Ekonomi Ajakan Akan Uang

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Uang merupakan sesuatu benda yang diterima secara umum oleh masyarakat, sehingga untuk melaksanakan transaksi ekonomi tidak mengalami kesulitan, alasannya salah satu fungsi dari uang ialah sebagai standart nilai, maka seluruh barang atau jasa dinilai dengan satuan uang. Uang merupakan unsur terpenting dalam suatu sistem perekonomian modern. Kehadiran uang sudah melembaga dalam masyarakat, sehingga segala kegiatan masyarakat dipengaruhi, diukur dan banyak ditentukan oleh uang. Dengan adanya uang, transaksi yang dilakukan oleh insan menjadi lebih mudah, cepat, dan tidak terlalu dibatasi lagi oleh dimensi waktu.
Pengertian ajakan akan uang di definisikan sebagai keseluruhan jumlah uang yang ingin dipegang oleh masyarakat dan perusahaan. Yang dipengaruhi oleh pendapatan riil. Semakin tinggi pendapatan seseorang, ajakan akan uang akan semakin besar. Hal ini alasannya konsumsi dan tabungan akan bertambah seiring dengan meningkatnya pendapatan. Selain pendapatan riil tingkat suku bunga juga merupakan faktor yang mempengaruhi ajakan akan uang Semakin tinggi suku bunga, permintan uang untuk motif spekulasi akan berkurang. Tingginya suku bunga akan menciptakan biaya pemberian uang untuk berspekulasi bertambah mahal. Selain itu, jikalau tingkat suku bunga tinggi, orang akan lebih baik menabung di bank dengan jaminan suku bunga yang ada daripada berspekulasi. Tingkat harga umum merupakan faktor ketiga dalam konsep ajakan akan uang. Semakin tinggi tingkat harga umum, ajakan akan uang akan semakin bertambah. Hal ini alasannya harga barang/jasa bertambah mahal, sehingga diharapkan lebih banyak uang untuk membelinya. Pengeluaran konsumen, Faktor terakhir dalam konsep ajakan akan uang ini menjelaskan, contohnya saja pengeluaran konsumen pada bulan-bulan menjelang Natal, puasa, atau Hari Raya lainnya akan bertambah. Akibatnya, ajakan uang juga akan bertambah.
Dalam kajian mengenai teori ajakan uang, ada beberapa golongan yang berpendapat. Pertama golongan kaum Klasik, golongan ini menganggap bahwa uang tidak mempunyai dampak terhadap sektor riil, suku bunga, kesempatan kerja dan pendapatan nasional. Uang hanya besar lengan berkuasa terhadap harga barang. Bertambahnya uang beredar akan mengakibatkan kenaikan harga saja, sedangkan jumlah output yang dihasilkan tidak berubah. Teori ajakan uang Klasik dikenal dengan teori kuantitas uang yang dirumuskan oleh Irving Fisher dan dikembangkan oleh Marshall. Selanjutnya ajakan akan uang berdasarkan Keynes yang menyebarkan wacana teori yang terakhir dikemukakan oleh Cambridge.
.


BAB II
PEMBAHASAN
Teori Permintaan Uang Menurut Keynes
Pada dasarnya teori Keynes merupakan pengembangan dari teori Klasik, dimana melihat ajakan uang berdasarkan motif orang memegang uang. Teori Klasik sendiri menyatakan motif memegang uang ialah untuk transaksi saja meskipun pada teori Cambridge sudah mulai mengenalkan pandangan bahwa orang memegang uang juga dipengaruhi oleh faktor kelembagaan lain misalkan ekspektasi di masa yang akan datang, tetapi sifatnya masih kualitatif. Pandangan Cambridge inilah yang dikembangkan Keynes bahwa motif orang memegang uang tidak hanya untuk transaksi saja melainkan untuk berjaga-jaga dan spekulasi. Rumusan teori ajakan uang Keynes dikenal dengan teori Liquidity of Preference yang diungkap dalam bukunya The General Theory of Employment, Interest, and Money.”
1. Teori keuangan yang dikemukakan Keynes pada umumnya mengambarkan 3 hal, yaitu :
(1) Tujuan-tujuan masyarakat untuk meminta (menggunakan uang),
(2) Faktor-faktor yang memilih tingkat bunga,
(3) Efek perubahan penawaran uang terhadap kegiatan ekonomi negara.
2. Tentang John Keynesiasme
Keynesianisme, atau ekonomi ala Keynesian atau Teori Keynes, ialah suatu teori ekonomi yang didasarkan pada wangsit ekonom Inggris kurun ke-20, John Maynard Keynes. Teori ini mempromosikan suatu ekonomi campuran, di mana baik negara maupun sektor swasta memegang peranan penting. Kebangkitan ekonomi Keynesianisme menandai berakhirnya ekonomi laissez-faire, suatu teori ekonomi yang berdasarkan pada keyakinan bahwa pasar dan sektor swasta sanggup berjalan sendiri tanpa campur tangan negara. Teori ini menyatakan bahwa ekspresi dominan ekonomi makro sanggup memengaruhi sikap individu ekonomi mikro. Berbeda dengan teori ekonom klasik yang menyatakan bahwa proses ekonomi didasari oleh pengembangan output potensial, Keynes menekankan pentingnya ajakan agregat sebagai faktor utama pencetus perekonomian, terutama dalam perekonomian yang sedang lesu. Ia beropini bahwa kebijakan pemerintah sanggup dipakai untuk meningkatkan ajakan pada level makro, untuk mengurangi pengangguran dan deflasi. Jika pemerintah meningkatkan pengeluarannya, uang yang beredar di masyarakat akan bertambah sehingga masyarakat akan terdorong untuk berbelanja dan meningkatkan permintaannya (sehingga ajakan agregat bertambah). Selain itu, tabungan juga akan meningkat sehingga sanggup dipakai sebagai modal investasi, dan kondisi perekonomian akan kembali ke tingkat normal.
            Makro ekonomi muncul tahun 30-an, makro ekonomi muncul alasannya depresi besar yang melanda dunia tahun tersebut alasannya krisis yang dialami dunia ketika itu, sehingga tidak ditemukan jalan keluar. Muncullah orang Inggris yang berjulukan John Meynard Keynes. Dalam membangun TE makro, Keynes tetap memakai landasan-landasan aksiomalis sebagaimana yang dialami oleh teori ekonomi klasik. Demikian juga teori ekonomi neoklasik, tetap bicara konsep-konsep. Tetapi Keynes lebih cemerlang idenya bahwa dengan memakai depresi, alasannya depresi bukan lagi kasus mikro tetapi kasus makro. Pada era depresi itu, terjadi pengangguran kasus ekonomi. Tetapi juga menyangkut kapasitas industri yang tidak tercapai.
  • Ingin membangun teori umum (general theory)/ (overall theory)/ aggregate.
  • Dalam moneter atau uang dipandang sebagai alat tukar, satuan hitung, dan penyimpan nilai.
  • teori suku bunga
  • Peranan investasi memilih peluang kerja
  • Aspek psikologis, ketidakrasionalan yang mengakibatkan ketidakstabilan. Itulah komponen yang akan dibuat oleh Keynes menjadi ekonomi makro yang dikemas dalam bukunya “general theory of employment interest, money” Dari teori tersebut banyak kritikan dan sanggahan terutama mempertanyakan kapan full employment sanggup tercapai. Yang ada ialah mendekati kondisi full employment. Kemudian prosedur pasar berdasarkan Keynes, tidak ada campur tangan pemerintah. Dalam pandangan Keynes, sebuah sumber daya akan teralokasi, model insan homoeconomicus.
  • Ada gula ada semut (supply create its own human), penawaran akan mencapai perminataan / aturan say.
  • Mekanisme suku bunga merupakan prosedur untuk memperbaiki kesamaan tabungan dan investasi, untuk mengkonsumsi lebih banyak dimasa yang akan tiba industri yang dimaksud ialah kumpulan unit-unit perjuangan yang sama/kumpulan unit-unit perjuangan yang menghasilkan output sejenis.
      Dari pemikiran Keynes berkembang Keynesian sanggup kita artikan penganut-penganut pemikiran Keynes, yang ternyata Keynesian banyak yang dikritik terutama kritikan pada ketidak mampuan perubahan-perubahan dalam skala mikro.

            Post Keynesian Economics tidak terlihat lagi landasan-landasan yang dikembangkan. Salah satu tokohnya yang menyimpang dari teori ekonomi makro Keynes ialah Newton. Aliran kedua pemikiran ini sanggup kita simpulkan, terutama dari segi ajakan yang melandasi teori ekonomi makro. Penentuan pendapatan pada arus pengeluaran. Sementara itu, treatment nite menitikberatkan pada alokasi kekayaan atau dengan kata lain Keynesian pada perubahan harga.

            Kelemahan dalam ilmu ekonomi, suatu ilmu yang diterapkan akan terevikasi kebenarannya dalam jangka panjang, hingga dengan 2006. Baru mulai muncul keburukan-keburukan landasan-landasannya. Orang sudah mulai tidak suka melihat jalan pikiran insan yang menganut model ekonomicus.

            Beberapa pertanyaan yang tidak bisa dijawab, kegagalan pasar teori ekonomi tidak bisa menjawab mengapa masih banyak orang miskin, teori ekonomi tidak bisa menjawab mengapa hutan dan maritim ludes disantap model insan homonicus, terpecah belah menjadi Rusia yang kini beberapa pola bagaimana pikiran kita dijajah oleh model homoeconomicus nasionalisme, dilimpahkan sedemikian rupa sehingga kita fanatik terhadap bangsa kita ager sesuatu persenjataan yang tersedia laris terjual.
3.      Motif  Permintaan Uang Menurut Keynes
Terkait dengan tujuan-tujuan masyarakat untuk meminta (memegang) uang, maka sanggup diklasifikasikan atas 3 motif utama, yaitu :
a)      Motif transaksi (transaction motive), motif ini timbul alasannya uang dipakai untuk melaksanakan pembayaran secara reguler terhadap transaksi yang dilakukan. Besarnya ajakan uang untuk tujuan transaksi ini ditentukan oleh besarnya tingkat pendapatan (MDt = f(Y), artinya semakin besar tingkat pendapatan yang dihasilkan, maka jumlah uang diminta untuk transaksi juga mengalami peningkatan demikian sebaliknya.
b)      Motif berjaga-jaga (precautionary motive), selain untuk membiayai transaksi, maka uang diminta pula oleh masyarakat untuk keperluan di masa mendatang yang sifatnya berjaga-jaga. Besarnya ajakan uang untuk berjaga-jaga ditentukan oleh besarnya tingkat pendapatan pula. Semakin besar tingkat pendapatan ajakan uang untuk berjaga-jaga pun semakin besar. MDp = f(Y)
c)      Motif spekulasi (speculation motive), pada suatu sistem ekonomi modern dimana forum keuangan masyarakat sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat mendorong masyarakatnya untuk memakai uangnya bagi kegiatan spekulasi, yaitu disimpan atau dipakai untuk membeli surat-surat berharga, menyerupai obligasi pemerintah, saham, atau instrumen lainnya. Faktor yang mempengaruhi besarnya ajakan uang dengan motif ini ialah besarnya suku bunga, dividen surat-surat berharga, ataupun capital gain, fungsi permintaannya ialah MDs = f(i). Yang dimaksud dengan spekulasi disini ialah spekulasi dalam surat-surat berharga khususnya obligasi. Para spekulan membeli surat-surat berharga (obligasi) pada waktu obligasi murah, dan menjulanya pada waktu surat obligasi mahal. Dengan cara begini spekulan menerima keuntungan.
            Jadi menurunnya harga obligasi mempunyai tendensi yang mengakibatkan jumlah uang diminta masyarakat dengan motif spekulasi berkurang. Sebaliknya, meningkatnya harga obligasi akan mengakibatkan jumlah uang yang diharapkan masyarakat dengan motif spekulasi meningkat. Hubungan antara tingkat bunga dengan surat obligasi ialah meningkatnya tingkat bunga bertendensi mengakibatkan menurunnya harga obligasi (Pob) dan sebaliknya menurunnya tingkat bunga bertendensi mengakibatkan meningkatnya harga obligasi.
Dari ketiga motif diatas, maka formula untuk ajakan uang berdasarkan Keynes adalah:
MD = MDt + MDp + MDs
4.        Model ajakan total dari Keynes dirumuskan sebagai Berikut :


Text Box: Md/p = [kY + l(r,W)]
 


Keterangan:         k = proporsi tertentu dari Y
                              Y = Pendapatan nasional
                             W = besarnya kekayaan
                              r  = tingkat bunga
                              l = proporsi tertentu dari kekayaan dan
                                       tingkat bunga




BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Oleh alasannya peranan uang yang sangat penting ajakan akan uang akan bertambah seiring dengan kebutuhan pemakai yang tiap hari akan semakin bertambah diiringi dengan perkembangan zaman yang semakin modern. Dari teori ajakan akan uang berdasarkan Keynes, Kesimpulan utama yang sanggup ditarik dari teori ini ialah bahwa tidak ada kecenderungan otomatis untuk menggerakan output dan lapangan pekerjaan ke kondisi full employment (lapangan kerja penuh). Kesimpulan ini bertentangan dengan prinsip ekonomi klasik menyerupai ekonomi supply-side yang menganjurkan untuk tidak menambah peredaran uang di masyarakat untuk menjaga titik keseimbangan di titik yang ideal.
Permintaan akan uang merupakan focus dari teori moneter dari Keynes. Ia menyampaikan bahwa seseorang memegang uang tunai (atau “meminta” uang tunai) alasannya ia mempunyai tujuan-tujuan (motif) tertentu yang bisa dipenuhi dengan memakai uang tunai.  Menurut Keynes, “harga” uang ialah harga yang harus dibayar untuk penggunaan uang, yang tidak lain ialah tingkat bunga. Penawaran akan uang dianggap ditentukan oleh penguasa moneter, sehingga identik dengan jumlah uang yang beredar.
Adapun kesimpulan lain yang kami temukan ialah sebagai berikut :
  1. Menganggap nilai uang ialah tidak stabil.
  2. Fenomena-fenomena moneter merupakan variable-variabel yang sanggup mempengaruhi perekonomian secara keseluruhan.
  3. Tambahan jumlah uang beredar akan mempengaruhi sektor riel.
  4. Permintaan dan penawaran uang akan memilih tingkat bunga.
  5. V dan T sanggup berubah-ubah sesuai dengan keadaan perekonomian yang terjadi.


DAFTAR PUSTAKA
-           
-           
-           

-          http://herry.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/33206/teori-permintaan-akan-uang-klasik-dan-keynes1.ppt

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel