Faktor-Faktor Eksternal Penyebab Perubahan Sosial
Perubahan sanggup terjadi sebagai akhir adanya sesuatu yang oleh masyarakat dianggap sudah tidak memuaskan lagi. Selain itu mungkin juga disebabkan adanya faktor-faktor gres yang oleh masyarakat dianggap mempunyai manfaat yang lebih besar bagi kehidupannya. Sementara itu Soerjono Soekanto menyebutkan adanya faktor-faktor eksternal yang menimbulkan terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat.
Faktor-faktor Eksternal Penyebab Perubahan Sosial
Berikut ini yaitu faktor-faktor eksternal yang menimbulkan adanya perubahan sosial dalam masyarakat.
a) Lingkungan fisik
Bencana alam, antara lain gunung meletus,banjir, gempa bumi, atau tsunami. Bencana alam sanggup menimbulkan terjadinya kerusakan lingkungan fisik, sehingga menuntut insan melaksanakan adapatasi terhadap lingkungan yang telah berubah tersebut. Biasanya, untuk bertahan ataupun mengatasi suatu tragedi alam, insan terkadang lupa melanggar nilai-nilai dan norma sosial yang telah ada.
Pertambahan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi lambat laun sanggup merusak alam.
Semakin tinggi jumlah penduduk, maka semakin tinggi pula tekanan terhadap alam. Oleh lantaran itu akan terjadi perusakan alam. Misalnya untuk memenuhi kebutuhan akan perumahan, insan mengeringkan lahan pertanian untuk membangun rumah. Akibatnya lahan pertanian menjadi sempit, serta banyak petani yang kehilangan lahan untuk bertani dan terpaksa bekerja sebagai buruh pabrik atau pekerjaan yang lainnya.
b) Peperangan
Peperangan selalu berdampak pada tingginya angka kematian, rusaknya banyak sekali sarana dan prasarana keburtuhan hidup sehari-hari, kekacauan ekonomi dan sosial, dan terguncangnya mental penduduk sehingga merasa prustasi dan tidak berdaya.yang lebih memprihatinkan,peperangan sering berakhir dengan penaklukan yang diikuti pemaksaan idiologi dan kebudayaan oleh pihak atau Negara yang menang.
c) Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain
Kontak dengan masyarakat lain yang berbeda kebudayaan sanggup menimbulkan adanya perubahan sosial.Kontak sanggup terjadi antar etnis didalam suatu kawaan atau yang berasal dari daerah yang terjauh.interaksi antara orang atau kelompok yang berbeda etnis dan kebudayaan yang tingggi akan memperluas pengetahuan dan wawasan perihal budaya masing-masing sehinggga sanggup menimbulkan perilaku toleransi dan adaptasi diri terhadap budaya lain tersebut.sikap toleransi dan adaptasi diri ini pada balasannya akan memborong terjadinya perubahan kebudayaan.
Terjadinya imbas kebudayaan masyarakat lain yang menimbulkan perubahan sosial yaitu sebagai berikut:
1. Apabila terjadi kekerabatan primer, maka akan terjadi imbas timbal balik. Dengan demikian, di samping dipengaruhi, suatu masyarakat juga akan memengaruhi masyarakat lain. Akibatnya muncul kebudayaan gres yang merupakan perpaduan antara dua kebudayaan yang saling berhubungan. Misalnya wayang yang merupakan perpaduan antara kebudayaan Jawa dan Hindu (India).
2. Apabila kontak kebudayaan terjadi melalui sarana komunikasi massa, menyerupai radio, televisi, majalah atau surat kabar. Dalam hal ini yang terjadi yaitu imbas sepihak, di mana imbas hanya berasal dari masyarakat yang menguasai sarana komunikasi massa tersebut.
3. Apabila dua masyarakat yang mengalami kontak kebudayaan mempunyai taraf kebudayaan yang sama, terkadang yang terjadi justru cultural animosity, yaitu keadaan di mana dua masyarakat yang meskipun berkebudayaan berbeda dan saling hidup berdampingan, namun saling menolak imbas kebudayaan satu terhadap yang lain. Biasanya terjadi antara dua masyarakat yang pada masa lalunya mempunyai konflik fisik ataupun nonfisik.
4. Apabila dua kebudayaan bertemu salah satunya mempunyai taraf yang lebih tinggi, maka yang terjadi yaitu proses imitasi (peniruan) unsur-unsur kebudayaan masyarakat yang telah maju oleh kebudayaan yang masih rendah.
Faktor-faktor Eksternal Penyebab Perubahan Sosial
Berikut ini yaitu faktor-faktor eksternal yang menimbulkan adanya perubahan sosial dalam masyarakat.
a) Lingkungan fisik
Bencana alam, antara lain gunung meletus,banjir, gempa bumi, atau tsunami. Bencana alam sanggup menimbulkan terjadinya kerusakan lingkungan fisik, sehingga menuntut insan melaksanakan adapatasi terhadap lingkungan yang telah berubah tersebut. Biasanya, untuk bertahan ataupun mengatasi suatu tragedi alam, insan terkadang lupa melanggar nilai-nilai dan norma sosial yang telah ada.
Pertambahan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi lambat laun sanggup merusak alam.
Semakin tinggi jumlah penduduk, maka semakin tinggi pula tekanan terhadap alam. Oleh lantaran itu akan terjadi perusakan alam. Misalnya untuk memenuhi kebutuhan akan perumahan, insan mengeringkan lahan pertanian untuk membangun rumah. Akibatnya lahan pertanian menjadi sempit, serta banyak petani yang kehilangan lahan untuk bertani dan terpaksa bekerja sebagai buruh pabrik atau pekerjaan yang lainnya.
b) Peperangan
Peperangan selalu berdampak pada tingginya angka kematian, rusaknya banyak sekali sarana dan prasarana keburtuhan hidup sehari-hari, kekacauan ekonomi dan sosial, dan terguncangnya mental penduduk sehingga merasa prustasi dan tidak berdaya.yang lebih memprihatinkan,peperangan sering berakhir dengan penaklukan yang diikuti pemaksaan idiologi dan kebudayaan oleh pihak atau Negara yang menang.
c) Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain
Kontak dengan masyarakat lain yang berbeda kebudayaan sanggup menimbulkan adanya perubahan sosial.Kontak sanggup terjadi antar etnis didalam suatu kawaan atau yang berasal dari daerah yang terjauh.interaksi antara orang atau kelompok yang berbeda etnis dan kebudayaan yang tingggi akan memperluas pengetahuan dan wawasan perihal budaya masing-masing sehinggga sanggup menimbulkan perilaku toleransi dan adaptasi diri terhadap budaya lain tersebut.sikap toleransi dan adaptasi diri ini pada balasannya akan memborong terjadinya perubahan kebudayaan.
Terjadinya imbas kebudayaan masyarakat lain yang menimbulkan perubahan sosial yaitu sebagai berikut:
1. Apabila terjadi kekerabatan primer, maka akan terjadi imbas timbal balik. Dengan demikian, di samping dipengaruhi, suatu masyarakat juga akan memengaruhi masyarakat lain. Akibatnya muncul kebudayaan gres yang merupakan perpaduan antara dua kebudayaan yang saling berhubungan. Misalnya wayang yang merupakan perpaduan antara kebudayaan Jawa dan Hindu (India).
2. Apabila kontak kebudayaan terjadi melalui sarana komunikasi massa, menyerupai radio, televisi, majalah atau surat kabar. Dalam hal ini yang terjadi yaitu imbas sepihak, di mana imbas hanya berasal dari masyarakat yang menguasai sarana komunikasi massa tersebut.
3. Apabila dua masyarakat yang mengalami kontak kebudayaan mempunyai taraf kebudayaan yang sama, terkadang yang terjadi justru cultural animosity, yaitu keadaan di mana dua masyarakat yang meskipun berkebudayaan berbeda dan saling hidup berdampingan, namun saling menolak imbas kebudayaan satu terhadap yang lain. Biasanya terjadi antara dua masyarakat yang pada masa lalunya mempunyai konflik fisik ataupun nonfisik.
4. Apabila dua kebudayaan bertemu salah satunya mempunyai taraf yang lebih tinggi, maka yang terjadi yaitu proses imitasi (peniruan) unsur-unsur kebudayaan masyarakat yang telah maju oleh kebudayaan yang masih rendah.