Hakikat Kehidupan Insan Peradaban Dan Perubahan Sosial



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk Tuhan, individu dan sosial budaya. Antara insan dan peradaban mempunyai kekerabatan yang sangat erat lantaran diantara keduanya saling mendukung untuk membuat suatu kehidupan yang sesuai kodratnya. Suatu peradaban timbul lantaran ada yang menciptakannya yaitu diantaranya ada faktor manusianya yang melakukan peradaban tersebut.
Suatu peradaban mempunyai wujud, tahapan  dan sanggup berevolusi / berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Dari peradaban pula sanggup menjadikan suatu perubahan pada kehidupan sosial. Perubahan ini sanggup diakibatkan lantaran dampak modernisasi yang terjadi di masyarakat.Masyarakat yang beradab sanggup diartikan sebagai masyarakat yang mempunyai sopan santun dan kebaikan budi pekerti. Ketenangan, kenyamanan, ketentraman, dan kedamaian sebagai makna hakiki insan beradab dan dalam pengertian lain ialah suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.
Perkembangan dunia IPTEK yang demikian mengagumkan itu memang telah membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis, Demikian juga ditemukannya formulasi-formulasi gres kapasitas komputer, seolah sudah bisa menggeser posisi kemampuan otak insan dalam banyak sekali bidang ilmu dan aktifitas manusia.

B.     Rumusan Masalah
Berpijak dari latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan dilema pada penulisan makalah ini ialah :
1.            Bagaimana Hakikat Peradaban?
2.            Bagaimana Hakikat Hidup Manusia?
3.            Bagaimana Peradaban dan Perubahan Sosial?
4.            Seperti Apa Teori  Mengenai Pembangunan, Keterbelakangan, dan Ketergantungan?
5.            Apakah Yang Dimaksud Modernisasi?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Peradaban
Peradaban mempunyai kaitan yang erat dengan kebudayaan. Kebudayaan pada hakikatnya ialah hasil cipta, rasa, dan karsa insan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemampuan cipta (akal) insan menghasilkan ilmu pengetahuan. Kemampuan rasa insan melalui alatalat indranya menghasilkan bermacam-macam barang seni dan bentuk-bentuk kesenian. Sedangkan karsa insan menghendaki kesempurnaan hidup, kemuliaan, dan kebahagiaan sehingga menghasilkan banyak sekali acara hidup insan untuk memenuhi kebutuhannya. Koentjaraningrat (1990) berusaha memperlihatkan klarifikasi sebagai berikut. Istilah kebudayaan ada pula istilah peradaban. Hal ini ialah sama dengan istilah dalam bahasa Inggris civilization yang biasanya digunakan untuk menyebutkan pecahan atau unsure dari kebudayaan yang harus maju dan indah.
Kebudayaan berasal dari kata culture, istilah peradaban sering digunakan untuk memperlihatkan pendapat dan evaluasi kita terhadap perkembangan kebudayaan. Peradaban berasal dari kata adab, yang sanggup diartikan sopan, berbudi pekerti, luhur, mulia, berakhalak, yang semuanya menunjuk pada sifat yang tinggi dan mulia. Huntington (2001) mendefinisikan perdaban (civilization) sebagai the highest social grouping of people and the broadest level of cultural identity people have short of that which distinguish humans from other species.
Peradaban merupakan tahap tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang telah mecapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang telah maju. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan mempengaruhi peradaban sebuah bangsa dan menjadi bangsa itu dianggap lebih muju dari bangsa-bangsa lain pada zamannya. Kehidupan di lembah sungai Nil masa itu kita sebut dengan nama Peradaban Lembah Sungai Nil bukan Kebudayaan Lembah Sungai Nil lantaran mereka telah mempunyai organisasi social, kebudayaan, dan cara berkehidupan yang sudah maju jika disbanding dengan bangsa lain.

Keajaiban dunia yang dikenal dikala ini antara lain :
·         Piramida di Mesir merupakan makam raja-raja Mesir kuno.
·         Taman gantung di Babylonia.
·         Tembok raksasa dengan panjang 6.500 km di RRC.
·         Menara Pisa di Italia.
·         Menara Eiffel di Paris.
·         Candi Borobudur di Indonesia.
·         Taj Mahal di India.
·         Patung Zeus yang tingginya 14 m da seluruhnya terbuat dari emas.
·         Kuil Artemis merupakan kuil yang terbesar di Yunani.
·         Mausoleum Halicarnacus, kuburan yang dibangun oleh Ratu Artemisia untu mengenang suaminya Raja Maulosus dari Carla.
·         Colossus, yaitu patung perungu yang kuasa matahari dari rhodes.
·         Pharos, yaitu patung yang tingginya hingga 130 m dari alexsandria.
·         Gedung dewan legislatif di inggris di london.
·         Kabah di saudi arabia.
·         Colossum di Roma italia.
Selah satu ciri yang penting dalam devenisi peradaban adalab berbudaya. Yang dalam bahasa ingris disebut Cultured. Orang yang cultured ialah yang juga lettered dalam hal ini tidak sekedar hanya bisa membaca dan menulis hal yang sederhana.

B. Manusia Sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Adab
Peradaban tidak hanya menunjuk pada hasil-hasil kebudayaan insan yang sifatnya fisik, ibarat barang, bangunan, dan benda-benda. Kebudayaan merupakan keseluruhan dari budi daya manusia, baik cipta, karsa, dan rasa. Adab artinya sopan. Manusia sebagai makhluk beraberdab artinya pribadi insan itu mempunyai potensi untuk berlaku sopan, berahlak dan berbudi pekerti yang luhur menuju pada prilaku pada manui. Manusia beradab ialah insan yang bisa menyelaraskan antara, cipata, rasa, dan karsa. Kaelan (2002) menyatakan manusi yang beradab ialah manusi yang bisa melakukan hakikatnya sebagai insan (monopluraris secara optimal). Manusia ialah makhluk yang beradab lantaran dianugrahi karkat, martabat, serta potensi kemanusiaan yang tinggi. Konsep masyarakat etika berasal dari konsep civil society, dari asal kata cociety civilis.istilah masyarakat etika dikenal dengan kata lain masyarakat sipil, masyarakat warga, atau masyarakat madani.
Pada mulanya, civil society berasal dari dunia barat. Adalah datao answer ibrahim(mantan wakil perdana mentri malaysia)yang pertama kali memperkenalkan istilah masyarakat madani sebagaia istilah lain dari civil society. Nurcholish madjid mengindonesiakan civil society (inggris) dengan masyarakat madani. Oleh banyak kalangan, istilah civil society sanggup diterjemahkan dalam bahasa indonesia dengan banyak sekali istilh antara lain :

·         Civil society diterjemah dengan istilah masyrakat sipil, civil artinya sipil sedangkan society artinya masyarakat.
·         Civil society diterjemahkan dengan masyarkat beradap atau keberadaban, ini merupakan terjemahan dari civilizet(beradab) dan society (masyarakat) sebagai lawan dari masyarakat yang tidak beradab(uncivilzet society)
·         Civil society diterjemahkan sebagai masyarakat madani. Kata madani merujuk pada kata madinah, kota tempat kelahiran nabi muhamad saw. Madinah berasal dari kata madaniyah yang berati peradaban
Berkaitan dengan nomor 3, Civil society diartikatikan masyarakat kota. Dal ini dikarnakan madinah ialah sebuah negara kota (city-state) yang mengigakan kita kepada polis dizaman yunani kuno . masyarakat kota sebagai model masyarakat beradab. Civil society diterjemahkan sebagai masyarakat warga atau kewarganegaraan. Masyarakat disini ialah pengelompokan masyarakat yang bersifat otonom dari negaa. Nurcholis majid menyebut masyarakat madani sebagai masyarakat yang berkadaban mempunyai ciri-ciri, antara lain egalitarianisme, menghargai prestasi, keterbukaan, penegakan aturan dan keadilan. Toleransi dan pluralisme, serta keterbukaan dan penegakan aturan dan keadilan, toleransi dan pluralisme, serta musyawarah. Muhamad A.S. Hikam (1990) didalam bukunya demokrasi dan civil society memperlihatkan defenisi civil society sebagai wilayah kehidupan social yang terorganisasi dan bercirikan antaralain bersukarelaan (Voluntari), keswasembedaan (self generating), keswadayaan (self sporting), kemandirian yang tinggi berhadapan dengan negara, dan keterikatan dengan norma atau nilai aturan yang diikuti oleh warganya.

C.    Evolusi budaya dan wujud peradaban dalam kehidupan sosial budaya
Evolusi kebudayaan ini berlangsung sesuai dengan perkembangan budi daya atau nalar pikiran insan dalam menghadapi tantangan hidup dari waktu ke waktu. Proses evolusi untuk tiap kelompok masyarakat di banyak sekali tempat berbeda-beda, bergantung pada tantangan, lingkungan, dan kemampuan intelektual manusianya untuk mengantisipasi tantangan tadi.
Adanya kebudayaan bermula dari kemampuan nalar dan budi daya insan dalam menanggapi, merespons, dan mengatasi tantangan alam dan lingkungan dalam upaya mencapai kebutuhan hidupnya. Dengan potensi nalar dan budi inilah insan menaklukkan alam. Manusia menemukan dan membuat banyak sekali sarana hidup sebagai upaya mengatasi tantangan alam. Manusia membuat kebudayaan.
Masa dalam kehidupan insan sanggup kita bagi dua, yaitu masa prasejarah (masa sebelum insan mengenal goresan pena hingga insan mengenal tulisan) dan masa sejarah (masa insan telah mengenal tulisan). Data-data perihal masa prasejarah diambil dari sisa-sisa dan bukti-bukti yang digali dan diinterpretasi. Masa sejarah bermuda ketika adanya catatan tertulis untuk dijadikan materi rujukan. Penciptaan goresan pena ini merupakan satu inovasi revolusioner yang genios. Bermula dari penciptaan properti dan lukisan objek, ibarat kambing, lembu, wadah, ukuran barang, dan sebagainya; diikuti dengan indikasi angka; kemudian diikuti simbol yang mengindikasikan transaksi, nama, dan alamat yang bersangkutan; selanjutnya simbol untuk fenomena harian, kekerabatan antara mereka, dan alhasil intisari, ibarat warna, bentuk, dan konsep.

Ada dua produk revolusioner hasil dari nalar insan dalam zaman prasejarah, yaitu:
·         Penemuan roda untuk transportasi, pada mulanya roda digunakan hanya untuk mengangkat barang berat di atas sebuah pohon. Kemudian, roda disambung dengan kereta, kemudian bermetamorfosis kendaraan beroda empat ibarat dikala ini.
·         Bahasa ialah bunyi yang diterima sebagai cara untuk memberikan pikiran seseorang kepada orang lain. Ketika gejala diterima sebagai representasi dan bunyi-bunyi arbitrer yang mewakili ide-ide, masa prasejarah pun beralih ke masa sejarah tertulis.

Mengenai masa prasejarah ini, ada dua pendekatan untuk membagi zaman prasejarah, yaitu:
1.      Pendekatan menurut hasil teknologi, terdiri dari zaman watu bau tanah (paleolitikum), zaman watu tengah/madya (Mesolitikum), dan zaman watu gres (Neolitikum)
2.      Pendekatan menurut model social ekonomi atau mata pencaharian hidup yang terdiri atas:

Ø  Masa berburu dan mengumpulkan makanan, meliputi masa berburu sederhana (tradisi Paleolit) dan masa berburu tingkat lanjut (tradisi Epipaleolitik).
Ø  Masa bercocok tanam, meliputi tradisi Neolitik dan Megalitik.
Ø  Masa kemahiran teknik atau perundagian, melliputi tradisi semituang besi.

Manusia berkembang dari homo menjadi human lantaran kebudayaan dan peradaban yang diciptakannya. Sedangkan untuk sejarah kebudayaan di Indonesia, R. Soekmono (1973), dibagi menjadi empat masa, yaitu:
Ø  Zaman prasejarah, yaitu semenjak permulaan adanya insan dan kebudayaan hingga kira-kira kala ke-5 masehi.
Ø  Zaman purba, yaitu semenjak datangnya dampak India pada kala pertama Masehi hingga dengan runtuhnya Majapahit sekitar tahun 1500 Masehi.
Ø  Zaman madya, yaitu semenjak datangnya dampak Islam menjelang simpulan kerajaan Majapahit hingga dengann simpulan kala ke-19.
Ø  Zaman baru/modern, yaitu semenjak masuknya anasir Barat (Eropa) dan teknik modern kira-kira tahun 1900 sampai.
Peradaban tidak lain ialah perkembangan kebudayaan yang telah menerima tingkat tertentu yang diperoleh insan pendukungnya. Taraf kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu tercermin pada pendukungnya yang dikatakan sebagai beradab atau mencapai peradaban yang tinggi. Jadi, evolusi kebudayaan bisa mencapai hingga pada taraf tinggi yaitu: peradaban.
Peradaban merupakan tahapan dari evolusi budaya yang telah berjalan sedikit demi sedikit dan berkesinambungan, memperlihatkan abjad yang khas pada tahap tersebut, yang dicirikan oleh kualitas tertentu dari unsur budaya yang menonjol, meliputi tingkat ilmu pengetahuan, seni, teknologi, dan spiritualitas yang tinggi. Sebagai contoh, peradaban Mesir Kuno tercermin dari hasil budaya yang tinggi dalam sosok bangunannya (piramid, obeliks, spinx) yang terkait dengan ilmu bangunan, tulisan, serta gambar yang memperlihatkan tahap budaya. Contoh lainnya, perihal peradaban Cina Kuno, yang juga menampakkan tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi dalam hal goresan pena yang menjadi ciri budaya setempat. Peradaban kuno di Indonesia menghasilkan banyak sekali bangunan seni yang bernilai tinggi, ibarat Candi Borobudur, Prambanan, dan lain-lain.
Peradaban bangsa di Indonesia dimulai semenjak masa kemahiran teknik atau zaman perundagian. Zaman perundagian terdiri dari dua masa, yaitu tradisi seni tulang perunggu dan tradisi tuang besi. Meskipun dikala itu masih zaman prasejarah (masa sebelum mengenal tulisan), namun telah mengenal teknologi terbatas dan sederhana, yaitu pada upaya pemenuhan peralatan yang diperlukan masyarakat Indonesia dalam kehidupannya yang sudah mulai menetap. Di Indonesia, penggunaan logam sudah mulai dikenal beberapa kala sebelum masehi. Mereka memakai peralatan dari logam, ibarat peralatan berburu, bercocok tanam, peralatan rumah tangga, dan lain-lain, tetapi tidak semua masyarakat sanggup membuat peralatan itu. Membuat peralatan dari logam membutuhkan keahlian. Orang yang andal membuat peralatan logam disebut undagi, tempat pembuatannya disebut perundagian. Beberapa teladan alat dari perunggu ialah kayak corong, nekara, baskom perunggu. Alat-alat ini ditemukan diberbagai tempat di Indonesia.
Peradaban bangsa Indonesia semakin maju dan berkembang estela datangnya dampak Hindu dan Budha ke Indonesia. Pengaruh goresan pena dari budaya Hindu Budha membawa dampak besar bagi peradaban Indonesia, yaitu memasuki masa sejarah (masa mengenal bahasa tulis). Salah satu hasil budaya tulis di Indonesia ialah prasasti. Huruf yang digunakan dalam prasasti yanng ditemukan Sejak tahun 400M ialah Pallawa dan bahasa Sanksekerta. Kemampuan baca tulis masyarakat Indonesia lama-kelamaan besar lengan berkuasa dalam bidang kesustraan, yaitu munculnya banyak kitab-kitab kuno ini sanggup ditelusuri peradaban bangsa Indonesia terutama dalam masa kerajaan. Peradaban bangsa semakin berkembang dengan masuknya dampak Islam dan masuknya dampak Islam dan masuknya peradaban bangsa Barat Eropa, termasuk dampak agama Kristen Katolik. Dewasa ini, dampak peradaban global semakin kuat akhir kemajuan bidang komunikasi dan informasi.

D.    Pengertian Adab dan Peradaban
Istilah peradaban dalam bahasa Inggris disebut Civilization. Istilah peradaban sering digunakan untuk memperlihatkan pendapat dan evaluasi kita terhadap perkembangan kebudayaan. Pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya berwujud unsur-unsur budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah mempunyai peradaban yang tinggi. Dengan batasan-batasan pengertian di atas maka istilah peradaban sering digunakan untuk hasil-hasil kebudayaan seperti: kesenian, ilmu pengetahuan dan teknologi, adat sopan santun serta pergaulan. Selain itu juga kepandaian menulis, organisasi bernegara serta masyarakat kota yang maju dan kompleks.
Huntington mendefinisikan peradaban sebagai the highest social grouping of people and the broadest level of cultural identity people have short of that which distinguish humans from other species. Damono, 2001 menyatakan Adab berarti watak atau kesopanan dan kehalusan budi pekerti. Fairchild, 1980:41, menyatakan peradaban ialah perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang diperoleh insan pendukungnya. Kontjaranigrat (1990 : 182) menyatakan peradaban untuk menyebut pecahan dan unsur kebudayaan yang halus, maju, dan indah ibarat contohnya kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan santun pergaulan, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan, kebudayaan yang mempunyai system teknologi dan masyarakat kota yang maju dan kompleks.
Ibnu Khaldun (1332-1406 M) melihat peradaban sebagai organisasi sosial manusia, kelanjutan dari proses tamaddun (semacam urbanisasi), lewat ashabiyah (group feeling), merupakan keseluruhan kompleksitas produk pikiran kelompok insan yang mengatasi negara, ras, suku, atau agama, yang membedakannya dari yang lain, tetapi tidak monolitik dengan sendirinya. Pendekatan terhadap peradaban bisa dilakukan dengan memakai organisasi sosial, kebudayaan, cara berkehidupan yang sudah maju, termasuk system IPTEK dan pemerintahannya.
Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor:
Ø  Pendidikan
Ø  Kemajuan teknologi dan Ilmu pengetahuan.
Wujud Peradaban Moral :
Ø  Nilai-nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan kesusilaan.
Ø  Norma : aturan, ukuran, atau pedoman yang dipergunakan dalam memilih sesuatu benar atau salah, baik atau buruk.
Ø  Etika : nilai-nilai dan norma moral perihal apa yang baik dan jelek yang menjadi pegangan dalam megatur tingkah laris manusia. Bisa juga diartikan sebagai etiket, sopan santun.
Ø  Estetika : bekerjasama dengan segala sesuatu yang tercakup dalam keindahan, meliputi kesatuan (unity), keselarasan (balance), dan kebalikan (contrast).
Ø  Evolusi Budaya dan tahapan Peradaban Newel Le Roy Sims ( H P Fairchild : 1964 : 41) menyatakan Civilization is the cultural development, the distinctly human attributes and attainments of a particular society. In ordinary usage, the term imolies a fairly high stage on the culture evolutionary scale. Reference is made to ‘civilized peoples’. More civilized usage would refer to more highly and less highly civilized peoples, the refer to more highly and less highly civilized peoples, the determinative characteristic being intellectual, aesthetic technological, and spiritual attainments.
The Third Wave Alvin Tofler (1981 : 10-14) gelombang pertama sebagai tahap peradaban pertanian, dimana dimulai kehidupan gres dari budaya meramu ke bercocok tanam. ( revolusi agraris) gelombang kedua sebagai tahap peradaban industri inovasi mesin uap, energi listrik, mesin untuk kendaraan beroda empat dan pesawat terbang. (revolusi industri) gelombang ketiga sebagai tahap peradaban informasi. Penemuan TI dan komunikasi dengan computer atau alat komunikasi digital.



BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
1.      Peradaban berasal dari kata adab, yang sanggup diartikan sopan, berbudi pekerti, luhur, mulia, berakhalak, yang semuanya menunjuk pada sifat yang tinggi dan mulia. Peradaban merupakan tahap tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang telah mecapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang telah maju
2.      Manusia sebagai makhluk beradab artinya pribadi insan itu mempunyai potensi untuk berlaku sopan, berahlak dan berbudi pekerti yang luhur menuju pada prilaku pada manui. Konsep masyarakat etika berasal dari konsep civil society, dari asal kata cociety civilis.istilah masyarakat etika dikenal dengan kata lain masyarakat sipil, masyarakat warga, atau masyarakat madani.
3.      Evolusi kebudayaan ialah proses yang berlangsung sesuai dengan perkembangan budi daya dan nalar pikiran insan dalam menghadapi tantangan hidup dari waktu ke waktu.
Wujud peradaban moral:
- Nilai-nilai
- Norma
- Etika
4.      Berdasarkan pada pendapat-pendapat di atas sanggup diketahui bahwa peradaban insan mengalami dinamika (perubahan dan perkembangan). Perubahan itu menuju pada kemajuan, apalagi di era global sampaumur ini. Perubahan yang terjadi demikian pesatnya.
5.      Merujuk pada pendapat Alvin Tofler di atas, kini insan berada pada era peradaban informasi. Kemajuan yang pesat di bidang teknologi isu menghasilkan globalisasi, di samping kemajuan dalam sarana transportasi. Di era global, kekerabatan antarmanusia tidak terbatas dalam satu wilayah negara saja, tetapi sudah antarnegara (transnasional). Dengan demikian, orang bisa berkomunikasi dengan orang lain di negara lain, serta berpindah-pindah dengan cepat dari satu negara ke negara lain.



DAFTAR PUSTAKA

Murtadha Muntahhari. 2002. Manusia, Dan Alam Semesta. Lentera Basritama : Jakarta.

Budhy munawar ranchman. 2011. Membaca Nurcholish Madjid Islam Dan Pluralisme. Democracy project : Jakarta.

Arimbi, Mas Achmad, 1993, Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Lingkungan, Jakarta: Walhi.

Baharsjah, Justika S, 1999, Menuju Masyarakat Yang Berketahanan Sosial – Pelajaran Dari Krisis, Jakarta : Departemen Sosial RI.

Basuki, Johanes, 1997, Budaya Organisasi (Konsep dan Terapan), Jakarta: Yayasan Pembina Manajemen

Zain, Badudu. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Sinar Harapan.Soepomo. 1974. Bab-bab perihal Hukum Adat. Jakarta: Pradnya Paramita.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel