Pengertian, Penyebab Terjadinya, Dan Ukuran Sosiologi Terhadap Dilema Sosial
Masalah-masalah sosial dalam masyarakat tidak cukup hanya ditangani dengan hukuman sosial. Akan tetapi dapat lebih efektif dengan penanganan melalui forum pengadilan. Hal tersebut disebabkan permasalahan yang muncul ketika ini sangat kompleks, dan bervariasi. Oleh alasannya itu penanganannya pun harus memakai teknik-teknik yang tepat. Apakah yang dimaksud dengan perkara sosial?
Pengertian Masalah Sosial
Menurut Soerjono Soekanto perkara sosial yakni permasalahan-permasalahan yang muncul dalam masyarakat, bersifat sosial dan berafiliasi bersahabat dengan nilai-nilai sosial dan lembaga-lembaga kemasyarakatan. Kaprikornus intinya perkara sosial menyangkut nilai-nilai sosial dan moral. Oleh lantaran itu perkara sosial tidak akan mungkin dibahas tanpa mempertimbangkan ukuran-ukuran masyarakat wacana apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk.
Sosiologi selain mempelajari gejala-gejala kemasyarakatan, juga mempelajari masalah-masalah sosial seperti: kejahatan, konflik antarras, kemiskinan, perceraian, pelacuran delinkuensi anak-anak; dan seterusnya. Hanya saja dalam sosiologi hanya sebatas mencari sebab-sebab terjadinya perkara sosiologi dan tidak menekankan pada pemecahan perkara atau jalan keluar dari masalah-masalah.
Masalah sosiologi merupakan hasil proses perkembangan masyarakat, artinya problem itu memang sewajarnya timbul, jikalau tidak diinginkan adanya hambatanhambatan terhadap inovasi gres atau gagasan baru. Masalah sosial yakni suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat yang membahayakan kehidupan kelompok sosial, atau menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga kelompok sosial tersebut. Masalah sosial merupakan akhir dari interaksi sosial antara individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok.
Penyebab Terjadinya Masalah Sosial
Masalah sosial timbul dari kekurangan-kekurangan dalam diri insan atau kelompok sosial yang bersumber pada faktor-faktor berikut.
1. Faktor ekonomis
Contoh perkara sosial dari faktor ekonomi: kemiskinan, pengangguran, dan sebagainya.
2. Faktor biologis
Contoh perkara sosial dari faktor biologis yakni penyakit atau kesehatan tubuh.
3. Faktor biopsikologis
Contoh perkara sosial dari faktor biopsikologis: penyakit saraf, bunuh diri, dan disorganisasi jiwa.
4. Faktor kebudayaan
Contoh perkara sosial dari faktor kebudayaan: perceraian, kejahatan, kenakalan anak-anak, konflik rasial, dan keagamaan.
Ukuran-Ukuran Sosiologi terhadap Masalah Sosial
Menurut Robert K. Merton danRobert A. Nisbet,dalam memilih bahwa suatu perkara merupakan problema sosial atau tidak, dipakai beberapa pokok problem sebagai ukuran, yaitu sebagai berikut ini.
1. Kriteria Utama
Kriteria utama suatu perkara sosial yaitu tidak adanya adaptasi antara ukuran-ukuran dan nilai-nilai sosial dengan kenyataan-kenyataan serta tindakan-tindakan sosial. Adanya kepincangan-kepincangan antara anggapan-anggapan masyarakat wacana apa yang seharusnya terjadi, dengan apa yang terjadi dalam kenyataan pergaulan hidup.
2. Sumber-Sumber Masalah Sosial
Masalah sosial merupakan persoalanpersoalan yang timbul secara eksklusif dari atau bersumber eksklusif pada kondisi-kondisi maupun proses-proses sosial. Kaprikornus sebab-sebab terpenting perkara sosial harus bersifat sosial. Kaprikornus kejadian-kejadian yang tidak bersumber pada perbuatan insan bukanlah merupakan perkara sosial.
3. Pihak yang Menetapkan Masalah Sosial
Setiap insan sesuai dengan kedudukan dan kiprahnya dalam masyarakat, memiliki nilai dan kepentingan-kepentingan yang berbeda. Sikap masyarakat itu sendirilah yang memilih suatu tanda-tanda merupakan suatu problema sosial atau tidak.
4. Manifest Social Problem dan Latent Social Problem
Manifest social problemsmerupakan perkara sosial yang timbul sebagai akhir terjadinya kepincangankepincangan dalam masyarakat, yang dikarenakan tidak sesuainya tindakan dengan norma dan nilai yang ada dalam masyarakat.
Latent social problemsjuga menyangkut hal-hal yang berlawanan dengan nilai-nilai masyarakat, akan tetapi tidak diakui demikian.
5. Perhatian Masyarakat dan Masalah Sosial
Sosiologi mendorong masyarakat untuk memperbaiki kepincangan-kepincangan yang diterima sebagai tanda-tanda gila yang mungkin dihilangkan atau dibatasi.
Pengertian Masalah Sosial
Menurut Soerjono Soekanto perkara sosial yakni permasalahan-permasalahan yang muncul dalam masyarakat, bersifat sosial dan berafiliasi bersahabat dengan nilai-nilai sosial dan lembaga-lembaga kemasyarakatan. Kaprikornus intinya perkara sosial menyangkut nilai-nilai sosial dan moral. Oleh lantaran itu perkara sosial tidak akan mungkin dibahas tanpa mempertimbangkan ukuran-ukuran masyarakat wacana apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk.
Sosiologi selain mempelajari gejala-gejala kemasyarakatan, juga mempelajari masalah-masalah sosial seperti: kejahatan, konflik antarras, kemiskinan, perceraian, pelacuran delinkuensi anak-anak; dan seterusnya. Hanya saja dalam sosiologi hanya sebatas mencari sebab-sebab terjadinya perkara sosiologi dan tidak menekankan pada pemecahan perkara atau jalan keluar dari masalah-masalah.
Masalah sosiologi merupakan hasil proses perkembangan masyarakat, artinya problem itu memang sewajarnya timbul, jikalau tidak diinginkan adanya hambatanhambatan terhadap inovasi gres atau gagasan baru. Masalah sosial yakni suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat yang membahayakan kehidupan kelompok sosial, atau menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga kelompok sosial tersebut. Masalah sosial merupakan akhir dari interaksi sosial antara individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok.
Penyebab Terjadinya Masalah Sosial
Masalah sosial timbul dari kekurangan-kekurangan dalam diri insan atau kelompok sosial yang bersumber pada faktor-faktor berikut.
1. Faktor ekonomis
Contoh perkara sosial dari faktor ekonomi: kemiskinan, pengangguran, dan sebagainya.
2. Faktor biologis
Contoh perkara sosial dari faktor biologis yakni penyakit atau kesehatan tubuh.
3. Faktor biopsikologis
Contoh perkara sosial dari faktor biopsikologis: penyakit saraf, bunuh diri, dan disorganisasi jiwa.
4. Faktor kebudayaan
Contoh perkara sosial dari faktor kebudayaan: perceraian, kejahatan, kenakalan anak-anak, konflik rasial, dan keagamaan.
Ukuran-Ukuran Sosiologi terhadap Masalah Sosial
Menurut Robert K. Merton danRobert A. Nisbet,dalam memilih bahwa suatu perkara merupakan problema sosial atau tidak, dipakai beberapa pokok problem sebagai ukuran, yaitu sebagai berikut ini.
1. Kriteria Utama
Kriteria utama suatu perkara sosial yaitu tidak adanya adaptasi antara ukuran-ukuran dan nilai-nilai sosial dengan kenyataan-kenyataan serta tindakan-tindakan sosial. Adanya kepincangan-kepincangan antara anggapan-anggapan masyarakat wacana apa yang seharusnya terjadi, dengan apa yang terjadi dalam kenyataan pergaulan hidup.
2. Sumber-Sumber Masalah Sosial
Masalah sosial merupakan persoalanpersoalan yang timbul secara eksklusif dari atau bersumber eksklusif pada kondisi-kondisi maupun proses-proses sosial. Kaprikornus sebab-sebab terpenting perkara sosial harus bersifat sosial. Kaprikornus kejadian-kejadian yang tidak bersumber pada perbuatan insan bukanlah merupakan perkara sosial.
3. Pihak yang Menetapkan Masalah Sosial
Setiap insan sesuai dengan kedudukan dan kiprahnya dalam masyarakat, memiliki nilai dan kepentingan-kepentingan yang berbeda. Sikap masyarakat itu sendirilah yang memilih suatu tanda-tanda merupakan suatu problema sosial atau tidak.
4. Manifest Social Problem dan Latent Social Problem
Manifest social problemsmerupakan perkara sosial yang timbul sebagai akhir terjadinya kepincangankepincangan dalam masyarakat, yang dikarenakan tidak sesuainya tindakan dengan norma dan nilai yang ada dalam masyarakat.
Latent social problemsjuga menyangkut hal-hal yang berlawanan dengan nilai-nilai masyarakat, akan tetapi tidak diakui demikian.
5. Perhatian Masyarakat dan Masalah Sosial
Sosiologi mendorong masyarakat untuk memperbaiki kepincangan-kepincangan yang diterima sebagai tanda-tanda gila yang mungkin dihilangkan atau dibatasi.