Makalah Biologi Perihal Rekayasa Genetika
SEJARAH GENETIKA
Sejarah perkembangan genetika sebagai ilmu pengetahuan dimulai menjelang simpulan era ke 19 ketika seorang biarawan Austria berjulukan Gregor Johann Mendel berhasil melaksanakan analisis yang cermat dengan interpretasi yang sempurna atas hasil-hasil percobaan persilangannya pada tumbuhan kacang ercis (Pisum satifum). Sebenarnya, Mendel bukanlah orang pertama yang melaksanakan percobaan- percobaan persilangan. Akan tetapi, berbeda dengan para pendahulunya yang melihat setiap individu dengan keseluruhan sifatnya yang kompleks, Mendel mengamati pola pewarisan sifat demi sifat sehingga menjadi lebih gampang untuk diikuti. Deduksinya mengenai pola pewarisan sifat ini kemudian menjadi landasan utama bagi perkembangan genetika sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan, dan Mendelpun di akui sebagai Bapak Genetika.
Karya Mendel ihwal pola pewarisan sifat tersebut dipublikasikan pada tahun 1866 di Proceedings of the Brunn Society for Natural History. Namun, selama lebih dari 30 tahun tidak pernah ada peneliti lain yang memperhatikannya. Baru pada tahun 1900 tiga orang mahir botani secara terpisah, yaitu Hugo de Vries di belanda, Carl Correns di jerman dan Eric von Tschermak-Seysenegg di Austria, melihat bukti kebenaran prinsip-prinsip Mendel pada penelitian mereka masing-masing. Semenjak ketika itu hingga lebih kurang pertengahan era ke-20 aneka macam percobaan persilangan atas dasar prinsip-prinsip Mendel sangat mendominasi penelitian di bidang genetika. Hal ini menandai berlangsungnya suatu era yang dinamakan genetika klasik.
Selanjutnya, pada awal era ke-20 ketika biokimia mulai berkembang sebagai cabang ilmu pengetahuan baru, para mahir genetika tertarik untuk mengetahui lebih dalam ihwal hakekat materi genetik, khususnya mengenai sifat biokimianya. Pada tahun 1920-an, dan kemudian tahun 1940-an, terungkap bahwa senyawa kimia materi genetika yaitu asam dioksiribonekleat (DNA). Dengan ditemukannya model struktur molekul DNA pada tahun1953 oleh J.D.Watson dan F.H.C. Crick dimulailah era genetika yang baru, yaitu genetika molekuler.
Perkembangan penelitian genetika molekuler terjadi demikian pesatnya. Jika ilmu pengetahuan pada umumnya mengalami perkembangan dua kali lipat (doubling time) dalam satu dasa warsa, maka hal pada genetika molekuler hanyalah dua tahun. Bahkan, perkembangan yang lebih revolusioner sanggup disaksikan semenjak tahun 1970-an, yaitu pada ketika dikenalnya teknologi manipulasi molekul DNA atau teknologi DNA rekombinan atau dengan istilah yang lebih terkenal disebut Rekayasa Genetika.
Saat ini sudah menjadi informasi biasa apabila organisme- organisme ibarat domba, babi dan kera, didapatkan melalui teknik rekayasa genetika yang disebut kloning . sementara itu, pada insan telah di lakukan pemetaan seluruh genom atau dikenal sebagai proyek genom insan (human genom project), yang diluncurkan pada tahun 1990 dan diperlukan selesai pada tahun 2005. ternyata pelaksaan proyek ini berjalan justru lebih cepat dua tahun dari pada jadwal yang telah ditentukan.
A. PENGERTIAN REKAYASA GENETIKA
Genetika yaitu kata yang dipinjam dari bahasa Belanda:genetica, pembiasaan dari bahasa Inggris: genetics, dibuat dari kata bahasa Yunani genno, yang berarti "melahirkan". Genetika merupakan cabang biologi yang mempelajari pewarisan sifat pada organisme maupun suborganisme (seperti virus dan prion). Maka, dapat juga dikatakan bahwa genetika yaitu ilmu ihwal gen dan segala aspeknya.
Bidang kajian genetika dimulai dari wilayah subselular (molekular) hingga populasi. Dan secara lebih rinci, genetika berusaha menjelaskan ihwal :
• material pembawa informasi untuk diwariskan (bahan genetik),
• bagaimana informasi itu diekspresikan (ekspresi genetik), dan
• bagaimana informasi itu dipindahkan dari satu individu ke individu yang lain (pewarisan genetik)
Rekayasa atau biasa juga disebut dengan teknik yaitu penerapan ilmu dan teknologi untuk menuntaskan permasalahan manusia. Hal ini diselesaikan lewat pengetahuan, ataupun pengalaman dari trial dan error. Dan rekayasa juga mengalami perkembangan layaknya lomba lari estapet yang meneruskan teknologi generasi sebelumnya.
Maka, Rekayasa genetika dalam arti luas yaitu teknologi dalam penerapan genetika untuk membantu persoalan dan kepentingan apapun dari manusia. Dengan segala pengetahuan dan pengalaman dari trial dan error tersebut insan sanggup berbagi produk-produk yang bermanfaat bagi insan itu sendiri.
Teknologi Rekayasa Genetika merupakan inti dari bioteknologi didifinisikan sebagai teknik in-vitro asam nukleat, termasuk DNA rekombinan dan injeksi pribadi DNA ke dalam sel atau organel; atau fusi sel di luar keluarga taksonomi; yang sanggup menembus rintangan reproduksi dan rekombinasi alami, dan bukan teknik yang dipakai dalam pemuliaan dan seleksi tradisional.
Prinsip dasar teknologi rekayasa genetika yaitu memanipulasi atau melaksanakan perubahan susunan asam nukleat dari DNA (gen) atau menyelipkan gen gres ke dalam struktur DNA organisme penerima. Gen yang diselipkan dan organisme peserta sanggup berasal dari organisme apa saja. Misalnya, gen dari basil bisa diselipkan di kromosom tanaman, sebaliknya gen tumbuhan sanggup diselipkan pada kromosom bakteri. Gen serangga sanggup diselipkan pada tumbuhan atau gen dari babi sanggup diselipkan pada bakteri, atau bahkan gen dari insan sanggup diselipkan pada kromosom bakteri.
Produksi insulin untuk pengobatan diabetes, misalnya, diproduksi di dalam sel basil Eschericia coli (E. coli) di mana gen penghasil insulin diisolasi dari sel pankreas insan yang kemudian diklon dan dimasukkan ke dalam sel E. coli. Dengan demikian produksi insulin sanggup dilakukan dengan cepat, massal, dan murah. Teknologi rekayasa genetika juga memungkinkan insan membuat vaksin pada tumbuhan, menghasilkan tumbuhan transgenik dengan sifat-sifat gres yang khas.
B. PENERAPAN GENETIKA
Charles Darwin dengan teori evolusinya menjadi seseorang yang pertama kali menyinggung variasi genetik di dalam bukunya the origin of species.
Tetapi istilah "genetika" pertama kali diperkenalkan oleh William Bateson pada suatu surat pribadi kepada Adam Chadwick yang juga ia gunakan pada Konferensi Internasional ihwal Genetika ke-3 pada tahun 1906.
Perkembangan genetika terus terjadi baik itu dalam bidang genetika murni ataupun genetika terapan. Dan perkembangan dilakukan pertama kali oleh Gregor Mendel dengan menyilangkan tumbuhan pada 1985 yang biasa dikenal dengan "hukum pewarisan Mendel". Sebuah aturan yang mengenalkan konsep gen (Mendel menyebutnya 'faktor') sebagai pembawa sifat. Yang menyatakan bahwa setiap gen mempunyai alel yang menjadi mulut alternatif dari gen dalam kaitan dengan suatu sifat. Setiap individu disomik selalu mempunyai sepasang alel, yang berkaitan dengan suatu sifat yang khas, masing-masing berasal dari tetuanya. Status dari pasangan alel ini dinamakan genotipe. Dan apabila suatu individu mempunyai pasangan alel sama, genotipe individu itu bergenotipe homozigot, apabila pasangannya berbeda, genotipe individu yang bersangkutan dalam keadaan heterozigot. Genotipe terkait dengan sifat yang teramati. Sifat yang terkait dengan suatu genotipe disebut fenotipe.
Setelah inovasi karya Mendel tersebut, genetika berkembang sangat pesat. Perkembangan genetika sering kali menjadi pola klasik mengenai penggunaan metode ilmiah dalam ilmu pengetahuan atau sains. Dan perkembangan tersebut terjadi dalam bidang genetika murni maupun terapan.
C. TUJUAN REKAYASA GENETIKA
Rekayasa genetika pada tumbuhan mempunyai sasaran dan tujuan antara lain untuk peningkatan produksi, peningkatan mutu produk biar tahan usang dalam penyimpanan pascapanen, peningkatan kandungan gizi, tahan terhadap serangan hama dan penyakit tertentu (serangga, bakteri, jamur, atau virus), tahan terhadap herbisida, sterilitas dan fertilitas serangga jantan (untuk produksi benih hibrida), toleransi terhadap pendinginan, penundaan kematangan buah, kualitas aroma dan nutrisi, serta perubahan pigmentasi.
Rekayasa Genetika pada mikroba bertujuan untuk meningkatkan efektivitas kerja mikroba tersebut (misalnya mikroba untuk fermentasi, pengikat nitrogen udara, meningkatkan kesuburan tanah, mempercepat proses kompos dan pembuatan makanan ternak, mikroba prebiotik untuk makanan olahan), dan untuk menghasilkan materi obat-obatan dan kosmetika.
Di negara-negara maju ibarat di Amerika, Eropa, Australia, dan Jepang organisme hasil rekayasa genetika telah banyak beredar di masyarakatnya maupun diekspor ke negara-negara lain ibarat Indonesia. Organisme hasil rekayasa genetika sanggup berupa mikrooraganisme (bakteri, jamur, ragi, virus), serangga, tanaman, binatang dan ikan. Di AS produk-produk hasil rekayasa genetika dijual secara bebas di pasaran, sementara di Eropa dan Jepang diwajibkan untuk memberi label bagi produk-produk tersebut. Cina juga merupakan negara yang telah sangat maju dalam pengembangan bioteknologi rekayasa genetika.
D. PERKEMBANGAN REKAYASA GENETIKA
Kemajuan di bidang bioteknologi khususnya dalam bidang rekayasa genetika tak lepas dari kontroversi yang melingkupi perkembangan teknologi.
Bioteknologi sebetulnya sudah ada semenjak ribuan tahun yang lalu.
Garis waktu bioteknologi
1. 8000 SM Pengumpulan benih untuk ditanam kembali. Bukti bahwa bangsa
Babilonia, Mesir, dan Romawi melaksanakan praktik pengembangbiakan selektif
(seleksi artifisal) untuk meningkatkan kualitas ternak.
2. 6000 SM Pembuatan bir, fermentasi anggur, membuat roti, membuat tempe
dengan bantuan ragi.
3. 4000 SM Bangsa Tionghoa membuat yogurt dan keju dengan basil asam
laktat.
4. 1500 Pengumpulan tumbuhan di seluruh dunia.
5. 1665 Penemuan sel oleh Robert Hooke(Inggris) melalui mikroskop.
6. 1800 Nikolai I. Vavilov menciptakan penelitian komprehensif tentang
Pengembangbiakan hewan.
7. 1880 Mikroorganisme ditemukan.
8. 1856 Gregor Mendel mengawali genetika tumbuhan rekombinan.
9. 1865 Gregor Mendel menemukan hukum-hukum dalam penyampaian sifat
induk keturunannya.
10. 1919 Karl Ereky, insinyur Hongaria, pertama memakai kata bioteknologi.
11. 1970 Peneliti di AS berhasil menemukan enzim pembatas yang digunakan
untuk memotong gen-gen.
12. 1975 Metode produksi antibodi monoklonal dikembangkan oleh Kohler dan
Milstein.
13. 1978 Para peneliti di AS berhasil membuat insulin dengan menggunakan
bakteri yang terdapat pada usus besar.
14. 1980 Bioteknologi modern dicirikan oleh teknologi DNA rekombinan. Model
prokariot nya, E. coli, dipakai untuk memproduksi insulin dan obat lain,
dalam bentuk manusia. Sekitar 5% pengidap diabetes alergi terhadap insulin
hewan yang sebelumnya tersedia.
15. 1992 FDA menyetujui makanan GM pertama dari Calgene: tomat “flavor
saver”.
16. 2000 - Ditemukannya enzim pemotong DNA yaitu enzim restriksi
endonuklease.
- Ditemukannya pengatur mulut DNA yang diawali dengan inovasi
operon laktosa pada prokariota.
- Ditemukannya perekat biologi yaitu enzim ligase.
- Ditemukannya medium untuk memindahkan gen ke dalam sel
mikroorganisme.
E. HASIL REKAYASA GENETIKA
I. Tanaman Transgenik
Transgenik terdiri dari kata trans yang berarti pindah dan gen yang berarti pembawa sifat. Makara transgenik yaitu memindahkan gen dari satu makhluk hidup kemakhluk hidup lainnya, baik dari satu tumbuhan ketanaman lainnya, atau dari gen binatang ke tanaman. Transgenik secara definisi yaitu the use of gene manipulation to permanently modify the cell or germ cells of organism (penggunaan manipulasi gen untuk mengadakan perubahan yang tetap pada sel makhluk hidup).
Tanaman transgenik pertama kalinya dibuat tahun 1973 oleh Herbert Boyer dan Stanley Cohen. Pada tahun 1988 telah ada sekitar 23 tumbuhan transgenik, pada tahun 1989 terdapat 30 tanaman, pada tahun 1990 lebih dari 40 tanaman. Secara sederhana tumbuhan transgenik dibuat dengan cara mengambil gen-gen tertentu yang baik pada makhluk hidup lain untuk disisipkan pada tanaman, penyisipaan gen ini melalui suatu vector (perantara) yang biasanya menggukan basil Agrobacterium tumefeciens untuk tumbuhan dikotil atau partikel gen untuk tumbuhan monokotil, kemudian diinokulasikan pada tumbuhan sasaran untuk menghasilkan tumbuhan yang dikehendaki. Tujuan dari pengembangan tumbuhan transgenik ini diantaranya adalah
• menghambat pelunakan buah (pada tomat).
• tahan terhadap serangan insektisida, herbisida, virus.
• meningkatkan nilai gizi tanaman, dan
• meningkatkan kemampuan tumbuhan untuk hidup pada lahan yang ektrem ibarat lahan kering, lahan keasaman tinggi dan lahan dengan kadar garam yang tinggi.
Melihat potensi manfaat yang disumbangkan, pendekatan bioteknologi dipandang bisa menuntaskan problematika pangan dunia terutama di negara-negara yang sedang berkembang ibarat yang sudah dilakukan di negara-negara maju (Winarno dan Agustina,2007)
Antara tahun 1996-2001 telah terjadi peningkat an yang sangat dramatis dalam adopsi atau penanaman tumbuhan GMO (Genetically Modified Organism) di seluruh dunia. Daerah penanaman global tumbuhan transgenik meningkat dari sekitar 1,7 juta ha pada tahun 1996 menjadi 52,6 juta ha pada tahun 2001. Peningkatan luas tanam GMO tersebut mengindikasikan semakin banyaknya petani yang menanam tumbuhan ini baik di negara maju maupun di negara berkembang. Sebagian besar tumbuhan transgenik ditanam di negara-negara maju. Amerika Serikat hingga kini merupakan negara produsen terbesar di dunia. Pada tahun 2001, sebanyak 68% atau 35,7 juta ha tumbuhan transgenik ditanam di Amerika Serikat.
Sampai ketika ini, kedelai merupakan produk GMO terbesar yaitu 33,3 juta ha atau sekitar 63% dari seluruh tumbuhan GMO. Kedelai tahan herbisida banyak ditanam di AS, Argentina, Kanada, Meksiko, Rumania dan Uruguay. Jagung merupakan tumbuhan GMO terbesar kedua yang ditanam yaitu seluas 9,8 juta ha sedangkan luas tumbuhan kapas GMO yang ditanam yaitu sekitar 6,8 juta ha . Sifat yang terdapat dari tumbuhan GMO pada umumnya yaitu resisten terhadap herbisida, pestisida, hama serangga dan penyakit serta untuk meningkatkan nilai gizi.