Implementasi Pembelajaran Tingkat Tk

BAB I
PENDAHULUAN
Taman Kanak-kanak (TK) yaitu salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang menyediakan aktivitas pendidikan dini bagi anak usia 4 tahun hingga memasuki pendidikan dasar (pasal 1 PP No. 27 tahun 1990 wacana pendidikan prasekolah).
Tujuan pendidikan Taman Kanak-kanak yaitu untuk membantu meletakan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang dibutuhkan oleh belum dewasa dalam mengikuti keadaan dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya (pasal 3 Kep. Mendikbud No. 0486/U/1992 wacana TK), sedangkan ruang lingkup aktivitas kegiatan berguru yang mencakup : pembentukan sikap melalui adaptasi dalam pengembangan moral pancasila, agama, disiplin, perasaan atau emosi dan kemampuan bermasyarakat serta pengembangan kemampuan dasar melalui kegiatan yang dipersiapkan oleh guru mencakup pengambangan kemampuan berbahasa, daya pikir, daya cipta, keterampilan dan jasmani.

Salah satu kemampuan dasar melalui kegiatan yang perlu dipersiapkan oleh guru yaitu pengembangan kemampuan daya pikir dan daya cipta.

Daya pikir atau kemampuan kognitif yaitu suatu kemampuan dari seseorang dalam proses berpikir yang diperoleh dari lingkungan dan alam sekitarnya.

Daya cipta yaitu kemampuan seseorang untuk membuat atau membuat sesuatu yang baru, istilah lain yang sering dipakai untuk daya cipta yaitu kreatifitas (A. Subita, 1995).

Dalam rangka meletakan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta anak didik, selain itu, guru juga perlu menentukan metode-metode pengajaran yang cocok untuk menunjang tercapainya aktivitas kegiatan anak di Taman Kanak-kanak.

Metode yaitu cara penyajian materi atau materi pengajaran kepada anak sehingga anak sanggup menangkap dan mengerti wacana materi tersebut.

Di bawah ini, penyusun akan memaparkan hasil observasi mengenai implementasi metode pembelajaran untuk menmgembangkan daya pikir dan daya cipta di RA Al-Hidayah Panjalu
1.1      Gambaran Umum RA Al-Hidayah Panjalu
Adapun citra umum RA Al-Hidayah Panjalu, yaitu sebagai berikut :
RA Al-Hidayah Panjalu didirikan pada tanggal 18 april 2002 oleh Yayasan Pendidikan Islam (YPI) RA Al-Hidayah Panjalu.
Luas tanah keseluruhan RA Al-Hidayah Panjalu yaitu 146 m, status bangunannya yaitu wakap, memiliki 1 bangunan dan 3 ruangan yaitu 1 ruangan kelompok A, 1 ruangan kelompok B, dan 1 ruangan kepala RA Al-Hidayah Panjalu serta 1 halaman Taman Kanak-kanak (tempat berbaris dan bermain).
Struktur organisasi Roudhatul Athfal RA Al-Hidayah Panjalu yaitu sebagai berikut :
1.       Pelindung                  : H.M eli ramdani
2.       Kepala Sekolah         : Drs.Handi handiana
3.       Guru Kelomok A      : Enok Siti
                                           Nur Nurhayati
4.       Guru Kelompok B     : Tina Maria Agustini
                                           Enung
Jumlah murid kelomok A yaitu sebagai berikut :
Laki-laki 10 orang
Perempuan         14 orang
                                                   Jumlah           24 orang
Jumlah murid kelomok A yaitu sebagai berikut :
Laki-laki 9 orang
Perempuan         13 orang
                                                   Jumlah           12 orang
Kaprikornus jumlah murid keseluruhan adalah  47orang
1.2      Identitas Guru yang Diobservasi
Adapun identitas guru kelompok B yang penyusun observasi yaitu sebagai berikut :
A.    Nama Lengkap                    :Tina Maria
Tempat, tanggal lahir          : ciamis, 02 agustus 1984
Jenis kelamin                       : Perempuan
Pendidikan terakhir             : MA Muslimin
Lama bekerja                       : 3  tahun
B.     Nama Lengkap                    : Nur Nurhayati
Tempat, tanggal lahir          : ciamis,18 maret 1982
Jenis kelamin                       : Perempuan
Pendidikan terakhir             : D2 PGTK
Lama bekerja                       : 2 tahun
BAB II
PEMBAHASAN
Metode yaitu cara penyajian atau materi penyajian kepada anak, sehingga anak sanggup menangkap dan mengerti wacana materi tersebut
2.1     Metode yang Diimplementasikan
Seperti yang telah kita ketahui bersama  bahwa pendekatan pembelajaran pada pendidikan Taman Kanak-kanak RA Al-Hidayah Panjalu dilakukan dengan berpedoman pada suatu aktivitas kegiatan yang telah disusun sehingga seluruh sikap dan kemampuan dasar yang ada pada anak sanggup dikembangkan dengan sebaik-baiknya. Pendekatan pembelajaran pada anak Taman Kanak-kanak dan RA hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip, salah satunya yaitu : memakai pendekatan tematik
Kegiatan pembelajaran hendaknya dirancang dengan memakai pendekatan tematik dan beranjak dari tema yang menarik minat anak, tema sebagai alat/ sarana atau wadah untuk mengenalkan aneka macam konsep pada anak, tema diberikan dengan tujuan :
-    Menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh
-    Memperkaya perbendaharaan kata anak
Jika pembelajaran dilakukan dengan memanfaatkan tema, maka pemilihan tema dalam kegiatan pembelajaran hendaknya dikembangkan dari hal-hal yang paling dekat dengan anak, sederhana, serta menarik minat anak. Penggunaan tema dimaksudkan biar anak bisa mengenal aneka macam konsep secara gampang dan jelas
Adapun tema-tema yang dipakai yaitu sebagai berikut :
1.       Aku                                           11.  Kendaraan
2.       Panca indra                               12.  Pekerjaan
3.       Keluarga                                    13. Rekreasi
4.       Rumah                                       14.  Air dan udara
5.       Sekolah                                     15. Api
6.       Makanan, minuman                   16. Negaraku
7.       Pakaian                                      17.  Alat-alat komunikasi
8.       Kebersihan                                18.  Gejala alam
9.       Binatang                                    19.  Tata surya
10.   Tanaman                                    20.  Kehidupan kota, desa, pesisir
Sedangkan macam-macam metoda yaitu sebagai berikut :
1.       Bercakap-cakap                               11.  Sumbang saran
2.       Bernyanyi                                        12.  Tanya jawab
3.       Bercerita                                          13.  Proyek
4.       Dramatisasi                                      14.  Eksperimen
5.       Deklarasi/ mengucapkan syair         15.  Pemanasan
6.       Bermain peran                                 16. Menggambar
7.       Pantomim                                        17.  Membentuk
8.       Pemberian tugas                              18. Demonstrasi
9.       Melaksanakan tugas                        19.  Pengamatan
10.   Praktek langusng                             20. Pemikiran/ perasaan terbuka
Berikut ini merupakan metode-metode pengajaran yang sesuai dengan karakteristik anak usia Taman Kanak-kanak : Bermain, karya wisata, bercakap-cakap, bercerita, demonstrasi, proyek dan santunan tugas.
Sewaktu penyusun mengadakan observasi wacana implementasi metode pembelajaran untuk menyebarkan daya pikir dan daya cipta di RA Al-Hidayah Panjalu, penyusun melihat guru kelompok B yaitu Ibu Tina sedang membahas tema negaraku
Tema Negaraku ini memiliki sub tema yaitu Bendera Negaraku
Dalam tema pakaian ini terdapat 5 sub tema, setiap sub tema baiasanya untuk satu hari, sedangkan untuk hari berikutnya membahas sub tema yang lain tapi sub tema yang sudah dibahas pada hari sebelumnya, tetap harus di bahas pada hari tersebut.
Untuk menjelaskan sub tema wacana negaraku, Ibu tina memakai metode bercakap-cakap. Bercakap-cakap berarti saling berkomunikasi antara pikiran dan perasaan secara verbal atau mewujudkan kemampuan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif. Bercakap-cakap sanggup pula diartikan sebagai obrolan atau sebagai perwujudan bahasa reseptif dan ekspresif dalam suatu situasi.
Metode bercakap-cakap yaitu suatu cara penyampaian materi pengembangan yang dilaksanakan melalui bercakap-cakap dalam bentuk tanya jawab antara anak dengan guru.
Tujuan dari metode bercakap-cakap yaitu :
1.       Mengembangkan kecakapan dan keberanian dalam memberikan pendapatnya kepada guru, teman sebaya dan orang lain
2.       Memberikan kesempatan pada anak untuk berekpresi secara lisan
3.       Mengembangkan pola pikir anak dalam bentuk mulut kepada orang lain
4.       Memperbaiki lafal dan ucapan
5.       Menambah perbendaharaan
Bentuk pelaksanaan metode bercakap-cakap antara lain :
1.       Bercakap-cakap bebas
2.       Bercakap-cakap berdasarkan pokok bahasan
3.       Bercakap-cakap berdasarkan gambar seri
Setelah guru bercakap-cakap dengan siswa, kemudian guru memakai metode yang kedua yaitu metode bercerita. Metode bercerita yaitu cara bertutur kata dan penyampaian kisah atau memeberikan penerapan kepada anak secara lisan
Tujuan dari metode bercerita yaitu : Melatih daya tangkap, imajinasi, konsentrasi anak serta membuat suasana menyenangkan dan erat dalam kelas.
Bentuk-bentuk pelaksanaan metode bercerita yaitu bercerita tanpa alat peraga dan bercerita dengan alat peraga.
Metode ketiga yang dipakai guru yaitu metode demonstrasi. Metode demonstrasi yaitu suatu cara untuk mempertunjukan suatu objek. Tujuan dari metode ini yaitu memperlihatkan materi atau materi pembelajaran yang ditindak lanjuti oleh anak dalam motorik garang atau motorik halus. Sebelum anak mengerjakan kiprah yang diberikan oleh guru, guru harus memperlihatkan contoh-contoh cara mengerjakan kiprah tersebut.
Metode ke empat yang dipakai guru yaitu metode santunan tugas. Metode santunan kiprah yaitu kegiatan berguru mengajar yang memperlihatkan kesempatan kepada belum dewasa untuk melakukan kiprah yang telah dipersiapkan oleh guru. Untuk pelaksanaannya hanya diberikan di sekolah atau di kelas, bukan pekerjaan rumah (PR). Adapun bentuknya : melatih kemampuan keterampilan anak, baik di motorik garang maupun dimotorik halus dan dilakukan secara sedikit demi sedikit dan berulang-ulang.
Metode kelima yang dipakai guru yaitu metode bermain, arti bermain merupakan majemuk bentuk kegiatan yang memperlihatkan kepuasan kepada diri anak yang bersifat non serius, lentur, dan materi mainan terkandung dalam kegiatan dan secara imajinatif di transformasi sepadan dengan dunia orang dewasa, pelaksanaannya boeh dimana saja, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan.
Nilai bermain bagi anak diantaranya bermain membantu pertumbuhan anak, bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela, bermain memberi kebebasan kepada anak untuk bertindak dan lain-lain.
2.2     Daya Pikir Dan Daya Cipta Yang Dikembangkan
A.     Pengertian Daya Pikir
Secara etimologi, daya pikir terdiri dari 2 kata yaitu daya dan pikir. Menurut kamus umum bahasa Indonesia, daya yaitu kemampuan untuk mengerjakan sesuatu dan pikir diartikan sebagai penggunaan nalar akal untuk mempertimbangkannya.
Istilah lain untuk kemampuan berpikir yang biasa dipakai dalam psikologi ialah intelektual, Zulkifli (1992).
Daya pikir yaitu suatu kemampuan dari seorang anak dalam proses berpikir yang diperoleh dari lingkungan dan alam sekitarnya.
Pengembangan daya pikir bertujuan biar anak didik bisa menghubungkan pengetahuan yang sudah diketahui dengan pengetahuan gres yang diperolehnya.
Dalam area Matematika Ibu guru memperlihatkan kiprah kepada belum dewasa untuk menghitung gambar bendera dalam majalah. Menurut penyusun, kiprah yang diberikan guru tadi merupakan salah satu pengembangan daya pikir, sebab kemampuan yang diharapkan dicapai yaitu membilang (mengenai konsep bilangan) dengan benda-benda/ gambar bendera.
B.     Pengertian Daya Cipta
Secara etimologi daya cipta berasal dari dua kata yaitu daya dan cipta berdasarkan kamus umum Bahasa Indonesia, daya yaitu kemampuan untuk mengerjakan sesuatu dan cipta yaitu kemampuan, dalam hal ini kemampuan anak Taman Kanak-kanak untuk membuat atau membuat sesuatu yang gres istilah lain yang sering dipakai untuk daya cipta ini yaitu kreativitas A. Subita (1995)
Pengembangan daya cipta yaitu kegiatan yang bertujuan untuk membuat anak kreatif, yaitu lancar. Fleksibel, orsinil, dalam bertutur kata, berpikir, serta berolah tangan dan berolah badan sebagai latihan motorik halus dan motorik kasar. Oleh sebab itu, daya cipta harus ada dalam pengembangan bahasa, seni dan daya pikir.
Dalam area seni, ibu guru memberi kiprah untuk mewarnai gambar bendera negara Indonesia. Menurut penyusun kiprah yang diberikan guru tadi merupakan salah satu pengembangan daya dipta, sebab kemampuan yang diharapkan dicapai yaitu anak bisa mewarnai bentuk gambar sederhana. Disini anak bebas untuk berkreatifitas sesuai dengan keinginannya, contonya : ada anak yang mewarnai gambar bendera denga warna merah dan putih
Dalam area bahasa belum dewasa disuruh menirukan kata bendera negara menulis karakter “b” dari kata bendera. Menurut penyusun kiprah yang diberikan guru tadi juga merupakan salah satu pengembangan daya cipta, sebab kemampuan yang diharapkan dicapai yaitu anak bisa menirukan kembali urutan kata (latihan pendengaran) dan anak bisa menjiplak dan menjiplak membuat garis tegak, datar, miring, lengkung dan lingkaran.
Ketika anak sedang bermainpun itu merupakan salah satu pengembangan daya cipta sebab anak bisa berolah badan sebagai latihan motorik kasar.
2.3     Alat Peraga Sebagai Alat Bantu Pembelajaran (Sumber Belajar)
Sumber berguru yaitu segala macam materi yang sanggup dipakai untuk memperlihatkan informasi maupun aneka macam keterampilan kepada murid maupun guru. Demikian pula alat permainan termasuk salah satu sumber belajar, sumber berguru yang lain yaitu buku referensi, buku cerita, gambar-gambar, nara sumber, benda atau barang budaya, tempat-tempat khusus dan lain-lain.
Fungsi sumber berguru dalam pembelajaran ialah memperlihatkan kesempatan untuk menerima pengetahuan dan memperkaya anak dengan memakai aneka macam alat, buku, nara sumber, daerah dan semua hal yang menambah pengetahuan anak.
Berbagai macam sumber belajar, salah satunya yaitu : Alat peraga, alat peraga yaitu semua alat yang dipakai oleh guru untuk memperagakan atau menandakan pelajaran di dalam proses berguru mengajar.
Adapun alat peraga yang dipergunakan oleh guru di kelompok B dalam menandakan tema Negaraku yaitu sebagai berikut :
1.       Ketika guru menandakan bendera negaraku, guru mencontohkan cara membuat bendera sederhana.
2.       Ketika guru menyuruh kepada belum dewasa untuk menirukan kata bendera ,guru menuliskan karakter “b”, sesudah itu anak menulis karakter “b” dari kata bendera, alat bantu yang dipergunakan yaitu buku kotak.
3.       Dalam  area seni, anak disuruh mewarnai gambar bendera, alat peraga yang dipakai guru yaitu bendera sederhana. Anak disuruh mewarnai gambar bendera yang diperlihatkan guru.
4.       Ketika anak istirahat, belum dewasa dibebaskan bermain baik di dalam ruangan (kelas) maupun di luar ruangan (tempat bermain), ada yang bermain ayunan, papan luncur, jungkitan, dan sebagainya. Alat peraga yang dipergunakan yaitu alat-alat permainan baik yang ada di ruangan maupun di luar ruangan.
2.4     Proses Pembelajaran
Dalam pelaksanaan kegiatan berguru mengajar, guru diharapkan membuat perencanaan tahunan, semesteran untuk satu tahun, perencanaan mingguan (SKM) dan perencanaan harian (SKH).
Satuan kegiatan mingguan (SKM) berisi kegiatan –kegiatan dalam rangka mencapai kemampuan- kemampuan yang telah direncanaan dalam satu ahad sesuai dengan tema pada ahad itu.
Satuan kegiatan harian (SKH) yaitu perencanaan kegiatan untuk satu hari yang merupakan pembagian terstruktur mengenai dari satuan kegiatan mingguan (SKM). Pada SKH terlihat kegiatan yang bersifat kelompok, individual maupun klasikal.
Satuan kegiatan harian (SKH) ini terdiri dari :
1.       Kegiatan pembukaan ± 30 menit
2.       Kegiatan inti ± 60 menit
3.       Istirahat/ makan ± 30 menit
4.       Penutup ± 30 menit
2.5     Tanggapan Penyusun Terhadap Pembelajaran Tersebut
Proses pembelajaran di RA Al-Hidayah panjalu seutuhnya memang jauh dari sempurna, banyak aspek yang mesti di perbaharui dan mengalami perbaiakan terutama di bidang metode pembelajaran yang diberikan terhadap anak didik. Metode yang sebaiknya di pergunakan yaitu metode yang disenangi anak. Seperti pola bercerita,bercakap-cakap,bernyanyi,bermain peran,dll. Peran guru sangat berarti untuk menjaga situasi dan kondisi anak dikelas. Untuk itulah kemampuan guru untuk berkreativitas sangat diperlukan.
Selain itu terdapat beberapa hal yang harus segera di lengkapi dari  fasilitas yang telah di dediakan di RA Al-Hidayah Panjalu ini, terutama sarana bermain anak yang menunjang daya pikir dan daya cipta anak baik di luar ruangan kelas maupun di dalam kela
BAB III
PENUTUP
            Kesimpulan
Metode yaitu cara pengajaran materi atau materi pengajaran kepada anak, sehingga anak sanggup menangkap dan mengerti wacana materi yang sedang disampaikan.
Adapun metode yang dipakai untuk menjelaskan tema Negaraku di kelompok B yaitu :
1.      Metode  bercakap-cakap
2.      Metode bercerita
3.      Metode demonstrasi
4.      Metode santunan tugas
5.      Metode bermain
Daya pikir yaitu suatu kemampuan dari seorang anak dalam proses berpikir yang diperoleh dari lingkungan dan alam sekitarnya. Daya pikir biasa disebut intelektual.
Daya cipta yaitu kemampuan anak Taman Kanak-kanak untuk membuat atau membuat sesuatu dengan  guru. Istilah lain yang sering dipakai untuk daya cipta ini yaitu kreativitas.
Sumber berguru yaitu segala macam materi yang sanggup dipakai untuk memperlihatkan informasi maupun aneka macam macam keterampilan kepada murid maupun guru.
Alat peraga yaitu semua alat yang dipakai oleh guru untuk memperagakan atau menandakan pelajaran di dalam proses berguru mengajar.
Dalam proses pembelajaran, guru diharapkan membuat satu kegiatan harian (SKH). SKH ini terdiri dari :
1.       Kegiatan pembukaan ± 30 menit
2.       Kegiatan inti ± 60 menit
3.       Istirahat/ makan ± 30 menit
4.       Penutup ± 30 menit
            Saran
Adpun saran yang ingin penulis sampaikan yaitu perbaikan kulitas tenaga pengajar Taman Kanak-kanak / RA baik dari segi pengetahun umum maupun pengetahuan kependidikan anak usia dini. Dan sebaiknya menyampaian pembelajaran sanggup diubahsuaikan dengan kurikulum pendidikan anak usia dini.

DAFTAR PUSTAKA

1.       Budiman, Rudi (dkk). (2000). Bahan Penataran Metodologi Pengembangan Daya Pikir dan Daya Cipta Buku 3. Bandung : Departemen Pendidikan Nasional.
2.       Lukman, Rosadi. (2000). Bahan Penataran Metodologi Pengembangan Daya Pikir dan Daya Cipta Buku 2. Bandung : Departemen Pendidikan Nasional.
3.       Moeslichatoen, (……). Metodologi Pengajaran di Taman Kanak-kanak (Pengembangan Kognitif, Bahasa, Kreatifitas, Motorik dan Emosional). Ikip Malang : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
4.       Sudono, Anggani, (……). Alat Permainan dan Sumber Belajar Taman Kanak-kanak, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
5.       Suparman, Emen (dkk). (2000). Bahan Penataran Metodologi Pengembangan Daya Pikir dan Daya Cipta Buku 1. Bandung : Departemen Pendidikan Nasional.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel