Perspektif Sosiologi Dan Hubungan Sosiologi Dengan Ilmu Lain
Untuk mempelajari sesuatu di masyarakat sebaiknya dimulai dengan membuat perkiraan ihwal sifat-sifat objek yang akan dipelajari. Asumsi ini disebut perspektifatau paradigma, yakni suatu cara memandang atau cara memahami tanda-tanda tertentu berdasarkan dogma kita. Di dalam sosiologi terdapat beberapa perspektif, yakni sebagai berikut.
a. Perspektif Interaksionis
Memusatkan perhatian terhadap interaksi antara individu dengan kelompok, terutama dengan memakai simbol-simbol, antara lain tanda, isyarat, dan kata-kata baik verbal maupun tulisan.
b. Perspektif Evolusionis
Paradigma utama dalam sosiologi yang memusatkan perhatian pada rujukan perubahan dan perkembangan yang muncul dalam masyarakat yang berbeda untuk mengetahui urutan umum yang ada.
c. Perspektif Fungsionalis
Melihat masyarakat sebagai suatu jaringan kelompok yang bekerja sama secara terorganisir dan mempunyai seperangkat hukum dan nilai kelompok atau forum yang melakukan kiprah tertentu secara terus-menerus sesuai dengan fungsinya yang dianut oleh sebagian besar anggotanya.
Masyarakat dipandang sebagai sesuatu yang stabil dengan kecenderungan ke arah keseimbangan, yakni untuk mempertahankan sistem kerja yang selaras dan seimbang.
d. Perspektif Konflik
Memandang adanya kontradiksi antarkelas dan eksploitasi kelas di dalam masyarakat sebagai aktivis utama kekuatan-kekuatan dalam sejarah.
Masyarakat terikat alasannya ada kekuatan dari kelompok kelas yang dominan. Kelompok ini membuat suatu konsensus untuk melakukan nilai-nilai dan peraturan di masyarakat.
Ilmu pengetahuan dibagi atas dua kelompok besar, yakni kelompok ilmu-ilmu alam (natural sciences) dan kelompok ilmu-ilmu sosial (social sciences). Ilmu-ilmu alam secara khusus mempelajari fenomena fisik, mencakup antara lain fisika, kimia, biologi, astronomi, dan geologi. Sedangkan ilmu-ilmu sosial mempelajari fenomena nonfisik, yakni segala sesuatu yang bekerjasama dengan sikap manusia.
Karena fenomena nonfisik itu sangat luas maka ruang lingkup ilmuilmu sosial pun sangat luas, meliputi psikologi (ilmu ihwal sikap insan individu), sosiologi(ilmu ihwal sikap kelompok), politik(ilmu ihwal pengendalian pemerintahan dan manajemen negara), ekonomi(ilmu ihwal produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa), dan antropologi(ilmu ihwal manusia, kebudayaan, bahasa, evolusi, dan sebagainya).
Disiplin ilmu politik, antropologi budaya, antropologi sosial, dan psikologi sosial, mempunyai banyak persamaan dalam konsep. Semua merupakan ilmu penunjang bagi Sosiologi. Begitu juga halnya dengan Geografi Sosial (ilmu ihwal kiprah insan dalam aneka macam proses ibarat pertumbuhan, penurunan, dan mobilitas penduduk), dan Sejarah (catatan dan klarifikasi ihwal peristiwa-peristiwa masa lampau yang berkaitan dengan manusia).
a. Perspektif Interaksionis
Memusatkan perhatian terhadap interaksi antara individu dengan kelompok, terutama dengan memakai simbol-simbol, antara lain tanda, isyarat, dan kata-kata baik verbal maupun tulisan.
b. Perspektif Evolusionis
Paradigma utama dalam sosiologi yang memusatkan perhatian pada rujukan perubahan dan perkembangan yang muncul dalam masyarakat yang berbeda untuk mengetahui urutan umum yang ada.
c. Perspektif Fungsionalis
Melihat masyarakat sebagai suatu jaringan kelompok yang bekerja sama secara terorganisir dan mempunyai seperangkat hukum dan nilai kelompok atau forum yang melakukan kiprah tertentu secara terus-menerus sesuai dengan fungsinya yang dianut oleh sebagian besar anggotanya.
Masyarakat dipandang sebagai sesuatu yang stabil dengan kecenderungan ke arah keseimbangan, yakni untuk mempertahankan sistem kerja yang selaras dan seimbang.
d. Perspektif Konflik
Memandang adanya kontradiksi antarkelas dan eksploitasi kelas di dalam masyarakat sebagai aktivis utama kekuatan-kekuatan dalam sejarah.
Masyarakat terikat alasannya ada kekuatan dari kelompok kelas yang dominan. Kelompok ini membuat suatu konsensus untuk melakukan nilai-nilai dan peraturan di masyarakat.
Ilmu pengetahuan dibagi atas dua kelompok besar, yakni kelompok ilmu-ilmu alam (natural sciences) dan kelompok ilmu-ilmu sosial (social sciences). Ilmu-ilmu alam secara khusus mempelajari fenomena fisik, mencakup antara lain fisika, kimia, biologi, astronomi, dan geologi. Sedangkan ilmu-ilmu sosial mempelajari fenomena nonfisik, yakni segala sesuatu yang bekerjasama dengan sikap manusia.
Karena fenomena nonfisik itu sangat luas maka ruang lingkup ilmuilmu sosial pun sangat luas, meliputi psikologi (ilmu ihwal sikap insan individu), sosiologi(ilmu ihwal sikap kelompok), politik(ilmu ihwal pengendalian pemerintahan dan manajemen negara), ekonomi(ilmu ihwal produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa), dan antropologi(ilmu ihwal manusia, kebudayaan, bahasa, evolusi, dan sebagainya).
Disiplin ilmu politik, antropologi budaya, antropologi sosial, dan psikologi sosial, mempunyai banyak persamaan dalam konsep. Semua merupakan ilmu penunjang bagi Sosiologi. Begitu juga halnya dengan Geografi Sosial (ilmu ihwal kiprah insan dalam aneka macam proses ibarat pertumbuhan, penurunan, dan mobilitas penduduk), dan Sejarah (catatan dan klarifikasi ihwal peristiwa-peristiwa masa lampau yang berkaitan dengan manusia).