Pengendalian Keuangan

BAB I
PENDAHULUAN
A.        LATAR BELAKANG
Pengendalian keuangan merupakan pengendalian yang penting bagi manajer, sebab laporan keuangan menyajikan ringkasan kegiatan organisasi dimasa lalu. Manajer, khususnya manajer puncak, berkepentingan terhadap informasi rigkasan itu, sebab ia tidak perlu mengetahui kegiatan operasional organisasi. Bab ini membahas pengendalian keuangan mencakup laporan keuangan yang menyajikan ringkasan informasi keuangan masa lampau, dan anggaran yang merupakan alat perencanaan sekaligus alat pengendalian.
B.         TUJUAN
1.      Mengetahui bentuk laporan keuangan.
2.      Mengetahui teknik analisa yang sanggup digunakan dalam menganalisa prestasi keuangan suatu organisasi.
3.      Mengetahui proses perencanaan acara selama jangka waktu tertentu yang disebut penganggaran.
4.      Mengetahui manfaat dari investigasi keuangan atau mengaudit.
C.        RUMUSAN MASALAH
1.      Apa saja bentuk laporan keuangan?
2.      Bagaiamana teknik analisa yang sanggup digunakan dalam menganalisa keuangan suatu organisasi?
3.      Bagaimana proses perencanaan acara yang disebut dengan penganggaran itu?
4.      Apa saja manfaat investigasi keuangan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.      PENGENDALIAN KEUANGAN
Pengendalian keuangan merupakan upaya yang dilakukan biar investasi, alokasi biaya, dan perolehan keuntungan berjalan sesuai dengan planning perusahaan. Pengendalian keuangan adalah tahap dimana planning keuangan diimplementasikan, yaitu menyangkut umpan balik dan proses pembiasaan yang diharapkan untuk menjamin bahwa planning terealisasi atau untuk mengubah planning yang ada sebagai tanggapan terhadap aneka macam perubahan dalam lingkungan operasi.
Manajer memakai serangkaian metode dan sistem pengendalian untuk menangani aneka macam dilema dan elemen organisasi yang berbeda. Metode dan sistem sanggup mempunyai banyak bentuk dan sanggup ditujukan pada aneka macam kelompok. Akan tetapi, pengendalian keuangan mempunyai keunggulan khusus, sebab uang  mudah diukur dan dihitung.
B.       LAPORAN KEUANGAN
Secara umum ada tiga bentuk laporan keuangan, yaitu neraca, laporan rugi-laba, dan laporan ajaran kas. Dua bentuk yang pertama merupakan bentuk laporan yang paling tua. Ketiga laporan tersebut mempunyai bentuk dan tujuan sendiri, meskipun ketiganya saling berkaitan. Laporan tersebut ditujukan untuk memberi informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan kepada pembacanya.
1.         Neraca
Neraca digunakan untuk menggambarkan kondisi keuangan suatu organisasi pada suatu waktu tertentu (snapshot), yang mencakup aktiva atau aset (sumber daya) organisasi dan klaim atas aset tersebut. Klaim merupakan sumber dana, sementara aset merupakan bukti bagaimana sumber dana tersebut digunakan. Aset merupakan hasil keputusan investasi, sementara klaim merupakan hasil keputusan pendanaan. Aset terletak di sebelah kiri neraca, sementara klaim terletak di sebelah kanan neraca. Dana organisasi diperoleh melalui hutang atau penyertaan modal (modal saham). Berikut ini menyajikan pola neraca suatu perusahaan. Perhatikan bahwa total aktiva sama dengan toatal pasiva. Persamaan neraca ditunjukan sebagai berikut ini.
Aset = Hutang+Modal Saham
Persamaan di atas dibaca, aset suatu perusahaan sama dengan hutang ditambah modal (atau klaim terhadap aset tersebut oleh kreditor dan pemilik perusahaan). Aset menampilkan secara spesifik kekayaan perusahaan, sedangkan sisi pasiva menampilkan secara spesifik dan yang diberikan oleh orang atau tubuh tertentu untuk mendanai pembelian kekayaan perusahaaan.
PT ABC
Neraca, per 31 Desember 1996
Aktiva Lancar                                  
Hutang Lancar Kas                           10.000
Hutang dagang                                 20.000
Piutang dagang                                 40.000
Hutang karyawan                             30.000
Peersediaan                                       100.000          
Hutang pajak                                                30.000
Total Aktiva Lancar                         150.000          
Total Hutang Lancar                         80.000
Bangunan, Pabrik, dan Peralatan                             
Hutang Jangka Panjang
Bangunan                                         500.000          
Hutang Bank                                                300.000
Pabrik dan Peralatan                        750.000          
Hutang Obligasi                               300.000
Total Bangunan dan Peralatan          1.250.000       
Total Hutang
Jangka Panjang                                  600.000
Aktiva Tidak Berwujud                                           
Modal Saham
Merek dagang                                   50.000
Saham biasa                                      300.000
Paten                                                150.000          
Laba yang ditahan                            620.000
Total Aktiva Tidak berwujud           200.000          
Total Modal Saham                          920.000
Total Aktiva                                      1.600.000       
Total Pasiva                                      1.600.000
Aset biasa didefinisikan sebagai manfaat hemat yang akan diterima dimasa mendatang, atau akan dikuasai oleh organisasi sebagai hasil dari transaksi atau bencana tertentu. Aset atau harta atau aktiva sebuah perusahaan terdiri dari uang tunai yang disimpan di bank. Aset merupakan sumber ekonomi organisasi yang akan digunakan organisasi untuk menjalankan usahanya.
Hutang didefinisikan sebagai pengorbanan hemat yang mungkin timbul dimasa mendatang dari kewajiban organisasi kini untuk mentransfer aset atau memperlihatkan jasa kepihak lain dimasa mendatang, sebagai tanggapan transaksi atau bencana dimasa lalu. Contoh hutang ialah hutang dari bank.
2.         Laporan Rugi-Laba
Kalau neraca memperlihatkan keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu dikala tertentu, laporan rugi-laba meringkas prestasi kerja keuangan perusahaan yang bersangkutan selama suatu interval waktu tertentu. Laporan rugi-laba mengatakan:”Inilah jumlah uang yang diperoleh perusahaan ini dalam periode tertentu”, bukan “inilah besarnya kekayaan perusahaan ini”
Berikut ini merupakan pola laporan keuangan suatu organisasi. Laporan rugi-laba diharapkan bisa memperlihatkan informasi yang berkaitan dengan tingkat keuntungan, risiko, fleksibilitas keuangan, dan kemampuan operasional perusahaan.
PT ABC
Laporan Rugi-Laba
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 1996
Pendapatan Penjualan                                               150.000.000
Dikurangi: potongan penjualan dan retur                 10.000.000
Penjualan bersih                                                        140.000.000
Pendapatan bunga                                                      40.000.000
Total pendapatan                                                      180.000.000
Beban Operasional
Harga Pokok Penjualan                                            80.000.000
Biaya Penjualan                                                        5.000.000
Biaya Administrasi dan Umum                                10.000.000
Biaya Depresiasi                                                       10.000.000
Biaya Bunga                                                              5.000.000
Rugi Penjualan Aset                                                   5.000.000
Total Beban Operasional                                          115.000.000
Laba Operasional                                                      65.000.000
Pajak Pendapatan                                                     19.500.000
Laba Bersih                                                               45.500.000
Secara umum pinjaman laporan rugi-laba dalam hal penyampaian informasi sanggup ditingkatkan apabila laporan keuangan:
1)      Memberikan informasi mengenai prestasi operasional perusahaan, dan terpisah dari aspek lain yang berkaitan dengan perusahaan. Perusahaan yang memproduksi tekstil diharapkan mempunyai prestasi yang baik dalam hal bisnis tekstil, bukannya dalam penjualan mesin tekstil atau peralatan lainnya.
2)      Menyajikan hasil dari acara atau bencana tertentu yang berarti, untuk memprediksi jumlah, waktu (timing), dan ketidakpastian ajaran kas dan pendapatan dimasa mendatang.
3)      Memberikan informasi yang bermanfaat untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan.
4)      Memberikan umpan balik kepemakai laporan keuangan sebagai penilaian prediksi terhadap pendapatan dan komponennya.
5)      Memberikan informasi untuk membantu menaksir biaya yang dikeluarkan untuk menjaga kemampuan operasional perusahaan.
6)      Menyajikan informasi mengenai seberapa efektif administrasi telah melaksanakan kewajiban yang berkaitan dengan penggunaan sumberdaya ekonomi perusahaan.
3.         Laporan Aliran Kas
Laporan ajaran kas bertujuan memperlihatkan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama periode tertentu. Tujuan lain laporan ajaran kas ialah memperlihatkan informasi mengenai imbas kas dari kegiatan investasi, pendanaan, dan operasi perusahaan selama periode tertentu. Laporan ajaran kas apabila digabungkan bersama laporan keuangan lainnya, akan membantu menganalisis:
1)      Kemampuan perusahaan menghasilkan ajaran kas masa mendatang yang positif.
2)      Kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya dan membayar dividen.
3)      Kebutuhan perusahaaan akan dana eksternal.
4)      Alasan terjadinya perbedaan antara keuntungan higienis perusahaan dengan penerimaan dan pengeluaran kasnya.
5)      Aspek kas dan non-kas dari transaksi investasi dan pendanaan selama periode tertentu.
C.      ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan memperlihatkan data yang diperlukan, tetapi diharapkan analisis biar informasi yang lebih mendalam sanggup digali. Ada banyak teknik analisis yang sanggup digunakan dalam analisis keuangan, yang sanggup dilihat pada buku Manajemen Keuangan atau Analisis Keuangan.
1.         Analisis Rasio
Analisis rasio keuangan mempunyai tujuan menghilangkan bias dalam penilaian prestasi keuangan organisasi. Ada lima kelompok analisis keuangan:
1)      Rasio likuiditas. Rasio ini ingin mengukur kemampuan organisasi memenuhi kewajiban jangka pendeknya, yaitu kewajiban yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau kurang.
2)      Rasio solvabilitas. Rasio ini ingin melihat kemampuan organisasi memenuhi kewajiban jangka panjangnya, yaitu kewajiban yang jatuh tempo lebih dari satu tahun.
3)      Rasio aktivitas. Rasio ini mengukur efektivitas penggunaan sumberdaya organisasi. Beberapa sumberdaya yang diukur efektivitasnya  adalah piutang, aktiva tetap, atau aktiva total.
4)      Rasio profitabilitas. Rasio ini mengukur kemampuan organisasi  menghasilkan provit (keuntungan) menurut aset, modal saham atau faktor lainnya.
5)      Rasio pasar. Rasio pasar relevan untuk perusahaan yang sudah go-public (menjual sahamnya ke masyarakat melalui pasar modal).
2.         Perbandingan dalam Analisis Keuangan
Bagaimana memilih baik tidaknya suatu prestasi organisasi? Jika suatu organisasi memperoleh kenaikan penjualan sebesar 10%, apakah itu baik? Jawabannya belum tentu. Jika sektor perjuangan atau perekonomian tumbuh dengan 20%, maka angka 10% tersebut tidak baik. Pesaing barangkali memperoleh kenaikan 30%. Meskipun organisasi mengalami kenaikan penjualan, tetapi pangsa pasar organisasi tersebut ternyata mengalami penurunan. Karena itu prestasi organisasi perlu dibandingkan dengan standar tertentu. Salah satu standar yang digunakan ialah rata-rata industri, yaitu rata-rata angka yang dicapai oleh perusahaan dalam industri tertentu. Misal organisasi bergerak dibidang produksi makanan, rata-rata industri dihitung dengan merata-rata angka dalam industri untuk setiap rasio yang dianalisis. Industri dalam hal ini mempunyai pengertian yang lebih umum, yaitu sektor perjuangan (bukan manufaktur).
