Faktor-Faktor Pendorong Dan Penghambat Perubahan Sosial

Perubahan sosial dan budaya dipengaruhi oleh banyak sekali faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kebudayaan terdiri dari faktor yang mendorong dan faktor yang menghambat terjadinya perubahan sosial budaya menyerupai telah dijelaskan pada belahan sebelumnya. Faktor-faktor itu bisa berasal dari dalam maupun dari luar masyarakat. Berikut diuraikan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial budaya.

Faktor-faktor Pendorong Perubahan Sosial
Diantara banyak sekali faktor yang mendorong terjadinya perubahan sosial:
a. Kontak dengan kebudayaan lain. 
Masyarakat yang sering melaksanakan kontak dengan kebudayaan lain akan mengalami perubahan yang cepat. Kontak dengan kebudayaan lain ini berafiliasi dengan difusi, yaitu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari individu ke individu lain atau dari satu masyarakat ke masyarakat lain.

Kontak dengan budaya lain juga terdapat dalam akulturasi. Akulturasi mempunyai ciri yang sama dengan difusi, tetapi membutuhkan kontak pribadi dan berkesinambungan. Contoh: akulturasi budaya Cina, Arab, dan lokal yang terwujud dalam pakaian etika pengantin Betawi.

b. Sistem pendidikan formal yang maju
 Perubahan sosial dan budaya dipengaruhi oleh banyak sekali faktor Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial
Pada jaman modern sekolah semakin memegang tugas penting dalam melaksanakan perubahan-perubahan pada para murid yang juga merupakan anggota masyarakat secara keseluruhan. Melalui pendidikan, seseorang diajarkan banyak sekali kemampuan dan nilai-nilai yang mempunyai kegunaan bagi manusia, terutama untuk membuka pikirannya terhadap hal-hal baru.

c. Toleransi
Perubahan sosial budaya yang cepat akan terjadi pada masyarakat yang sangat toleran terhadap perbuatan atau masyarakat yang berperilaku menyimpang, baik yang nyata maupun negatif, dengan catatan bukan merupakan pelanggaran hukum. Masyarakat yang mempunyai toleransi cenderung lebih gampang mendapatkan hal-hal yang baru.

d. Sistem stratifikasi terbuka
Sistem pelapisan sosial terbuka pada masyarakat akan memperlihatkan peluang sebesar-besarnya kepada individu untuk naik ke kelas sosial yang lebih tinggi melalui banyak sekali perjuangan yang diperbolehkan oleh kebudayaannya.

e. Penduduk yang heterogen
Pada masyarakat yang heterogen atau masyarakat yang berbasis latar belakang kebudayaan, ras, dan ideologi yang bermacam-macam akan gampang mengalami pertentangan-pertentangan yang mengundang perubahan. Keadaan ini akan mendorong terjadinya perubahan dalam masyarakat.

f. Ketidakpuasan masyarakat terhadap banyak sekali bidang kehidupan
Ketidakpuasan ini, baik dalam sistem kemasyarakatan, ekonomi, politik, dan keamanan, akan mendorong masyarakat melaksanakan perubahan sistem yang ada dengan cara membuat sistem gres semoga sesuai dengan kebutuhan-kebutuhannya.

g. Orientasi ke masa depan
Umumnya masyarakat beranggapan bahwa masa yang akan tiba berbeda dengan masa sekarang, sehingga mereka berusaha menyesuaikan diri, baik yang sesuai dengan keinginannya, maupun keadaan yang jelek sekalipun. Untuk itu, perubahan-perubahan harus dilakukan semoga sanggup mendapatkan masa depan.

h. Pandangan bahwa insan harus senantiasa berusaha untuk memperbaiki hidupnya
Terdapat suatu aliran atau keyakinan di masyarakat yang menyebutkan bahwa yang sanggup mengubah atau memperbaiki keadaan nasib insan ialah insan itu sendiri, dengan bimbingan Tuhan. Jika seseorang ingin berubah pasti ia harus berusaha. Usaha ini ke arah penemuan-penemuan gres dalam bentuk cara-cara hidup atau pun contoh interaksi di masyarakat.

Faktor-faktor Penghambat Perubahan Sosial
Selain dari itu faktor-faktor yang bisa menghambat perkembangan di masyarakat dari perubahan sosial budaya diantaranya :
a. Kurang berafiliasi dengan masyarakat lain 
Masyarakat yang kurang mempunyai korelasi dengan masyarakat lain umumnya ialah masyarakat terasing atau terpencil. Dengan keadaan menyerupai ini, mereka tidak mengetahui perkembangan-perkembangan yang terjadi pada masyarakat lain.

b. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat
Keterlambatan perkembangan ilmu pengetahuan di suatu kelompok masyarakat sanggup disebabkan lantaran masyarakat tersebut berada di wilayah yang terasing, sengaja mengasingkan diri atau usang dikuasai (dijajah) oleh bangsa lain sehingga menerima pembatasan-pembatasan dalam segala bidang.

c. Sikap masyarakat yang sangat tradisional
Suatu sikap yang mengagung-agungkan tradisi usang serta anggapan bahwa tradisi tidak sanggup diubah akan sangat menghambat jalannya proses perubahan, keadaan tersebut akan menjadi lebih parah apabila masyarakat yang bersangkutan dikuasai oleh golongan konservatif.

d. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam kuat
Kelompok-kelompok yang mendapatkan laba atas kedudukannya dalam masyarakat akan cenderung mempertahankan keadaan dan kedudukannya. Mereka akan terus memelihara kondisi yang sudah ada dan enggan melaksanakan perubahan.

e. Rasa takut akan terjadi kegoyahan pada integrasi sosial yang telah ada
Integrasi sosial mempunyai derajat yang berbeda. Unsur-unsur luar dikhawatirkan akan menggoyahkan integrasi sosial dan mengakibatkan perubahan-perubahan pada aspek tertentu dalam masyarakat. Kehawatiran ini mengakibatkan perubahan urung dilakukan.

f. Prasangka pada hal-hal gres atau absurd (sikap tertutup)
Prasangka menyerupai ini umumnya terdapat pada masyarakat yang pernah dijajah oleh bangsa-bangsa asing, mereka menjadi sangat curiga terhadap hal-hal yang tiba dari luar lantaran mempunyai pengalaman pahit sebagai bangsa yang pernah dijajah, umumnya unsur-unsur gres yang masuk berasal dari dunia barat.

g. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis
Di dalam masyarakat menganggap pandangan hidup atau keyakinan yang telah menjadi ideologi dan dasar integrasi mereka dalam waktu usang sanggup terancam oleh setiap perjuangan perubahan unsur-unsur kebudayaan.

h. Adat istiadat (kebiasaan)
 Perubahan sosial dan budaya dipengaruhi oleh banyak sekali faktor Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial
Adat istiadat atau kebiasaan merupakan contoh sikap anggota masyarakat dalam memenuhi semua kebutuhan pokoknya. Jika kemudian pola-pola sikap tidak lagi efektif memenuhi kebutuhan pokok, maka akan muncul krisis etika atau kebiasaan, yang meliputi bidang kepercayaan, sistem pencaharian, pembuatan rumah dan cara berpakaian.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel