Gangguan Tidur Bahaya
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kebanyakan gangguan tidur tak bisa dihindari, tetapi bisa dihubungkan dengan kondisi kesehatan, yang bisa lebih bisa dihindari. Misalnya, banyak penderita OSA yang ternyata mempunyai berat tubuh berlebih (overweight). "Jika berat tubuh bisa dikurangi, gangguan tidur yang diderita pun bisa diatasi. Yang jelas, pola tidur yang baik merupakan pencegahan terbaik. Olahraga dan diet sehat juga membantu tidur Anda menjadi berkualitas," terperinci Andreas.
Jika gangguan tidur sudah tergolong parah, pengobatan bisa dilakukan dengan obat, alat, operasi, atau life therapy (perilaku). Pada gangguan tertentu, dilakukan terapi sinar. Tetapi tentu saja, cara yang paling gampang yaitu dengan mengubah gaya hidup serta menambah pengetahuan perihal tidur.
Jika gangguan tidur sudah tergolong parah, pengobatan bisa dilakukan dengan obat, alat, operasi, atau life therapy (perilaku). Pada gangguan tertentu, dilakukan terapi sinar. Tetapi tentu saja, cara yang paling gampang yaitu dengan mengubah gaya hidup serta menambah pengetahuan perihal tidur.
1.2 Tujuan
1. Agar lebih memahami jenis kelompok parasomnia.
2. Agar menambah wawasan dan memperbanyak ilmu.
2. Agar menambah wawasan dan memperbanyak ilmu.
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan parasomnia primer dan sekunder?
2. Apa saja jenis-jenis parasomnia?
3.Apa penyebab parasomnia?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Parasomnia
Parasomnia yaitu gangguan yang melibatkan acara fisik yang tidak diinginkan, atau pengalaman yang terjadi selama tidur. Kendati gangguan tidur jenis ini lebih umum ditemukan pada anak-anak, sekitar 5 -15 persen, dan orang remaja 1 persen, akan tetapi tidak menutup kemungkinan bekerjasama dengan adanya luka trauma. "Parasomnia dicirikan oleh sikap fisik atau verbal yang tidak diinginkan, ibarat berjalan atau berbicara ketika tidur, terjadi dalam kekerabatan dengan tidur, tahapan tertentu dari tidur atau transisi tidur-bangun," ujarnya.
Parasomnia sanggup dibagi menjadi dua kelompok utama yakni parasomnia primer dan parasomnia sekunder. Parasomnia primer merupakan gangguan tidur yang ditandai terjadinya simultan unsure-unsur dari transisi tidur-bangun. Sedangkan parasomnia sekunder yaitu gangguan sistem organ lainnya yang timbul selama tidur.
"Parasomnia primer diklasifikasikan berdasarkan tahap tidur, di mana mereka terjadi yakni rapid eye movement (REM) atau non-cepat gerakan mata (NREM)," ulasnya.
Sedangkan parasomnia sekunder mungkin sangat umum, tetapi bisa dikenali, misdiagnosed, atau diabaikan dalam praktek klinis.
Sedangkan parasomnia sekunder mungkin sangat umum, tetapi bisa dikenali, misdiagnosed, atau diabaikan dalam praktek klinis.
B. Jenis-Jenis Parasomnia
1. Mimpi jelek
1. Mimpi jelek
Mimpi jelek yaitu insiden nokturnal hidup yang sanggup menimbulkan perasaan takut, teror, dan atau kecemasan. Biasanya, orang yang mengalami mimpi buruk, yang tiba-tiba terbangun dari tidur.
2. Teror malam
Seseorang mengalami teror malam atau teror tidur yakni tiba-tiba terbangun dari tidur dalam keadaan ketakutan. Orang mungkin tampak terjaga, tetapi tampak gundah dan tidak bisa berkomunikasi. Orang yang mempunyai teror tidur biasanya tidak ingat insiden keesokan harinya.
Teror malam ibarat dengan mimpi buruk, namun teror malam biasanya terjadi selama tahap 3 tidur (deep sleep).
"Orang yang mengalami teror tidur sanggup menjadikan ancaman untuk diri sendiri atau orang lain lantaran melompat di kawasan tidur atau berjalan di sekitar," jelasnya.
Ketegangan emosional yang berpengaruh dan atau penggunaan alkohol sanggup meningkatkan insiden teror malam di kalangan orang dewasa. 3. Sleepwalking
Sleepwalking terjadi ketika seseorang sepertinya terjaga dan bergerak di sekitar dengan mata terbuka lebar, tetapi bahwasanya tertidur. Berjalan dalam tidur tidak mempunyai memori dari tindakan mereka.
Teror malam ibarat dengan mimpi buruk, namun teror malam biasanya terjadi selama tahap 3 tidur (deep sleep).
"Orang yang mengalami teror tidur sanggup menjadikan ancaman untuk diri sendiri atau orang lain lantaran melompat di kawasan tidur atau berjalan di sekitar," jelasnya.
Ketegangan emosional yang berpengaruh dan atau penggunaan alkohol sanggup meningkatkan insiden teror malam di kalangan orang dewasa. 3. Sleepwalking
Sleepwalking terjadi ketika seseorang sepertinya terjaga dan bergerak di sekitar dengan mata terbuka lebar, tetapi bahwasanya tertidur. Berjalan dalam tidur tidak mempunyai memori dari tindakan mereka.
3. Sleepwalking
Sleepwalking terjadi ketika seseorang sepertinya terjaga dan bergerak di sekitar dengan mata terbuka lebar, tetapi bahwasanya tertidur. Berjalan dalam tidur tidak mempunyai memori dari tindakan mereka. Sleepwalking paling sering terjadi selama dalam tidur non-REM (tahap 3), di awal malam.
Episode ini sangat bervariasi dalam kompleksitas dan durasi. Sleepwalking kadang kala bisa berbahaya lantaran berjalan sambil tidur tidak menyadari keadaan sekitarnya dan sanggup bertemu benda atau sanggup jatuh.
Episode ini sangat bervariasi dalam kompleksitas dan durasi. Sleepwalking kadang kala bisa berbahaya lantaran berjalan sambil tidur tidak menyadari keadaan sekitarnya dan sanggup bertemu benda atau sanggup jatuh.
4. Confusional Arousals
Arousals confusional biasanya terjadi ketika seseorang terbangun dari tidur nyenyak selama cuilan pertama dari malam. Ini gangguan yang juga dikenal sebagai inersia tidur berlebihan atau mabuk tidur, melibatkan kelambatan berlebihan ketika bangun tidur.
5. Sleep Paralysis
Orang dengan kelumpuhan tidur tidak sanggup memindahkan tubuh atau anggota tubuh ketika jatuh tertidur atau bangun. Episode singkat dari kelumpuhan otot parsial atau tulang lengkap sanggup terjadi selama kelumpuhan tidur. Kadang-kadang tidur berjalan terjadi dalam keluarga, namun penyebabnya tidak diketahui.
6. Tidur REM dengan Atonia
Tidur REM biasanya melibatkan keadaan kelumpuhan (atonia), tetapi orang-orang dengan kondisi ini bisa memindahkan tubuh atau anggota tubuh ketika bermimpi. Biasanya terjadi pada laki-laki berusia 50 ke atas, tetapi gangguan juga bisa terjadi pada perempuan dan pada orang yang lebih muda. Dalam diagnosis dan pengobatan, gangguan neurologis berpotensi serius harus dikesampingkan.
7. Tidur Enuresis
7. Tidur Enuresis
Dalam kondisi ini, juga disebut mengompol, orang yang terkena tidak bisa mempertahankan kontrol kemih ketika tertidur. Ada dua jenis enuresis yakni primer dan sekunder. Pada enuresis primer, seseorang belum bisa mempunyai kontrol kemih sejak masa kanak-kanak.
Pada enuresis sekunder, seseorang mempunyai kekambuhan sesudah sebelumnya bisa mempunyai kontrol kemih. Enuresis sanggup disebabkan oleh kondisi medis (termasuk diabetes, abses akses kemih, atau sleep apnea), atau gangguan kejiwaan. Beberapa pengobatan untuk mengompol termasuk modifikasi perilaku, perangkat alarm, dan obat-obatan.(ria/R-2)
Pada enuresis sekunder, seseorang mempunyai kekambuhan sesudah sebelumnya bisa mempunyai kontrol kemih. Enuresis sanggup disebabkan oleh kondisi medis (termasuk diabetes, abses akses kemih, atau sleep apnea), atau gangguan kejiwaan. Beberapa pengobatan untuk mengompol termasuk modifikasi perilaku, perangkat alarm, dan obat-obatan.(ria/R-2)
C. Penyebab Parasomnia
Bisa Kaprikornus Karena Gangguan Otak, Parasomnia merujuk pada semua hal abnormal yang sanggup terjadi pada orang, sementara mereka tidur, terpisah dari sleep apnea. Beberapa referensi yaitu tidur yang bekerjasama dengan gangguan makan, tidur sambil berjalan, teror malam, kelumpuhan tidur, gangguan tidur REM perilaku, dan aksi tidur.
Parasomnia sering terjadi dalam keluarga, mungkin faktor genetik. Gangguan otak, mungkin bertanggung jawab untuk beberapa parasomnia, ibarat banyak kasus gangguan sikap tidur REM. Parasomnia juga sanggup dipicu oleh gangguan tidur lainnya ibarat apnea tidur obstruktif, dan dengan banyak sekali obat.Parasomnia mempengaruhi sekitar 10 persen orang AS. Mereka terjadi pada orang dari segala usia, tetapi lebih sering terjadi pada anak-anak. Anak-anak sangat rentan lantaran ketidakdewasaan otak. Kabar baiknya yaitu bahwa mereka biasanya tidak terkait dengan konsekuensi kesehatan negatif dan menghilang sebagai seorang anak matang.Mencoba untuk membangkitkan parasomniac, terutama ketika gemetar atau berteriak , kadang kala sanggup memicu respons, iritasi berangasan atau kekerasan. Oleh lantaran itu, secara perlahan kembalikan orang tersebut ke kawasan tidur dengan membimbing beliau atau berbicara lembut.
BAB III
PENUTUP
Demikianlah makalah yang saya buat, tentunya dalam penulisan makalah ini masihterdapat banyak kesalahan dan kekurangan, maka dari itu saya mohon kritik dan saran yangbersifat membangun. Semoga laporan ilmiah ini sanggup mempunyai kegunaan dan barmanfaat untuk semuaorang. Terima kasih.
KESIMPULAN
Parasomniaadalahgangguan yang melibatkankegiatanfisik yang tidakdiinginkan, atau pengalaman
Parasomniadapatdibagimenjadiduakelompokutamayakniparasomnia primer danparasomniasekunder.Parasomnia primer merupakangangguantidur yang ditandaiterjadinyasimultan unsure-unsurdaritransisitidur-bangun.Sedangkanparasomniasekunderadalahgangguansistem organ lainnya yang timbulselamatidur. . "Parasomniadicirikanolehperilakufisikataulisan yang tidakdiinginkan, sepertiberjalanatauberbicarasaattidur, terjadidalamhubungandengantidur, tahapantertentudaritiduratautransisitidur-bangun,"