Fungsi Administrasi Pendidikan

Manajemen pendidikan yang mengendalikan proses pendidikan melalui empat fungsi manajemen. Manajemen berfungsi untuk melaksanakan aktivitas – aktivitas yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas – batas kebijaksanan umum yang telah ditentukan. Berkaitan dengan fungsi manajemen, George R. Terry dalam Dirjen Bimas Hindu (2012 : 18) mengemukakan empat fungsi manajemen yaitu:

1.    Perencanaan (planning) 

Perencanaan yaitu aktivitas untuk memutuskan tujuan organisasi dan cara – cara mencapai tujuan tersebut dengan memilih strategi, kebijaksanaan, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pentingnya perencanaan ini yaitu memperlihatkan kejelasan arah aktivitas sehingga sanggup dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Sembilan manfaat perencanaan berdasarkan T. Hani Handoko dalam Dirjen Bimas Hindu (2012 : 19), yaitu:

a.    Membantu manajemen untuk beradaptasi dengan perubahan – perubahan lingkungan
b.    Membantu dalam kristalisasi penyesuaian duduk perkara – duduk perkara utama
c.    Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran
d.    Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
e.    Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi
f.    Memudahkan dalam melaksanakan koordinasi di antara aneka macam bab organisasi
g.    Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih gampang dipahami
h.    Meminimumkan pekerjaan yang tidak niscaya dan menghemat waktu, perjuangan dan dana.

Meskipun klarifikasi di atas lebih menggambarkan perencanaan dalam konteks bisnis, akan tetapi secara esensial konsep perencanaan ini sanggup diterapkan dalam konteks pendidikan yang pada ketika ini menghadapi tantangan global, sehingga benar – benar sanggup menjamin kualitas pendidikan itu sendiri.

2.    Pengorganisasian (organizing)

Menurut George R. Terry (1986) dalam Dirjen Bimas Hindu (2012 : 21), pengorganisasian yaitu tindakan mengusahakan hubungan – hubungan kelakuan yang efektif antara orang – orang, sehingga mereka sanggup bekerja sama secara efisien, dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan kiprah – kiprah tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Beberapa asas dalam organisasi, antara lain yaitu :

a.    Organisasi harus profesional, yaitu dengan pembagian satuan kerja yang sesuai dengan kebutuhan;
b.    Pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pembagian kerja;
c.    Organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung jawab;
d.    Organisasi harus mencerminkan rentangan kontrol;
e.    Organisasi harus mengandung kesatuan perintah; dan
f.    Organisasi harus fleksibel dan seimbang

Dapat dipahami bahwa pengorganisasian intinya merupakan upaya untuk melengkapi planning – planning yang telah dibentuk dengan susunan organisasi pelaksananya. Hal ini penting adanya alasannya yaitu setiap aktivitas harus terang siapa yang mengerjakan, kapan akan dilaksanakan, dan apa yang yang menjadi sasaran kegiatan.

3.    Pelaksanaan (actuating)

Hal yang utama dalam proses manajemen yaitu pelaksanaan, alasannya yaitu fungsi pelaksanaan ini lebih menekankan pada aktivitas yang berafiliasi pribadi dengan orang – orang dalam organisasi. George R. Terry (2012 : 22) mengemukakan bahwa actuating merupakan perjuangan menggerakkan anggota – anggota kelompuk sedemikian rupa sampai mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota – anggota perusahaan tersebut oleh alasannya yaitu para anggota itu juga ingin mencapai sasaran – sasaran tersebut. Dari pengertian tersebut, maka pelaksanaan tidak lain yaitu upaya untuk merealisasikan perencanaan yang telah dibuat, melalui aneka macam instruksi dan motivasi yang diberikan kepada anggotanya supaya setiap anggota sanggup melaksanakan aktivitas secara optimal sesuai dengan peran, kiprah dan tanggung jawabnya.

4.    Pengawasan (controling)

Pengawasan yaitu suatu perjuangan sistematik untuk memutuskan standar pelaksanaan dengan tujuan – tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan aktivitas konkret dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, memilih dan mengukur penyimpangan – penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang dibutuhkan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalm pencapaian tujuan – tujuan perusahaan. Pengawasan merupakan suatu aktivitas yang berperan untuk mengendalikan aktivitas supaya pelaksanaannya berjalan sesuai dengan planning dan memastikan tercapainya tujuan organisasi, sehingga apabila terjadi penyimpangan sanggup ditentukan tindakan untuk mengatasinya yang sering disebut dengan supervisi.

Pengawasan mempunyai kesamaan pengertian dengan supervisi dalam pendidikan. Secara etimologis, supervisi berasal dari bahasa Inggris “supervision” artinya pengawas di bidang pendidikan. Menurut Wilem Mantja dalam Jerry (2011 : 11) bahwa supervisi diartikan sebagai aktivitas supervisor yang dilakukan untuk perbaikan proses berguru mengajar (PBM), dengan tujuan perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan. 

Secara umum supervisi mempunyai tujuan untuk memperlihatkan pemberian teknis dan bimbingan kepada pendidik dan staf supaya personil tersebut bisa meningkatkan kualitas kinerjanya, dalam melaksanakan kiprah dan melaksanakan proses berguru mengajar. Proses pemberian yang diberikan sanggup lebih diorientasikan pada upaya peningkatan kualitas proses dan hasil berguru sehingga pemberian tersebut sempurna guna menyerupai contohnya pembinaan, evaluasi dan pengembangan kemampuan tenaga pendidik dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan kualitas hasil berguru siswa. 

Tindak lanjut dari aktivitas supervisi yaitu pembangunan dan perbaikan mutu proses pendidikan secara berkelanjutan dengan membiasakan melaksanakan aktivitas – aktivitas pendidikan yang bermutu, melaksanakan proses pendidikan yang bermutu dan puncaknya yaitu terciptanya budaya bermutu dari pelaksanaan proses pendidikan yang ada melalui meningkatkan kinerja tenaga pendidik dan kependidikan, meningkatkan keefektifan kurikulum, memanfaatkan sarana dan prasarana secara efektif dan efisien, meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah dan meningkatkan suasana pembelajaran yang kondusif. 

Baik tujuan maupun fungsi supervisi mempunyai fokus utama yaitu perbaikan dan peningkatan mutu dalam hal proses pembelajaran yang diharapkan sanggup meningkatkan kualitas lulusan, sehingga sasaran utama dari supervisi bekerjsama yaitu peningkatan kemampuan profesional tenaga pendidik. Namun demikian, para supervisor tidak semata – mata hanya mengawasi tenaga pendidik saja tanpa memperhatikan hal lainnya. Menurut Jerry (2011 : 86) ada tiga bentuk supervisi yang dilihat dari obyek yang disupervisi yaitu 
:
a.    Supervisi Akademik

Supervisi ini menitikberatan pada hal – hal dalam pembelajaran dimana penerima didik sedang dalam proses belajar. Sasaran supervisi akademik antara lain yaitu membantu tenaga pendidik dalam hal :
1)    Merencanakan aktivitas pembelajaran dan atau bombingan
2)    Melaksanakan aktivitas pembelajaran / bimbingan
3)    Menilai proses dan hasil pembelajaran / bimbingan
4)    Memanfaatkan hasil evaluasi untuk peningkatan pelayanan pembelajaran / bimbingan
5)    Memberikan umpan balik secara sempurna dan teratur dan terus menerus pada penerima didik
6)    Melayani penerima didik yang mengalami kesulitan belajar
7)    Memberikan bimbingan berguru pada penerima didik
8)    Menciptakan lingkungan berguru yang menyenangkan
9)    Mengembangkan dan memanfaatkan alat bantu dan media pembelajaran dan atau bimbingan
10)    Memanfaatkan sumber – sumber belajar
11)    Mengembangkan interaksi pembelajaran/bimbingan (metode. strategi, teknik, model, dan pendekatan) yang sempurna dan berdaya guna
12)    Melakukan penelitian mudah bagi perbaikan pembelajaran/bimbingan dan
13)    Mengembangkan penemuan pembelajaran/bimbingan

b.    Supervisi Manajerial

Supervisi ini menitikberatkan pada pengamatan aspek – aspek manajemen untuk membantu kepala sekolah dan tenaga kependidikan di bidang manajemen yang mencakup :

1)    manajemen kurikulum
2)    manajemen keuangan
3)    manajemen sarana prasarana/perlengkapan
4)    manajemen tenaga kependidikan
5)    manajemen kesiswaan
6)    manajemen hubungan dan masyarakat, dan
7)    manajemen persuratan dan pengarsipan

c.    Supervisi Lembaga

Supervisi ini memfokuskan pengawasan terhadap aspek – aspek sekolah untuk meningkatkan kinerja sekolah secara keseluruhan dan nama baik sekolah menyerupai keberadaan UKS (Unit Kesehatan Sekolah), Perpustakaan, Lab. Bahasa, Lab. Komputer dan lain – lain.

Ketiga sasaran supervisi ini merupakan bentuk pengawasan dan bimbingan supervisor demi terciptanya proses berguru mengajar yang bermutu dan berlanjutnya peningkatan mutu dalam setiap aktivitas pendidikan.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel