4 Bukti Yang Mendukung Adanya Evolusi
Menurut kaum evolusionis (penganut teori Evolusi) makhluk hidup mengalami evolusi. Menurut mereka, makhluk hidup yang ada kini merupakan hasil evolusi makhluk hidup yang hidup pada masa lampau. Proses evolusi itu memakan waktu jutaan tahun. Beberapa bukti perihal dugaan adanya evolusi makhluk hidup, antara lain yakni sebagai berikut.
1. Rekaman Fosil
Teori Evolusi menyatakan bahwa setiap jenis makhluk hidup berasal dari satu nenek moyang yang sama. Berdasarkan hal ini sanggup diartikan bahwa spesies yang ada sebelumnya lambat-laun mengalami perubahan menjadi spesies lain, dari spesies primitif menjadi maju. Di samping itu, Leonardo da Vinci (1452–1519) menyatakan bahwa fosil merupakan bukti adanya kehidupan pada masa lampau. Oleh sebab itu, diperlukan dengan mempelajari fosil teori Evolusi sanggup dibuktikan. Jika anggapan itu benar, maka akan terdapat sejumlah fosil yang mengarah terjadinya evolusi makhluk hidup.
2. Homolog
Dilihat dari fungsinya, tangan kita berbeda dengan kaki depan kuda. Tangan kita mempunyai banyak fungsi, di antaranya untuk bergerak (memanjat, merangkak), menulis, mengambil makanan dan minuman, serta masih banyak lagi acara yang sanggup dilakukan tangan. Sementara itu, kaki depan kuda merupakan alat gerak. Perbedaan fungsi itu sangat terkait dengan faktor penyesuaian makhluk hidup tersebut terhadap lingkungannya. Namun demikian, secara struktural tangan insan dengan kaki depan kuda sama. Kondisi organ yang demikian disebut homolog, sedangkan peristiwanya dikenal dengan homologi. Contoh organ homolog lainnya yakni antara kaki depan anjing dengan sayap burung, kaki depan buaya dengan sirip dada ikan paus, dan sebagainya.
Homologi dipercaya sangat erat kaitannya dengan evolusi makhluk hidup. Menurut teori Evolusi setiap jenis makhluk hidup berasal dari nenek moyang sama yang kemudian mengalami evolusi menjadi spesies baru. Berdasarkan pernyataan tersebut maka sanggup disimpulkan bahwa makin banyak kemiripan organ (homolog) antarspesies, makin akrab pula kekerabatan kekerabatan di antara spesies tersebut.
Lawan dari homologi yakni analogi. Analogi yakni dua organ badan yang mempunyai fungsi sama, tetapi asal usulnya berbeda. Misalnya antara sayap burung dengan sayap kupu-kupu. Menurut kaum evolusionis, analogi mengatakan bahwa makhluk hidup mengalami evolusi konvergen. Evolusi ini hanya menghasilkan variasi di antara makhluk hidup, tidak menjadikan terbentuknya spesies baru.
3. Embriologi Perbandingan
Penganut teori Evolusi mengadakan kajian embriologis pada beberapa makhluk hidup untuk merunut adanya kekerabatan kekerabatan antarspesies makhluk hidup. Jika teori Evolusi benar maka pada kajian embriologi akan terdapat tahap-tahap perkembangan embrio yang sama pada semua makhluk hidup.
Berkaitan dengan hal ini, pada tamat abad ke-19 seorang jago biologi evolusionis, Ernest Haeckel mengemukakan teori Rekapitulasi. Teori ini menyatakan bahwa embrio-embrio mengulangi proses evolusi yang telah dialami nenek moyangnya. Menurut Haeckel selama masa perkembangan dalam rahim ibu, embrio insan awalnya mengatakan karakteristik ikan, kemudian karakteristik reptil, dan kesannya karakteristik manusia. Istilah rekapitulasi merupakan akronim dari pernyataan ontogeni merekapitulasi filogeni. Ontogeni yakni tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan embrio, sedangkan filogeni yakni kekerabatan kekerabatan binatang berdasarkan perjalanan evolusi (yang biasa digambarkan dalam bentuk diagram pohon beserta cabang-cabangnya).
4. Organ-Organ Peninggalan (Vestigial Organ)
Gagasan organ vestigial pertama kali dikemukakan seabad yang lalu. Pendapat itu menyatakan bahwa pada badan beberapa jenis makhluk hidup terdapat sejumlah organ-organ yang tidak fungsional. Organ-organ ini diwarisi dari nenek moyang mereka dan perlahan-lahan menjadi peninggalan sebab tidak digunakan. R. Weidersheim, spesialis anatomi berkebangsaan Jerman, pada tahun 1895 mencatat kira-kira ada 100 organ peninggalan pada badan makhluk hidup. Beberapa organ peninggalan yang dijumpai pada badan insan contohnya otot aktivis telinga, usus buntu, dan tulang ekor.
Bukti-bukti di atas dianggap sebagai bukti adanya evolusi oleh para evolusionis. Meskipun hingga dikala ini bukti-bukti diatas masih diperdebatkan, bahkan dianggap lemah oleh beberapa ahli.
1. Rekaman Fosil
Teori Evolusi menyatakan bahwa setiap jenis makhluk hidup berasal dari satu nenek moyang yang sama. Berdasarkan hal ini sanggup diartikan bahwa spesies yang ada sebelumnya lambat-laun mengalami perubahan menjadi spesies lain, dari spesies primitif menjadi maju. Di samping itu, Leonardo da Vinci (1452–1519) menyatakan bahwa fosil merupakan bukti adanya kehidupan pada masa lampau. Oleh sebab itu, diperlukan dengan mempelajari fosil teori Evolusi sanggup dibuktikan. Jika anggapan itu benar, maka akan terdapat sejumlah fosil yang mengarah terjadinya evolusi makhluk hidup.
2. Homolog
Dilihat dari fungsinya, tangan kita berbeda dengan kaki depan kuda. Tangan kita mempunyai banyak fungsi, di antaranya untuk bergerak (memanjat, merangkak), menulis, mengambil makanan dan minuman, serta masih banyak lagi acara yang sanggup dilakukan tangan. Sementara itu, kaki depan kuda merupakan alat gerak. Perbedaan fungsi itu sangat terkait dengan faktor penyesuaian makhluk hidup tersebut terhadap lingkungannya. Namun demikian, secara struktural tangan insan dengan kaki depan kuda sama. Kondisi organ yang demikian disebut homolog, sedangkan peristiwanya dikenal dengan homologi. Contoh organ homolog lainnya yakni antara kaki depan anjing dengan sayap burung, kaki depan buaya dengan sirip dada ikan paus, dan sebagainya.
Homologi dipercaya sangat erat kaitannya dengan evolusi makhluk hidup. Menurut teori Evolusi setiap jenis makhluk hidup berasal dari nenek moyang sama yang kemudian mengalami evolusi menjadi spesies baru. Berdasarkan pernyataan tersebut maka sanggup disimpulkan bahwa makin banyak kemiripan organ (homolog) antarspesies, makin akrab pula kekerabatan kekerabatan di antara spesies tersebut.
Lawan dari homologi yakni analogi. Analogi yakni dua organ badan yang mempunyai fungsi sama, tetapi asal usulnya berbeda. Misalnya antara sayap burung dengan sayap kupu-kupu. Menurut kaum evolusionis, analogi mengatakan bahwa makhluk hidup mengalami evolusi konvergen. Evolusi ini hanya menghasilkan variasi di antara makhluk hidup, tidak menjadikan terbentuknya spesies baru.
3. Embriologi Perbandingan
Berkaitan dengan hal ini, pada tamat abad ke-19 seorang jago biologi evolusionis, Ernest Haeckel mengemukakan teori Rekapitulasi. Teori ini menyatakan bahwa embrio-embrio mengulangi proses evolusi yang telah dialami nenek moyangnya. Menurut Haeckel selama masa perkembangan dalam rahim ibu, embrio insan awalnya mengatakan karakteristik ikan, kemudian karakteristik reptil, dan kesannya karakteristik manusia. Istilah rekapitulasi merupakan akronim dari pernyataan ontogeni merekapitulasi filogeni. Ontogeni yakni tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan embrio, sedangkan filogeni yakni kekerabatan kekerabatan binatang berdasarkan perjalanan evolusi (yang biasa digambarkan dalam bentuk diagram pohon beserta cabang-cabangnya).
4. Organ-Organ Peninggalan (Vestigial Organ)
Gagasan organ vestigial pertama kali dikemukakan seabad yang lalu. Pendapat itu menyatakan bahwa pada badan beberapa jenis makhluk hidup terdapat sejumlah organ-organ yang tidak fungsional. Organ-organ ini diwarisi dari nenek moyang mereka dan perlahan-lahan menjadi peninggalan sebab tidak digunakan. R. Weidersheim, spesialis anatomi berkebangsaan Jerman, pada tahun 1895 mencatat kira-kira ada 100 organ peninggalan pada badan makhluk hidup. Beberapa organ peninggalan yang dijumpai pada badan insan contohnya otot aktivis telinga, usus buntu, dan tulang ekor.
Bukti-bukti di atas dianggap sebagai bukti adanya evolusi oleh para evolusionis. Meskipun hingga dikala ini bukti-bukti diatas masih diperdebatkan, bahkan dianggap lemah oleh beberapa ahli.