikroorganisme yang ada di udara. Dengan hasil percobaan ini, maka Louis Pasteur dianggap berhasil menumbangkan teori abiogenesis.