20 Teladan Kalimat Denotasi, Pengertian, Jenis, Dan Ciri-Cirinya

Contoh Kalimat Denotasi - Setelah di artikel sebelumnya kita telah membahas perihal pengertian dan pola kalimat konotasi, di kesempatan artikel kali ini kita akan melanjutkan pembahasan perihal kebalikannya, yaitu pengertian dan pola kalimat denotasi. Apakah yang dimaksud dengan kalimat denotasi? Bagaimana contoh kalimat denotasi yang terdapat dalam percakapan sehari-hari? Untuk tahu jawabannya, silakan simak pembahasan berikut ini!

Contoh Kalimat Denotasi

Kalimat denotasi yakni kalimat yang mempunyai frasa tertentu dengan makna yang implisit atau makna sebetulnya sehingga tidak perlu ditafsirkan kembali. Contoh kalimat denotasi sanggup ditemukan pada kalimat berikut : “Untuk membayar sekolah anaknya, Pak Anwar menjual kambing hitam kesayangannya”. Frasa kambing hitam pada kalimat tersebut tidak perlu diartikan sebagai tersangka atau tertuduh, melainkan memang mengandung makna sebetulnya yaitu kambing yang berwarna hitam.

 Setelah di artikel sebelumnya kita telah membahas perihal pengertian dan pola kalimat k 20 Contoh Kalimat Denotasi, Pengertian, Jenis, dan Ciri-Cirinya

Coba bandingkan kalimat pertama dengan kalimat berikut : Aris dijadikan kambing hitam dalam problem yang dihadapi Akbar.” Frasa kambing hitam pada kedua kalimat tersebut tentu mempunyai makna yang berbeda bukan?
Contoh kalimat tanya (interogatif)
Contoh kalimat perintah (inversif)
Contoh kalimat pernyataan (deklaratif)
Contoh kalimat konotasi
Selain pada kalimat di atas, pola kalimat denotasi juga terdapat pada beberapa kalimat berikut:
  1. Adik bayiku suka menggigit jari sehabis habis mandi. Mengigit jari bukan berarti kiasan yang pertanda cita-cita yang tidak tercapai,
  2. Disuruh menggambar binatang kesayangan oleh Guru, Zaki malah menggambar ular berkepala dua. Ular berkepala dua bukan berarti kiasan yang pertanda makna penjilat.
  3. Tikus kantor memakan semua berkas-berkas penting yang saya simpan di dalam gudang kantor ku. Tikus kantor bukan berarti koruptor.
  4. Kepala kerikil dari patung Dewi Sri di candi itu telah hilang entah kemana! Kepala kerikil bukan berarti bebal atau egois.
  5. Sebelum dan sehabis makan, kita harus basuh tangan lebih dulu. Cuci tangan bukan berarti melepaskan tanggung jawab.
  6. Besar kepala Amir semakin tak terkendali sehabis ia terjangkit hidrosepalus. Besar kepala bukan berarti egois.
  7. Garut populer dengan budaya laga dombanya. Adu domba bukan berarti saling menghasut untuk bermusuhan.
  8. Jantung hati ayam yakni masakan kesukaanku. Jantung hati bukan berarti kesayangan.
  9. Tangan kanan Ayah terkilir ketika jatuh dari tangga. Tangan kanan bukan berarti bawahan.
  10. Zombi-zombi itu tersembak dan mengeluarkan darah biru. Darah biru bukan berarti keturunan ningrat atau bangsawan.

Bisa dipahami bukan? Jika belum, berikut ini kami tambahkan lagi 10 pola kalimat denotasi untuk sanggup memudahkan pemahaman Anda.
  1. Kamusku yang dulu sudah rusak dimakan kutu buku. Kutu buku bukan berarti orang yang gemar membaca.
  2. Hama kutu loncat telah merusak flora cabe kami. Kutu loncat bukan berarti orang yang tidak teguh pendirian.
  3. Kutu busuk sanggup dikendalikan dengan pestisida nabati. Kutu busuk bukan berarti orang yang jahat.
  4. Wajar patung itu keras kepalanya, sebab secara keseluruhan ia terbuat dari pahatan batu. Keras kepala bukan berarti egois.
  5. Meja hijau yang ada di kamar tamu kami rusak dimakan penggerek. Meja hijau bukan berarti pengadilan.
  6. Anjing itu membanting tulang yang diperolehnya sebab sudah kenyang. Banting tulang bukan berarti kerja keras.
  7. Setelah program pengajian selesai, Aris dan Anwar menggulung tikar yang habis digunakan para tamu. Gulung tikar bukan berarti bangkrut.
  8. Bunglon itu naik daun jati sehabis ditembak oleh paman kami. Naik daun bukan berarti naik pamornya.
  9. Ibu mencari daun muda yang tumbuh di pekarangan kami untuk disayur, menyerupai daun singkong muda, daun pepaya muda, dan daun jambu mete muda. Daun muda bukan berarti gadis muda.

Nah, demikianlah pengertian dan beberapa contoh kalimat denotasi yang sanggup kami sampaikan. Semoga sanggup dipahami dengan baik, sehingga Anda sanggup membedakan penggunaan dan pengertian dari apa itu kalimat konotasi dan apa itu kalimat denotasi. Semoga bermanfaat!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel