Penyakit Jantung Resiko Mati
PENYAKIT jantung tidak pandang bulu mengintai orang dari banyak sekali kalangan usia. Faktor berat badan, tekanan darah tinggi, merokok, dan malas berolahraga ialah faktor pemicunya.
Kendati merupakan penyakit mematikan, sepertinya banyak orang yang tidak memedulikan pentingnya menjaga kesehatan untuk menghindari terkena risiko penyakit jantung.
Bahkan, menurut data American Heart Association, sebanyak 59 persen warga Amerika malas berolahraga yang sanggup meningkatkan kemampuan bernapas sekaligus menjaga kestabilan jantung.
“Yang harus diperhatikan ialah berat tubuh dan besarnya lingkar pinggang yang Anda miliki. Dua hal ini pelopor risiko gangguan kesehatan lain yaitu kolesterol dan diabetes,” sebut Dr Donald M Lloyd Jones selaku ketua komite Asosiasi Statistik Jantung (Heart Association Statistic). Kelebihan berat tubuh akan menjadi pemicu munculnya gangguan jantung.Kendati merupakan penyakit mematikan, sepertinya banyak orang yang tidak memedulikan pentingnya menjaga kesehatan untuk menghindari terkena risiko penyakit jantung.
Bahkan, menurut data American Heart Association, sebanyak 59 persen warga Amerika malas berolahraga yang sanggup meningkatkan kemampuan bernapas sekaligus menjaga kestabilan jantung.
“Makanan modern remaja ini mempunyai kalori yang semakin banyak, dan kita tidak melaksanakan apa pun untuk memperabukan kalori yang ada di tubuh,” tambah Jones yang juga menjabat sebagai staf hebat jantung di Northwestern University Feinberg School of Medicine ini. Data pada tahun 2003-2006 menunjukkan, sedikitnya 11,3 persen bawah umur dan remaja mempunyai indeks masa tubuh yang berlebih untuk usia mereka.
Tentu saja keadaan ini tidak baik, mengingat remaja yang menderita kelebihan berat tubuh mempunyai kemungkinan sebanyak 70 persen untuk menjadi obesitas dikala menginjak remaja kelak. Maka itu, tindakan pencegahan pun harus dilakukan, terutama bagi kalangan muda. Jones berpendapat, ini ialah problem jangka panjang yang harus dipecahkan. Jangan hingga anak muda gres menyadari pentingnya menjaga kesehatan dikala mereka menginjak kepala lima.
Masalahnya, mengontrol jumlah kolesterol yang masuk ke dalam tubuh ialah tindakan yang masih disepelekan banyak orang kalau melihat dari data statistik dari Badan Statistik Gangguan Jantung dan Stroke tahun 2010. Sedikit dari warga Amerika yang menderita gangguan jantung mendapat perawatan untuk menurunkan tingkat kadar lemak.
Apalagi hanya sedikit pasien yang melaksanakan perawatan dan bisa mencapai sasaran penurunan level kolesterol LDL. LDL ialah kolesterol jahat yang bila jumlahnya berlebih di dalam darah akan diendapkan pada dinding pembuluh darah membentuk bekuan yang sanggup menyumbat pembuluh darah.
“Orang yang menderita obesitas, malas berolahraga, dan merokok merupakan sasaran empuk penyakit ini. Herannya, banyak anak muda yang menutup mata akan hal ini,” papar Dr Clyde W Yancy, presiden sekaligus Direktur Baylor Heart and Vascular Institute di Dallas. Ia menambahkan, hal lain yang perlu diperhatikan ialah menjaga tekanan darah semoga tidak tinggi yang juga bisa menjadi risiko penyakit jantung.
Ditekankan Yancy, perokok mempunyai risiko tinggi terkena penyakit jantung sebanyak dua hingga tiga kali lebih besar ketimbang mereka yang tidak merokok. Orang yang mengonsumsi cerutu ataupun mereka yang merokok dengan memakai pipa, sepertinya mempunyai risiko terkena gangguan jantung lebih tinggi daripada perokok yang mengonsumsi rokok putih. Namun, perokok jenis ini justru mempunyai tingkat risiko terkena gangguan jantung yang lebih rendah.
Tingkat kolesterol yang tinggi juga menjadi pemicu penyakit ini. Jika kadar kolesterol dalam darah meningkat, begitu pula risiko gangguan jantung. Ditambah dengan merokok, maka risiko ini lebih tinggi lagi. Tingkat kolesterol ini juga dipengaruhi usia, jenis kelamin, faktor keturunan, dan diet.
Sementara, tekanan darah yang tinggi menciptakan jantung menjadi lebih menebal dan kaku. Hal ini lalu berlanjut pada risiko stroke, serangan jantung, gagal ginjal, dan gagal jantung. Faktor lain yang menjadikan penyakit ini muncul ialah malas berolahraga. Padahal, acara fisik sanggup menjaga kadar kolesterol, menurunkan risiko diabetes, dan obesitas.
Orang yang mempunyai berat tubuh berlebih, terutama mereka yang mempunyai lingkar pinggang yang besar. Berat tubuh yang berlebih ini meningkatkan tekanan darah dan kadar kolesterol, sementara menurunkan tingkat kolesterol yang baik bagi tubuh atau HDL. HDL ini mempunyai fungsi membersihkan pembuluh darah dari kolesterol LDL yang berlebihan.
Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan suatu tanda yang baik sepanjang kolesterol LDL kurang dari 150 mg/dl. Lebih jauh, obesitas ataupun kelebihan berat tubuh sanggup menciptakan semakin berkembangnya penyakit diabetes.
Banyak orang yang menderita obesitas mengaku kesulitan untuk menurunkan berat badan. Namun, hanya dengan menghilangkan 10 pon sudah sanggup membantu mencegah risiko penyakit jantung. Yancy melanjutkan, contoh hidup yang tidak sehat, obesitas, dan merokok yang di kalangan muda sekarang, dipastikan akan menambah banyaknya penderita jantung. Ia pun berharap pada tahun 2020, sebesar 20 persen final hidup diakibatkan penyakit jantung dan stroke sanggup ditekan. (tty)
Tentu saja keadaan ini tidak baik, mengingat remaja yang menderita kelebihan berat tubuh mempunyai kemungkinan sebanyak 70 persen untuk menjadi obesitas dikala menginjak remaja kelak. Maka itu, tindakan pencegahan pun harus dilakukan, terutama bagi kalangan muda. Jones berpendapat, ini ialah problem jangka panjang yang harus dipecahkan. Jangan hingga anak muda gres menyadari pentingnya menjaga kesehatan dikala mereka menginjak kepala lima.
Masalahnya, mengontrol jumlah kolesterol yang masuk ke dalam tubuh ialah tindakan yang masih disepelekan banyak orang kalau melihat dari data statistik dari Badan Statistik Gangguan Jantung dan Stroke tahun 2010. Sedikit dari warga Amerika yang menderita gangguan jantung mendapat perawatan untuk menurunkan tingkat kadar lemak.
Apalagi hanya sedikit pasien yang melaksanakan perawatan dan bisa mencapai sasaran penurunan level kolesterol LDL. LDL ialah kolesterol jahat yang bila jumlahnya berlebih di dalam darah akan diendapkan pada dinding pembuluh darah membentuk bekuan yang sanggup menyumbat pembuluh darah.
“Orang yang menderita obesitas, malas berolahraga, dan merokok merupakan sasaran empuk penyakit ini. Herannya, banyak anak muda yang menutup mata akan hal ini,” papar Dr Clyde W Yancy, presiden sekaligus Direktur Baylor Heart and Vascular Institute di Dallas. Ia menambahkan, hal lain yang perlu diperhatikan ialah menjaga tekanan darah semoga tidak tinggi yang juga bisa menjadi risiko penyakit jantung.
Ditekankan Yancy, perokok mempunyai risiko tinggi terkena penyakit jantung sebanyak dua hingga tiga kali lebih besar ketimbang mereka yang tidak merokok. Orang yang mengonsumsi cerutu ataupun mereka yang merokok dengan memakai pipa, sepertinya mempunyai risiko terkena gangguan jantung lebih tinggi daripada perokok yang mengonsumsi rokok putih. Namun, perokok jenis ini justru mempunyai tingkat risiko terkena gangguan jantung yang lebih rendah.
Tingkat kolesterol yang tinggi juga menjadi pemicu penyakit ini. Jika kadar kolesterol dalam darah meningkat, begitu pula risiko gangguan jantung. Ditambah dengan merokok, maka risiko ini lebih tinggi lagi. Tingkat kolesterol ini juga dipengaruhi usia, jenis kelamin, faktor keturunan, dan diet.
Sementara, tekanan darah yang tinggi menciptakan jantung menjadi lebih menebal dan kaku. Hal ini lalu berlanjut pada risiko stroke, serangan jantung, gagal ginjal, dan gagal jantung. Faktor lain yang menjadikan penyakit ini muncul ialah malas berolahraga. Padahal, acara fisik sanggup menjaga kadar kolesterol, menurunkan risiko diabetes, dan obesitas.
Orang yang mempunyai berat tubuh berlebih, terutama mereka yang mempunyai lingkar pinggang yang besar. Berat tubuh yang berlebih ini meningkatkan tekanan darah dan kadar kolesterol, sementara menurunkan tingkat kolesterol yang baik bagi tubuh atau HDL. HDL ini mempunyai fungsi membersihkan pembuluh darah dari kolesterol LDL yang berlebihan.
Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan suatu tanda yang baik sepanjang kolesterol LDL kurang dari 150 mg/dl. Lebih jauh, obesitas ataupun kelebihan berat tubuh sanggup menciptakan semakin berkembangnya penyakit diabetes.
Banyak orang yang menderita obesitas mengaku kesulitan untuk menurunkan berat badan. Namun, hanya dengan menghilangkan 10 pon sudah sanggup membantu mencegah risiko penyakit jantung. Yancy melanjutkan, contoh hidup yang tidak sehat, obesitas, dan merokok yang di kalangan muda sekarang, dipastikan akan menambah banyaknya penderita jantung. Ia pun berharap pada tahun 2020, sebesar 20 persen final hidup diakibatkan penyakit jantung dan stroke sanggup ditekan. (tty)