D.      PENGANGGARAN
Penganggaran ialah proses perencanaan acara selama jangka waktu tertentu, yang dinyatakan dengan angka-angka. Anggaran sanggup ditetapkan baik untuk organisasi secara keseluruhan, untuk departemen, atau untuk bagian-bagian tertentu. Jangka waktu anggaran biasanya satu tahun, meskipun kadang kala dipecah ke dalam satuan waktu yang lebih pendek.
1.         Pengendalian Anggaran dan Pusat Pertanggungjawaban
Sistem pengendalian yang baik harus bisa mengidentifikasikan pihak-pihak yang bertanggungjawab. Suatu pecahan organisasi sanggup dikelompokkan menjadi beberapa sentra pertanggungjawaban:
1)      Pusat Pendapatan (revenue center), ialah unit organisasi yang prestasinya diukur dengan kemampuannya menghasilkan pendapatan (menghasilkan output). Departemen penjualan merupakan pola sentra pendapatan.
2)      Pusat Biaya (cost center), adalah unit organisasi yang prestasinya diukur dengan kemempuannya menekan biaya yang terjadi. Contoh sentra biaya ialah pecahan administratif dan pecahan riset dan pengembangannya.
3)      Pusat Keuntungan (profit center), adalah unit organisasi yang prestasinya dievaluasi menurut kemampuannya menghasilkan keuntungan. Sebagai contoh, departemen perbaikan (service) komputer sanggup memasang harga tertentu apabila memperbaiki komputer di departemen pemasaran.
4)      Pusat Investasi (investment center), dievaluasi menurut kemampuannya menghasilkan pendapatan sehabis dikurangi investasi yang dilakukan. Sebagai contoh, pembuatan rumah sakit membutuhkan bangunan dan peralatan.
2.         Tipe Anggaran
1)      Anggaran Operasional
   Tipe anggaran operasional yang paling umum ialah anggaran biaya, pendapatan dan keuntungan. Anggaran biaya merupakan biaya yang akan dikeluarkan. Anggaran pendapatan digunakan untuk mengukur efektivitas penjualan dan pemasaran. Anggaran tersebut terdiri dari jumlah penjualan yang dianggarkan dikalikan dengan harga penjualan. Anggaran keuntungan merupakan adonan antara pendapatan dan anggaran biaya. Anggaran keuntungan terdiri dari satu set laporan keuangan yang diproyeksikan untuk tahun mendatang.
2)      Anggaran keuangan
Anggaran keuangan mengintegrasikan planning keuangan dengan planning operasional. Anggaran tersebut bermanfaat sebab sanggup mendeteksi planning yang terlalu mahal, memungkinkan organisasi mengantisipasi tindakan yang diharapkan jikalau suatu alternatif dilakukan, dan melihan kondisi keuangan di masa mendatang.
Anggaran pengeluaran modal merencanakan pengeluaran investasi di masa mendatang, menyerupai investasi pada bangunan, peralatan, dan sebagainya. Keputusan investasi merupakan salah satu keputusan yang penting dalam suatu organisasi, sebab keputusan tersebut akan memilih masa depan organisasi.
Anggaran pendanaan dibentuk untuk memastikan bahwa organisasi akan selalu mempunyai kas yang cukup untuk mendanai kegiatannya.
Anggaran neraca dibentuk dengan menggabungkan semua anggaran untuk memproyeksikan neraca diperiode mendatang, jikalau hasil yang dicapai sesuai dengan rencana. Neraca tersebut kemudian sanggup digunakan sebagai analisis untuk memilih apakah ada kesempatan atau dilema yang memerlukan antisipasi tindakan tertentu.
3.         Anggaran Fleksibel dan Anggaran Tetap
Dalam perencanaan anggaran, ada tiga jenis biaya yang harus diperhitungkan, yaitu:
1)      Biaya tetap, biaya yang tidak terpengaruh oleh kegiatan atau volume produksi perusahaan. Gaji bulanan, asuransi tahunan/bulanan, merupakan pola biaya tetap.
2)      biaya variabel, biaya yang berubah secara proporsional sesuai dengan kegiatan perusahaan. Biaya materi baku atau biaya tenaga kerja eksklusif merupakan biaya variabel.
3)      Biaya semi-variabel, biaya yang berubah sesuai dengan kegiatan perusahaan, tetapi perubahan tersebut tidak proporsional. Biaya salesman atau pemasaran merupakan pola biaya tersebut, sebab jumlah salesman akan naik jikalau penjualan naik, tetapi kenaikan tersebut tidak proporsional dengan kenaikan penjualan.
4.         Anggaran Berbasis Nol (Zero-base Budgeting)
Zero-base budgeting berbeda dengan pendekatan yang biasa. Anggaran ini dimulai dari situasi nol setiap tahun, seperti gres pertama kali menciptakan anggaran. Kemudian setiap acara yang masuk ke dalam anggaran tersebut harus “dijustifikasi” atau diberi pembenaran. Zero-base budgeting dipelopori oleh Texas Instruments pada tahun 1970-an, dan kemudian digunakan oleh Presiden Jimmy Carter untuk pemerintahan pusat. Ada tiga langkah dalam metode anggaran tersebut:
1)      Memecah kegiatan ke dalam paket keputusan, yang merupakan kegiatan dengan manfaat dan biayanya apabila acara tersebut disetujui atau tidak.
2)      Mengevaluasi aktivitas-aktivitas, dan kemudian merangking acara tersebut menurut sumbangannya terhadap organisasi, mulai dari yang paling penting, ke yang paling tidak penting.
3)      Mengalokasikan sumberdaya menurut rangking manfaat. Rangking tertinggi akan memperoleh dana secara penuh, sementara rangking terendah barangkali akan didrop atau diberi dana tidak penuh.
5.         Proses Pembuatan Anggaran
Proses penganggaran biasanya dimulai ketika manajer mendapatkan ramalan ekonomi serta tujuan penjualan dan keuntungan untuk tahun mendatang dari administrasi puncak, bersama agenda kapan pengukuran harus diselesaikan.
Dalam beberapa organisasi, proses yang lebih disukai ialah “dari atas ke bawah”. Anggaran ditetapkan  oleh manajer puncak tanpa atau hanya sedikit berkonsultasi dengan manajer tingkat bawah. Akan tetapi, kebanyakan perusahaan lebih menyukai proses penganggaran “dari bawah ke atas”.
Penganggaran dari bawah ke atas mempunyai beberapa manfaat bagi banyak organisasi, yaitu: supervisor dan kepala departemen tingkat bawah mempunyai pandangan yang lebih tajam mengenai kebutuhan mereka daripada para manajer puncak. Manajer juga akan termotivasi lebih berpengaruh untuk mendapatkan dan memenuhi anggaran yang disusun dengan kiprah serta mereka.
Proses yang mengikutsertakan manajer tingkat bawah dalam menyusun anggaran serupa dengan proses merencanakan berjenjang. Supervisor menyiapkan proposal anggaran mereka memakai pedoman yang telah digariskan oleh administrasi puncak. Kemudian kepala departemen meninjau ulang anggaran dari tingkat bawah dan menuntaskan ketidakkonsistenan sebelum disusun menjadi anggaran departemen. Anggaran ini kemudian diserahkan kepada manajer tingkat yang lebih tinggi untuk menerima persetujuan. Proses ini berkelanjutan hingga semua anggaran selesai disusun, dihimpun oleh pengawas atau eksekutif anggaran, dan diserahkan komite anggaran guna tinjau kembali. Akhirnya anggaran induk diserahkan kepada administrasi puncak (direktur utama, eksekutif kepala, atau dewan direktur), untuk disahkan.
6.         Beberapa Perilaku Fungsional dan Disfungsional dari Anggaran
Sebagai sistem pengendalian, penganggaran mempunyai imbas baik fungsional maupun disfungsional. Beberapa imbas fungsional adalah:
1)      Meningkatkan motivasi dan semangat kerja.
2)      Meningkatkan koordinasi organisasi.
3)      Dapat digunakan sebagai signal perbaikan.
4)      Membantu berguru dari pengalaman.
5)      Alokasi sumberdaya sanggup ditingkatkan.
6)      Meningkatkan komunikasi.
7)      Menolong manajer tingkat bawah mengetahui posisinya dalam organisasi.
8)      Membantu orang gres melihat kemana organisasi bergerak.
9)      Sebagai alat evaluasi.
Efek disfungsional anggaran adalah:
1)      Persepsi yang berbeda dari anggota organisasi terhadap anggaran.
2)      Komunikasi dan umpan balik sanggup mengakibatkan ketidakpuasan manajer terhadap anggaran.
3)      Anggaran sanggup menolong motivasi yang “salah”.
4)      Jika tujuan yang ingin dicapai terlalu tinggi, anggota organisasi akan merasa frustasi.
E.       PEMERIKSAAN KEUANGAN (AUDIT)
Pemeriksaan keuangan bermanfaat untuk beberapa tujuan: validasi pencatatan keuangan hingga pengambilan keputusan. Ada dua jenis investigasi keuangan, yaitu eksternal dan internal.
1.         Pemeriksaan Keuangan Eksternal
Pemeriksaan keuangan eksternal merupakan proses verifikasi pencatatan keuangan (laporan keuangan) untuk mementukan apakah laporan keuangan sudah disusun sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Jika sudah sesuai, diharapkan laporan keuangan tidak memperlihatkan informasi yang menyesatkan. Pemeriksaan keuangan eksternal dilakukan dengan menyeluruh, dan sebab itu membutuhkan biaya yang cukup mahal. Pemeriksaan keuangan eksternal mempunyai peranan penting dalam mendorong kejujuran praktik bisnis dan praktik laporan keuangan yang jujur. Karena itu investigasi keuangan merupakan keharusan untuk perusahaan yang go-public yang dilakukan, perjangka waktu periode tertentu.
2.         Pemeriksaan Keuangan Internal
Pemeriksaan keuangan internal dilakukan oleh akuntan internal dengan tujuan menjamin sumberdaya organisasi dengan efektif. Pemeriksan keuangan internal membantu administrasi mengevaluasi efisiensi dan efektivitas organisasi serta mengevaluasi laporan keuangan perusahaan. Pemeriksaan internal mempunyai fokus pada kebutuhan internal, yaitu kebutuhan manajemen. Sementara investigasi eksternal mempunyai fokus kebutuhan eksternal. Pemeriksaan internal sanggup dilakukan oleh akuntan perusahaan atau oleh akuntan luar yang disewa untuk mengerjakan kiprah tersebut.
3.         Perbedaan Antara Akuntansi Internal dan Eksternal
Tabel berikut ini menyajikan perbedaan antara Akuntansi Keuangan yang menjadi basis investigasi keuangan eksternal, dengan akuntansi administrasi yang menjadi basis investigasi keuangan internal.
Tabel 1.3 Perbedaan antara Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen
No
Letak Perbedaan
Akuntansi Keuangan
Akuntansi Manajemen
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Sumber wewenang
Orientasi waktu
Cakupan
Tipe informasi
Bentuk pelaporan
Fokus pengambilan keputusan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
Sebagian masa lalu
Terutama total perusahaan
Terutama kuantitatif
Ditentukan oleh SAK
Eksternal
Kebutuhan internal
Sekarang dan masa mendatang
Departemen, individu, divisi, dan total perusahaan
Kualitatif dan kuantitatif
Tergantung keputusan yang akan diambil
Internal
BAB III
KESIMPULAN
            Berdasarkan pembahasan makalah di atas, maka sanggup disimpulkan bahwa manajer, khususnya manajer puncak berkepentingan terhadap informasi keuangan yang ringkas, sebab ia tidak perlu mengetahui kegiatan operasional organisasi.
            Pengendalian keuangan mencakup laporan keuangan yang menyajikan informasi keuangan masa lampau dan anggaran yang merupakan alat perencanaan sekaligus alat pengendalian. Dengan adanya pengendalian keuangan, maka investasi, alokasi biaya, dan perolehan keuntungan berjalan sesuai dengan planning perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
A.F. Stoner, James. Freeman, R. Edward. R.Gilbert, Daniel. 1996. Manajemen. Jakarta: PT Prenhalindo.
M. Hanafi, Mahmud. 2003. Manajemen:edisi revisi. Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel