Seni Rupa Kontomporer
terimakasih atas kunjungan kalian, kali ini saya akan menawarkan makalah ihwal seni rupa kontemporer, mungkin kalian mencari makalah ini alasannya ialah kebutuhan kiprah sekolah,
berikut teladan makalah seni rupa kontemporer berikut teladan makalah seni kontemporer dan beberapa teladan sampulnya.
Kata pengantar
Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah yang maha kuasa, Atas Berkah dan Rahmat-Nya sehingga penyusunan makalah seni rupa kontemporer ini sanggup terselesaikan dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit duduk masalah yang penyusun dapatkan. Namun berkat kerjasama, doa restu dan santunan dari banyak sekali pihak sehingga penyusunan makalah ini sanggup terselesaikan dengan baik. Maka dari itu penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini.
Mengetahui editor
Wahyuddin muhammad aris
Daftar Isi
1. Kata pengantar 1
2. Daftar isi 2
3. Pendahuluan
a. Latar belakang 3
b. Rumusan masalah 3
c. Tujuan 3
4. Materi
a. Pengertian seni rupa kontemporer 4
b. Cirri-ciri seni rupa kontemporer 4
c. Fungsi dan tujuan seni rupa kontemporer 5
d. Sejarah seni kontemporer 6
e. Apresiasi karya seni rupa modern/kontemporer Indonesia 8
f. seniman – seniman kontemporer di indonesia dan karya-karyanya. 9
5. penutup
a. kesimpulan 16
b. saran 16
6. daftar pustaka 17
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah Seni kontemporer merupakan salah satu cabang dalam dunia seni. Dimana seni tersebut terpengaruh oleh dampak kekinian. Untuk memperkaya dan menambah wawasan kita mengenai seni rupa kontemporer, kita perlu mengkaji dan mencari acuan dari banyak sekali sumber. Tentu saja sumber tersebut tidak hanya berasal dari dalam negeri, namun juga dari luar negeri. Untuk itu, makalah ini disusun semoga sanggup menambah wawasan dalam mempelajari seni rupa kontemporer. Yang disebut seni sendiri mempunyai cakupan yang luas. Sepanjang hal tersebut mempunyai nilai keindahan atau nilai estetika, maka hal tersebut bisa disebut sebagai seni. Bisa mencakup seni lukis, seni tari, seni patung dan lain sebagainya. Pendapat lain menyampaikan bahwa seni rupa kontemporer ialah seni yang melawan tradisi modernisme Barat. Ini sebagai pengembangan dari wacana pasca modern (postmodern art) dan pasca kolonialisme yang berusaha membangkitkan wacana pemunculan indegenous art (seni pribumi). Atau khasanah seni lokal yang menjadi daerah tinggal (negara) para seniman.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian seni rupa kontemporer ?
2. Jelaskan sejarah seni rupa kontemporer ?
3. Siapa seniman seniman yang ada di indonesia ?
C. Tujuan materi
1. Mengetahui ihwal seni rupa kontemporer
2. Memenuhi kiprah sekolah
BAB 2 MATERI
A. Pengertian
Seni Kontemporer Indonesia mempunyai sejarah yang tidak sanggup dipisahkan dari kesenian. Di samping itu, Indonesia mempunyai bermacam-macam kekayaan berupa kebudayaan tradisional dan modern, yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Seni sendiri merupakan salah satu unsur budaya yang hidup di dalam masyarakat. Sementara seni kontemporer merupakan cuilan dari seni modern yang sedang berkembang di Indonesia, yang mana terlihat dari banyaknya karya seni kontemporer yang dihasilkan oleh para seniman dalam negeri. Contohnya ialah pagelaran instrument musik kontemporer yang diberi judul “otot kawat balung wesi” dan “beringin kurung” karya Nyoman Sadra. Nyoman Sadra memakai telur dan gergaji sebagai instrument musiknya.
Gambar 1. Pagelaran musik ‘Beringin Kurung’, Karya Nyoman Sadra dalam rangk aian jadwal Art Summit Indonesia ke-4 di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), 13 September 2004 (Sumber www.store.tempo.co) 3 Kontemporer itu sendiri artinya kekinian, modern atau lebih tepatnya ialah sesuatu yang terjadi di masa sekarang. Sehingga seni kontemporer merupakan seni yang tidak terikat batas ruang dan waktu, tidak berpatokan pada suatu periodisasi ibarat masa ke-20, masa ke-21 dan setelahnya.Seni Kontemporer merupakan istilah umum yang dipakai di Negara Barat semenjak Perang Dunia II. Perkembangan Seni Kontemporer terpengaruh oleh dampak modernisasi. Sementara di Indonesia sendiri, Seni Kontemporer berkembang seiring dengan bertambahnya ragam teknik dan medium yang dipakai untuk membuat karya seni. Selain itu, penyebab lain ialah alasannya ialah adanya percampuran antara praktik dan disiplin ilmu yang berbeda, pilihan artistik dan pilihan presentasi karya. Menurut salah seorang pemerhati seni Yasraf Amir Piliang menyebutkan bahwa pengertian seni kontemporer ialah seni yang dibentuk lebih kepada masa kini atau bersifat modern. Sedangkan dilihat dari etimologi atau sejarah katanya terdiri dari dua kata, yaitu co dan tempo. Dimana co bermakna bersama dan tempo artinya waktu. Sehingga secara harfiah, seni kontemporer sanggup diartikan sebagai seni yang berjalan sebagai refleksi waktu yang sedang dilakoni
B. Cirri-ciri seni rupa kontemporer
Ciri-ciri seni kontemporer antara lain sebagai berikut:
1. Tiadanya sekat antara berbagai disiplin seni, alias meleburnya batas-batas antara seni lukis, patung, grafik, kriya, teater, musik, anarkis, omong kosong, sampai agresi politik.
2. Konsep penciptaannya tetap berbasis pada sebuah filosofi, tetapi jangkauan pembagian terstruktur mengenai visualisasinya tidak terbatas.
3. Tidak terikat pada pakem-pakem tertentu dan aturan-aturan zaman dahulu, tetapi berkembang sesuai zaman.
4. Mempunyai gairah dan nafsu moralistic yang brerkaitan dengan matra sosial dan politik sebagai tesis.
5. Seni yang cenderung diminati media massa untuk dijadikan komoditas pewacanaan sebagai aktualitas gosip yang fashionable.
6. Mengutamakan jenis seni media gres ibarat instalasi, performance, fotografi, video, seni serat dan mendapatkan seni kriya dan seni popular.
Isu-isu yang diwacanakan seni rupa kontemporer contohnya : jender, HAM, multikultural, budaya etnik, lingkungan hidup, buruh migran, diaspora, dan lain-lain.
C. Fungsi dan tujuan seni rupa kontemporer
a. Fungsi Individual
Manusia Terdiri dari unsur psikis dan fisik . Salah satu unsur psikis ialah emosi . Maka fungsi individual dibagi lagi menjadi fungsi pemenuhan kebutuhan seni secara fisik dan emosional.
1) Fisik
Fungsi ini banyak dipenuhi melalui seni pakai yang berhubungan dengan fisik. Seperti Busana, perabot,rumah,musik senam,dan sebainya
2) Emosional
Dipenuhi melalui seni murni , baik dari segi si pembuat atau pengubah , maupun konsumen penikmatnya . Contohnya , lukisan , novel, musik, tari , film dan sebagainya.
b. Fungsi Sosial
Fungsi sosial artinya sanggup dinikmati dan bermanfaat bagi kepentingan orang banyak dalam waktu relatif bersamaan . Fungsi ini dikelompokkan menjadi beberapa bidang .
1) Rekreasi atau hiburan
seni sanggup jadikan sebagai sarana melepas kejenuhan atau mengurangi kesedihan. Hal itu sanggup terjadi misalkan pada ketika kita menyaksikan musik , tarian,film , dan lawak.
2) Komunikasi
seni sanggup dipakai untuk mengkomunikasikan sesuatu, ibarat pesan, kritik, kebijakan, gagasan, dan produk kepada orang banyak. Contoh: lagu, balada, poster, drama, komedi, dan reklame. Tema yang sering dibentuk antara lain:
a) ketidakdisiplinan anggota masyarakat terhadap lingkungan
b) himbauan melaksanakan jadwal pemerintah
c) anjuran kesehatan atau kesejahteraan
d) ketidakadilan suatu kebijakan
3) pendidikan
pendidikan juga memanfaatkan seni sebagai sarana penunjangnya. Contoh: gambar ilustrasi buku pelajaran, film ilmiah atau dokumenter, poster ilmiah, lagu belum dewasa dan foto.
4) Religi atau keagamaan
Karya seni sanggup dijadikan ciri atau pesan keagamaan. Contoh: kaligrafi, busana muslim atau muslimah, arsitektur atau dekorasi rumah ibadah, lagu-lagu rohani.
D. Sejarah seni kontemporer
Seni Kontemporer ialah salah satu cabang seni yang terpengaruh dampak modernisasi.Kontemporer itu artinya kekinian, modern atau lebih tepatnya ialah sesuatu yang sama dengan kondisi waktu yang sama atau ketika ini. Kaprikornus Seni kontemporer ialah seni yang tidak terikat oleh aturan-aturan jaman dulu dan berkembang sesuai jaman sekarang. Lukisan kontemporer ialah karya yang secara tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui. Misalnya lukisan yang tidak lagi terikat pada Rennaissance. Begitu pula dengan tarian, lebih kreatif dan modern.
Kata “kontemporer” yang berasal dari kata “co” (bersama) dan “tempo” (waktu). Sehingga menegaskan bahwa seni kontemporer ialah karya yang secara tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui. Atau pendapat yang menyampaikan bahwa “seni rupa kontemporer ialah seni yang melawan tradisi modernisme Barat”. Ini sebagai pengembangan dari wacana postmodern dan postcolonialism yang berusaha membangkitkan wacana pemunculan indegenous art. Atau khasanah seni lokal yang menjadi daerah tinggal (negara) para seniman. Secara awam seni kontemporer bisa diartikan sebagai berikut:
Tiadanya sekat antara banyak sekali disiplin seni, alias meleburnya batas-batas antara seni lukis, patung, grafis, kriya, teater, tari, musik, anarki, omong kosong, sampai agresi politik. Punya gairah dan nafsu "moralistik" yang berkaitan dengan matra sosial dan politik sebagai tesis. Seni yang cenderung diminati media massa untuk dijadikan komoditas pewacanaan, sebagai aktualitas gosip yang fashionable. Dalam seni rupa Indonesia, istilah kontemporer muncul awal 70-an, ketika Gregorius Sidharta memakai istilah kontemporer untuk menamai ekspo seni patung pada waktu itu. Suwarno Wisetrotomo, seorang pengamat seni rupa, beropini bahwa seni rupa kontemporer pada konsep dasar ialah upaya pembebasan dari kontrak-kontrak penilaian yang sudah baku atau mungkin dianggap usang. Pendapat lain dari Yustiono, staf pengajar FSRD ITB, melihat bahwa seni rupa kontemporer di Indonesia tidak lepas dari pecahnya isu postmodernisme (akhir 1993 dan awal 1994), dimana sepanjang tahun 1993 menyulut perdebatan dan perbincangan luas baik di seminar-seminar maupun di media massa pada waktu itu. Sedangkan kaitan seni kontemporer dan (seni) postmodern, berdasarkan pandangan Yasraf Amior Pilliang, pemerhati seni, pengertian seni kontemporer ialah seni yang dibentuk masa kini, jadi berkaitan dengan waktu, dengan catatan khusus bahwa seni postmodern ialah seni yang mengumpulkan idiom-idiom baru. Lebih jelasnya dikatakan bahwa tidak semua seni masa kini (kontemporer) itu bisa dikategorikan sebagai seni postmodern, seni postmodern sendiri di satu sisi memberi pengertian, memungut masa kemudian tetapi di sisi lain juga melompat kedepan (bersifat futuris)
Perkembangan Seni Kontemporer di Indonesia
Antara modern dan kontemporer secara umum tidak sanggup dipilah berdasarkan waktu. Hal ini menimbulkan tidak jelasnya pemisah antara kedua istilah tersebut. Istilah modern dan kontemporer dalam konteks seni rupa dijelaskan oleh Kramer dalam Dharsono sebagai berikut: Pengertian “kontemporer” dibandingkan dengan istilah modern hanya sekedar sebagai sekat munculnya perkembangan seni rupa sekitar tahun 70-an dengan menempatkan seniman-seniman Amerika ibarat David Smith dan Jackson Pollock sebagai tanda peralihan (Dharsono, 2004: 223). Pengertian kontemporer dalam bidang arsitektur mempunyai pengertian lain, hal ini diungkapkan oleh Kultermann seorang pemikir asal Jerman, “Berdasarkan teori Udo, pengertian kontemporer akrab dengan paham post-modern menjelang tahun 1970. Paham gres ini menentang kerasionalan paham modern yang hambar dan berpihak pada simbolisme instink” (Dharsono, 2004: 223). Dalam istilah seni pengertian ini ditafsirkan lebih lajut oleh Douglas Davis, bahwa kontemporer sebagai kembalinya upaya mencari dan mengangkat nilai-nilai budaya dan kemasyarakatan atau dalam istilah seni kembali ke konteks. Seperti telah kita ketahui, seni kontemporer dalam bahasa Indonesia padanannya ialah “seni masa kini” atau juga “seni mutakhir”. Dalam khazanah seni modern yang telah berusia ratusan tahun, kehadiran seni kontemporer cukup rumit dan menimbulkan kontroversi yang berkepanjangan. Istilah seni kontemporer justru banyak menimbulkan kebingungan. Istilah seni kontemporer dalam arti seni masa kini bahwasanya sudah muncul semenjak tahun 50-an. Pada waktu itu, karya seni masa kini hanya menyangkut nama-nama Picasso, Matisse, Braque dan lain-lain. Periode berikutnya ialah pendobrakan yang lengkap terhadap asas-asas seni rupa tradisi Barat. Bahkan, kesannya pendobrakan ini semakin beraneka ragam. Dipengaruhi oleh semangat individualisme dengan jumlah pelukis yang semakin banyak maka seni kontemporer ini semakin dipadati oleh seni individual di mana setiap seniman berusaha untuk saling berbeda satu sama lain (Popo Iskandar, 2000:30).Ditinjau dari sudut ini seni kontemporer bukanlah konsep tetap. Seni kontemporer ialah dimensi waktu yang terus bergulir mengikuti perkembangan masyarakat dengan zamannya. Kiranya hanya satu indikasi yang bisa dijadikan titik terang istilah seni kontemporer, yakni lahir dan berkembang dalam khazanah dan ruang lingkup seni modern. Hal ini di pertegas dalam buku AWAS! Recent art from Indonesia: Seni rupa kontemporer muncul sesudah seni rupa modern. Berlangsungnya perayaan ‘Boom seni lukis’ di simpulan tahun 80-an dan awal simpulan 90-an seniman bergerak cepat menembus, melintas batas-batas tradisional negara yang membatasi identitasnya. Kelangsungan seni rupa kontemporer tidak lagi mengusung semangat hebat, pemberontakan dan penyangkalan ibarat pendahulunya di tahun 70-an (seni modern) tetapi melangsungkan perundingan dengan banyak sekali senimanan baru, perubahan-perubahan yang serba cepat, peluang dan tentunya juga gemerlapnya pasar (Rizki A Zaelani, 1999:92). Setiawan Sabana, tokoh pendidik, perupa, yang juga seorang dekan FSRD (Fakultas Seni Rupa dan Desain) ITB mengungkapkan, sesuai dengan hasil penelitiannya mengenai “Seni Rupa Kontemporer Asia Tenggara” yang dilakukannya selama 4 tahun, bahwa yang membedakan antara seni rupa modern dan kontemporer ialah sebagai berikut:
Seni Rupa Modern :
1. Memutuskan rantai dengan tradisi masa lalu, pada masa ini tradisi tidak menjadi perhatian yang signifikan dan itu dianggap sebagai sesuatu yang tidak perlu diotak-atik lagi tapi cukup dalam musium saja.
2. Adanya high art dan low art ( kesenian dianggap adiluhung).
3. Tema-tema sosial cenderung ditolak.
4. Kurang memperhatikan budaya lokal.
Seni Rupa Kontemporer :
1. Tradisi diangkat kembali, contohnya tema lebih bebas dan media lebih bebas.
2. Tema-tema sosial dan politik menjadi hal yang lumrah dalam tema berkarya seni.
3. Berbaurnya karya seni adiluhung/ high art dan low art.
4. Masa seni rupa modern kesenian itu awet maka masa kontemporer kesenian dianggap kesementaraan.
5. Dulu ada istilah menara gading kini kesenian merakyat, jadi tidak lagi sesuatu yang perlu/ harus bertahan.
6. Budaya lokal mulai bahkan menjadi perhatian.
Selanjutnya ia menyimpulkannya bahwa fenomena seni rupa kontemporer Indonesia merupakan suatu refleksi, pencerminan penilaian kembali, perilaku evaluatif dan pencarian akan potensi-potensi kultural yang gres di negeri ini dan merupakan bentuk kesadaran gres dalam era global. Dalam seni rupa Indonesia, istilah kontemporer muncul awal 70-an, ketika Gregorius Sidharta memakai istilah kontemporer untuk menamai ekspo seni patung pada waktu itu. Suwarno Wisetrotomo, seorang pengamat seni rupa, beropini bahwa seni rupa kontemporer pada konsep dasar ialah upaya pembebasan dari kontrak-kontrak penilaian yang sudah baku atau mungkin dianggap usang. Konsep modernisasi telah merambah semua bidang seni ke arah kontemporer ini. Paling menyolok terlihat di bidang tari dan seni lukis. Seni tari tradisional mulai tersisih dari acara-acara televisi dan hanya ada di jadwal yang bersifat upacara atau seremonial saja.
E. Apresiasi karya seni rupa modern/kontemporer Indonesia
Karya seni rupa modern/kontemporer di Indonesia bermacam-macam bentuk, jenis, dan corak, antara lain berupa karya seni rupa dua dimensi: seni lukis, grafis, batik, dll; tiga dimensi: seni patung, keramik, seni instalasi, dll. Dengan kreativitas masing-masing, para seniman Indonesia membuat suatu karya seni rupa sebagai perwujudan ekspresi jiwanya.
Kreativitas para seniman Indonesia telah meramaikan perkembangan seni rupa di Indonesia. Munculnya banyak sekali karya seni rupa menimbulkan terjadinya komunikasi apresiasi untuk memahami makna yang tersirat di baik karya-karya para seniman Indonesia tersebut. Apresiasi ialah penghargaan atau penilaian. Apresiasi seni rupa ialah kegiatan dalam menilai atau memberi penghargaan terhadap karya-karya seni rupa. Apresiasi terhadap karya-karya seni rupa sanggup ditunjukkan dengan perilaku tenggang rasa berupa ungkapan kata-kata atau jawaban secara lisan/tertulis. Beberapa seniman mengkomunikasikan pesan-pesan melalui hasil karyanya dengan cara vulgar dan gampang dipahami, akan tetapi ada pula yang mengkomunikasikan karyanya melalui simbol-simbol yang mengandung makna tertentu.
Kegiatan apresiasi sanggup digolongkan menjadi tiga tingkatan, yaitu:
1. Apresiasi simpatik ialah mencicipi tingkat keindahan suatu karya berdasarkan pengamatan (kasat mata), ibarat suka atau tidak suka.
2. Apresiasi empatik/estetik ialah mencicipi secara mendalam nilai estetik yang tersirat dalam suatu karya, ibarat ada perasaan kagum atau terharu.
3. Apresiasi kritis ialah apresiasi yang disertai analisis terhadap suatu karya dengan mempertimbangkan gagasan, teknik, unsur-unsur rupa, dan kaidah-kaidah komposisi seni rupa.
Pendekatan/metode dalam melaksanakan apresiasi karya seni rupa, yaitu:
1. Deskriptif (paparan secara obyektif)
2. Analitis (paparan berdasarkan kaidah-kaidah estetika)
3. Interpretatif (paparan berdasarkan sudut pandang pengamat)
4. Penilaian (paparan dengan pengukuran nilai)
5. Interdisiplin (berbagai disiplin keilmuan)
F. seniman – seniman kontemporer di indonesia dan karya-karyanya.
1. RADEN SALEH ( Semarang 1807 – 1880 )
Salah satu Pelukis Maestro Legendaris Indonesia pada era sebelum kemerdekaan, ketika Indonesia masih dijajah Belanda. Raden Saleh merupakan salah satu Pelukis Maestro Indonesia yang diakui sebagai Pelukis kelas Dunia. Karya-karya lukisanya merupakan saksi sejarah, banyak menceritakan ihwal situasi pada jaman usaha dan kehidupan masyarakat khususnya Jawa. Salah satu karya lukisanya yang terkenal ialah “Penangkapan Diponegoro”, Raden Saleh juga menerima pengahargaan atas bakat karya seninya, sehingga Beliau menerima beasiswa dari pemerintah Belanda untuk Studi di Negara Belanda dan Negara-negara Eropa lainya. Gaya aliran Lukisan saleh ialah gaya Naturalism, Realism dan Klasik.
Salah satu karya lukisan Raden Saleh berjudul " Berburu" media lukisan cat minyak diatas canvas, dikoleksi oleh Museum Mesdag, Belanda.
2. AFFANDI ( Cirebon 1907 – 1990 )
Merupakan salah satu Pelukis Maestro Legendaris Indonesia yang namanya telah terkenal diseluruh dunia alasannya ialah karya-karya lukisan abstraknya yang unik dan berkarakter, dimana gaya lukisanya tersebut belum pernah ada, atau belum pernah diciptakan oleh pelukis sebelumya. Gaya aliran Lukisanya merupakan gaya gres dalam aliran lukisan modern khususnya ekspresionism. Karya-karya Lukisanya banyak mendapatkan apresiasi dari para pengamat seni baik dari dalam dan luar negeri, dia aktif berpameran tunggal di Negara-negara seperti: Inggris, Eropa, Amerika dan India, pada masa Tahun 1950-an.
Affandi merupakan salah satu Pelukis yang paling produktif, dimana dia telah membuat lebih dari 2 ribu lukisan selama hidupnya, karyanya telah tersebar diseluruh pelosok Dunia dan dikoleksi oleh para Kolektor kelas lokal dan Dunia.
Gaya aliran Lukisan Affandi ialah Abstrak yang masuk dalam cuilan aliran ekspresionism.
Salah satu karya lukisan Affandi berjudul "Wajah - wajah putra Irian" , media lukisan cat minyak diatas canvas, ukuran 98cm X 126cm, dibentuk tahun 1974
3. BASUKI ABDULLAH ( Surakarta 1915 – 1993 )
Pelukis Maestro Legendaris Indonesia yang lahir di Surakarta, bakat dan bakat melukisnya yang luar biasa terlihat dari setiap karya Lukisanya, warna-warna yang terkombinasi matang, kehalusan goresan, kesempurnaan anatomi obyek dan komposisi obyek.
Basuki Abdullah semasa karirnya sebagai seorang Pelukis Maestro, pernah mengawali karirnya studi di Belanda, dan mengadakan perjalanan ke Negara-negar Eropa untuk memperdalam pengetahuanya ihwal Seni rupa, diantaranya ialah Negara Prancis dan Italia, Negara asal dari para Pelukis Maestro kelas Dunia ( Picasso, Leonardo da Vinci, Renoir, Monet, Paul Gaugin, Dll. ).
Salah satu prestasinya yang mengharumkan nama Bangsa Indonesia di mata Dunia ialah kesuksesanya menjuarai lomba sayembara melukis pada waktu penobatan Ratu Yuliana (Belanda ) pada 6 September 1948, Basuki Abdullah menjadi juara dan berhasil menyingkirkan 87 Pelukis dari Eropa, dia juga pernah diangkat menjadi Pelukis tetap di Istana Merdeka, dan karya-karyanya banyak menghiasi ruangan Istana Merdeka.
Semasa hidupnya Basuki Abdullah banyak mendapatkan penghargaan baik dari dalam dan luar Negeri atas Dedikasinya dalam Dunia seni khususnya Lukisan, gaya aliran Lukisan Basuki Abdullah ialah Realism dan Naturalism.
Salah satu lukisan Basuk Abdullah berjudul " Diponegoro memimpin pertempuran " media lukisan cat minyak diatas canvas, ukuran 150cm X 120cm, dibentuk tahun 1940
4. HENDRA GUNAWAN ( Bandung 1918 – 1983 )
Hendra Gunawan lahir di Bandung, Jawa Barat pada tahun 1918, dan Wafat di Denpasar, Bali. 17 Juli 1983.
Hendra Gunawan ialah seorang pelukis, penyair, pematung dan pejuang gerilya. Selama masa mudanya ia bergabung dengan tentara pelajar dan merupakan anggota aktif dari Poetera (Pusat Tenaga Rakyat) dan organisasi yang dipimpin oleh Sukarno dan lain-lain. Ia juga aktif dalam Persagi (Asosiasi Pelukis Indonesia, sebuah organisasi yang didirikan oleh S. Soedjojono dan Agus Djaya pada tahun 1938.
Hendra Gunawan mempunyai komitmen dalam pandangan politiknya, mengabdikan hidupnya untuk memerangi kemiskinan, ketidak adilan dan kolonialisme. Dia dipenjara di Kebon Waru atas keterlibatannya di Institut Budaya Populer (Lekra), sebuah organisasi budaya yang berhubungan dengan komunis kini sudah tidak berfungsi, Partai Indonesia (PKI). Penahanan Hendra Gunawan selama 13 Tahun dimulai pada tahun 1965 sampai tahun 1978. Selama di dalam penjara dia tetap aktif berkarya membuat lukisan bertema ihwal kehidupan masyarakat pedesaan pada jamanya, seperti: Panen Padi, berjualan buah, kehidupan nelayan, suasana panggung tari-tarian, dll. Hampir disemua Lukisanya berlatar belakang alam.
Dengan bakat sebagai seorang Pelukis senior dan mempunyai huruf karya Lukisan yang khas, menjadikan namanya masuk dalam daftar Pelukis Maestro Legendaris ternama Indonesia.
Karakter Lukisan dia sangat berani dengan ekspresi ukiran cat tebal, dan ekspresi warna kontras apa adanya, karya Lukisanya banyak dikoleksi oleh para kolektor dalam negeri. Perjalanan Aliran Lukisan karya Hendra Gunawan pada awalnya ialah realism yang melukiskan tema-tema ihwal usaha sebelum kemerdekaan, namun sesudah era kemerdekaan, karya-karya lukisan ber metamorfosa kedalam aliran lukisan ekspresionism, tema-tema lukisanya ihwal sisi-sisi kehidupan masyarakat pedesaan.
Salah satu lukisan karya Hendra Gunawan berjudul " Mencari kutu rambut " media lukisan cat minyak diatas canvas, ukuran 84cm X 65cm, dibentuk tahun 1953.
5. S. SUDJOJONO (Kisaran, Sumatera Utara 1913 – 1985
S. Sudjojono lahir di Kisaran, Sumatera Utara 14 Desember 1913 , dan wafat di Jakarta 25 Maret 1985. Soedjojono lahir dari keluarga transmigran asal Pulau Jawa. Ayahnya, Sindudarmo, ialah mantri kesehatan di perkebunan karet Kisaran, Sumatera Utara, beristrikan seorang buruh perkebunan. Ia kemudian dijadikan anak angkat oleh seorang guru HIS, Yudhokusumo. Oleh bapak angkat inilah, Djon (nama panggilannya) diajak ke Jakarta (waktu itu masih berjulukan Batavia) pada tahun 1925. Ia menamatkan HIS di Jakarta, kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di Bandung, dan menuntaskan Sekolah Menengan Atas di Perguruan Taman Siswa di Yogyakarta. Di Yogyakarta itulah ia sempat berguru montir sebelum berguru melukis kepada R.M. Pringadie selama beberapa bulan. Sewaktu di Jakarta, ia berguru kepada pelukis Jepang, Chioji Yazaki.
S. Sudjojono sempat menjadi guru di Taman Siswa seusai lulus dari Taman Guru di perguruan yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara itu. Ia ditugaskan oleh Ki Hajar Dewantara untuk membuka sekolah gres di Rogojampi, Banyuwangi, tahun 1931. Namun ia kemudian tetapkan untuk menjadi pelukis. Pada tahun 1937, ia ikut ekspo bersama pelukis Eropa di Kunstkring Jakarya, Jakarta. Inilah awal namanya dikenal sebagai pelukis, Pada tahun itu juga ia menjadi pionir mendirikan Persatuan Ahli Gambar Indonesia (Persagi). Oleh alasannya ialah itu, masa itu disebut sebagai tonggak awal seni lukis modern berciri Indonesia. Ia sempat menjabat sebagai sekretaris dan juru bicara Persagi. Selain sebagai pelukis, ia juga dikenal sebagai kritikus seni rupa pertama di Indonesia. Lukisanya mempunyai huruf Goresan ekspresif dan sedikit bertekstur, ukiran dan sapuan bagai dituang begitu saja ke kanvas.
Pada periode sebelum kemerdekaan, karya lukisan S.Sudjojono banyak bertema ihwal semangat usaha rakyat Indonesia dalam mengusir penjajahan Belanda, namun sesudah jaman kemerdekaan kemudian karya Lukisanya banyak bertema ihwal pemandangan Alam, Bunga, aktifitas kehidupan masayarakat, dan dongeng budaya.
Salah satu lukisan karya S. Sudjojono berjudul " Seko (perintis gerilya), media lukisan cat minyak diatas canvas, ukuran 173,5cm X 194cm
6. POPO ISKANDAR ( Garut, Jawa Barat 1929 – 2000 )
Sang Pelukis Maestro ini terkenal dengan ciri khas Lukisan bertema kucing, dilukis dalam gaya ekspresionism bernuansa minimalis, cat tebal dan bertekstur. Salah satu alasan Popo Iskandar gemar melukis kucing, ibarat yang pernah dia ucapkan semasa hidup “ Tabiat kucing variatif, manja, binal dan buas, tapi penurut. Karena itu saya menyukainya” katanya. Dia juga melukis tema-tema binatang lainya ibarat ayam dan harimau.
Lukisan Popo Iskandar banyak dikoleksi dan sekaligus dijadikan sebagai icon dalam rumah bergaya modern dan minimalis, karya-karya Lukisanya banyak mendapatkan apresiasi dari para pengamat seni, baik dalam dan luar negeri.
Salah satu lukisan karya Popo Iskandar berjudul " Kucing mata hijau ", media lukisan cat minyak diatas canvas, ukuran 30cm X 40cm
7. SRIHADI SOEDARSONO ( Solo 1931 )
Pelukis maestro asal Solo – Jawa Tengah, karya-karya Lukisanya merupakan saksi perjalanan sejarah yang dia goreskan semenjak jaman kemerdekaan sampai jaman modern, tema ihwal perjuangan, kehidupan, alam dan cinta, semua terkumpul dalam karya-karya lukisanya, baik dalam skema maupun dalam karya lukisan dengan banyak sekali media.
Srihadi Soedarsono merupakan alumni ITB Tahun 1959, dia juga mengenyam pendidikan di Ohio State University, Amerika Tahun 1960 – 1962. Belaiu pernah mengajar di ITB dan menjadi ketua Institut Seni Jakarta.
Srihadi Soedarsono termasuk pelukis produktif, yang banyak membuat karya-karya Lukisan berkualitas tinggi, dan sering mengadakan event ekspo tunggal baik dalam dan luar negeri. Karyanya telah banyak dikoleksi kolektor berkelas, dan sampai ketika ini lukisanya masih banyak diburu kolektor baik dalam dan luar negeri. Gaya aliran lukisan karya Srihadi Soedarsono masuk dalam gaya aliran lukisan modern kontemporer.
Salah satu lukisan karya Srihadi berjudul " Borobudur II ", media lukisan cat minyak diatas canvas, ukuran 95cm X 140cm, dibentuk tahun 1982
8. JOKO PEKIK ( Grobogan, Jawa Tengah 1938 )
Pernah mengenyam pendidikan ASRI di Jogja ( Akademi Seni Rupa Indonesia ) yang kini menjadi ISI ( Institut Seni Indonesia ), mempunyai gaya dan huruf Lukisan yang khas, dia banyak mengkritisi dalam tatanan kehidupan sosial melalui karya Lukisanya.
Perjalanan hidupnya merupakan petualangan getir menuju kesuksesan, alasannya ialah masalah LEKRA dia dikucilkan dari masyarakat, karya-karya lukisanya tidak dihargai sampai pada era reformasi dia mulai menemukan secercah harapan. Karya-karyanya mulai diapresiasi oleh para pengamat seni, dan beberapa karya Lukisanya yang bertema “Celeng” menerima apresiasi yang luar biasa dari para pengamat maupun para pecinta Lukisan, sehingga karya Lukisan Joko pekik mulai diburu banyak kolektor dengan harga tinggi. Gaya aliran lukisan karya Joko Pekik masuk dalam gaya aliran lukisan realisme sosialis.
Salah satu lukisan karya Djoko Pekik berjudul "Berburu celeng" lukisan seharga Rp. 1 Miliar, dibentuk tahun 1998.
9. JEIHAN SUKMANTORO ( Solo 1938 )
Sebagai salah satu Pelukis senior dengan karya-karya lukisan figuratifnya yang khas dan unik, dimana selalu melukiskan figur insan dengan mata hitam pekat, seolah mengandung makna dan misteri yang dalam.
Kini karya lukisan Jeihan seolah menemukan makna gres dalam tema yang lebih religius, yang mungkin terinspirasi dari perjalanan Hajinya beberapa Tahun yang lalu.
Lukisan karya Jeihan harganya terus merangkak naik seiring dengan naiknya kepopuleran nama dan karya-karya Lukisanya. Lukisan karya Jeihan termasuk dalam gaya aliran lukisan figurative modern.
Salah satu lukisan Jeihan berjudul "Gadis berbaju putih" media lukisan cat minyak diatas canvas, ukuran 60cm X 49cm, dibentuk tahun 1975
10. WIDAYAT ( Kutoarjo, Jawa Tengah 1919 – 2002 )
Salah satu Pelukis Maestro asal Kutoarjo – Jawa Tengah, sebagian besar karya Lukisanya bertemakan Flora dan Fauna, terinspirasi dari pengalamanya yang membekas pada Tahun 1939 ketika dia pernah bekerja sebagai mantri opnamer ( juru ukur ) pada bidang kehutanan di Palembang selama tiga Tahun, dari pengamatanya ihwal alam, binatang dan tanaman selama dia bekerja itulah yang mengilhami sebagain besar karya Lukisanya bertema ihwal Alam, tanaman dan fauna dilukis dalam gaya batik kontemporer.
Sang Pelukis maestro Widayat mengasah talentanya di ASRI ( Akademi Seni Rupa Indonesia ) Jogja, yang di kemudian hari didaulat untuk mengajar di perguruan tinggi seni rupa tersebut. Semasa hidupnya dia sering mengadakan ekspo baik tunggal ataupun kelompok, di dalam dan luar negeri ( Italy, Kuwait dan Singapura ). Beberapa penghargaan dibidang seni pernah disandangnya, atas dedikasinya dalam bidang seni rupa.
Salah satu lukisan karya Widajat berjudul " Kucing dan Ikan ", media lukisan cat minyak diatas canvas, ukuran 58cm X 47cm, dibentuk tahun 1989
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan
BURJ AL-ARAB merupakan salah satu karya seni terapan kontemporer dengan arsitektur bangunan yang sangat unik, glamor dan megah. Sebuah Negara lain mungkin belum tentu bias membuat banguna super megah dan glamor ini. Namun berkat ilmu pengetahuan dan dana yang sangat melimpah Negara timur tengah ini bisa membuat bangunan yang sangat unik dan glamor ini. Tom Wright dari WS Atkins ialah arsitek asal Inggris yang merancang Burj Al-Arab. Bangunan ini sangat unik dan megah jadi ongkos untuk manginap di hotel inipun sangat mahal.
B. Saran
Dengan di bangunnya banguna hotel super megah ini ini dibutuhkan sanggup menguntungkan bagi seluruh masyarakat yang ada di dunia. Dan juga sanggup mamotivasi masyarakat dunia dan masyarakat Indonesia khususnya semoga sanggup membuat bangunan yang lebih unik dan megah. Keunikan dari bangunan ini tidak hanya dinikmati Negara yang memproduksinya tetapi seluruh masyarakat di dunia terlebih lagi siswa-siswi Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Pagak. Selain itu kemajuan teknologi yang semakin berkembang dibutuhkan juga bisa membuat sebuah karya seni yang lebih menakjubkan lagi dan menguntungkan bagi seluruh masyarakat di dunia.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.anneahira.com/pengertian-seni-kontemporer.htm diakses pada 16 November 2013
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_kontemporer diakses pada 14 November 2013
3. http://www.slideshare.net/mpratriya/seni-kontemporer diakses pada 16 November 2013
4. https://kanntongilmudunia.blogspot.com//search?q=bab-i-pendahuluan-a_9 diaksess pada 20 November 2013
5. https://kanntongilmudunia.blogspot.com//search?q=bab-i-pendahuluan-a_9 diakses pada 20 November 2013
6. http://bct222renita.wordpress.com/sejarah-seni-lukis-kontemporer/ diakses pada 20 November 2013
7. http://nurmalamala12.wordpress.com/2012/03/24/seni-rupa-kontemporer/ diakses pada 20 November 2013
berikut teladan makalah seni rupa kontemporer berikut teladan makalah seni kontemporer dan beberapa teladan sampulnya.
Kata pengantar
Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah yang maha kuasa, Atas Berkah dan Rahmat-Nya sehingga penyusunan makalah seni rupa kontemporer ini sanggup terselesaikan dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit duduk masalah yang penyusun dapatkan. Namun berkat kerjasama, doa restu dan santunan dari banyak sekali pihak sehingga penyusunan makalah ini sanggup terselesaikan dengan baik. Maka dari itu penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini.
Mengetahui editor
Wahyuddin muhammad aris
Daftar Isi
1. Kata pengantar 1
2. Daftar isi 2
3. Pendahuluan
a. Latar belakang 3
b. Rumusan masalah 3
c. Tujuan 3
4. Materi
a. Pengertian seni rupa kontemporer 4
b. Cirri-ciri seni rupa kontemporer 4
c. Fungsi dan tujuan seni rupa kontemporer 5
d. Sejarah seni kontemporer 6
e. Apresiasi karya seni rupa modern/kontemporer Indonesia 8
f. seniman – seniman kontemporer di indonesia dan karya-karyanya. 9
5. penutup
a. kesimpulan 16
b. saran 16
6. daftar pustaka 17
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah Seni kontemporer merupakan salah satu cabang dalam dunia seni. Dimana seni tersebut terpengaruh oleh dampak kekinian. Untuk memperkaya dan menambah wawasan kita mengenai seni rupa kontemporer, kita perlu mengkaji dan mencari acuan dari banyak sekali sumber. Tentu saja sumber tersebut tidak hanya berasal dari dalam negeri, namun juga dari luar negeri. Untuk itu, makalah ini disusun semoga sanggup menambah wawasan dalam mempelajari seni rupa kontemporer. Yang disebut seni sendiri mempunyai cakupan yang luas. Sepanjang hal tersebut mempunyai nilai keindahan atau nilai estetika, maka hal tersebut bisa disebut sebagai seni. Bisa mencakup seni lukis, seni tari, seni patung dan lain sebagainya. Pendapat lain menyampaikan bahwa seni rupa kontemporer ialah seni yang melawan tradisi modernisme Barat. Ini sebagai pengembangan dari wacana pasca modern (postmodern art) dan pasca kolonialisme yang berusaha membangkitkan wacana pemunculan indegenous art (seni pribumi). Atau khasanah seni lokal yang menjadi daerah tinggal (negara) para seniman.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian seni rupa kontemporer ?
2. Jelaskan sejarah seni rupa kontemporer ?
3. Siapa seniman seniman yang ada di indonesia ?
C. Tujuan materi
1. Mengetahui ihwal seni rupa kontemporer
2. Memenuhi kiprah sekolah
BAB 2 MATERI
A. Pengertian
Seni Kontemporer Indonesia mempunyai sejarah yang tidak sanggup dipisahkan dari kesenian. Di samping itu, Indonesia mempunyai bermacam-macam kekayaan berupa kebudayaan tradisional dan modern, yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Seni sendiri merupakan salah satu unsur budaya yang hidup di dalam masyarakat. Sementara seni kontemporer merupakan cuilan dari seni modern yang sedang berkembang di Indonesia, yang mana terlihat dari banyaknya karya seni kontemporer yang dihasilkan oleh para seniman dalam negeri. Contohnya ialah pagelaran instrument musik kontemporer yang diberi judul “otot kawat balung wesi” dan “beringin kurung” karya Nyoman Sadra. Nyoman Sadra memakai telur dan gergaji sebagai instrument musiknya.
Gambar 1. Pagelaran musik ‘Beringin Kurung’, Karya Nyoman Sadra dalam rangk aian jadwal Art Summit Indonesia ke-4 di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), 13 September 2004 (Sumber www.store.tempo.co) 3 Kontemporer itu sendiri artinya kekinian, modern atau lebih tepatnya ialah sesuatu yang terjadi di masa sekarang. Sehingga seni kontemporer merupakan seni yang tidak terikat batas ruang dan waktu, tidak berpatokan pada suatu periodisasi ibarat masa ke-20, masa ke-21 dan setelahnya.Seni Kontemporer merupakan istilah umum yang dipakai di Negara Barat semenjak Perang Dunia II. Perkembangan Seni Kontemporer terpengaruh oleh dampak modernisasi. Sementara di Indonesia sendiri, Seni Kontemporer berkembang seiring dengan bertambahnya ragam teknik dan medium yang dipakai untuk membuat karya seni. Selain itu, penyebab lain ialah alasannya ialah adanya percampuran antara praktik dan disiplin ilmu yang berbeda, pilihan artistik dan pilihan presentasi karya. Menurut salah seorang pemerhati seni Yasraf Amir Piliang menyebutkan bahwa pengertian seni kontemporer ialah seni yang dibentuk lebih kepada masa kini atau bersifat modern. Sedangkan dilihat dari etimologi atau sejarah katanya terdiri dari dua kata, yaitu co dan tempo. Dimana co bermakna bersama dan tempo artinya waktu. Sehingga secara harfiah, seni kontemporer sanggup diartikan sebagai seni yang berjalan sebagai refleksi waktu yang sedang dilakoni
B. Cirri-ciri seni rupa kontemporer
Ciri-ciri seni kontemporer antara lain sebagai berikut:
1. Tiadanya sekat antara berbagai disiplin seni, alias meleburnya batas-batas antara seni lukis, patung, grafik, kriya, teater, musik, anarkis, omong kosong, sampai agresi politik.
2. Konsep penciptaannya tetap berbasis pada sebuah filosofi, tetapi jangkauan pembagian terstruktur mengenai visualisasinya tidak terbatas.
3. Tidak terikat pada pakem-pakem tertentu dan aturan-aturan zaman dahulu, tetapi berkembang sesuai zaman.
4. Mempunyai gairah dan nafsu moralistic yang brerkaitan dengan matra sosial dan politik sebagai tesis.
5. Seni yang cenderung diminati media massa untuk dijadikan komoditas pewacanaan sebagai aktualitas gosip yang fashionable.
6. Mengutamakan jenis seni media gres ibarat instalasi, performance, fotografi, video, seni serat dan mendapatkan seni kriya dan seni popular.
Isu-isu yang diwacanakan seni rupa kontemporer contohnya : jender, HAM, multikultural, budaya etnik, lingkungan hidup, buruh migran, diaspora, dan lain-lain.
C. Fungsi dan tujuan seni rupa kontemporer
a. Fungsi Individual
Manusia Terdiri dari unsur psikis dan fisik . Salah satu unsur psikis ialah emosi . Maka fungsi individual dibagi lagi menjadi fungsi pemenuhan kebutuhan seni secara fisik dan emosional.
1) Fisik
Fungsi ini banyak dipenuhi melalui seni pakai yang berhubungan dengan fisik. Seperti Busana, perabot,rumah,musik senam,dan sebainya
2) Emosional
Dipenuhi melalui seni murni , baik dari segi si pembuat atau pengubah , maupun konsumen penikmatnya . Contohnya , lukisan , novel, musik, tari , film dan sebagainya.
b. Fungsi Sosial
Fungsi sosial artinya sanggup dinikmati dan bermanfaat bagi kepentingan orang banyak dalam waktu relatif bersamaan . Fungsi ini dikelompokkan menjadi beberapa bidang .
1) Rekreasi atau hiburan
seni sanggup jadikan sebagai sarana melepas kejenuhan atau mengurangi kesedihan. Hal itu sanggup terjadi misalkan pada ketika kita menyaksikan musik , tarian,film , dan lawak.
2) Komunikasi
seni sanggup dipakai untuk mengkomunikasikan sesuatu, ibarat pesan, kritik, kebijakan, gagasan, dan produk kepada orang banyak. Contoh: lagu, balada, poster, drama, komedi, dan reklame. Tema yang sering dibentuk antara lain:
a) ketidakdisiplinan anggota masyarakat terhadap lingkungan
b) himbauan melaksanakan jadwal pemerintah
c) anjuran kesehatan atau kesejahteraan
d) ketidakadilan suatu kebijakan
3) pendidikan
pendidikan juga memanfaatkan seni sebagai sarana penunjangnya. Contoh: gambar ilustrasi buku pelajaran, film ilmiah atau dokumenter, poster ilmiah, lagu belum dewasa dan foto.
4) Religi atau keagamaan
Karya seni sanggup dijadikan ciri atau pesan keagamaan. Contoh: kaligrafi, busana muslim atau muslimah, arsitektur atau dekorasi rumah ibadah, lagu-lagu rohani.
D. Sejarah seni kontemporer
Seni Kontemporer ialah salah satu cabang seni yang terpengaruh dampak modernisasi.Kontemporer itu artinya kekinian, modern atau lebih tepatnya ialah sesuatu yang sama dengan kondisi waktu yang sama atau ketika ini. Kaprikornus Seni kontemporer ialah seni yang tidak terikat oleh aturan-aturan jaman dulu dan berkembang sesuai jaman sekarang. Lukisan kontemporer ialah karya yang secara tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui. Misalnya lukisan yang tidak lagi terikat pada Rennaissance. Begitu pula dengan tarian, lebih kreatif dan modern.
Kata “kontemporer” yang berasal dari kata “co” (bersama) dan “tempo” (waktu). Sehingga menegaskan bahwa seni kontemporer ialah karya yang secara tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui. Atau pendapat yang menyampaikan bahwa “seni rupa kontemporer ialah seni yang melawan tradisi modernisme Barat”. Ini sebagai pengembangan dari wacana postmodern dan postcolonialism yang berusaha membangkitkan wacana pemunculan indegenous art. Atau khasanah seni lokal yang menjadi daerah tinggal (negara) para seniman. Secara awam seni kontemporer bisa diartikan sebagai berikut:
Tiadanya sekat antara banyak sekali disiplin seni, alias meleburnya batas-batas antara seni lukis, patung, grafis, kriya, teater, tari, musik, anarki, omong kosong, sampai agresi politik. Punya gairah dan nafsu "moralistik" yang berkaitan dengan matra sosial dan politik sebagai tesis. Seni yang cenderung diminati media massa untuk dijadikan komoditas pewacanaan, sebagai aktualitas gosip yang fashionable. Dalam seni rupa Indonesia, istilah kontemporer muncul awal 70-an, ketika Gregorius Sidharta memakai istilah kontemporer untuk menamai ekspo seni patung pada waktu itu. Suwarno Wisetrotomo, seorang pengamat seni rupa, beropini bahwa seni rupa kontemporer pada konsep dasar ialah upaya pembebasan dari kontrak-kontrak penilaian yang sudah baku atau mungkin dianggap usang. Pendapat lain dari Yustiono, staf pengajar FSRD ITB, melihat bahwa seni rupa kontemporer di Indonesia tidak lepas dari pecahnya isu postmodernisme (akhir 1993 dan awal 1994), dimana sepanjang tahun 1993 menyulut perdebatan dan perbincangan luas baik di seminar-seminar maupun di media massa pada waktu itu. Sedangkan kaitan seni kontemporer dan (seni) postmodern, berdasarkan pandangan Yasraf Amior Pilliang, pemerhati seni, pengertian seni kontemporer ialah seni yang dibentuk masa kini, jadi berkaitan dengan waktu, dengan catatan khusus bahwa seni postmodern ialah seni yang mengumpulkan idiom-idiom baru. Lebih jelasnya dikatakan bahwa tidak semua seni masa kini (kontemporer) itu bisa dikategorikan sebagai seni postmodern, seni postmodern sendiri di satu sisi memberi pengertian, memungut masa kemudian tetapi di sisi lain juga melompat kedepan (bersifat futuris)
Perkembangan Seni Kontemporer di Indonesia
Antara modern dan kontemporer secara umum tidak sanggup dipilah berdasarkan waktu. Hal ini menimbulkan tidak jelasnya pemisah antara kedua istilah tersebut. Istilah modern dan kontemporer dalam konteks seni rupa dijelaskan oleh Kramer dalam Dharsono sebagai berikut: Pengertian “kontemporer” dibandingkan dengan istilah modern hanya sekedar sebagai sekat munculnya perkembangan seni rupa sekitar tahun 70-an dengan menempatkan seniman-seniman Amerika ibarat David Smith dan Jackson Pollock sebagai tanda peralihan (Dharsono, 2004: 223). Pengertian kontemporer dalam bidang arsitektur mempunyai pengertian lain, hal ini diungkapkan oleh Kultermann seorang pemikir asal Jerman, “Berdasarkan teori Udo, pengertian kontemporer akrab dengan paham post-modern menjelang tahun 1970. Paham gres ini menentang kerasionalan paham modern yang hambar dan berpihak pada simbolisme instink” (Dharsono, 2004: 223). Dalam istilah seni pengertian ini ditafsirkan lebih lajut oleh Douglas Davis, bahwa kontemporer sebagai kembalinya upaya mencari dan mengangkat nilai-nilai budaya dan kemasyarakatan atau dalam istilah seni kembali ke konteks. Seperti telah kita ketahui, seni kontemporer dalam bahasa Indonesia padanannya ialah “seni masa kini” atau juga “seni mutakhir”. Dalam khazanah seni modern yang telah berusia ratusan tahun, kehadiran seni kontemporer cukup rumit dan menimbulkan kontroversi yang berkepanjangan. Istilah seni kontemporer justru banyak menimbulkan kebingungan. Istilah seni kontemporer dalam arti seni masa kini bahwasanya sudah muncul semenjak tahun 50-an. Pada waktu itu, karya seni masa kini hanya menyangkut nama-nama Picasso, Matisse, Braque dan lain-lain. Periode berikutnya ialah pendobrakan yang lengkap terhadap asas-asas seni rupa tradisi Barat. Bahkan, kesannya pendobrakan ini semakin beraneka ragam. Dipengaruhi oleh semangat individualisme dengan jumlah pelukis yang semakin banyak maka seni kontemporer ini semakin dipadati oleh seni individual di mana setiap seniman berusaha untuk saling berbeda satu sama lain (Popo Iskandar, 2000:30).Ditinjau dari sudut ini seni kontemporer bukanlah konsep tetap. Seni kontemporer ialah dimensi waktu yang terus bergulir mengikuti perkembangan masyarakat dengan zamannya. Kiranya hanya satu indikasi yang bisa dijadikan titik terang istilah seni kontemporer, yakni lahir dan berkembang dalam khazanah dan ruang lingkup seni modern. Hal ini di pertegas dalam buku AWAS! Recent art from Indonesia: Seni rupa kontemporer muncul sesudah seni rupa modern. Berlangsungnya perayaan ‘Boom seni lukis’ di simpulan tahun 80-an dan awal simpulan 90-an seniman bergerak cepat menembus, melintas batas-batas tradisional negara yang membatasi identitasnya. Kelangsungan seni rupa kontemporer tidak lagi mengusung semangat hebat, pemberontakan dan penyangkalan ibarat pendahulunya di tahun 70-an (seni modern) tetapi melangsungkan perundingan dengan banyak sekali senimanan baru, perubahan-perubahan yang serba cepat, peluang dan tentunya juga gemerlapnya pasar (Rizki A Zaelani, 1999:92). Setiawan Sabana, tokoh pendidik, perupa, yang juga seorang dekan FSRD (Fakultas Seni Rupa dan Desain) ITB mengungkapkan, sesuai dengan hasil penelitiannya mengenai “Seni Rupa Kontemporer Asia Tenggara” yang dilakukannya selama 4 tahun, bahwa yang membedakan antara seni rupa modern dan kontemporer ialah sebagai berikut:
Seni Rupa Modern :
1. Memutuskan rantai dengan tradisi masa lalu, pada masa ini tradisi tidak menjadi perhatian yang signifikan dan itu dianggap sebagai sesuatu yang tidak perlu diotak-atik lagi tapi cukup dalam musium saja.
2. Adanya high art dan low art ( kesenian dianggap adiluhung).
3. Tema-tema sosial cenderung ditolak.
4. Kurang memperhatikan budaya lokal.
Seni Rupa Kontemporer :
1. Tradisi diangkat kembali, contohnya tema lebih bebas dan media lebih bebas.
2. Tema-tema sosial dan politik menjadi hal yang lumrah dalam tema berkarya seni.
3. Berbaurnya karya seni adiluhung/ high art dan low art.
4. Masa seni rupa modern kesenian itu awet maka masa kontemporer kesenian dianggap kesementaraan.
5. Dulu ada istilah menara gading kini kesenian merakyat, jadi tidak lagi sesuatu yang perlu/ harus bertahan.
6. Budaya lokal mulai bahkan menjadi perhatian.
Selanjutnya ia menyimpulkannya bahwa fenomena seni rupa kontemporer Indonesia merupakan suatu refleksi, pencerminan penilaian kembali, perilaku evaluatif dan pencarian akan potensi-potensi kultural yang gres di negeri ini dan merupakan bentuk kesadaran gres dalam era global. Dalam seni rupa Indonesia, istilah kontemporer muncul awal 70-an, ketika Gregorius Sidharta memakai istilah kontemporer untuk menamai ekspo seni patung pada waktu itu. Suwarno Wisetrotomo, seorang pengamat seni rupa, beropini bahwa seni rupa kontemporer pada konsep dasar ialah upaya pembebasan dari kontrak-kontrak penilaian yang sudah baku atau mungkin dianggap usang. Konsep modernisasi telah merambah semua bidang seni ke arah kontemporer ini. Paling menyolok terlihat di bidang tari dan seni lukis. Seni tari tradisional mulai tersisih dari acara-acara televisi dan hanya ada di jadwal yang bersifat upacara atau seremonial saja.
E. Apresiasi karya seni rupa modern/kontemporer Indonesia
Karya seni rupa modern/kontemporer di Indonesia bermacam-macam bentuk, jenis, dan corak, antara lain berupa karya seni rupa dua dimensi: seni lukis, grafis, batik, dll; tiga dimensi: seni patung, keramik, seni instalasi, dll. Dengan kreativitas masing-masing, para seniman Indonesia membuat suatu karya seni rupa sebagai perwujudan ekspresi jiwanya.
Kreativitas para seniman Indonesia telah meramaikan perkembangan seni rupa di Indonesia. Munculnya banyak sekali karya seni rupa menimbulkan terjadinya komunikasi apresiasi untuk memahami makna yang tersirat di baik karya-karya para seniman Indonesia tersebut. Apresiasi ialah penghargaan atau penilaian. Apresiasi seni rupa ialah kegiatan dalam menilai atau memberi penghargaan terhadap karya-karya seni rupa. Apresiasi terhadap karya-karya seni rupa sanggup ditunjukkan dengan perilaku tenggang rasa berupa ungkapan kata-kata atau jawaban secara lisan/tertulis. Beberapa seniman mengkomunikasikan pesan-pesan melalui hasil karyanya dengan cara vulgar dan gampang dipahami, akan tetapi ada pula yang mengkomunikasikan karyanya melalui simbol-simbol yang mengandung makna tertentu.
Kegiatan apresiasi sanggup digolongkan menjadi tiga tingkatan, yaitu:
1. Apresiasi simpatik ialah mencicipi tingkat keindahan suatu karya berdasarkan pengamatan (kasat mata), ibarat suka atau tidak suka.
2. Apresiasi empatik/estetik ialah mencicipi secara mendalam nilai estetik yang tersirat dalam suatu karya, ibarat ada perasaan kagum atau terharu.
3. Apresiasi kritis ialah apresiasi yang disertai analisis terhadap suatu karya dengan mempertimbangkan gagasan, teknik, unsur-unsur rupa, dan kaidah-kaidah komposisi seni rupa.
Pendekatan/metode dalam melaksanakan apresiasi karya seni rupa, yaitu:
1. Deskriptif (paparan secara obyektif)
2. Analitis (paparan berdasarkan kaidah-kaidah estetika)
3. Interpretatif (paparan berdasarkan sudut pandang pengamat)
4. Penilaian (paparan dengan pengukuran nilai)
5. Interdisiplin (berbagai disiplin keilmuan)
F. seniman – seniman kontemporer di indonesia dan karya-karyanya.
1. RADEN SALEH ( Semarang 1807 – 1880 )
Salah satu Pelukis Maestro Legendaris Indonesia pada era sebelum kemerdekaan, ketika Indonesia masih dijajah Belanda. Raden Saleh merupakan salah satu Pelukis Maestro Indonesia yang diakui sebagai Pelukis kelas Dunia. Karya-karya lukisanya merupakan saksi sejarah, banyak menceritakan ihwal situasi pada jaman usaha dan kehidupan masyarakat khususnya Jawa. Salah satu karya lukisanya yang terkenal ialah “Penangkapan Diponegoro”, Raden Saleh juga menerima pengahargaan atas bakat karya seninya, sehingga Beliau menerima beasiswa dari pemerintah Belanda untuk Studi di Negara Belanda dan Negara-negara Eropa lainya. Gaya aliran Lukisan saleh ialah gaya Naturalism, Realism dan Klasik.
Salah satu karya lukisan Raden Saleh berjudul " Berburu" media lukisan cat minyak diatas canvas, dikoleksi oleh Museum Mesdag, Belanda.
2. AFFANDI ( Cirebon 1907 – 1990 )
Merupakan salah satu Pelukis Maestro Legendaris Indonesia yang namanya telah terkenal diseluruh dunia alasannya ialah karya-karya lukisan abstraknya yang unik dan berkarakter, dimana gaya lukisanya tersebut belum pernah ada, atau belum pernah diciptakan oleh pelukis sebelumya. Gaya aliran Lukisanya merupakan gaya gres dalam aliran lukisan modern khususnya ekspresionism. Karya-karya Lukisanya banyak mendapatkan apresiasi dari para pengamat seni baik dari dalam dan luar negeri, dia aktif berpameran tunggal di Negara-negara seperti: Inggris, Eropa, Amerika dan India, pada masa Tahun 1950-an.
Affandi merupakan salah satu Pelukis yang paling produktif, dimana dia telah membuat lebih dari 2 ribu lukisan selama hidupnya, karyanya telah tersebar diseluruh pelosok Dunia dan dikoleksi oleh para Kolektor kelas lokal dan Dunia.
Gaya aliran Lukisan Affandi ialah Abstrak yang masuk dalam cuilan aliran ekspresionism.
Salah satu karya lukisan Affandi berjudul "Wajah - wajah putra Irian" , media lukisan cat minyak diatas canvas, ukuran 98cm X 126cm, dibentuk tahun 1974
3. BASUKI ABDULLAH ( Surakarta 1915 – 1993 )
Pelukis Maestro Legendaris Indonesia yang lahir di Surakarta, bakat dan bakat melukisnya yang luar biasa terlihat dari setiap karya Lukisanya, warna-warna yang terkombinasi matang, kehalusan goresan, kesempurnaan anatomi obyek dan komposisi obyek.
Basuki Abdullah semasa karirnya sebagai seorang Pelukis Maestro, pernah mengawali karirnya studi di Belanda, dan mengadakan perjalanan ke Negara-negar Eropa untuk memperdalam pengetahuanya ihwal Seni rupa, diantaranya ialah Negara Prancis dan Italia, Negara asal dari para Pelukis Maestro kelas Dunia ( Picasso, Leonardo da Vinci, Renoir, Monet, Paul Gaugin, Dll. ).
Salah satu prestasinya yang mengharumkan nama Bangsa Indonesia di mata Dunia ialah kesuksesanya menjuarai lomba sayembara melukis pada waktu penobatan Ratu Yuliana (Belanda ) pada 6 September 1948, Basuki Abdullah menjadi juara dan berhasil menyingkirkan 87 Pelukis dari Eropa, dia juga pernah diangkat menjadi Pelukis tetap di Istana Merdeka, dan karya-karyanya banyak menghiasi ruangan Istana Merdeka.
Semasa hidupnya Basuki Abdullah banyak mendapatkan penghargaan baik dari dalam dan luar Negeri atas Dedikasinya dalam Dunia seni khususnya Lukisan, gaya aliran Lukisan Basuki Abdullah ialah Realism dan Naturalism.
Salah satu lukisan Basuk Abdullah berjudul " Diponegoro memimpin pertempuran " media lukisan cat minyak diatas canvas, ukuran 150cm X 120cm, dibentuk tahun 1940
4. HENDRA GUNAWAN ( Bandung 1918 – 1983 )
Hendra Gunawan lahir di Bandung, Jawa Barat pada tahun 1918, dan Wafat di Denpasar, Bali. 17 Juli 1983.
Hendra Gunawan ialah seorang pelukis, penyair, pematung dan pejuang gerilya. Selama masa mudanya ia bergabung dengan tentara pelajar dan merupakan anggota aktif dari Poetera (Pusat Tenaga Rakyat) dan organisasi yang dipimpin oleh Sukarno dan lain-lain. Ia juga aktif dalam Persagi (Asosiasi Pelukis Indonesia, sebuah organisasi yang didirikan oleh S. Soedjojono dan Agus Djaya pada tahun 1938.
Hendra Gunawan mempunyai komitmen dalam pandangan politiknya, mengabdikan hidupnya untuk memerangi kemiskinan, ketidak adilan dan kolonialisme. Dia dipenjara di Kebon Waru atas keterlibatannya di Institut Budaya Populer (Lekra), sebuah organisasi budaya yang berhubungan dengan komunis kini sudah tidak berfungsi, Partai Indonesia (PKI). Penahanan Hendra Gunawan selama 13 Tahun dimulai pada tahun 1965 sampai tahun 1978. Selama di dalam penjara dia tetap aktif berkarya membuat lukisan bertema ihwal kehidupan masyarakat pedesaan pada jamanya, seperti: Panen Padi, berjualan buah, kehidupan nelayan, suasana panggung tari-tarian, dll. Hampir disemua Lukisanya berlatar belakang alam.
Dengan bakat sebagai seorang Pelukis senior dan mempunyai huruf karya Lukisan yang khas, menjadikan namanya masuk dalam daftar Pelukis Maestro Legendaris ternama Indonesia.
Karakter Lukisan dia sangat berani dengan ekspresi ukiran cat tebal, dan ekspresi warna kontras apa adanya, karya Lukisanya banyak dikoleksi oleh para kolektor dalam negeri. Perjalanan Aliran Lukisan karya Hendra Gunawan pada awalnya ialah realism yang melukiskan tema-tema ihwal usaha sebelum kemerdekaan, namun sesudah era kemerdekaan, karya-karya lukisan ber metamorfosa kedalam aliran lukisan ekspresionism, tema-tema lukisanya ihwal sisi-sisi kehidupan masyarakat pedesaan.
Salah satu lukisan karya Hendra Gunawan berjudul " Mencari kutu rambut " media lukisan cat minyak diatas canvas, ukuran 84cm X 65cm, dibentuk tahun 1953.
5. S. SUDJOJONO (Kisaran, Sumatera Utara 1913 – 1985
S. Sudjojono lahir di Kisaran, Sumatera Utara 14 Desember 1913 , dan wafat di Jakarta 25 Maret 1985. Soedjojono lahir dari keluarga transmigran asal Pulau Jawa. Ayahnya, Sindudarmo, ialah mantri kesehatan di perkebunan karet Kisaran, Sumatera Utara, beristrikan seorang buruh perkebunan. Ia kemudian dijadikan anak angkat oleh seorang guru HIS, Yudhokusumo. Oleh bapak angkat inilah, Djon (nama panggilannya) diajak ke Jakarta (waktu itu masih berjulukan Batavia) pada tahun 1925. Ia menamatkan HIS di Jakarta, kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di Bandung, dan menuntaskan Sekolah Menengan Atas di Perguruan Taman Siswa di Yogyakarta. Di Yogyakarta itulah ia sempat berguru montir sebelum berguru melukis kepada R.M. Pringadie selama beberapa bulan. Sewaktu di Jakarta, ia berguru kepada pelukis Jepang, Chioji Yazaki.
S. Sudjojono sempat menjadi guru di Taman Siswa seusai lulus dari Taman Guru di perguruan yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara itu. Ia ditugaskan oleh Ki Hajar Dewantara untuk membuka sekolah gres di Rogojampi, Banyuwangi, tahun 1931. Namun ia kemudian tetapkan untuk menjadi pelukis. Pada tahun 1937, ia ikut ekspo bersama pelukis Eropa di Kunstkring Jakarya, Jakarta. Inilah awal namanya dikenal sebagai pelukis, Pada tahun itu juga ia menjadi pionir mendirikan Persatuan Ahli Gambar Indonesia (Persagi). Oleh alasannya ialah itu, masa itu disebut sebagai tonggak awal seni lukis modern berciri Indonesia. Ia sempat menjabat sebagai sekretaris dan juru bicara Persagi. Selain sebagai pelukis, ia juga dikenal sebagai kritikus seni rupa pertama di Indonesia. Lukisanya mempunyai huruf Goresan ekspresif dan sedikit bertekstur, ukiran dan sapuan bagai dituang begitu saja ke kanvas.
Pada periode sebelum kemerdekaan, karya lukisan S.Sudjojono banyak bertema ihwal semangat usaha rakyat Indonesia dalam mengusir penjajahan Belanda, namun sesudah jaman kemerdekaan kemudian karya Lukisanya banyak bertema ihwal pemandangan Alam, Bunga, aktifitas kehidupan masayarakat, dan dongeng budaya.
Salah satu lukisan karya S. Sudjojono berjudul " Seko (perintis gerilya), media lukisan cat minyak diatas canvas, ukuran 173,5cm X 194cm
6. POPO ISKANDAR ( Garut, Jawa Barat 1929 – 2000 )
Sang Pelukis Maestro ini terkenal dengan ciri khas Lukisan bertema kucing, dilukis dalam gaya ekspresionism bernuansa minimalis, cat tebal dan bertekstur. Salah satu alasan Popo Iskandar gemar melukis kucing, ibarat yang pernah dia ucapkan semasa hidup “ Tabiat kucing variatif, manja, binal dan buas, tapi penurut. Karena itu saya menyukainya” katanya. Dia juga melukis tema-tema binatang lainya ibarat ayam dan harimau.
Lukisan Popo Iskandar banyak dikoleksi dan sekaligus dijadikan sebagai icon dalam rumah bergaya modern dan minimalis, karya-karya Lukisanya banyak mendapatkan apresiasi dari para pengamat seni, baik dalam dan luar negeri.
Salah satu lukisan karya Popo Iskandar berjudul " Kucing mata hijau ", media lukisan cat minyak diatas canvas, ukuran 30cm X 40cm
7. SRIHADI SOEDARSONO ( Solo 1931 )
Pelukis maestro asal Solo – Jawa Tengah, karya-karya Lukisanya merupakan saksi perjalanan sejarah yang dia goreskan semenjak jaman kemerdekaan sampai jaman modern, tema ihwal perjuangan, kehidupan, alam dan cinta, semua terkumpul dalam karya-karya lukisanya, baik dalam skema maupun dalam karya lukisan dengan banyak sekali media.
Srihadi Soedarsono merupakan alumni ITB Tahun 1959, dia juga mengenyam pendidikan di Ohio State University, Amerika Tahun 1960 – 1962. Belaiu pernah mengajar di ITB dan menjadi ketua Institut Seni Jakarta.
Srihadi Soedarsono termasuk pelukis produktif, yang banyak membuat karya-karya Lukisan berkualitas tinggi, dan sering mengadakan event ekspo tunggal baik dalam dan luar negeri. Karyanya telah banyak dikoleksi kolektor berkelas, dan sampai ketika ini lukisanya masih banyak diburu kolektor baik dalam dan luar negeri. Gaya aliran lukisan karya Srihadi Soedarsono masuk dalam gaya aliran lukisan modern kontemporer.
Salah satu lukisan karya Srihadi berjudul " Borobudur II ", media lukisan cat minyak diatas canvas, ukuran 95cm X 140cm, dibentuk tahun 1982
8. JOKO PEKIK ( Grobogan, Jawa Tengah 1938 )
Pernah mengenyam pendidikan ASRI di Jogja ( Akademi Seni Rupa Indonesia ) yang kini menjadi ISI ( Institut Seni Indonesia ), mempunyai gaya dan huruf Lukisan yang khas, dia banyak mengkritisi dalam tatanan kehidupan sosial melalui karya Lukisanya.
Perjalanan hidupnya merupakan petualangan getir menuju kesuksesan, alasannya ialah masalah LEKRA dia dikucilkan dari masyarakat, karya-karya lukisanya tidak dihargai sampai pada era reformasi dia mulai menemukan secercah harapan. Karya-karyanya mulai diapresiasi oleh para pengamat seni, dan beberapa karya Lukisanya yang bertema “Celeng” menerima apresiasi yang luar biasa dari para pengamat maupun para pecinta Lukisan, sehingga karya Lukisan Joko pekik mulai diburu banyak kolektor dengan harga tinggi. Gaya aliran lukisan karya Joko Pekik masuk dalam gaya aliran lukisan realisme sosialis.
Salah satu lukisan karya Djoko Pekik berjudul "Berburu celeng" lukisan seharga Rp. 1 Miliar, dibentuk tahun 1998.
9. JEIHAN SUKMANTORO ( Solo 1938 )
Sebagai salah satu Pelukis senior dengan karya-karya lukisan figuratifnya yang khas dan unik, dimana selalu melukiskan figur insan dengan mata hitam pekat, seolah mengandung makna dan misteri yang dalam.
Kini karya lukisan Jeihan seolah menemukan makna gres dalam tema yang lebih religius, yang mungkin terinspirasi dari perjalanan Hajinya beberapa Tahun yang lalu.
Lukisan karya Jeihan harganya terus merangkak naik seiring dengan naiknya kepopuleran nama dan karya-karya Lukisanya. Lukisan karya Jeihan termasuk dalam gaya aliran lukisan figurative modern.
Salah satu lukisan Jeihan berjudul "Gadis berbaju putih" media lukisan cat minyak diatas canvas, ukuran 60cm X 49cm, dibentuk tahun 1975
10. WIDAYAT ( Kutoarjo, Jawa Tengah 1919 – 2002 )
Salah satu Pelukis Maestro asal Kutoarjo – Jawa Tengah, sebagian besar karya Lukisanya bertemakan Flora dan Fauna, terinspirasi dari pengalamanya yang membekas pada Tahun 1939 ketika dia pernah bekerja sebagai mantri opnamer ( juru ukur ) pada bidang kehutanan di Palembang selama tiga Tahun, dari pengamatanya ihwal alam, binatang dan tanaman selama dia bekerja itulah yang mengilhami sebagain besar karya Lukisanya bertema ihwal Alam, tanaman dan fauna dilukis dalam gaya batik kontemporer.
Sang Pelukis maestro Widayat mengasah talentanya di ASRI ( Akademi Seni Rupa Indonesia ) Jogja, yang di kemudian hari didaulat untuk mengajar di perguruan tinggi seni rupa tersebut. Semasa hidupnya dia sering mengadakan ekspo baik tunggal ataupun kelompok, di dalam dan luar negeri ( Italy, Kuwait dan Singapura ). Beberapa penghargaan dibidang seni pernah disandangnya, atas dedikasinya dalam bidang seni rupa.
Salah satu lukisan karya Widajat berjudul " Kucing dan Ikan ", media lukisan cat minyak diatas canvas, ukuran 58cm X 47cm, dibentuk tahun 1989
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan
BURJ AL-ARAB merupakan salah satu karya seni terapan kontemporer dengan arsitektur bangunan yang sangat unik, glamor dan megah. Sebuah Negara lain mungkin belum tentu bias membuat banguna super megah dan glamor ini. Namun berkat ilmu pengetahuan dan dana yang sangat melimpah Negara timur tengah ini bisa membuat bangunan yang sangat unik dan glamor ini. Tom Wright dari WS Atkins ialah arsitek asal Inggris yang merancang Burj Al-Arab. Bangunan ini sangat unik dan megah jadi ongkos untuk manginap di hotel inipun sangat mahal.
B. Saran
Dengan di bangunnya banguna hotel super megah ini ini dibutuhkan sanggup menguntungkan bagi seluruh masyarakat yang ada di dunia. Dan juga sanggup mamotivasi masyarakat dunia dan masyarakat Indonesia khususnya semoga sanggup membuat bangunan yang lebih unik dan megah. Keunikan dari bangunan ini tidak hanya dinikmati Negara yang memproduksinya tetapi seluruh masyarakat di dunia terlebih lagi siswa-siswi Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Pagak. Selain itu kemajuan teknologi yang semakin berkembang dibutuhkan juga bisa membuat sebuah karya seni yang lebih menakjubkan lagi dan menguntungkan bagi seluruh masyarakat di dunia.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.anneahira.com/pengertian-seni-kontemporer.htm diakses pada 16 November 2013
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_kontemporer diakses pada 14 November 2013
3. http://www.slideshare.net/mpratriya/seni-kontemporer diakses pada 16 November 2013
4. https://kanntongilmudunia.blogspot.com//search?q=bab-i-pendahuluan-a_9 diaksess pada 20 November 2013
5. https://kanntongilmudunia.blogspot.com//search?q=bab-i-pendahuluan-a_9 diakses pada 20 November 2013
6. http://bct222renita.wordpress.com/sejarah-seni-lukis-kontemporer/ diakses pada 20 November 2013
7. http://nurmalamala12.wordpress.com/2012/03/24/seni-rupa-kontemporer/ diakses pada 20 November 2013